Puji syukur patutlah kita haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena atas rahmat
dan hidayahNya kita masih diberikan kesempatan untuk mengadakan kegiatan yang sesuai
dengan program yang kita rencanakan.
Pendidikan dan Pelatihan yang dikemas dalam bentuk Outbound Management Training ini,
adalah bagian dalam Pembinaan Kesiswaan. Kami berharap anak-anak dapat mengikuti diklat
manajemen ini dengan lancar yang selanjutnya dapat mengimplementasikan pada kegiatan
disekolah.
Lakukan dan ikuti apa saja yang ada dalam rangkaian kegiatan LDKMS ini. Tempa sekeras-
kerasnya mental anak-anak. Maka, secara bertahap, anak-anak akan memperoleh manfaatnya.
Bila anak-anak menjalaninya dengan keinginan dan motivasi tinggi untuk selalu maju, Insya
Allah anak-anak dapat menjadi pengurus OSIS & MPK yang tangguh, kompetitif, dan
memberikan kebanggaan bagi diri sendiri, agama, almamater/sekolah, keluarga, masyarakat,
bangsa dan Negara.
Sebelum kami akhiri pengantar ini, ijinkan kami berpesan satu kata kepada anak-anak :
Menjadi orang PENTING itu memang baik, tetapi menjadi orang BAIK itu lebih penting
Hormat Kami,
BINOS-SMANIP
Dunia pendidikan di Indonesia, jelas memiliki perbedaan dengan dunia pendidikan di negara
lain. Hal itu dipengaruhi oleh ideologi bangsa dan budaya masyarakat. Oleh karenanya, adalah
suatu kewajaran bila sistem pendidikan di Indonesia juga berbeda dengan sistem pendidikan di
negara lain. Meskipun, secara teknis tak dapat dihindari bahwa banyak pula persamaan yang
muncul atas kondisi dunia pendidikan kita dengan dunia pendidikan di negara lain. Ciri khas itu
tak dapat dipisahkan dengan karakteristik sosial budaya masyarakat. Namun, penulis yakin
seyakin-yakinnya, bahwa tujuan pendidikan yang ada di negara kita dengan negara lain pasti
memiliki kesamaan. Setidaknya adalah untuk membentuk manusia-manusia yang berkualitas
demi menjaga dan mempertahankan harkat dan martabat bangsa di mata dunia atau negara lain.
Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008
tentang Pembinaan Kesiswaan, disebutkan pada pasal 1 bahwa tujuan pembinaan kesiswaan
antara lain :
a. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan
kreativitas;
b. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan
pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan
tujuan pendidikan;
c. Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan
minat;
Dari tujuan pembinaan kesiswaan yang sudah dijelaskan di atas, maka pada pasal 3 ayat 1
disebutkan bahwa pembinaan kesiswaan dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan
kokurikuler. Sedangkan pada ayat 2 dijelaskan tentang materi pembinaan kesiswaan yang
meliputi 10 (sepuluh) aspek utama, antara lain :
Untuk menjawab pertanyaan tersebut memang tidaklah mudah. Namun, ada alternatif yang
dapat dilakukan tanpa harus menunggu kucuran dana pemerintah dalam hal pembinaan
kesiswaan. Solusi alternatif yang ditawarkan adalah dengan memaksimalkan pemberdayaan
potensi sekolah, melalui aktivitas Latihan Dasar Kepemimpinan dan Manajemen Siswa
SEPUTAR KE-OSIS-AN
Setiap sekolah pada jenjang pendidikan yang sudah ditentukan, khususnya di tingkat satuan
pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA atau yang sederajat, berkewajiban membentuk organisasi
kesiswaan yang berupa Organisasi Siswa Intra Sekolah, disingkat OSIS. Keberadaan OSIS
merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa di sekolah untuk mencapai tujuan pembinaan
dan pengembangan kesiswaan. Secara struktural di dalam OSIS melibatkan unsur kepala sekolah,
guru, dan siswa itu sendiri. Oleh karenanya, tidaklah salah, bila penulis menilai bahwa OSIS
merupakan suatu bentuk sistem komunikasi internal sekolah yang menjadi organisasi kontrol
sosial di dalam sekolah itu sendiri. Selain itu, OSIS pun dapat berperan sebagai organisasi
harmonisasi hubungan antara sekolah dengan masyarakat, guru dengan siswa, maupun siswa
dengan siswa.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan yang dilakukan penulis, masih banyak sekolah
yang membentuk OSIS hanya sekedar sebagai pelengkap administrasi sekolah atau yayasan
pendidikan yang menaungi saja. Setelah OSIS dibentuk, ironisnya pengurus OSIS diperlakukan
tak lebih dari sosok siswa yang dapat disuruh oleh guru untuk melakukan pekerjaan atau kegiatan
sekolah. Ekstrimnya, pengurus OSIS tak lebih dari siswa yang dikondisikan sebagai pembantu
pekerjaan guru di sekolah. Buruknya lagi, tidak sedikit oknum kepala sekolah maupun pembina
OSIS yang hanya memanfaatkan keberadaan OSIS sebagai salah satu peluang untuk
menggunakan dan atau menghabiskan anggaran sekolah. Intinya, berbagai program kerja OSIS
yang sudah disusun siswa dijadikan dasar oleh pihak sekolah untuk menggali dan memanfaatkan
dana sekolah. Sehingga bila ada pemeriksaan dari pihak komite sekolah maupun badan pengawas
daerah, penggunaan anggaran itu sendiri diarahkan untuk alasan kegiatan pembinaan kesiswaan.
Fenomena itulah yang dapat memperburuk citra pendidikan di negeri kita ini. Oleh
karenanya, siapa pun siswa yang menjadi pengurus OSIS harus mampu melakukan penajaman
dan kontrol akan berbagai kegiatan yang akan dilakukannya. Bilamana sudah menyusun program
kerja OSIS, sebaiknya benar-benar sudah direncanakan sesuai dengan alokasi waktu dan
LDKMS PENGURUS OSIS & MPK SMAN 1 PURI | 2014/2015
perkiraan biaya yang tersedia di sekolah. Pengurus OSIS harus memposisikan diri sebagai sosok
aktivis organisasi yang independen dan mampu menjadi tauladan bagi siswa lain dalam berbagai
hal. Namun perlu diketahui, bukan berarti dengan aktif sebagai pengurus OSIS, kemudian
prestasi akademik pengurus OSIS jadi turun. Prinsipnya, kegiatan akademik adalah tujuan utama
dan OSIS merupakan aktivitas dalam rangka menempah diri menjadi generasi muda yang lebih
baik dibading siswa lain yang tidak terlibat dalam aktivitas keorganisasian di OSIS.
Agar OSIS betul-betul menjadi organisasi yang mampu meningkatkan kualitas siswa sebagai
generasi muda bangsa, tentulah harus ada parameter atau syarat-syarat pengurus OSIS. Masing-
masing sekolah, dalam menerapkan kebijakan tersebut memang ada perbedaan. Hal itu tentunya
disesuaikan dengan kondisi sekolah maupun keadaan masyarakat di sekitar sekolah.
4. Pembinaan Prestasi Akademik, seni, dan/atau olahraga sesuai bakat dan minat :
a.Mengadakan lomba mata pelajaran/program keahlian;
b. Menyelenggarakan kegiatan ilmiah;
c.Mengikuti kegiatan workshop, seminar, diskusi panel yang bernuansa ilmu pengetahuan
dan teknologi (Iptek);
d. Mengadakan studi banding dan kunjungan (studi wisata) ke tempat-tempat sumber
belajar;
e.Mendesain dan memproduksi media pembelajaran;
f. Mengadakan pameran karya inovatif dan hasil penelitian;
g. Mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah;
h. Membentuk klub sains, seni dan olahraga;
i. Menyelenggarakan festival dan lomba seni;
j. Menyelenggarakan lomba dan pertandingan olahraga.
7. Pembinaan Kualitas Jasmani, Kesehatan dan Gizi Berbasis Sumber Gizi yang
Terdiversifikasi :
a.Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat;
b. Melaksanakan usaha kesehatan sekolah (UKS);
c.Melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
(narkoba), minuman keras, merokok, dan HIV / AIDS;
d. Meningkatkan kesehatan reproduksi remaja;
LDKMS PENGURUS OSIS & MPK SMAN 1 PURI | 2014/2015
e.Melaksanakan hidup aktif;
f. Melakukan diversifikasi pangan;
g. Melaksanakan pengamanan jajan anak sekolah.
PENGANTAR
Dalam pembahasan tentang kepemimpinan (leadership) kita pasti mengenal istilah pimpinan
dan pemimpin. Kedua istilah tersebut tak dapat dipisahkan, mengingat antara kepemimpinan,
pemimpin, dan pimpinan merupakan satu kesinambungan yang pada intinya memiliki makna
yang sama.
Kepemimpinan (leadership) adalah ilmu pemimpin yang membahas tentang berbagai karakter
kepemimpinan baik secara individual maupun dalam kajian kelompok, organisasi, perusahaan,
maupun pemerintahan.
Pemimpin (leader) adalah sebutan bagi seseorang yang memiliki kemampuan untuk
mengkoordinasikan, mengendalikan, dan menjalankan suatu kelompok (organisasi/institusi)
tertentu yang ingin secara bersama-sama mencapai tujuan yang sudah disepakati bersama.
Pimpinan adalah sebutan jabatan yang dipegang oleh seseorang yang duduk sebagai
pemimpin organisasi, masyarakat, perusahaan, maupun pemerintahan. Korelasi (hubungan)
antara pemimpin dengan berbagai bentuk organisasi yang ada di masyarakat, kepentingannya
sebagaimana yang telah dikemukakan beberapa pakar kepemimpinan, dapat dijelaskan sebagai
berikut :
LDKMS PENGURUS OSIS & MPK SMAN 1 PURI | 2014/2015
1. KEKUATAN ORGANISASI terletak pada proses interaksi tiga kekuatan utama, yaitu :
kekuatan hubungan pribadi, mutu pola pikir yang ada, serta kekuatan tata nilai yang diterima
dan berlaku dalam organisasi yang bersangkutan;
2. DINAMIKA ORGANISASI sangat ditentukan oleh pola piker yang dimiliki oleh pimpinan
organisasi;
3. KEBERHASILAN atau kemajuan dalam persaingan perang, baik masa lalu maupun
sekarang tetap ditentukan oleh pola pikir dan sikap mental komandan atau pemimpin.
Menjadi pemimpin dan pimpinan itu memang faktanya tidak mudah. Disamping dasarnya
dari bakat individu seseorang, sifat kepemimpinan itu pun muncul dengan sendirinya seiring
dengan proses belajarnya seseorang dalam menghadapi kehidupan nyata. Tanpa adanya tempaan
yang bagus, tentunya seorang pemimpin tidak akan mampu menjadi pemimpin yang baik.
Bijaksana, tahu etika, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, bermental baja, dan selalu
mendahulukan kepentingan banyak orang dibanding kepentingannya sendiri, merupakan sifat
utama yang selayaknya dimiliki seorang pemimpin.
Seorang pemimpin yang baik, tentunya ketika memimpin organisasinya dan atau memimpin
orang lain, dirinya lebih disegani dan bukan ditakuti. Sebab, pemimpin yang ditakuti justru
memiliki sifat tangan besi dan otoriter.
Selanjutnya, akan dijelaskan berbagai hal yang berhubungan dengan sifat-sifat utama seorang
pemimpin. Disamping itu, bagaimanakah karakteristik kepemimpinan yang baik, akan menjadi
bahasan yang menarik ketika kita berbicara mengenai kepemimpinan. Fakta di lapangan acap kali
memberikan bukti adanya seorang pemimpin yang sewenang-wenang karena kebodohannya. Tapi
ada pula pemimpin yang aspiratif karena mampu mengayomi, melindungi, dan menghargai apa
yang sudah dilakukan anak buahnya.
Dalam situasi yang penuh persaingan, diperlukan profil kepemimpinan abad 21 yang
mencerminkan nilai-nilai atau karakteristik sebagai berikut :
Menampilkan diri sebagai pribadi yang memiliki visi yang kuat;
Selalu berorientasi untuk menghasilkan kinerja organisasi yang bermutu tinggi;
Menyelaraskan pemberian kompensasi dengan tingkat kinerja atau produktifitas;
Menciptakan mitra kerja atau kolaborasi dengan tingkat intensitas dan mutu yang tinggi;
Menekankan betapa pentingnya kesetiaan pada etika kerja;
Merencanakan dengan cermat kesinambungan kepemimpinan.
Enam karakter yang dijelaskan di atas, sudah selayaknya menjadi bahan pelajaran yang
berharga, untuk dapat dijabarkan menjadi kondisi yang riil dan faktuil. Sehingga, seorang
pemimpin akan memiliki wawasan yang mantap tentang bagaimana menjadi pemimpin dan
pimpinan yang baik dan dapat dihormati serta disegani anak buahnya.
SIFAT KEPEMIMPINAN
1. Kepemimpinan yang Visioner
Pemimpin yang memiliki arah dan wujud masa depan yang jelas yang merupakan gambaran
masa depan yang disepakati dengan rasa kebersamaan dan komitmen yang tinggi untuk
mewujudkannya.
ciri-ciri pokok dalam kepemimpinannya, yaitu :
a. memiliki wawasan pandang ke depan;
b. mampu menggerakkan seluruh potensi organisasi
c. sebagai pribadi yang mampu menggetarkan rasa setiap pribadi lain,
d. kepemimpinannya bermakna sebagai proses untuk mewujudkan visi bersama.
KOMITMEN KEPEMIMPINAN
Ada SEPULUH KOMITMEN KEPEMIMPINAN yang diharapkan dari setiap pemimpin, yaitu :
1. Mencari peluang-peluang yang menantang;
2. Berani mencoba dan bersedia tanggung resiko;
3. Memimpikan masa depan;
4. Membina kesamaan visi;
5. Menggalang kerjasama;
6. Memperkuat mitra kerja;
7. Menunjukkan keteladanan;
8. Merencanakan keberhasilan bertahap;
9. Menghargai setiap peran individu;
10. Mensyukuri setiap keberhasilan.
Bilamana seorang pemimpin mampu memahami dan menjalankan ke-sepuluh komitmen
pemimpin tersebut, maka pemimpin itu layak mendapat sebutan sebagai pemimpin hebat.
Yang pasti, seorang pemimpin itu harus mampu menunjukkan kearifan dan kebijakannya
dalam menghadapi segala permasalahan yang timbul dalam organisasi yang dipimpinnya.
BENTUK ORGANISASI
- Organisasi Garis
LDKMS PENGURUS OSIS & MPK SMAN 1 PURI | 2014/2015
Suatu organisasi yang dimana jumlah karyawannya masih sedikit dan belum memiliki keahlian
yang tinggi, dimiliki oleh suatu perusahaan yang masih kecil Dengan hanya memiliki satu
pemimpin dapat menimbulkan sikap kepemimpinan yang meninggi terhadap bawahannya.
- Organisasi Garis Dan Staff
Organisasi ini dibutuhkan pada perusahaan yang besar karena memiliki bidang tenaga kerja
yang banyak. Kelebihannya adalah pengambilan kepurusan dapat diambil dengan tepat karena
adanya perumusan dari manajemen yang ahli dalam bidangnya.Kelemahan dari organisasi ini
adalah rasa solidaritas antar bawahan sulit terjalin dengan baik (tidak saling kenal) karena
banyaknya karyawan dan kesibukkan yang melanda.
- Organisasi Staff Dan Fungsional
Penyatuan dari organisasi staff dan fungsional, dalam organisasi ini dapat dilakukan perumusan
tujuan yang jelas untuk menangani masalah dalam perusahaan. Pembagian kerja yang
profesional berdasarkan bidangnya.
I. DASAR PEMIKIRAN
Dasar pemikiran dalam penyusunan atau pembuatan proposal dapat berasal dari berbagai
aspek. Hanya saja, proposal apapun yang kita susun, sudah seharusnya dapat menjawab
minimal seperti pada konsep 5W + 1H. Agar lebih jelasnya, simak penjelasan berikut ini :
1. WHAT (Apa)
II. SISTEMATIKA
Secara umum, sistematika proposal kegiatan yang selama ini digunakan secara
perorangan maupun organisasi, institusi/lembaga, maupun perusahaan mengikuti unsur-unsur
penjelasan sebagai berikut :
Cover Proposal
Halaman Pengesahan
Latar Belakang (Pendahuluan)
Nama dan Bentuk Kegiatan
Waktu dan Tempat
Dasar Hukum Kegiatan
Tujuan (Umum dan Khusus)
Manfaat
Tema-Motto
Peserta
Penyelenggara
Pelaksana
Materi Kegiatan
Susunan Panitia
Dalam sebuah proposal, bukan berarti semua sistematika tersebut dapat diberlakukan.
Ada kalanya, sistematika yang digunakan tidak sesuai dengan sistematika di atas. Hal itu
disebabkan jenis atau bentuk kegiatan yang akan dilakukan, tergantung bentuk kegiatannya.
Agar proposal yang kita susun menjadi menarik, maka perlu diperhatikan beberapa hal
sebagai berikut :
Penggunaan bahasa dan istilah
Pengetikan (setting) dan penggunaan huruf
Desain Art (Perwajahan Proposal)
Sampul Proposal
Organisasi Penyelenggara/Pelaksana
Legitimasi/keabsahanProposal
Bersikap terbuka
Keterbukaan dan kesediaan menerima masukan dari orang lain diperlukan bagi setiap individu
agar lebih mengenal potensi dirinya. Dalam teori Joe-Harry Windows dikemukakan 4 pembagian
hal berkenaan dengan persepsi individu. Ada bagian dimana aku tidak tahu, orang lain tahu.Ini
disebut area buta. Masukan dari orang lain atau lingkungan sekitar dibutuhkan terutama dari
orang-orang yang dekat dan telah mengenal kita. Coba lah untuk mendengar dan
merenungkannya.