Anda di halaman 1dari 6

PERMASALAHAN KURIKULUM MERDEKA PADA

JENJANG SEKOLAH DASAR


Minarti Rohmawati
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No. 5 Kampus Satu, Kota Malang, Kode Pos 65145
E-Mail : minartirohmawati@gmail.com
ABSTRACT ABSTRAK
The aim of this research is to reveal and Tujuan penelitian ini adalah untuk
analyze the problems of the independent mengungkapkan dan menganalisis
curriculum at the elementary school level. permasalahan kurikulum merdeka pada
The method used in this research is jenjang sekolah dasar. Metode yang
interviews with a qualitative research digunakan dalam penelitian ini yaitu
approach. The resource person for this wawancara dengan pendekatan penelitian
research was one of the teachers at SDN 2 kualitatif. Adapun yang menjadi narasumber
Pakisjajar Kec. Pakis, Malang Regency, pada penelitian ini yaitu salah satu guru
East Java. The results of the research show SDN 2 Pakisjajar Kec. Pakis, Kabupaten
that the curriculum problem which initially Malang, Jawa Timur. Hasil penelitian
used the K13 curriculum has become an menunjukkan bahwa permasalahan
independent curriculum which requires kurikulum yang awalnya menggunakan
every teacher to have P5 activities, namely kurikulum K13 menjadi kurikulum merdeka
Project-based Strengthening the Pancasila yang mewajibkan setiap guru harus ada
Student Profile. Elementary school teachers kegiatan P5 yaitu Penguatan Profil Pelajar
do not fully understand the independent Pancasila berbasis Proyek. Guru sekolah
curriculum and many teachers are dasar belum sepenuhnya memahami
technologically illiterate due to age. kurikulum merdeka dan juga banyak guru
yang gagap teknologi karena faktor umur.
Keywords: Independent curriculum, P5,
elementary school. Kata Kunci : Kurikulum merdeka, P5,
sekolah dasar.

LATAR MASALAH
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang membantu pendidik untuk menciptakan
pembelajaran berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan peserta didik. Kurikulum
ini memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas
yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. Kurikulum Merdeka
bertujuan untuk mengasah minat dan bakat peserta didik dengan berfokus pada materi
esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik.
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah pembelajaran lintas disiplin
ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar
untuk menguatkan berbagai kompetensi. Dikutip pada Panduan P5 laman resmi Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), P5 memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk "mengalami pengetahuan" sebagai proses penguatan
karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Pelaksanaan Proyek
Peningkatan Profil Pelajar Pancasila harapannya dilaksanakan secara fleksibel baik dari segi
isi, kegiatan dan waktu pelaksanaan. Namun pendidik, terdapat kendala dalam penerapan P5,
seperti kurangnya tenaga pengajar yang memiliki keterampilan untuk mengajar P5. Memang
P5 memerlukan keahlian dalam perencanaan, pemilihan sumber belajar, pengalokasian
anggaran, pengelolaan dan penjaminan mutu pendidikan secara canggih. Hal ini juga
memerlukan pemantauan dan evaluasi yang ketat untuk memastikan bahwa target P5
tercapai, namun pemantauan dan evaluasi ini sering kali tidak dilakukan secara optimal.
Berdasarkan Kemendikbudristek No.56/M/2022, Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila (P5) merupakan kegiatan yang kokurikuler berbasis proyek serta dirancang untuk
menguatkan pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yang
disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Untuk membantu pendidik
mengatasi kendala yang dihadapi saat melaksanakan program P5, maka penerapan metode
pengajaran inovatif dapat diterapkan untuk mengimplementasikan hasil program P5 secara
efektif. Peserta didik dan pendidik dapat berkontribusi terhadap pengembangan karakter dan
keterampilan. Juga Memberikan rekomendasi kepada pengambil kebijakan dan kepala
sekolah tentang cara mendukung pelaksanaan program P5.
Guru diharapkan memahami karakteristik atau cara belajar peserta didik di kurikulum
merdeka. Dengan kurikulum ini, guru diharapkan dapat memahami karakter peserta didik
lebih baik. Proses kegiatan belajar dan mengajar diharapkan bisa lebih maksimal sesuai
keinginan dan kemampuan peserta didik. Salah satu tujuan dari kurikulum merdeka adalah
peserta didik bisa lebih maksimal dalam proses belajarnya. Kurikulum merdeka memang
dirancang menjadi tombak perubahan pendidikan di Indonesia. Nadiem Makarim berharap
Indonesia mampu mengejar ketertinggalan di dunia pendidikan.
Adapun tujuan penelitian ini untuk melakukan wawancara tentang permasalahan
kurikulum merdeka. Adapun tujuan dari wawancara ini secara khusus yaitu untuk
mengetahui: Pertama permasalahan kurikulum merdeka yang dihadapi guru SDN 2
Pakisjajar; kedua, faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kurikulum merdeka; ketiga,
cara guru menyikapi permasalahan kurikulum merdeka.

METODE
Metode wawancara dengan pendekatan penelitian kualitatif menjadi metode
penelitian yang dipilih dalam penelitian ini untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dalam
penyusunan pengumpul data, yang menjadi acuan utama peneliti dalam menyusun pertanyaan
tentang kurikulum merdeka dan permasalahan yang dihadapi oleh guru di kurikulum
merdeka. Adapun cara yang digunakan dalam analisa data adalah analisis faktor.
Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Sekolah Dasar Negeri 2 Pakisjajar
Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Selanjutnya yang menjadi narasumber
dalam penelitian ini adalah salah satu guru yang mengajar di Sekolah Dasar Negeri 2
Pakisjajar. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2008). Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel harus diperhatikan
mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya
dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu
pelaksanaan dan pengolahannya(Akdon & Hadi, 2005). Berdasarkan hal tersebut peneliti
menjadikan seluruh populasi sebagai sampel penelitian. Dengan demikian peneliti meyakini
bahwa kuesioner yang diberikan kepada responden dapat diisi sesuai dengan kenyataan yang
ada di sekolahnya masing-masing serta penelitian yang dilakukan dapat benar-benar
representatif.

PAPARAN DATA DAN TEMUAN


1. Paparan Data
Penerapan pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan profil pelajar Pancasila
(P5) dalam kurikulum Merdeka adalah sebuah upaya penting dalam mendidik
generasi muda Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara, terdapat beberapa kendala
yang dihadapi pendidik dengan penerapan P5 dalam Kurikulum Merdeka. Kendalanya
yaitu perlunya pendidik dan peserta didik beradaptasi dengan pendekatan baru yang
memerlukan perubahan pola pikir dan kebiasaan, kurangnya sosialisasi dari pihak
terkait, dan banyak guru yang sudah berumur sehingga banyak yang gagap teknologi.
Penerapan P5 memerlukan perubahan cara berpikir dari fixed mindset menjadi growth
mindset. Dengan growth mindset dunia pendidikan dan pembelajaran akan
mewujudkan ekosistem pendidikan yang baik dengan model kepemimpinan sehingga
akan menghasilkan manajemen perubahan yang fleksibel, adaptif, responsif dan
transformatif, serta suasana pembelajaran yang diarahkan pada pengembangan
keterampilan berpikir, termasuk melakukan penemuan.
2. Temuan

a. Kurikulum merdeka ini mewajibkan setiap pendidik melakukan kegiatan P5 yaitu


penguatan Profil Pelajar Pancasila berbasis proyek, sehingga setiap proyek yang
dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik harus bermuatan Pancasila.
Misalnya dengan membuat barang-barang dari barang bekas, kemudian dalam
kegiatan tersebut pendidik bisa mencampurkan dengan sisipan profil pelajar
Pancasila. Dengan perpindahan tersebut, para pendidik mengalami kendala karena
belum tahu jelasnya P5 seperti apa dan bagaimana.
b. Kurangnya sosialisasi dari pihak terkait, seperti dari pihak dinas atau pun pihak
kementerian. Dari kementerian sendiri memang sudah dilakukan sosialisasi via
daring, akan tetapi kurang ada sesi tanya jawab yang lebih intens.
c. Selain itu banyak guru yang sudah berumur, sehingga kesulitan dalam
mempelajari kebijakan baru kurikulum P5 ini. Pelaksanaan P5 juga memerlukan
waktu dan tenaga yang tidak sedikit dari pihak pendidik dan peserta didik. Proyek
ini melibatkan beberapa tahapan, antara lain mempersiapkan ekosistem sekolah,
merancang proyek P5, mengelola proyek, mendokumentasikan dan melaporkan
hasilnya, serta mengevaluasi dan menindaklanjuti proyek. Penerapan P5 juga
dapat terkendala karena kurangnya sumber daya, seperti pendanaan, fasilitas, dan
peralatan.
PEMBAHASAN
Di Indonesia sendiri tidak semua sekolah berada dalam jangkauan pemerintah, karena
masih banyak sekolah-sekolah yang berada di pelosok. Sehingga dengan adanya kegiatan ini
membuat mereka kesulitan seperti tidak adanya jaringan, tidak ada sinyal, dukungan
komputer yang kurang memadai untuk pembelajaran, ruang kelas yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kenyamanan, dan lain-lain, semuanya menjadi kendala dalam
pembelajaran. Dengan melibatkan orang tua dan masyarakat dalam mendukung pembelajaran
berbasis proyek untuk penguatan profil pelajar Pancasila bisa menjadi strategi pendidik agar
mendapat peran aktif peserta didik dalam pembelajaran. Orang tua dapat membiasakan
peserta didik dengan pembelajaran ini dan membantu kesulitan yang dialami peserta didik
agar dapat berpartisipasi secara aktif. Pendidik perlu berkomunikasi dengan orang tua dan
mengenalkan mereka pada pendekatan ini agar mereka dapat mendukungnya sehingga
peserta didik dapat memanfaatkan proyek secara maksimal.
Guru juga perlu mendapatkan pelatihan dan dukungan yang cukup sebagai solusi
dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis proyek. Kurikulum Merdeka dan
pendekatan ini mungkin memerlukan pendekatan pembelajaran yang berbeda dari yang
biasanya digunakan oleh pendidik. Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan yang
berkelanjutan sangat penting.
Contoh kegiatan P5 yang bisa menjadi sumber inspirasi dan inovasi pembelajaran
yaitu dengan menerapkan tema hidup berkelanjutan. Secara spesifik produksi pupuk bokasi
dimulai dari pengklasifikasian sampah organik dan anorganik hingga pengubahan sampah
organik menjadi pupuk bokasi. Selain itu kegiatan P5 juga bisa bertema Kewirausahaan.
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mengaplikasikan hasil proyek produksi pupuk
bokasi pada tanaman sayuran dan toga. Peserta didik didorong untuk menanam dan merawat
sayuran hingga mereka memanen sayuran yang mereka tanam dan rawat setiap hari. Hasil
panen kemudian diolah untuk kegiatan katering masyarakat dan sebagian dijual kepada
masyarakat setempat. Harapannya, kegiatan P5 dengan topik kewirausahaan ini dapat
membantu peserta didik dalam belajar bersaing dalam pemasaran.
Dalam menyikapi permasalahan kurikulum merdeka, sekolah bisa mengadakan
sosialisasi internal. Guru yang lebih muda dalam artian guru yang lebih paham teknologi bisa
membantu guru yang gagap teknologi, bisa memberikan modul terbaru tentang kurikulum
merdeka kepada guru yang kurang paham, dan juga mengikuti beragam seminar tentang
kurikulum merdeka.

KESIMPULAN
Di Indonesia, sistem pendidikan telah mengalami sejumlah perubahan dan
transformasi selama bertahun-tahun. Namun negara ini belum optimal dalam sistem
pendidikannya sehingga menyebabkan diterapkannya program baru seperti Program Tingkat
Satuan Pengajaran (KTSP) dan Kurikulum 2013 (K13). Saat ini pemerintah sedang
melaksanakan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau biasa disebut P5 dalam
kurikulum Merdeka. Proyek P5 bertujuan untuk meningkatkan profil pembelajaran Pancasila
dengan fokus pada transformasi pola pikir dari pola pikir tetap menjadi pola pikir
berkembang. Proyek P5 juga mengharuskan pendidik untuk beradaptasi dengan kurikulum
baru, memastikan bahwa semua proyek didasarkan pada Pancasila. Proyek ini juga
mengharuskan para pendidik untuk menyadari pentingnya isu-isu sosial dan kebutuhan waktu
dan sumber daya untuk menerapkan kurikulum baru. Agar pelaksanaan P5 dapat berjalan
dengan lancar pendidik perlu berkomunikasi dengan orang tua dan mengenalkan mereka pada
pendekatan ini agar mereka dapat mendukungnya sehingga peserta didik dapat memanfaatkan
proyek secara maksimal. Kurikulum Merdeka dan pendekatan ini mungkin memerlukan
pendekatan pembelajaran yang berbeda dari yang biasanya digunakan oleh pendidik. Oleh
karena itu, pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan sangat penting.

DAFTAR RUJUKAN
Hakim, L. (2023, 3 9). Mengenal P5 dalam Kurikulum Merdeka dan Contoh
Penerapannya. Diambil kembali dari Guru Inovatif:
https://guruinovatif.id/@luqmanulhakim12/mengenal-p5-dalam-kurikulum-merdeka-dan-
contoh-penerapannya
Rahmawati, M. A. (2023, 10 11). Mengenal P5 dalam Kurikulum Merdeka,
Pengertian hingga Manfaatnya. Diambil kembali dari Detik:
https://www.detik.com/jateng/berita/d-6976241/mengenal-p5-dalam-kurikulum-merdeka-
pengertian-hingga-manfaatnya#:~:text=oleh%20Kemendikbud%20Ristek.-
,Pengertian%20P5,kompetensi%20dalam%20Profil%20Pelajar%20Pancasila
Rozak, A. (2021, 12 14). Fixed Mindset dan Growth Mindset Dunia Pendidikan.
Diambil kembali dari Uinjkt: https://www.uinjkt.ac.id/id/fixed-mindset-dan-growth-mindset-
dalam-dunia-pendidikan/
Salim, H. A. (2023, 9 20). Mengenal Apa Itu P5 pada Kurikulum Merdeka. Diambil
kembali dari Uma: https://uma.ac.id/berita/mengenal-apa-itu-p5-pada-kurikulum-
merdeka#:~:text=P5%20adalah%20yaitu%20pembelajaran%20lintas,kompetensi%20dalam
%20Profil%20Pelajar%20Pancasila
Satria, R., Adiprima, P., Wulan, K. S., & Harjatanaya, T. Y. (2022). Paduan
Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Jakarta: Kurikulum Kemdikbud.
LAMPIRAN

Link video wawancara : https://youtu.be/nIAerqB3WH0?feature=shared

Anda mungkin juga menyukai