Anda di halaman 1dari 7

REFLECTIVE ESSAY

WAWASAN DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN BIOLOGI


Pertemuan ke-4
KBK, KTSP, dan Kurikulum 2013: apa, mengapa, dan bagaimana?

Untuk memenuhi tugas terstruktur yang dibina oleh :


Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D.

Penyusun:
Dani Ramdani
190341964003
S3 Pendididkan Biologi
Offering A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN BIOLOGI

2019
INTRODUCTION
Pada hari ni kamis 12 september 2019 jam 12.00 WIB merupakan peretemuan empat
dengan materi KBK, KTSP dan Kurikulum 2013; apa, mengapa, dan bagaimana. Pemapaparan
materi diawali dengan pembukan oleh tim penyaji materi yang yang terdiri dari dua orang yaitu
ibu Adzimatnur Muslihasari dan Ibu Nurhikma Ram Dhana. Diskusi dimulai oleh bu Hikma
dengan menjalaskan KBK dan KTSP, kemudian presentasi dlianjutkan oleh bu adzi dengan
menjelaskan Kutukulum 2013. Selanjutnya presentasi dilanjutkan oleh pak Iwan untuk
menjelaskan permasalahan pendidikan di wilayah papua.
Pak iwan menjelaskan problematika pendidikan di papua yang begitu komplek terkait
dengan adat suku, wilayah geografis dan lain-lain. Sebagi pemteri terkahir Ibu Rita Fitriani
mejelaskan materi terkait analisiss kritis jurnal internasional mengenai tema desertasi yang akan
di ambilnya tetang pengetahuan lokal msayarakat. Contoh masyarakat lokal yang dia ambil adalah
pengetahuan lokal msayarakat di afrika.

BODY

1. KBK, KTSP dan Kurikulum 2013; apa, mengapa, dna bagaimana?


KBK
Seiring dengan pekembangan jaman dan teknologi maka pradigma pembelajaranpun
mengalami perubahan. Perubahan ini menyesuaikan dengan pentingnya kompetensi
lulusan. KBK disusun berdasarkan elemen-elemen kompetensi peserta didik untuk
mencapai kompetensi utama dan kompetensi pendukung, jadi KBK merupakan suatu
konsep yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan sesuatu
(kompetnsi).
Kurikulum berbasis kompetensi berorientasi pada hasil dan dampak yang diharapkan pada
diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna. Sehingga
kurikulum ini memberdayakan semua potensi siswa hingga mereka mampu meningkatkan
pemahamannya terhadap konsep yang dipelajarinya.
Prinsip yang digunakan dalam pengelolaan kurukulum berbasis sekolah ini mengacu pada
kesatuan dalam kebijaksanaan dan keberagaman dalam pelaksanaan. Keberagaman yang
dimaksud dapat dimaifestasikan sesuai dengan kebutuhannya. Permasalahan yang di
jumpai dalam impementasi KBK adalah:
1. Problem guru dalam menyusun silabus dan RPP;
2. Problem guru dalam pengembangan metode pembelajaran;
3. Problem guru dalam menetukan media pembelajaran; dan
4. Problem guru dalam menentukan evaluasi (penilaian).
KTSP
KTSP berutujuan untuk memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian
kewenangan kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif dalam mengembangkan kurikulum. Dengan
prinsip pengembangan sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap perkembangan IPTEKS
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat (life long learning)
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah
Dalam pelaksanaannya KTSP tidak berjalan mulus sbagaimana yang di inginkan, terdapat
kendala-kenala yang di jumpai dalam penerapan KTSP diantaranya sebagai berikut:
1. Diperlukannya waktu yang cukup oleh pendidik dan sekolah untuk
mengembangkan KTSP.
2. Penerapan KTSP menuntut kemampuan guru dalam menjalankan pembelajaran
berbasis kompetensi dengan merencanakan sendiri bagaimana strategi yang tepat
diterapkan sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah setempat.
3. Kemampuan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen
penilaian untuk pelaksanaan pembelajaran yang berbasis kompetensi masih
beragam.
4. KTSP menekankan kompetensi peserta didik yang berarti proses belajar harus
diperhatikan oleh guru, di sisi lain materi meskipun tidak diprioritaskan tetapi tetap
harus dibelajarkan kepada siswa.
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan
Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap yang diterapkan oleh pemerintah
untuk menggantikan Kurikulum-2006 atau yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Tujuan
Kurikulum 2013 adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,bernegara,
dan peradaban dunia.
Dalam tujuan kurikulum 2013, siswa dituntut untuk berpikir lebih kreatif, inovatif, cepat
dan tanggap dan selain itu dalam kurikulum 2013 siswa dilatih untuk menumbuhkan
keberanian dalam dirinya. Siswa akan dilatih kemampuan berlogika dalam memecahkan
suatu permasalahan. Dalam kurikulum 2013 ini juga diberikan atau dimasukkan unsur-
unsur kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara serta unsur keagamaan untuk
membentuk siswa yang berkarakter.
Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013, Kurikulum ini mempunyai empat kompetensi inti
yang berisi tujuan dari proses pembelajaran. Rumusan kompetensi inti tersebut tertuang
pada Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah:
 Kompetensi inti sikap spiritual;
 Untuk kompetensi inti sikap sosial;
 Kompetensi inti pengetahuan;
 Kompetensi inti keterampilan
Kurikulum 2013 dikembangkan dari kurikulum 2006 (KTSP) yang dilandasi pemikiran
tentang tantangan masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan
pedagogi, kompetensi masa depan, dan fenomena negatif yang mengemuka.

Pertanyaan :
1. Ibu Dina Chamida :bagaimana perbedaan karakterisrik KNK, KTSP, dan K13.
Jawaban ibu Nurhikma: KBK, KTSP, dan K13 menekankan pada kecakapan
kompetensi dan learning outcome. K13 nenekankan pada aktivitas siswa pada
kemampuan memecahakan masalah, pengembangan sikap, spititual dan
kemampuan berkolaborasi. Ibu Adzimatur menerangkan bahwa KBK, KTSP dan
K13 merupakan kurikulum yang berada pada satu rumpun yaitu kompetensi.
Menyikapi kurikulum yang selalu berkembang kita harus selalu belajar dan siap
menyesuaikan diri terhadap pengembangan kurikulum.
2. Pak Iwan bagaimana konten K13 yang sering mengalami revisi
Jawaban bu Nurhikma hasil revisi terbaru K13 mengintregrasikan 4C (critic,
creative, collaborative, communicative) dan literasi. Ibu Adzi pada K13 terdapat
perubahan terutama pada Kompetensi Inti (KI) skala penilaian 0-100, penilaian
sikap, dan terdapat remidial bagi siswa yang belum memenuhikriteria ketuntasan.
3. Saya sendiri bagaiman cara mensiasati pergantian kurilkulum di Indonesia?, jika
Indonesia menginginkan mendapat peringkat yang tingi di dalam pendidikan secara
internasional kenapa tidak di kurikulum tipe soal yang di ajarkan dan di ujikan
sesuai standar internasional?
Jawaban ibu Adzi indonesia memiliki masyarakat yang beranekaragam
kemampuannya, implementasi standar penliaian PISA dan TIMSS di jawa saja
sudah sulit, apalagi mungkin diwilayah lanin. Ibu Nurhikma, kurikulum diluar
negeri tidak bisa langsung diterapkan di Indonesia. Harus ada penyesuaian dengan
kondisi yang ada. Prof. Herawati Susilo menambahakan bahwa kurikulum di
susun untuk meingkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran, namun pada
kenyataannya masih banyak guru yang tidak kompeten. Seperti contoh
implementasi 5M dalam K13 guru memasukannya kedalam sintakas seharusnya
5M merupakan komptensi yang dimiliki oleh siswa setelah selesai pembelajaran.

2. Permaslahan Pendidikan di papua (Pak Iwan)


Hambatan maslah pendidikan di papua terbagi mejadi dua yakni hambatan fisik dan
hambatan non fisik. Hambatan fisik adalah wilayah geografis dari papua itu sendiri.
Kondisi fisik ini terlihat dari jauhnya lokasi sekolah ke desa-desa terpencil sehingga para
siswa harus berjalan 4-11 km untuk menuju sekolah setiap harinya. Selain itu maslah
utmanya adalah ketersedaiaan guru.
Ketersediaan guru di papua sangat terbatas dan itupun tidak merata di semua wilayah
papaua. Di Kabupaten Jayawijaya, para guru lebih senang tinggal di Wamena. Alasannya
beragam, mulai dari lokasi sekolah yang jauh dari kota, terbatasnya transportasi umum
menuju tempat mengajar, mengurus berbagai administrasi sekolah, hingga sibuk mencari
kerja sampingan. Guru di Papua harus bekerja ekstra menjadi orang tua murid ditengah
ketidakpahaman dan ketidakpedulian orang tua terhadap pendidikan anak dikarenakan saat
di rumah orang tua jarang memantau pendidikan anak mereka
Pertanyaan :
a. Ibu Rita bagamiana usaha pemerintah terutama pengadaan guru untuk malsalah
pendidikan papua?
Jawaban pak Iwan sebenarnya pemerintah sudah mengadakan program misalnya
SM3T, bahkan pihak USAID dan UINCEF dan LSM juga banyak bergerak dan
terlibat dalam pengajaran di papua. Namun banyak pertimbangan lain guru-guru
untuk dating ke papua misalnya malaria, daerah yang terpencil, karakteristik suku
adat dan permasalahan lainnya. Tambahan dari saya (Dani Ramdani) jika memang
permsalahannya seperti itu maka solusi yang bisa di tawarkan adalah dengan
mengajar anak asli papua sendiri dengan cara mendatangkan pakar langsung. Pakar
tersebut akan mengajarkan calon pengajar (Training Of Trainer) kepada anak asli
papua, karena orang pribumi cenderung akan mendengarkan apa yang di bicarakan
orang probumi dengan bahasa mereka sendiri.

3. Analisis kritis (Ibu Rita)

Analisis kritis jurnal internasional yang dilakukan oleh ibu rita memiliki tema itegrasi
pengetahuan lokal terhadap pembelajaran. Studi kasaus yang dilakukan di wilayah afrika,
mengingat di afrtika kurukulum yang digunakan adalah kurikulum Euro Central artinya
kurukulum yang berkiblat ke eropa. Dari hasil analisis yang dilakukan sebenarnya
masyarakat afrika telah memiliki pengetahuan-pengetahuan awal mengenai kemampuan
untuk bertahan hidup yang diwariskan dari generasi kegenerasi. Mislanya pengetahuan
terkait kemampuan memilih sumber makanan, membuat dan menggunakan peralatan
tradisional, penyembuhan penyakit dan obat-obatan dan mitigasi bencana. Namun seiring
dengan dimasukannya kurikulum barat maka pengetahuan lokal afrika semakin dilupakan.
Sehingga dibutuhkan penyesuaian yang ekstra untuk mengintegrasikan kurikulum negara
yang sudah maju dengan adat atau pengetahuan lokal yang sudah dimiliki peserta didik
supaya tujuan pembelajaran tercapai sebagaimana mestinya.
Pertanyaan:
Ibu Hikma : apa kekurangan dan kelebihan artikel tersebut?
Ibu Rita menjawab kekurangannya hanya memabahas bagian-bagian kearifan lokal secara
umum saja. Saya menambahkan jika tema seperti ini akan dipakai untuk desertasi
mungkin bisa ditmabhkan tetang bagamana masyarakat lokal melakukan mitigasi bencana.
Tambahan pak iwan: perlu juga ditambahakan terkait konservasi dari tanaman yang
dipakai untuk obat-obatan. Tambahan ibu Dina: ada pepatah di afrika bahawa laki-laki
dapat bertahan apabila ada wanita kuat dibelakngnya.

CONCLUSION

 Setelah mendapat penjelasan dari pemateri saya jadi semaki mengerti perubahan
kurikulum dilakukan tuntuk menyiapkan generasi selanjutnya sesuai dengan tutntutan
jaman.
 Setelah melalui proses diskusi yang panjang dapat disimpulkan bahwa implemntasi
kurikulum bukan merupakan hal yang budah dilakukan.
 Saya jadi menyadari permasalahan pendidikan di papua sangat kompleks. Terutama dari
segi pengajar yang sangat kurang, wilayah geografis dan adat kebiasaan dari stiap suku
pribumi yang mengangap bertani lebih menjanjikan daripada bersekolah.
 saya menjadi tau bahawa permsalahan pergeseran kearifan lokal oleh gaya pendidikan
barat bukan hanya ada di Indonesia tapi di wilayah afrika juga sama. Terutam di wilayah-
wilayah negara berkembang. (orang barat membuat penilaian pendidikan dengan
standar pendidikan mereka dan hasilnya pendidikan barat lebih baik dari
pendidikan negara-negara berkembang)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai