BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan adanya modernisasi disegala bidang, maka dengan disadari atau
tidak akan terjadi perubahan besar pada masyarakat dan bangsa Indonesia
khususnya serta masyarakat bangsa-bangsa di dunia pada umumnya menuntut
adanya penyesuaian-penyesuaian tertentu dalam bidang pendidikan. Pendidikan
tidak cukup lagi diselengarakan secara tradisional, berjalan apa adanya. Akan
tetapi berlangsungnya proses pendidikan yang kondusif bagi berkembangnya
potensi peserta didik.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat
menentukan keberhasilan dalam pencapaian tujuan pendidikan Nasional, sebab
semua kebijakan yang menyangkut pelaksanaan pendidikan di sekolah adalah
untuk mencetak anak didik yang berbudi luhur, beriman dan bertakwa serta
memiliki pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal dalam membangun bangsa
di masa depan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengatakan bahwa “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
betakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis, serta betanggung
jawab”(Anonim, 2003:6).
Tujuan tersebut akan terlaksana dengan baik apabila kegiatan belajar
mengajar di sekolah berjalan lancar dengan baik dan optimal sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Dan hal ini diperlukan keterampilan dan kreativitas guru
dalam menyusun strategi pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran dapat
berjalan efektif dan efisien.
2
Guru yang kreatif adalah guru yang selalu mencari model pembelajaran
yang sesuai dengan karakter siswa dan karakter pelajaran yang akan diajarkan
pada anak didiknya (siswa). Selain itu ia selalu memutahirkan metode dan teknik
pembelajaran agar materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima dengan baik
dan membekas lama pada diri siswa. Maka dari itu guru harus mengadakan
penelitian apabila ditemukan permasalahan dalam proses belajar mengajar, agar
tindakan yang diambil dalam menyelesaikan masalah mengenai pada inti
permasalahan dan dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran hal ini
juga dipertegas oleh Ali (1991) yang menyatakaan “Guru sepatutnya mampu
mencari strategi yang dipandang dapat membelajarkan siswa melalui proses
pembelajaran yang dilaksanakan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif, dan hasil belajarpun diharapkan dapat lebih ditingkatkan.”
Begitu juga dalam pembelajaran Pendidikan IPA, diperlukan metode dan
teknik yang sesuai dengan karakter materi dan peserta didik, terutama materi yang
menyangkut tentang susunan bumi dituntut kreativitas guru dalam memilah dan
memilih teknik pembelajaran yang tepat agar siswa menjadi aktif dan kreatif
dalam proses pembelajaran, dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa di sekolah.
Sementara itu kondisi ideal kelas pembelajaran di SDN Tampojung Pregi
Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan masih jauh dari harapan, karena setelah
diadakan evaluasi pembelajaran terhadap pelaksanaan proses pembelajaran IPA
kelas VI, diperoleh hasil yang tidak memuaskan yaitu hanya 2 siswa yang
mencapai ketuntasan belajar dengan standar kelulusan minimal. Selama proses
pembelajaran banyak siswa yang pasif, tidak merespon setiap pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Ketika diberikan soal-soal latihan sebagian besar siswa tidak
bisa menjawab dan yang menjawab banyak jawaban yang salah (tidak sesuai
dengan harapan guru).
Dari kenyataan tersebut peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk
ikut serta membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan cara
mengidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi pada siswa kelas VI SDN
Tampojung Pregi Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan.
3
Dari hasil diskusi antara teman sejawat dan dibantu oleh Kepala Sekolah
akhirnya diketahui beberapa permasalahan yang menjadi penghambat kelancaran
proses belajar mengajar di Kelas VI SDN Tampojung Pregi Kecamatan Waru
Kabupaten Pamekasan, diantaranya adalah:
1. Kurangnya siswa dalam merespon materi pelajaran yang disampaikan guru
sebagai akibat dari suasana pembelajaran yang kurang menarik.
2. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
3. Banyak siswa yang tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas dari gurunya di
sekolah.
Dari beberapa permasalahan yang telah teridentifikasi tersebut, melalui
diskusi kecil antara peneliti dan teman sejawat akhirnya ditemukan beberapa
penyebab timbulnya permasalahan di atas diantaranya adalah:
1. Kurang tepatnya guru dalam memilih metode dan teknik pembelajaran yang
sesuai dengan karakter siswa kelas VI SDN Tampojung Pregi Kecamatan
Waru Kabupaten Pamekasan.
2. Kurangnya kreativitas guru dalam mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran.
3. Pembelajaran yang dilakukan guru kurang menarik minat siswa.
Berdasarkan masalah di atas, maka dilaksanakan sebuah penelitian yang
biasa dilakukan oleh guru yang sekaligus mengajar di Kelas VI dengan tujuan
agar pelaksanaan pembelajaran tidak terganggu karena PTK pada prinsipnya
adalah bagian dari proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan media gambar dalam meningkatkan pengetahuan
tentang ciri khusus beberapa jenis hewan kelas VI SDN Tampojung Pregi
Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar setelah penerapan media gambar
pada mata pelajaran IPA kelas VI SDN Tampojung Pregi Kecamatan Waru
Kabupaten Pamekasan?
4
C. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian selalu mempunyai tujuan, begitu juga pada penelitian
tindakan kelas, yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan penggunaan media gambar dalam meningkatkan
pengetahuan tentang ciri khusus beberapa jenis hewan kelas VI SDN
Tampojung Pregi Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan.
2. Memberikan gambaran tentang hasil belajar pasca penerapan media gambar
dalam meningkatkan pengetahuan tentang ciri khusus beberapa jenis hewan
kelas VI SDN Tampojung Pregi Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan.
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi
semua pihak, baik bagi guru pengajar (peneliti), bagi siswa sekolah dasar, maupun
bagi sekolah atau lembaga pendidikan lainnya.
1. Bagi Guru
a. Membantu guru dalam memperbaiki pembelajaran IPA
b. Membantu guru dalam mengembangkan profesionalismenya.
c. Dapat menimbulkan rasa percaya diri pada guru yang bersangkutan,
karena dengan Penelitian Tindakan Kelas ini guru akan mengetahui letak
kelemahan dan kelebihan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan,
dan dijadikan bekal untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya.
d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya ke arah yang lebih baik.
2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami unsur cerita pada mata
pelajaran IPA.
b. Meningkatkan gairah belajar siswa sehingga hasil belajar yang dicapai
lebih maksimal.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian tindakan kelas ini juga diharapkan, akan menjadi acuan bagi
guru-guru yang lain dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kegagalan-
kegagalan yang didapati dalam proses pembelajaran di sekolah. Sehingga
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
B. Media Gambar
Media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat
diperlukan keberadaannya, karena sebagian besar pembelajaran memerlukan
pemahaman yang mudah bagi siswa. Oleh karena itu di bawah ini dijelaskan
tentang media pembelajaran dengan menggunakan media gambar.
1. Pengertian Media Gambar
Secara harfiah kata media gambar terdiri dari dua kata yaitu media dan
gambar. Media adalah pembawa pesan yang berasal dari sumber pesan (yang
dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan (Basuki, 1991:8).
Sedangkan gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan) yang
dibuat dengan cat atau tinta. (Poerwadarminta, 1984:292). Jadi yang dimaksud
media gambar adalah suatu media yang berbentuk lukisan yang dapat
dijadikan sebagai sumber pesan bagi orang yang melihatnya.
Dalam proses pembelajaran penerima pesan adalah siswa, sehingga
dengan menggunakan media gambar siswa akan lebih memahami materi
pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Dalam proses pembelajaran pesan
yang disalurkan oleh media dari sumber pesan ke penerima pesan adalah
materi pelajaran yang terkandung dalam media gambar tersebut yang
disampaikan oleh guru kepada siswa sebagai penerima pesan.
b. Foto
Penggunaan foto sebagai media pembelajaran, karena foto merupakan
gambar yang sama persis dengan aslinya, sehingga memudahkan siswa
untuk menebak dan mengenal dari gambar yang ditampilkan. Namun
demikian foto yang digunakan sebagai media pembelajaran adalah foto-
foto yang dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran.
c. Falsh card
Falsh card adalah kartu berisi kata-kata gambar atau kombinasinya dan
dapat digunakan untuk mengembangkan kata-kata dalam mata pelajaran
bahasa pada umumnya dan bahasa asing pada khusunya.
d. Gambar pilihan dan potongan
Gambar pilihan dan potongan, biasanya digunakan untuk membuat kliping
gambar-gambar pilihannya dari berbagai sumber, seperti majalah, surat
kabar, buku, kalender, katalog, iklan dan poster.
Media dapat dikelompokkan juga berdasarkan keragamannya menjadi
beberapa istilah, antara lain:
a. Media visual yang terdiri atas:
1) Media visual yang tidak diproyeksikan
2) Media visual yang diproyeksikan
b. Media audio
c. Media audio-visual
Dalam penelitian yang peneliti lakukan, media yang digunakan berupa
media visual yang tidak diproyeksikan yaitu berupa media gambar. Media
gambar tersebut dapat diperoleh dari melukis atau menggambar, menggunting
gambar di majalah, ataupun memotret objek yang sesuai dengan bahan yang
akan diajarkan.
Media gambar yang digunakan bersifat persuasif, yaitu bermaksud
menarik perhatian dengan menyatukan gambar, warna, tulisan dan kata-kata.
Agar efektif, maka media gambar hendaknya bewarna dan dinamis. Media
gambar dapat menarik perhatian siswa dalam mempelajari suatu topik dalam
pembelajaran. Karena, dalam sebuah media gambar terkandung pembelajaran
yang menarik melalui gambar yang disenangi oleh murid.
10
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar identik dengan prestasi belajar. Menurut Mulyani
Sumantri, (2007:4.24) bahwa kemampuan nyata disebut juga prestasi belajar.
Setiap siswa yang sedang mengikuti pendidikan disuatu sekolah tentunya
dituntut untuk lebih belajar agar mencapai hasil belajar yang optimal.
11
2. Perhatian
Perhatian belajar itu sendiri adalah aktivitas, yaitu aktivitas mental dan
emosional.
3. Aktivitas
Bahwa belajar itu sendiri adalah aktivitas, yaitu aktivitas mental dan
emosional.
4. Balikan
Siswa perlu dengan segera mengetahui apakah yang ia lakukan di dalam
proses pembelajaran atau yang ia peroleh dari proses pembelajaran
tersebut sudah benar atau belum. Bila ternyata masih salah, pada bagian
mana ia masih salah, mengapa masih salah serta bagaimana seharusnya ia
melakukan kegiatan belajar tersebut. Untuk itu siswa perlu sekali
memperoleh balikan dengan segera.
5. Perbedaan individual
Belajar tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Tidak belajar, berarti
tidak akan memperoleh kemampuan. Belajar dalam arti proses mental dan
emosioal terjadi secara individual.
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah
dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan
tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku
atau perolahan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap,
fungsional, positif, dan disadari (Sri Anitah W, dkk, 2008:2.19).
tipe hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa: 1) motor skills; 2) verbal
information; 3) intellectual skills; 4) attitudes; dan 5) cognitive strategies.
kelompok maupun secara individu, sebab fungsi belajar tidak hanya sebagai
indikator institusi pendidikan, di samping itu prestasi belajar juga berguna
sebagai umpan balik bagi guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar,
sehingga dapat menentukan apakah perlu mengadakan diagosa bimbingan atau
penempatan terhadap anak didik.
b. Faktor Eksternal
Faktor ekstern berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan
menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor
masyarakat.
1) Faktor keluarga
Faktor lingkugan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan yang
utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang, dan tentu
saja merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan belajar
seseorang. Kondisi lingkungan keluarga yang sangat menentukan
keberhasilan belajar seseorang diantaranya ialah adanya hubungan yang
harmonis di antara sesama anggota keluarga, tersedianya tempat dan
peralatan belajar yang cukup memadai , keadaan ekonomi keluarga yang
cukup, suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian
yang besar dari orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan
pendidikan anak-anaknya.
2) Faktor sekolah
Satu hal yang paling mutlak harus ada di sekolah untuk menunjang
keberhasilan belajar adalah adanya tata tertib dan disiplin yang ditegakkan
secara konsekuen dan konsisten. Disiplin tersebut harus ditegakkan secara
menyeluruh, dan pimpinan sekolah yang bersangkutan, para guru, para
siswa, sampai karyawan sekolah lainnya. Dengan cara seperti inilah proses
belajar akan dapat berjalan dengan baik. Setiap personil sekolah terutama
para siswa harus memiliki kepatuhan terhadap disiplin dan tata tertib
16
sekolah. Jadi mereka tidak hanya patuh dan senang kepada guru-guru
tertentu.
3) Faktor masyarakat
Faktor masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa
dalam masyarakat. Lingkungan masyarakat ada yang dapat menunjang
keberhasilan belajar dan ada pula lingkungan masyarakat yang
menghambat keberhasilan belajar.
17
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
2. Subjek Peneltian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Tampojung Pregi Kecamatan
Waru Kabupaten Pamekasan. Subjek penelitian ini sejumlah 20 siswa, yang
sebagian besar siswanya masih lemah dan sulit dalam kemampuan memahami
Ciri khusus beberapa jenis hewan.
3. Kelas
Kelas yang digunakan sebagai objek penelitian adalah kelas VI.a SDN
Tampojung Pregi Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan. Kelas VI di SDN
Tampojung Pregi mempunyai kelas paralel, tetapi pelaksanaan penelitian
hanya dilaksanakan pada satu kelas (one groupy atau one case study).
18
B. Prosedur Penelitian
Yang dimaksud dengan prosedur penelitian adalah tahapan-tahapan yang
harus dilalui dalam pelaksanaan penelitian, sehingga apabila salah tahapan
terlewati akan mempengaruhi validitas hasil penelitian. Prosedur pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini melalui beberapa tahapan penelitian, yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan tahap refleksi. Prosedur ini berulang
berdasarkan banyak siklus yang diambil. Prosedur tersebut dapat disajikan dalam
bentuk gambar berikut:
Perencanaan Pelaksanaan
Pelaksanaan Pengamatan
Pengamatan Refleksi
Gambar 1.
Siklus Penelitian
3. Siswa dikatakan tuntas apabila mempunyai nilai lebih dari 65 (SKM 65).
(Depdiknas, 2004:112)
Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan rumus rata-rata.
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Siklus I
Pelaksanaan penelitian Tindakan Kelas didasarkan pada RPP yang telah
buat sebelumnya, pada RPP siklus I masih menggunakan RPP yang sering
digunakan yaitu:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti mengatur strategi yang akan dilakukan
pada tahap pelaksanaan, mulai dari pembagian waktu pada setiap langkah-
langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran, mempersiapkan beberapa
soal, mempersiapkan lembar observasi, dan lembar evaluasi.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal:
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dibuka dengan salam, dilanjutkan
dengan berdo’a bersama-sama yang dipimpin oleh ketua kelas.
Setelah itu memberikan apersepsi tentang manfaat memahami beragam
sifat dan perwujudan benda dan menyampaikan tujuan dan kegiatan
pembelajaran.
2) Kegiatan Inti:
a) Dengan menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab dengan
pokok bahasan IPA yang akan diteliti.
b) Siswa disuruh mengerjakan soal secara bergantian di papan tulis.
c) Guru memberi kesempatan bertanya pada siswa
d) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan sendiri materi yang
telah dipelajari
3) Kegiatan Akhir
a) Guru membagikan lembar evaluasi untuk dikerjakan
23
Table 4.2
Lembar Pengamatan
Aktivitas Siswa Pada Siklus I
Skor penilaian
No Aspek yang dinilai Kriteria
1 2 3 4
Siswa termotivasi untuk √
1 menggunakan kemampuan Tidak baik
berfikirnya
2 Keterampilan dalam berhitung √ Kurang baik
Siswa belajar dalam keadaan √
3 Tidak baik
senang dan gembira
Terjadi interaksi siswa dengan √
4 Kurang baik
siswa
Terjadi interaksi siswa dengan √
5 Tidak baik
guru
Siswa berani untuk bertanya √
6 dan mengemukakan pendapat Kurang baik
dan presentasi
Kerja sama siswa dalam kelas √
7 Tidak baik
atau kelompok
8 Siswa melaksanakan refleksi √ Tidak baik
JUMLAH 18
Persentase 56,25%
Table 4.3
Lembar Pengamatan
Aktivitas Guru Pada Siklus I
Skor penilaian
No Aspek yang dinilai Kriteria
1 2 3 4
1 Membuka pelajaran √ Kurang baik
2 Melakukan apersepsi √ Tidak baik
3 Penyampaian tujuan pembelajaran √ Tidak baik
Memotivasi siswa dalam √
4 Tidak baik
pembelajaran
5 Penggunaan alat peraga √ Cukup baik
Penggunaan metode dan teknik √
6 Tidak baik
pembelajaran
7 Penguasaan Kelas Pembelajaran √ Tidak baik
Memberi kesempatan bertanya dan √
8 Kurang baik
tanggapan pada siswa
9 Penguasaan materi √ Kurang baik
Membimbing siswa membuat √
10 Tidak baik
rangkuman
11 Memberikan evaluasi √ Tidak baik
12 Interaksi guru dengan siswa √ Kurang baik
Pembelajaran sesuai dengan alokasi √
13 Kurang baik
waktu
KBM sesuai dengan skenario dan √
14 Kurang baik
silabus
JUMLAH 7+14=21
Persentase 37,50%
d. Tahap Refleksi
Dari hasil pengamatan oleh teman sejawat pada siklus I, diketahui bahwa
pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru masih sangat
26
15SAFIRA P 75
16SOFIATUL ADELIA P 75
17M. AINURROFIQI L 90
18WARDATUS SHOLIHAH P 90
19YENNY EVA PUTRI P 75
20SUIYINAH P 80
Nilai Rata-Rata (x) - 81,00
Dengan memperhatikan hasil tes pada siklus II dapat disimpulkan bahwa
ada peningkatan yang signifikan dengan hasil rata-rata setelah dilakukan metode
belajar kelompok, siswa sangat antusias dan lebih meningkat aktivitas dalam
pembelajarannya.
Table 4.5
Lembar Aktivitas Siswa
Kelas VI SDN Tampojung Pregi Pada Siklus II
Skor penilaian
No Aspek yang dinilai Kriteria
1 2 3 4
Siswa termotivasi untuk √
1 menggunakan kemampuan Cukup baik
berfikirnya
2 Keterampilan dalam berhitung √ Cukup baik
Siswa belajar dalam keadaan √
3 Baik
senang dan gembira
Terjadi interaksi siswa dengan √
4 Baik
siswa
Terjadi interaksi siswa dengan √
5 Baik
guru
Siswa berani untuk bertanya dan √
6 mengemukakan pendapat dan Baik
presentasi
Kerja sama siswa dalam kelas atau √
7 Baik
kelompok
8 Siswa melaksanakan refleksi √ Baik
JUMLAH 6+24=30
Persentase 93,75%
29
93,75%
Dari hasil pengamatan terdapat aktivitas siswa dalam pembelajaran
siklus I masih lemah sehingga hasil kemampuan yang dimiliki oleh
siswa masih dibawah rata-rata yang diharapkan oleh guru.
Table 4.6
Lembar Pengamatan
Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Pada Siklus II
Skor penilaian
No Aspek yang dinilai Kriteria
1 2 3 4
1 Membuka pelajaran √ Baik
2 Melakukan apersepsi √ Baik
Penyampaian tujuan √
3 Baik
pembelajaran
Memotivasi siswa dalam √
4 Baik
pembelajaran
5 Penggunaan alat peraga √ Baik
Penggunaan metode dan teknik √
6 Baik
pembelajaran
7 Penguasaan Kelas Pembelajaran √ Cukup baik
Memberi kesempatan bertanya √
8 Baik
dan tanggapan pada siswa
9 Penguasaan materi √ Baik
Membimbing siswa membuat √
10 Cukup baik
rangkuman
11 Memberikan evaluasi √ Baik
12 Interaksi guru dengan siswa √ Baik
Pembelajaran sesuai dengan √
13 Cukup baik
alokasi waktu
KBM sesuai dengan skenario √
14 Cukup baik
dan silabus
JUMLAH 12+40=52
Persentase 92,86%
30
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan oleh teman sejawat, pada siklus II
terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan siklus I, baik
dalam hal aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran, maupun
dalam hal ketuntasan belajarnya. Pada aktivitas siswa mengalami
peningkatan menjadi 93,75%, sedangkan aktivitas guru juga meningkat
menjadi 92,86% dan daya serap siswa juga mengalami peningkatan yaitu
ketuntasan mencapai 81,00. Dengan demikian penelitian dianggap selesai
dan tidak perlu mengadakan siklus lagi.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian, pengolahan dan analisis data serta pengamatan yang
dilakukan, maka dapat disimpulkan secara garis besar sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pemahaman Ciri khusus
beberapa jenis hewan pada pembelajaran IPA siswa kelas VI SDN Tampojung
Pregi dengan cara menerapkan pembelajaran yang dapat menarik perhatian
siswa dan dapat memberi pengalaman belajar pada siswa, atau dengan
penerapan metode penugasan dalam proses belajar mengajar.
2. Untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran guru harus dapat
menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran, karena dengan
media gambar siswa lebih terangsang dan termotivasi untuk ikut serta dalam
proses pembelajaran.
3. Hasil tes dari penggunaan media gambar untuk meningkatkan kemampuan
pengetahuan tentang ciri khusus beberapa jenis hewan pada pembelajaran IPA
mengalami peningkatan yang signifikan yakni Pada siklus I nilai rata-rata
pembelajaran siswa 54,50, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata
pembelajaran mencapai 81,00.
32
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat peneliti sampaikan dari hasil penelitian
tindakan kelas di atas adalah sebagai berikut:
1. Jika ada permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran, terutama
pembelajaran IPA maka guru hendaknya mengadakan penelitian tindakan
kelas, agar diketahui dimana letak persoalan dari kegagalan yang dihadapi,
dan dapat diketahui format pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa
yang sedang dihadapi.
2. Mengingat pentingnya penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran,
hendaknya setiap guru pengajar bidang studi IPA memiliki kemampuan
profesional untuk dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran.
33
DAFTAR PUSTAKA