Anda di halaman 1dari 33

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan adanya modernisasi disegala bidang, maka dengan disadari atau
tidak akan terjadi perubahan besar pada masyarakat dan bangsa Indonesia
khususnya serta masyarakat bangsa-bangsa di dunia pada umumnya menuntut
adanya penyesuaian-penyesuaian tertentu dalam bidang pendidikan. Pendidikan
tidak cukup lagi diselengarakan secara tradisional, berjalan apa adanya. Akan
tetapi berlangsungnya proses pendidikan yang kondusif bagi berkembangnya
potensi peserta didik.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat
menentukan keberhasilan dalam pencapaian tujuan pendidikan Nasional, sebab
semua kebijakan yang menyangkut pelaksanaan pendidikan di sekolah adalah
untuk mencetak anak didik yang berbudi luhur, beriman dan bertakwa serta
memiliki pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal dalam membangun bangsa
di masa depan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengatakan bahwa “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
betakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis, serta betanggung
jawab”(Anonim, 2003:6).
Tujuan tersebut akan terlaksana dengan baik apabila kegiatan belajar
mengajar di sekolah berjalan lancar dengan baik dan optimal sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Dan hal ini diperlukan keterampilan dan kreativitas guru
dalam menyusun strategi pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran dapat
berjalan efektif dan efisien.
2

Guru yang kreatif adalah guru yang selalu mencari model pembelajaran
yang sesuai dengan karakter siswa dan karakter pelajaran yang akan diajarkan
pada anak didiknya (siswa). Selain itu ia selalu memutahirkan metode dan teknik
pembelajaran agar materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima dengan baik
dan membekas lama pada diri siswa. Maka dari itu guru harus mengadakan
penelitian apabila ditemukan permasalahan dalam proses belajar mengajar, agar
tindakan yang diambil dalam menyelesaikan masalah mengenai pada inti
permasalahan dan dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran hal ini
juga dipertegas oleh Ali (1991) yang menyatakaan “Guru sepatutnya mampu
mencari strategi yang dipandang dapat membelajarkan siswa melalui proses
pembelajaran yang dilaksanakan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif, dan hasil belajarpun diharapkan dapat lebih ditingkatkan.”
Begitu juga dalam pembelajaran Pendidikan IPA, diperlukan metode dan
teknik yang sesuai dengan karakter materi dan peserta didik, terutama materi yang
menyangkut tentang susunan bumi dituntut kreativitas guru dalam memilah dan
memilih teknik pembelajaran yang tepat agar siswa menjadi aktif dan kreatif
dalam proses pembelajaran, dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa di sekolah.
Sementara itu kondisi ideal kelas pembelajaran di SDN Tampojung Pregi
Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan masih jauh dari harapan, karena setelah
diadakan evaluasi pembelajaran terhadap pelaksanaan proses pembelajaran IPA
kelas VI, diperoleh hasil yang tidak memuaskan yaitu hanya 2 siswa yang
mencapai ketuntasan belajar dengan standar kelulusan minimal. Selama proses
pembelajaran banyak siswa yang pasif, tidak merespon setiap pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Ketika diberikan soal-soal latihan sebagian besar siswa tidak
bisa menjawab dan yang menjawab banyak jawaban yang salah (tidak sesuai
dengan harapan guru).
Dari kenyataan tersebut peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk
ikut serta membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan cara
mengidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi pada siswa kelas VI SDN
Tampojung Pregi Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan.
3

Dari hasil diskusi antara teman sejawat dan dibantu oleh Kepala Sekolah
akhirnya diketahui beberapa permasalahan yang menjadi penghambat kelancaran
proses belajar mengajar di Kelas VI SDN Tampojung Pregi Kecamatan Waru
Kabupaten Pamekasan, diantaranya adalah:
1. Kurangnya siswa dalam merespon materi pelajaran yang disampaikan guru
sebagai akibat dari suasana pembelajaran yang kurang menarik.
2. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
3. Banyak siswa yang tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas dari gurunya di
sekolah.
Dari beberapa permasalahan yang telah teridentifikasi tersebut, melalui
diskusi kecil antara peneliti dan teman sejawat akhirnya ditemukan beberapa
penyebab timbulnya permasalahan di atas diantaranya adalah:
1. Kurang tepatnya guru dalam memilih metode dan teknik pembelajaran yang
sesuai dengan karakter siswa kelas VI SDN Tampojung Pregi Kecamatan
Waru Kabupaten Pamekasan.
2. Kurangnya kreativitas guru dalam mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran.
3. Pembelajaran yang dilakukan guru kurang menarik minat siswa.
Berdasarkan masalah di atas, maka dilaksanakan sebuah penelitian yang
biasa dilakukan oleh guru yang sekaligus mengajar di Kelas VI dengan tujuan
agar pelaksanaan pembelajaran tidak terganggu karena PTK pada prinsipnya
adalah bagian dari proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan media gambar dalam meningkatkan pengetahuan
tentang ciri khusus beberapa jenis hewan kelas VI SDN Tampojung Pregi
Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar setelah penerapan media gambar
pada mata pelajaran IPA kelas VI SDN Tampojung Pregi Kecamatan Waru
Kabupaten Pamekasan?
4

C. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian selalu mempunyai tujuan, begitu juga pada penelitian
tindakan kelas, yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan penggunaan media gambar dalam meningkatkan
pengetahuan tentang ciri khusus beberapa jenis hewan kelas VI SDN
Tampojung Pregi Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan.
2. Memberikan gambaran tentang hasil belajar pasca penerapan media gambar
dalam meningkatkan pengetahuan tentang ciri khusus beberapa jenis hewan
kelas VI SDN Tampojung Pregi Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan.

D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi
semua pihak, baik bagi guru pengajar (peneliti), bagi siswa sekolah dasar, maupun
bagi sekolah atau lembaga pendidikan lainnya.
1. Bagi Guru
a. Membantu guru dalam memperbaiki pembelajaran IPA
b. Membantu guru dalam mengembangkan profesionalismenya.
c. Dapat menimbulkan rasa percaya diri pada guru yang bersangkutan,
karena dengan Penelitian Tindakan Kelas ini guru akan mengetahui letak
kelemahan dan kelebihan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan,
dan dijadikan bekal untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya.
d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya ke arah yang lebih baik.
2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami unsur cerita pada mata
pelajaran IPA.
b. Meningkatkan gairah belajar siswa sehingga hasil belajar yang dicapai
lebih maksimal.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian tindakan kelas ini juga diharapkan, akan menjadi acuan bagi
guru-guru yang lain dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kegagalan-
kegagalan yang didapati dalam proses pembelajaran di sekolah. Sehingga
5

penelitian ini akan bermanfaat bagi sekolah dalam hal perbaikan-perbaikan


disegala sektor, baik dalam hal mengantisipasi apabila terjadi persoalan dalam
hal belajar anak didik, perbaikan kesalahan konsep, maupun penanggulangan
berbagai kesulitan mengajar yang dialami guru.
6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pelajaran IPA SD


IPA merupakan pelajaran yang wajib diberikan pada sekolah dasar sampai
pada perguruan tinggi, karena mata pelajaran IPA merupakan studi yang
mengajarkan pendidikan moral bagi warga Negara Indonesia.
1. Hakekat Pelajaran IPA
Hakekat/intisari/dasar IPA seperti halnya PMP dalah pendidikan nilai dan
moral walaupun kata moral tidak lagi muncul dalam nama mata pelajaran
tersebut. Sebagai pendidikan nilai, IPA akan berfungsi membantu siswa dalam
mengembangkan pertimbangan-pertimbangan ke arah objek tertentu moral
maupun non moral termasuk estetika dan etika. Tujuannya adalah membantu
siswa menjajaki nilai-nilai yang ada, melalui pengujian secara kritis agar para
siswa meningkatkan /memperbaiki kualitas berpikir dan perasaanya. (Abdul
Azis Wahab PIPA, hal 21 1996/7).
Hakekat kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan dapat membentukkan diri yang beragam dari segi agama, sosial
kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadikan warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Fungsi Pelajaran IPA
Adapun fungsi dari Pendidikan Kewarganegaraan yaitu, sebagai wahana
untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang
setia terhadap bangda dan negara kesatuan Republik Indonesia dengan
merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan
amanat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
3. Tujuan Pelajaran IPA
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (IPA) adalah untuk memberikan
kompetensi-kompetensi sebagai berikut (Boediono, KBPP, 2003) antara lain:
7

a. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isyu


Kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa yang lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung maupun secara tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
Dalam pembelajaran, media IPA merupakan faktor sarana dan fasilitas
yang diperlukan dan diharapkan dapat meningatkan pelaksanaan IPA secara
berdaya guna dan berhasil guna. Media adalah semua bentuk dan saluran yang
digunakan dalam proses penyampaian informasi. Dengan demikian media IPA
adalah semua bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian
informasi dalam kegiatan belajar mengajar IPA. Sehingga yang perlu
diperhatikan adalah memilih dan menentukan dari berbagai jenis media yang
dapat menunjang kegiatan belajar mengajar yang efektif.
Mengenai pentingnya media dalam kegiatan belajar mengajar,
sebenarnya dapat dipahami dari fungsi media pada kegiatan belajar mengajar
sebagai berikut:
Mengenai pentingnya media dalam kegiatan belajar mengajar,
sebenarnya dapat dipahami dari fungsi media pada kegiatan belajar mengajar
sebagai berikut:
1. Media menghasilkan keseragaman dalam pengamatan.
2. Media dapat menanamkan konsep-konsep dasar yang benar dan kongkret.
3. Media dapat mengatasi perbedaan-perbedaan pengalaman.
4. Media dapat membangkitkan minat dan motifasi belajar.
5. Media dapat mengatasi keterbatasan kelas.
8

B. Media Gambar
Media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat
diperlukan keberadaannya, karena sebagian besar pembelajaran memerlukan
pemahaman yang mudah bagi siswa. Oleh karena itu di bawah ini dijelaskan
tentang media pembelajaran dengan menggunakan media gambar.
1. Pengertian Media Gambar
Secara harfiah kata media gambar terdiri dari dua kata yaitu media dan
gambar. Media adalah pembawa pesan yang berasal dari sumber pesan (yang
dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan (Basuki, 1991:8).
Sedangkan gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan) yang
dibuat dengan cat atau tinta. (Poerwadarminta, 1984:292). Jadi yang dimaksud
media gambar adalah suatu media yang berbentuk lukisan yang dapat
dijadikan sebagai sumber pesan bagi orang yang melihatnya.
Dalam proses pembelajaran penerima pesan adalah siswa, sehingga
dengan menggunakan media gambar siswa akan lebih memahami materi
pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Dalam proses pembelajaran pesan
yang disalurkan oleh media dari sumber pesan ke penerima pesan adalah
materi pelajaran yang terkandung dalam media gambar tersebut yang
disampaikan oleh guru kepada siswa sebagai penerima pesan.

2. Jenis-jenis Media Gambar


Keragaman media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses
belajar, diperlukan keterampilan guru dalam memilah dan memilih media
yang sesuai dengan gambar. Media gambar mempunyai banyak jenis sesuai
dengan kegunaan, diantaranya adalah:
a. Gambar Ilustrasi
Gambar ilustrasi adalah gambar yang menggambarkan suatu objek atau
peristiwa tertentu. Media gambar jenis ini sering digunakan dalam buku-
buku pelajaran. Dengan gambar ilustrasi guru dapat menggambar suatu
peristiwa pada siswa yang terjadi dimasa-masa tertentu.
9

b. Foto
Penggunaan foto sebagai media pembelajaran, karena foto merupakan
gambar yang sama persis dengan aslinya, sehingga memudahkan siswa
untuk menebak dan mengenal dari gambar yang ditampilkan. Namun
demikian foto yang digunakan sebagai media pembelajaran adalah foto-
foto yang dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran.
c. Falsh card
Falsh card adalah kartu berisi kata-kata gambar atau kombinasinya dan
dapat digunakan untuk mengembangkan kata-kata dalam mata pelajaran
bahasa pada umumnya dan bahasa asing pada khusunya.
d. Gambar pilihan dan potongan
Gambar pilihan dan potongan, biasanya digunakan untuk membuat kliping
gambar-gambar pilihannya dari berbagai sumber, seperti majalah, surat
kabar, buku, kalender, katalog, iklan dan poster.
Media dapat dikelompokkan juga berdasarkan keragamannya menjadi
beberapa istilah, antara lain:
a. Media visual yang terdiri atas:
1) Media visual yang tidak diproyeksikan
2) Media visual yang diproyeksikan
b. Media audio
c. Media audio-visual
Dalam penelitian yang peneliti lakukan, media yang digunakan berupa
media visual yang tidak diproyeksikan yaitu berupa media gambar. Media
gambar tersebut dapat diperoleh dari melukis atau menggambar, menggunting
gambar di majalah, ataupun memotret objek yang sesuai dengan bahan yang
akan diajarkan.
Media gambar yang digunakan bersifat persuasif, yaitu bermaksud
menarik perhatian dengan menyatukan gambar, warna, tulisan dan kata-kata.
Agar efektif, maka media gambar hendaknya bewarna dan dinamis. Media
gambar dapat menarik perhatian siswa dalam mempelajari suatu topik dalam
pembelajaran. Karena, dalam sebuah media gambar terkandung pembelajaran
yang menarik melalui gambar yang disenangi oleh murid.
10

3. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar


Penggunaan media gambar dalam pembelajaran memiliki beberapa
kelebihan yang dapat dipergunakan untuk memotivasi siswa dalam
pembelajaran terutama pada pembelajaran IPA. Kelebihan-kelebihan dari
penggunaan media gambar adalah sebagai berikut:
a. Umumnya murah harganya
b. Mudah didapat
c. Mudah digunakannya
d. Dapat memperjelas suatu masalah
e. Lebih realistis
f. Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan
g. Dapat membantu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
Namun demikian, dari beberapa kelebihan yang dimilikinya tersebut di
atas, menurut Basuki (1991:29) penggunaan media gambar dalam
pembelajaran juga memiliki beberapa kelemahan yang dapat menghambat
proses pembelajaran, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Semata-mata hanya sebuah gambar (tidak nyata)
b. Ukuran gambar sering kali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok
besar
c. Memerlukan ketersediaan sumber dan keterampilan, dan kejelian guru
dalam memanfatkannya.
Dengan adanya kelebihan dan kelemahan tersebut diperlukan
kreativitas seorang guru untuk dapat mempertajam yang menjadi kelebihan
dari penggunaan media gambar dalam pembelajaran, dan meminimalisir
dampak yang ditimbulkan oleh kelemahan yang dimilikinya.

C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar identik dengan prestasi belajar. Menurut Mulyani
Sumantri, (2007:4.24) bahwa kemampuan nyata disebut juga prestasi belajar.
Setiap siswa yang sedang mengikuti pendidikan disuatu sekolah tentunya
dituntut untuk lebih belajar agar mencapai hasil belajar yang optimal.
11

Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara


keseluruhan. Perubahan tingkah laku meliputi aspek-aspek tingkah laku
kognitif, konatif, afektif, atau motorik. (Surya, 2000:8.6).
Menurut Nana Sudjana (2005:22) mengemukakan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya.
Menurut Sri Anitah, W, dkk, (2008:5.39) hasil belajar siswa atau
prestasi belajar siswa akan diperoleh setelah siswa menempuh proses atau
pengalaman belajarnya.
Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah perserta didik
menerima atau menyelesaikan pengalaman belajarnya.
Hasil belajar menurut Sri Anitah W,dkk, (2008:1.5) berupa perubahan
perilaku atau tingkah laku. Seseorang yang belajar akan berubah atau
bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan atau
penguasaan nilai-nilai (sikap).
Bentuk-bentuk hasil belajar siswa di Sekolah Dasar dapat berupa
kebiasaan, keterampilan, himpunan tanggapan, hafalan, kemampuan
menganalisis dan sikap serta rujukan nilai.
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar adalah perubahan yang
dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan), tempat proses
mental dan emosional terjadi.
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dikelompokkan ke dalam tiga
ranah (kawasan) menurut Sri Anitah W, dkk, (2008:1.6) yaitu pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan penguasaan nilai-nilai atau sikap
(afektif).
Sebagai suatu hukum, prinsip belajar akan sangat menentukan proses
dan hasil belajar yaitu:
1. Motivasi
Motivasi berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas.
12

2. Perhatian
Perhatian belajar itu sendiri adalah aktivitas, yaitu aktivitas mental dan
emosional.
3. Aktivitas
Bahwa belajar itu sendiri adalah aktivitas, yaitu aktivitas mental dan
emosional.
4. Balikan
Siswa perlu dengan segera mengetahui apakah yang ia lakukan di dalam
proses pembelajaran atau yang ia peroleh dari proses pembelajaran
tersebut sudah benar atau belum. Bila ternyata masih salah, pada bagian
mana ia masih salah, mengapa masih salah serta bagaimana seharusnya ia
melakukan kegiatan belajar tersebut. Untuk itu siswa perlu sekali
memperoleh balikan dengan segera.
5. Perbedaan individual
Belajar tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Tidak belajar, berarti
tidak akan memperoleh kemampuan. Belajar dalam arti proses mental dan
emosioal terjadi secara individual.
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah
dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan
tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku
atau perolahan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap,
fungsional, positif, dan disadari (Sri Anitah W, dkk, 2008:2.19).

Aspek perilaku keseluruhan dari pembelajaran menurut Benyamin


Bloom (dalam Sri Anitah W, dkk, 2008:1.19) yang dapat menunjukkan
gambaran hasil belajar, mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sedangkan Romizoswki menyebutkan dalam skema kemampuan yang dapat
menunjukkan hasil belajar yaitu: 1) keterampilan kognitif berkaitan dengan
kemampuan membuat keputusan, memecahkan masalah dan berpikir logis; 2)
keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan
kegiatan perseptual; 3) keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap,
kebijaksanaan, perasaan, dan self control ; 4) keterampilan interaktif berkaitan
dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan. Gagne menyebutkan ada lima
13

tipe hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa: 1) motor skills; 2) verbal
information; 3) intellectual skills; 4) attitudes; dan 5) cognitive strategies.

2. Fungsi Prestasi Belajar


Prestasi belajar sangat penting bagi anak maupun pihak tertentu, ada 5
fungsi prestasi belajar antara lain:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kualitas pengatahuan yang
telah dikuasai anak.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu. Tidak
didasarkan atas asumsi bahwa para hal psikologi biasanya menyebut hal
ini sebagai tendensi keingintahuan (courisity) dan merupakan kebutuhan
anak didik dalam suatu program pendidikan.
c. Prestasi belajar sebagai informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya
adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik
dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan
sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan.
Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dijadikan indikator
tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa
kurikulum yang relevan digunakan dengan kebutuhan masyarakat dan
anak didik.
Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya tingkat kesuksesan
anak didik dalam masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang
digunakan relevan dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terdapat daya serap (kecerdasan)


anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah
yang utama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh
materi yang telah dipergunakan dalam kurikulum. (Zainal Arifin, 1988:3-
4)
Dengan mengetahui beberapa fungsi dari prestasi belajar tersebut,
maka dipandang perlu kita mengetahui prestasi belajar anak didik itu secara
14

kelompok maupun secara individu, sebab fungsi belajar tidak hanya sebagai
indikator institusi pendidikan, di samping itu prestasi belajar juga berguna
sebagai umpan balik bagi guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar,
sehingga dapat menentukan apakah perlu mengadakan diagosa bimbingan atau
penempatan terhadap anak didik.

3. Faktor-faktor mempengaruhi hasil belajar


Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
berasal dari dirnya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Prestasi
belajar siswa pada hakekatnya merupakan hasil interaksi antar berbagai faktor
tersebut. Segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan belajar tertentu akan
berpengaruh juga terhadap prestasi yang dicapai. Jadi faktor-faktor yang
proses belajar mengajar juga akan mempengaruhi hasil belajar yang dicapai.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar banyak
jenisnya, tetapi dapat digolongkan mejadi dua golongan, yaitu faktor intern
dan faktor ekstern. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar
individu.
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang (siswa) yakni faktor biologis dan psikologis. Faktor biologis
meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmani
individu yang bersangkutan.
Pertama, Kondisi fisik yang normal. Kondisi fisik yang normal atau
tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir sudah tentu
merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan belajar seseoarng.
Kondisi fisik yang normal ini meliputi keadan otak, panca indra, anggota
tubuh seperti tangan dan kami, dan organ-organ tubuh bagian dalam yang
akan menentukan kondisi kesehatan seseoarng. Keadaan cacat tubuh juga
mempengaruhi belajar siswa. Siswa yang cacat, belajarnya juga terganggu.
Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga khusus atau diusahakan
15

alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya


itu.
Kedua, kondisi kesehatan fisik. Bagaimana kondisi kesehatan fisik
yang sehat dan segar (fit) sangat mempengaruhi keberhasilan belajar
seseorang. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan
kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan
ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan , olah
raga, rekreasi dan ibadah. Faktor psikologi (rohaniah).

b. Faktor Eksternal
Faktor ekstern berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan
menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor
masyarakat.
1) Faktor keluarga
Faktor lingkugan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan yang
utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang, dan tentu
saja merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan belajar
seseorang. Kondisi lingkungan keluarga yang sangat menentukan
keberhasilan belajar seseorang diantaranya ialah adanya hubungan yang
harmonis di antara sesama anggota keluarga, tersedianya tempat dan
peralatan belajar yang cukup memadai , keadaan ekonomi keluarga yang
cukup, suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian
yang besar dari orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan
pendidikan anak-anaknya.
2) Faktor sekolah
Satu hal yang paling mutlak harus ada di sekolah untuk menunjang
keberhasilan belajar adalah adanya tata tertib dan disiplin yang ditegakkan
secara konsekuen dan konsisten. Disiplin tersebut harus ditegakkan secara
menyeluruh, dan pimpinan sekolah yang bersangkutan, para guru, para
siswa, sampai karyawan sekolah lainnya. Dengan cara seperti inilah proses
belajar akan dapat berjalan dengan baik. Setiap personil sekolah terutama
para siswa harus memiliki kepatuhan terhadap disiplin dan tata tertib
16

sekolah. Jadi mereka tidak hanya patuh dan senang kepada guru-guru
tertentu.
3) Faktor masyarakat
Faktor masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa
dalam masyarakat. Lingkungan masyarakat ada yang dapat menunjang
keberhasilan belajar dan ada pula lingkungan masyarakat yang
menghambat keberhasilan belajar.
17

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian


Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) ini ditentukan lokasi
dan subjek yang menjadi sasaran penelitian. Lokasi dan subjek penelitian ini
dipilih dengan alasan karena peneliti berada di tempat mengajar.
1. Lokasi, Mata Pelajaran dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tampojung Pregi Kecamatan Waru
Kabupaten Pamekasan. Penelitian ini dilaksanakan pada Semester I tahun
pelajaran 2017-2018. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu siklus I
dilaksanakan tanggal 26 Juli 2017 dan siklus II dilaksanakan tanggal 02
Agustus 2017.
Mata pelajaran yang menjadi penelitian adalah mata pelajaran IPA dan fokus
penelitian tentang pokok bahasan Ciri khusus beberapa jenis hewan.

2. Subjek Peneltian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Tampojung Pregi Kecamatan
Waru Kabupaten Pamekasan. Subjek penelitian ini sejumlah 20 siswa, yang
sebagian besar siswanya masih lemah dan sulit dalam kemampuan memahami
Ciri khusus beberapa jenis hewan.

3. Kelas
Kelas yang digunakan sebagai objek penelitian adalah kelas VI.a SDN
Tampojung Pregi Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. Kelas VI di SDN
Tampojung Pregi mempunyai kelas paralel, tetapi pelaksanaan penelitian
hanya dilaksanakan pada satu kelas (one groupy atau one case study).
18

B. Prosedur Penelitian
Yang dimaksud dengan prosedur penelitian adalah tahapan-tahapan yang
harus dilalui dalam pelaksanaan penelitian, sehingga apabila salah tahapan
terlewati akan mempengaruhi validitas hasil penelitian. Prosedur pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini melalui beberapa tahapan penelitian, yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan tahap refleksi. Prosedur ini berulang
berdasarkan banyak siklus yang diambil. Prosedur tersebut dapat disajikan dalam
bentuk gambar berikut:

Identifikasi Masalah Re-Perencanaan

Perencanaan Pelaksanaan

Pelaksanaan Pengamatan

Pengamatan Refleksi

Refleksi Ketuntasan Belajar

Gambar 1.
Siklus Penelitian

Sumber: Andayani, dkk, 2007


19

Untuk lebih jelasnya rangkaian kegiatan tersebut, peneliti uraikan sebagai


berikut:
1. Rencana Perbaikan Siklus I
Pada siklus I ini dilaksanakan beberapa tahapan yang dimulai dengan
identifikasi masalah, yaitu mencari beberapa masalah yang dirasakan oleh siswa
dan guru sampai menentukan masalah utama yang menjadi masalah dasar siswa.
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan penelitian tindakan kelas ini diawali dengan membuat
Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP). Sesuai dengan judul penelitian yaitu
“Penerapan media gambar dalam meningkatkan pengetahuan tentang ciri
khusus beberapa jenis hewan pada mata pelajaran IPA siswa kelas VI SDN
Tampojung Pregi Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan”.
Pelaksanaan penelitian rencananya akan dilaksanakan dalam dua siklus yaitu
siklus I dilaksanakan tanggal 26 Juli 2017 dan siklus II dilaksanakan tanggal
02 Agustus 2017.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai
dengan skenario yang ada pada Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang
telah dibuat pada perencanaan di atas, baik pada siklus I maupun pada siklus
II.
c. Pengamatan
Agar hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan peneliti meminta teman
sejawat di SDN Tampojung Pregi Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan
untuk mengadakan pengamatan dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan
perbaikan pembelajaran yang peneliti lakukan.
Pada tahap pengamatan ini peneliti menggunakan instrument observasi yang
disediakan oleh peneliti.
d. Refleksi (Revisi)
Pada tahapan releksi ini peneliti mengadakan pengkajian bersama dengan
teman sejawat terhadap hasil pengamatan yang telah dilakukan. Dan hasil dari
refleksi inilah yang nantinya akan digunakan sebagai rujukan pada
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus selanjutnya.
20

Kemudian setelah melaksanakan Siklus I perlu dilakukan kembali kegiatan


perbaikan pembelajaran pada tahap siklu II untuk lebih meningkatkan aktivitas
pembelajaran dan peningkatan kemampuan tentang susunan bumi pada mata
pelajaran IPA. Pada siklus I di atas perlu diperhatikan beberapa catatan yang
masih lemah dan kurang mendukung proses pembelajaran agar dalam
perencanaan yang kedua dapat ditingkatkan pada siklus II.

2. Rencana Perbaikan Siklus II


a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan disiapkan kembali RPP II yang telah direvisi
untuk lebih meningkatkan pembelajaran dan juga disiapkan instrument
observasi untuk mengamati kegiatan pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus II ini peneliti menggunakan metode pembelajaran
kelompok yang lebih menekankan makna diskusi dan penugasan.
Selain itu, pada tahap pelaksanaan juga dilaksanakan tes formatif untuk
mengukur daya serap siswa dalam pembelajaran. Dan diakhiri dengan
menutup pembelajaran siklus II.
c. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini teman sejawat melakukan pengamatan, yaitu mengamati
pelaksanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan instrumen-instumen
yang telah dipersiapkan, baik mengenai pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti maupun aktivitas pembelajaran siswa.
d. Tahap Refleksi
Pada tahapan ini peneliti melakukan refleksi terhadap hasil pengamatan
yang telah dilaksanakan oleh teman sejawat, baik tentang aktivitas peneliti
dalam proses pembelajaran maupun aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Hasil refleksi inilah nantinya dijadikan rujukan bagi peneliti apakah perlu
melakukan perbaikan pada siklus III.
21

e. Tahap Revisi dan Ketuntasan Belajar


Pada tahap revisi ini peneliti melakukan revisi terhadap kelemahan-
kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam proses
perbaikan pembelajaran, dan dijadikan rujukan pada pelaksanaan siklus
III.

C. Tahap Analisis Data


Untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar siswa melalui
penggunaan media gambar pada pembelajaran IPA, peneliti menggunakan analisis
data deskriptif kualitatif, yaitu analisis data yang sesuai dengan peristiwa yang
terjadi melalui gambaran-gambaran nyata tentang peristiwa tersebut. Adapun
beberap analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui daya serap siswa terhadap pembelajaran, digunakan rumus
berikut:

Nilai = x 100%.............. (Depdiknas, 2004:112)

2. Untuk mengetahui ketuntasan kelas digunakan rumus berikut:

Ketuntasan kelas = x 100%

3. Siswa dikatakan tuntas apabila mempunyai nilai lebih dari 65 (SKM 65).
(Depdiknas, 2004:112)
Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan rumus rata-rata.
22

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Siklus I
Pelaksanaan penelitian Tindakan Kelas didasarkan pada RPP yang telah
buat sebelumnya, pada RPP siklus I masih menggunakan RPP yang sering
digunakan yaitu:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti mengatur strategi yang akan dilakukan
pada tahap pelaksanaan, mulai dari pembagian waktu pada setiap langkah-
langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran, mempersiapkan beberapa
soal, mempersiapkan lembar observasi, dan lembar evaluasi.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal:
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dibuka dengan salam, dilanjutkan
dengan berdo’a bersama-sama yang dipimpin oleh ketua kelas.
Setelah itu memberikan apersepsi tentang manfaat memahami beragam
sifat dan perwujudan benda dan menyampaikan tujuan dan kegiatan
pembelajaran.
2) Kegiatan Inti:
a) Dengan menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab dengan
pokok bahasan IPA yang akan diteliti.
b) Siswa disuruh mengerjakan soal secara bergantian di papan tulis.
c) Guru memberi kesempatan bertanya pada siswa
d) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan sendiri materi yang
telah dipelajari
3) Kegiatan Akhir
a) Guru membagikan lembar evaluasi untuk dikerjakan
23

b) Memberi penugasan pasa siswa di buku paket


c) Menutup pelajaran
c. Tahap Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada siklus I terhadap proses pembelajaran
dapat dipaparkan sebagai berikut:
Table 4.1
Skor Pre-Test Kelas VI SDN Tampojung Pregi
Mata pelajaran IPA Siklus I
No Nama Siswa L/P Skor (Nilai)
1 INDRIYANI L 50
2 KHOIRIL ANWAR L 40
3 M. ALDI ZAIN L 50
4 ALFIN NOR L 50
5 MOH. HUBAY L 60
6 MOH. ZCAKY FIRMANSYAH L 70
7 MOH. INAMOL HASAN P 70
8 NOR AINI P 60
9 NADIYA HOIRIYAH P 50
10 RIFHATUN HASANAH P 65
11 ROBIATUL ADAWIYAH P 60
12 RISQIYAH P 50
13 ROSIDATUL JAMILAH P 40
14 SAADETUL MUSLIMAH P 50
15 SAFIRA P 60
16 SOFIATUL ADELIA P 50
17 M. AINURROFIQI L 40
18 WARDATUS SHOLIHAH P 65
19 YENNY EVA PUTRI P 50
20 SUIYINAH P 60
Nilai Rata-Rata (x) - 54,50

Dengan memperhatikan hasil ulangan di atas maka dapat dibuat simpulan


sebagai berikut:
a) Hanya 2 siswa yang memperoleh nilai 70 dan dianggap hanya cukup paham.
b) Sebagian besar siswa memperoleh nilai yang kurang.
c) Perlu ditingkatkan dengan melakukan tindakan guna meningkatkan hasil
belajar siswa.
24

Disamping dengan melakukan tes, peneliti menggunakan lembar


pengamatan yang dibantu oleh teman sejawat untuk mengamati aktivitas siswa
dalam pembelajaran. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat dapat
dilihat sebagai berikut.

Table 4.2
Lembar Pengamatan
Aktivitas Siswa Pada Siklus I
Skor penilaian
No Aspek yang dinilai Kriteria
1 2 3 4
Siswa termotivasi untuk √
1 menggunakan kemampuan Tidak baik
berfikirnya
2 Keterampilan dalam berhitung √ Kurang baik
Siswa belajar dalam keadaan √
3 Tidak baik
senang dan gembira
Terjadi interaksi siswa dengan √
4 Kurang baik
siswa
Terjadi interaksi siswa dengan √
5 Tidak baik
guru
Siswa berani untuk bertanya √
6 dan mengemukakan pendapat Kurang baik
dan presentasi
Kerja sama siswa dalam kelas √
7 Tidak baik
atau kelompok
8 Siswa melaksanakan refleksi √ Tidak baik
JUMLAH 18
Persentase 56,25%

Prosentase = x 100% = x 100% = 56,25%

Dari hasil pengamatan terdapat aktivitas siswa dalam pembelajaran


siklus I masih lemah sehingga hasil kemampuan yang dimiliki oleh
siswa masih dibawah rata-rata yang diharapkan oleh guru.
25

Table 4.3
Lembar Pengamatan
Aktivitas Guru Pada Siklus I
Skor penilaian
No Aspek yang dinilai Kriteria
1 2 3 4
1 Membuka pelajaran √ Kurang baik
2 Melakukan apersepsi √ Tidak baik
3 Penyampaian tujuan pembelajaran √ Tidak baik
Memotivasi siswa dalam √
4 Tidak baik
pembelajaran
5 Penggunaan alat peraga √ Cukup baik
Penggunaan metode dan teknik √
6 Tidak baik
pembelajaran
7 Penguasaan Kelas Pembelajaran √ Tidak baik
Memberi kesempatan bertanya dan √
8 Kurang baik
tanggapan pada siswa
9 Penguasaan materi √ Kurang baik
Membimbing siswa membuat √
10 Tidak baik
rangkuman
11 Memberikan evaluasi √ Tidak baik
12 Interaksi guru dengan siswa √ Kurang baik
Pembelajaran sesuai dengan alokasi √
13 Kurang baik
waktu
KBM sesuai dengan skenario dan √
14 Kurang baik
silabus
JUMLAH 7+14=21
Persentase 37,50%

Prosentase = x 100% = x 100% = x 100% = 37,50%

d. Tahap Refleksi
Dari hasil pengamatan oleh teman sejawat pada siklus I, diketahui bahwa
pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru masih sangat
26

rendah karena aktivitas guru dalam pembelajaran adalah 37,50%


sedangkan aktivitas siswa 56,25% dan daya serap siswa juga rendah yaitu
dengan rata-rata ketuntasan hanya 54,50. Semua itu disebabkan oleh
keaktifan siswa sangat kurang, dan metode pembelajaran yang dipakai
tidak mampu mengaktifkan siswa.
e. Tahap Revisi
Proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki pada siklus II, yaitu:
1) Dalam pembelajaran berikutnya guru disarankan untuk menggunakan
media pembelajaran.
2) Kurangnya guru dalam memberikan motivasi kepada siswa.
2. Hasil Penelitian Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II ini, peneliti mengubah strategi
pembelajaran yaitu sesuai dengan hasil revisi pada siklus I maka pada
pembelajaran siklus II menggunakan alat peraga pada dalam kegiatan
perbaikan pembelajaran. Sedangkan yang lainnya sama dengan siklus I
yaitu mempersiapkan alat peraga, memprsiapkan lembar observasi, dan
lembar evaluasi.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal:
a) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dibuka dengan salam,
dilanjutkan dengan berdo’a bersama-sama yang dipimpin oleh
ketua kelas.
b) Mengingat kembali pelajaran yang lalu
c) Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti:
a) Guru menjelaskan cara tentang ciri khusus beberapa jenis hewan
b) Guru memberi kesempatan bertanya pada siswa mengenai materi
yang telah disampaikan.
c) Guru membagi kelas ke dalam belajar kelompok
27

d) Tiap kelompok diberi tugas tentang meningkatkan tentang ciri


khusus beberapa jenis hewan.
e) Siswa berkelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh guru
f) Guru mengamati pelaksanaan belajar kelompok dan menfasilitasi
jika ditemukan kesulitan.
g) Siswa menpresentasikan hasil belajar kelompoknya.
h) Mengarahkan siswa untuk memberikan kesimpulan sendiri.
3) Kegiatan Akhir
a) Membimbing siswa untuk merangkum materi yang telah
disampaikan.
b) Memberi tugas pada siswa di buku paket
c) Membagi lembar evaluasi
d) Menutup pelajaran.
c. Tahap Pengamatan
Dari pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II diperoleh
data sebagai berikut:
Table 4.4
Hasil Post-Test
Kelas VI SDN Tampojung Pregi Pada Siklus II
No Nama Siswa L/P Skor (Nilai)
1 INDRIYANI L 75
2 KHOIRIL ANWAR L 80
3 M. ALDI ZAIN L 75
4 ALFIN NOR L 70
5 MOH. HUBAY L 80
6 MOH. ZCAKY FIRMANSYAH L 90
7 MOH. INAMOL HASAN P 90
8 NOR AINI P 80
9 NADIYA HOIRIYAH P 80
10 RIFHATUN HASANAH P 80
11 ROBIATUL ADAWIYAH P 90
12 RISQIYAH P 90
13 ROSIDATUL JAMILAH P 75
14 SAADETUL MUSLIMAH P 80
28

15SAFIRA P 75
16SOFIATUL ADELIA P 75
17M. AINURROFIQI L 90
18WARDATUS SHOLIHAH P 90
19YENNY EVA PUTRI P 75
20SUIYINAH P 80
Nilai Rata-Rata (x) - 81,00
Dengan memperhatikan hasil tes pada siklus II dapat disimpulkan bahwa
ada peningkatan yang signifikan dengan hasil rata-rata setelah dilakukan metode
belajar kelompok, siswa sangat antusias dan lebih meningkat aktivitas dalam
pembelajarannya.

Table 4.5
Lembar Aktivitas Siswa
Kelas VI SDN Tampojung Pregi Pada Siklus II
Skor penilaian
No Aspek yang dinilai Kriteria
1 2 3 4
Siswa termotivasi untuk √
1 menggunakan kemampuan Cukup baik
berfikirnya
2 Keterampilan dalam berhitung √ Cukup baik
Siswa belajar dalam keadaan √
3 Baik
senang dan gembira
Terjadi interaksi siswa dengan √
4 Baik
siswa
Terjadi interaksi siswa dengan √
5 Baik
guru
Siswa berani untuk bertanya dan √
6 mengemukakan pendapat dan Baik
presentasi
Kerja sama siswa dalam kelas atau √
7 Baik
kelompok
8 Siswa melaksanakan refleksi √ Baik
JUMLAH 6+24=30
Persentase 93,75%
29

Prosentase = x 100% = x 100% = x 100%=

93,75%
Dari hasil pengamatan terdapat aktivitas siswa dalam pembelajaran
siklus I masih lemah sehingga hasil kemampuan yang dimiliki oleh
siswa masih dibawah rata-rata yang diharapkan oleh guru.

Table 4.6
Lembar Pengamatan
Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Pada Siklus II
Skor penilaian
No Aspek yang dinilai Kriteria
1 2 3 4
1 Membuka pelajaran √ Baik
2 Melakukan apersepsi √ Baik
Penyampaian tujuan √
3 Baik
pembelajaran
Memotivasi siswa dalam √
4 Baik
pembelajaran
5 Penggunaan alat peraga √ Baik
Penggunaan metode dan teknik √
6 Baik
pembelajaran
7 Penguasaan Kelas Pembelajaran √ Cukup baik
Memberi kesempatan bertanya √
8 Baik
dan tanggapan pada siswa
9 Penguasaan materi √ Baik
Membimbing siswa membuat √
10 Cukup baik
rangkuman
11 Memberikan evaluasi √ Baik
12 Interaksi guru dengan siswa √ Baik
Pembelajaran sesuai dengan √
13 Cukup baik
alokasi waktu
KBM sesuai dengan skenario √
14 Cukup baik
dan silabus
JUMLAH 12+40=52
Persentase 92,86%
30

Prosentase = x 100% = x 100% = x 100% = 92,86%

d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan oleh teman sejawat, pada siklus II
terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan siklus I, baik
dalam hal aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran, maupun
dalam hal ketuntasan belajarnya. Pada aktivitas siswa mengalami
peningkatan menjadi 93,75%, sedangkan aktivitas guru juga meningkat
menjadi 92,86% dan daya serap siswa juga mengalami peningkatan yaitu
ketuntasan mencapai 81,00. Dengan demikian penelitian dianggap selesai
dan tidak perlu mengadakan siklus lagi.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Pembahasan yang dapat disampaikan dari hasil penelitian tiap siklus
adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa terjadi kenaikan yang
signifikan, dimana pada siklus I nilai rata-rata pembelajaran 54,50, sedangkan
pada siklus II nilai rata-rata pembelajaran mencapai 81,00.
2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terjadi kenaikan yang cukup
memuaskan, yaitu pada siklus I aktivitas siswa hanya 56,25% sedangkan pada
siklus II aktivitas siswa mengalami kenaikan yaitu 93,75%.
3. Aktivitas guru pada kegiatan pembelajaran di kelas pada siklus I hanya
37,50% dan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 92,86%.
Dengan adanya kenaikan yang signifikan tersebut, maka dapat dikatakan
bahwa Penggunaan media gambar pada pembelajaran IPA pada pokok bahasan
Ciri khusus beberapa jenis hewan pada kelas VI SDN Tampojung Pregi dapat
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan baik.
31

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Dari hasil penelitian, pengolahan dan analisis data serta pengamatan yang
dilakukan, maka dapat disimpulkan secara garis besar sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pemahaman Ciri khusus
beberapa jenis hewan pada pembelajaran IPA siswa kelas VI SDN Tampojung
Pregi dengan cara menerapkan pembelajaran yang dapat menarik perhatian
siswa dan dapat memberi pengalaman belajar pada siswa, atau dengan
penerapan metode penugasan dalam proses belajar mengajar.
2. Untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran guru harus dapat
menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran, karena dengan
media gambar siswa lebih terangsang dan termotivasi untuk ikut serta dalam
proses pembelajaran.
3. Hasil tes dari penggunaan media gambar untuk meningkatkan kemampuan
pengetahuan tentang ciri khusus beberapa jenis hewan pada pembelajaran IPA
mengalami peningkatan yang signifikan yakni Pada siklus I nilai rata-rata
pembelajaran siswa 54,50, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata
pembelajaran mencapai 81,00.
32

4. Aktivitas meningkat secara signifikan yaitu pada siklus I aktivitas siswa


hanya 56,25%, sedangkan pada siklus II aktivitas mengalami kenaikan yaitu
93,75%. Aktivitas guru juga mengalami peningkatan pada siklus I hanya
37,50% dan siklus II terjadi peningkatan menjadi 92,86%.

B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat peneliti sampaikan dari hasil penelitian
tindakan kelas di atas adalah sebagai berikut:
1. Jika ada permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran, terutama
pembelajaran IPA maka guru hendaknya mengadakan penelitian tindakan
kelas, agar diketahui dimana letak persoalan dari kegagalan yang dihadapi,
dan dapat diketahui format pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa
yang sedang dihadapi.
2. Mengingat pentingnya penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran,
hendaknya setiap guru pengajar bidang studi IPA memiliki kemampuan
profesional untuk dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran.
33

DAFTAR PUSTAKA

Ischak, (2002). Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.


Lestari Mikarsa, H: Taufik, A; dan Lestari Prianto, P (2007). Pendidikan Anak di
SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Santosa, Puji (2008). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Universitas Terbuka.
Setiawan, Denny. (2008). Komputer dan Media Pembelajaran. Universitas
Terbuka.
Wardani, I.G.A.K; Julaeha, Siti; dan Marsinah, Ngadi. (2008). Pemantapan
Kemampuan Profesional. UniversitasTerbuka.
Wardani, I.G.A.K; Wihardit, Kusuma dan Nasution, Noehi. (2006). Penelitian
Tindakan Kelas. UniversitasTerbuka.

Anda mungkin juga menyukai