Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIK PEMBELAJARAN DAN ASESMEN

MATERI TEKS HIKAYAT KELAS X


DI SMA N 3 KOTA TEGAL

Laporan Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Topik 6 Aksi Nyata Mata Kuliah
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen yang Efektif di Sekolah Menengah I
Dosen Pengampu: Dr. Burhan Eko P., M. Hum

Disusun oleh:
1. Ais Imanullah (1922750105)
2. Akhmad Safrudin Z.A. (1922750106)
3. Puji Lestari (1922750107)
4. Faijah Ida Fatmawati (1922750108)
5. Nur Fitriyana Dewi (1922750109)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Pembelajaran adalah sebuah aktivitas transfer ilmu dan berdiskusi
yang terjadi di kelas yang biasanya dilakukan oleh guru dan peserta didik.
Proses pelaksanaan pembelajaran guru harus memperhatikan beberapa hal
salah satunya, yaitu perangkat pembelajaran yang dibuat harus sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan peserta didik serta kurikulum yang berlaku.
Kurikulum yang sedang berlaku di Indonesia saat ini adalah kurikulum
merdeka. Konsep kurikulum merdeka adalah guru dan peserta didik bebas
melaksanakan dan mengemas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
kreativitas atau merdeka belajar.
Merdeka belajar merupakan awal terciptanya konsep Profil Pelajar
Pancasila. Profil Pelajar Pancasila bermuara dari filosofi K.H. Dewantara yang
artinya pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Hal ini dapat dimaknai
bahwa dalam proses pembelajaran seyogyanya dapat membebaskan peserta
didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat (potensi,
kemampuan, bakat, dan minat) yang ada pada diri peserta didik. Menurut KH
Dewantara (1992), merdeka itu bebas dari segala ikatan, dengan suci hati
mendekati anak, bukan untuk meminta sesuatu hak, melainkan untuk
berhAmba pada sang anak. Mendidik dan mengajar adalah proses
memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala
aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani, dan rohani.
Konsep merdeka belajar tersebut erat kaitannya dengan pendidikan
paradigma baru dan pendidikan abad 21. Pembelajaran abad 21 merupakan
suatu peralihan pembelajaran di mana kurikulum yang dikembangkan
menuntun sekolah untuk mengubah pendekatan pembelajaran dari teacher
centred menjadi student centered. Hal ini sesuai dengan tuntutan masa depan

2
di mana peserta didik harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar. Selain
itu, sistem pembelajaran dan asesmen pada paradigma baru adalah berpusat
pada peserta didik, sehingga dapat memberikan peserta didik kesempatan
untuk belajar mengeksplor kemampuan dan potensi yang ada pada dirinya dan
melath peserta didik untuk selalu berpikir kritis. Dengan demikian, guru dalam
pelaksanaan proses pembelajaran guru harus menggunakan konsep
pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensasi merupakan pembelajaran yang
mengakomodasi kebutuhan peserta didik. Guru bisa menggunakan beberapa
aspek pembelajaran berdiferensiasi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Aspek pembelajaran berdiferensiasi tersebut yaitu aspek konten, proses, hasil
atau produk. dan lingkungan belajar disesuaikan dengan kebutuhan pesert
didik.
B. Analisis Keadaan Lingkungan SMA N 3 Kota Tegal
SMA N 3 Kota Tegal memiliki keadaan lingkungan yang mendukung
untuk pelaksanaan praktik pembelajaran dan asesmen. Lingkungan yang
kondusif didukung dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang bisa
digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan asesmen. SMA N 3 Kota Tegal
menggunakan 2 kurikulum yang berbeda untuk pelaksanaan pembelajaran.
Peserta didik kelas XI dan XII menggunakan kurikulum 2013, sedangkan
peserta didik kelas X menggunakan kurikulum merdeka belajar. Budaya-
budaya sekolah yang mendukung praktik pembelajaran dan asesmen seperti
budaya membaca sebelum praktik pembelajaran dimulai dan menyanyikan
lagu nasional masih terus dipertahankan dari masa ke masa. Hal tersebut biasa
dilakukan sebagai bentuk persiapan awal peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran dan asemen yang akan dilaksanakan di kelas.
Penerapan Profil Pelajar Pancasila pada peserta didik kelas X juga
dilaksanakan pada kegiatan sehari-hari di lingkungan sekolah seperti berdoa
sebelum dan sesudah melaksanakan proses pembelajaran, tadarus Al-Quran,
salat berjamaah, menyanyikan lagu nasional sebelum pelaksanaan pebelajaran,
dan pelaksanaan projek P5 yang disesuaikan dengan tema yang sudah
ditentukan.

3
Pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru juga
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, walaupun tidak semua guru bisa
mengakomodasi kebutuhan peserta didik. Guru sering kali memanfaatkan
perpustakaan sebagai tempat untuk melaksanakan proses pembelajaran selain
di kelas. Memanfaatkan layar LCD yang ada di kelas sebagai media
pembelajaran, dan hal-hal lain yang bisa dimanfaatkan untuk proses
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Penerapan pembelajaran paradigma baru di SMA N 3 Kota Tegal
belum sepenuhnya dilaksanakan. Tetapi, ada beberapa guru yang mulai
menerapkannya dengan membuat kesepakatan kelas dengan peserta didik
sebelum pembelajaran terkait dengan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Kesepakatan kelas tersebut biasanya berisi tentang aturan-arutan
yang akan dilaksanakan oleh guru dan peserta didik selama proses
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dilakanakan tanpa ada paksaan dari
pihak manapun, sehngga pembelajaran akan menyenangkan dan berkesan bagi
peserta didik.
C. Rencana Kegiatan Praktik Pembelajaran dan Asesmen
Rencana kegiataan praktik pembelajaran dan asesmen yang akan
dilaksanakan yaitu sebagai berikut.
1. Melakukan asesmen diagnostik dengan cara membagikan tautan google
form yang berisi tentang pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang
peserta didik, karakteristik peserta didik, keadaan peserta didik, dan
kebutuhan belajar peserta didik. Hal ini dilakukan untuk memetakan dan
mengetahui kebutuhan peserta didik.
2. Membuat dokumen parangkat pembelajaran dan asesmen yang sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan peserta didik.
3. Merencanakan dan menyusun proses pembelajaran berdiferensiasi yang
disesuaikan dengan hasil asesmen diagnostik dan pre-test peserta didik.
4. Merencanakan dan menyusun pebelajaran berdiferensiasi yang disesuaikan
dengan durasi waktu pembelajaran, sehingga proses pelaksanaan
pembelajarn di kelas bisa efektif.
5. Menyusun materi sesuai dengan tahapan capaian peserta didik.

4
6. Mempersiapkan ice breaking untuk memotivasi dan melatih fokus peserta
didik.
7. Menganalisis lingkungan dan fasilitas sekolah yang dapat dimanfaatkan
untuk proses pembelajaran.
8. Mempersiapkan kesepakan kelas sebelum pembelajaran.
9. Melaksanakan pembelajaran dan asesmen sesuai dengan perangkat
pebelajaran yang telah dibuat.
10. Melakukan releksi bersama-sama dengan peserta didik terkait dengan
pembelajaran dan asesmen yang telah dilaksanakan.
11. Melakukan evaluasi bersama-sama dengan peserta didik terkait dengan
pembelajaran dan asesmen yang telah dilaksanakan.
12. Merencanakan dan menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) atas hasi
evaluasi untuk pembelajaran selanjutnya,

5
BAB II
PELAKSANAAN

A. Deskripsi Data Pelaksanaan Praktik


Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada pembelajaran paradigma
baru yang digunakan untuk mewujudkan pembelajaran yang memerdekakan
peserta didik. Sebab, pada pembelajaran berpusat pada peserta didik terkait
dengan pemenuhan keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan
tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik
menjadi subjek dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dirancang agar
peserta didik mampu membangun konsep materi. Strategi pembelajaran yang
digunakan yaitu pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi
yang mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik. Adapun asesmen yang
diberikan meliputi 3 jenis, yaitu asesmen diagnostik baik kognitif dan non-
kognitif, asesmen formatif, dan asesmen sumatif.
Profil Pelajar Pancasila pada pembelajaran tersebut menjadi penuntun
arah yang memandu segala kebijakan dan pembaharuan dalam sistem
Pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran, dan asesmen. Kompetensi dan
karakter esensial terangkum dalam 6 dimensi yang meliputi beriman,
bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global,
bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis, serta kreatif. Pembelajaran
paradigma baru dilaksanakan untuk memberikan pembelajaran bermakna
bagi peserta didik. Agar pembelajaran menjadi bermakna pelaksanaannya
harus bersifat aktif, konstruktif, dan melibatkan peserta didik dalam seluruh
kegiatan pembelajaran.
Prinsip pembelajaran paradigma baru yang telah diimplementasikan di
sekolah sebagai berikut.
1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap
perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai
kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan

6
yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan
menyenangkan.
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas
untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter
peserta didik secara holistik.
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai
konteks, lingkungan dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua
dan masyarakat sebagai mitra.
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
6. Prinsip asesmen dalam pembelajaran paradigma baru yang telah
diimplementasikan di sekolah sebagai berikut.
7. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran,
memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik
sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua, agar
dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran
selanjutnya.
8. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen
tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu
pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
9. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan
keputusan tentang langkah selanjutnya.
10. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat
sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat
tentang karakter dan kompetensi yang dicapai serta strategi tindak
lanjutnya.
Setelah memahami konsep pembelajaran paradigma baru ini, guru model
mengimplementasikannya dengan merancang dan melaksanakan pembelajaran
di SMA N 3 Kota Tegal yang sesuai dengan paradigma baru, prinsip-prinsip
pembelajaran, serta asesmennya, maka dapat diidentifikasi data pelaksanaan
sebagai berikut.

7
a. Praktik Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik
Pada pelaksanaan PPL 1 di SMA N 3 Kota tegal peserta didik
menjadi subjek dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dirancang agar
peserta didik mampu aktif dan membangun konsep materi. Peran guru
model dalam penerapan pembelajaran ini lebih ke fasilitator daripada
menjadi seorang pengajar sehingga peserta didik menjadi pembelajar aktif
dalam proses pembelajaran sedangkan guru model membantu
membimbing, mengelola, dan mengarahkan pembelajaran siswa.
b. Cara Merencanakan dan Melaksanakan Pembelajaran dan Asesmen
1) Melakukan Kegiatan Observasi dengan Profiling Karakteristik Peserta
Didik
Sebelum melakukan pembelajaran di SMA N 3 Kota Tegal guru
model melakukan profiling peserta didik. Tujuan dilakukannya
profiling untuk mengetahui dengan jelas bagaimana gambaran
karakteristik peserta didik peserta didik yang ada di dalam kelas.
Karakteristik peserta didik yang akan diobservasi meliputi: etnik,
kultural, status sosial, minat, perkembangan kognitif, kemampuan
awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan
sosial, perkembangan moral, serta perkembangan motoric.
Kegiatan profiling dilakukan menggunakan angket dan
wawancara yang dilakukan sebelum pelaksanaan PPL 1. Setelah
mengetahui hasil gambaran karakteristik peserta didik guru model
merencanakan pembelajaran dan asesmen yang dapat digunakan.
Pertanyaan angket, wawancara dan hasil profilling peserta didik SMA
N 3 Kota Tegal terlampir pada lampiran 1 dan 2.
c. Menyusun Tujuan Pembelajaran
Pada tahap merumuskan tujuan pembelajaran guru model
dibimbing guru pamong merancang tujuan pembelajaran yang lebih
operasional dan konkret berdasarkan hasil observasi profilling peserta

8
didik. Penulisan tujuan pembelajaran yang dilakukan memuat dua konten
utama, yaitu kompetensi dan lingkup materi.
Tujuan pembelajaran diambil dan dirancang berdasarkan hasil
analisis Capaian Pembelajaran (CP) yang dirumuskan menjadi Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP), kemudian diturunkan menjadi tujuan
pembelajaran. Dalam proses perumusan tujuan pembelajaran ini guru
model harus memperhatikan elemen Audiance, Behavior, Conditions, dan
Degree (ABCD) serta menggunakan Kata Kerja Operasional (KKO) sesuai
Taksonomi Bloom Revisi.
Data merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan fase E
sebagai berikut.

Jenis Teks : Teks Cerita Rakyat (Teks Hikayat)

Elemen : Membaca dan Memirsa

Capaian Pembelajaran
Pelajar mengevaluasi informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan,
arahan atau pesan dari teks deskripsi, laporan, narasi, rekon,
eksplanasi, eksposisi dan diskusi, dari teks visual dan audiovisual
untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Pelajar
menginterpretasi informasi untuk mengungkapkan gagasan dan
perasaan simpati, peduli, empati dan/atau pendapat pro/kontra dari
teks visual dan audiovisual secara kreatif. Pelajar menggunakan sumber
lain untuk menilai akurasi dan kualitas data serta membandingkan isi
teks.

Tujuan Pembelajaran
1.7. Peserta didik menginterpretasi informasi untuk mengungkapkan
gagasan terhadap nilai yang terkandung dalam teks narasi

d. Merencanakan dan Melaksanakan Asesmen Diagnostik Non-Kognitif dan


Kognitif
Pada praktik pembelajaran, guru model juga merencanakan dan
melaksanakan asesmen diagnostik non-kognitif dan kognitif dalam proses
pembelajaran. Asesmen non-kognitif dilakukan dengan menggunakan
pertanyaan pemantik yang berkaitan aspek psikologis dan kondisi

9
emosional dari peserta didik sebelum memulai pembelajaran. Asesmen
kognitif dilakukan dengan pertanyaan pemantik yang berkaitan dengan
pengalaman/materi yang dipelajari sebelumnya atau yang akan dipelajari
pada pertemuan yang akan dipelajari. Selain itu, asesmen kognitif (ini juga
dilakukan dengan menggunakan pre-test atau kuis.
Perencanaan asesmen pembelajaran sebagai berikut.

Jenis Asesmen Deskripsi

1. Asesmen diaognostik non-kognitif


a. Apakah kamu merasa nyaman belajar di kelas?
b. Bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran sesudah
Pandemi Covid-19? lisan
c. Tuliskan jadwal kegiatan belajarmu di rumah!
d. Apakah kamu menemui kendala terkait penugasan yang
diberikan oleh Bapak/Ibu guru di kelas?
e. Bagaimana hubungan antara dirimu dan keluarga?
2. Asesmen Kognitif
a. Apakah kalian sudah pernah membaca teks yang berlatar
kerajaan?
b. Apakah sudah pernah mendengarnya dari orang tua, teman
sebaya, atau melalui media sosial?
c. Apakah kalian lebih suka belajar dengan membaca teks lisan
tulisan atau melalui audio-video?
d. Siapa saja yang suka belajar dengan membaca teks tulis?
e. Siapa saja yang suka belajar dengan melihat tayangan
video di youtube?

e. Mengembangkan Modul Ajar yang Sesuai dengan Hasil Observasi


Berdasarkan hasil observasi profiling peserta didik guru model
mengembangkan modul ajar. Dalam menyusun modul ajar yang
disesuaikan dengan hasil observasi profiling peserta didik yaitu gaya
belajar peserta didik, strategi pembelajaran yang diselaraskan dengan hasil
observasi, media pembelajaran yang digunakan, sampai dengan asesmen
yang digunakan harus disesuaikan dengan hasil observasi profiling peserta
didik.
Agar proses pengembangan modul ajar yang digunakan dalam
proses pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran.

10
Hal tersebut dilakukan karena modul ajar merupakan salah satu perangkat
penting yang mendukung proses pembelajaran supaya lebih terarah,
sehingga Capaian Pembelajaran (CP) dan tujuan pembelajaran akan
tercapai dengan maksimal. Modul ajar yang akan dirancang dan
dikembangkan sekurang-kurangnya berisi tujuan, langkah-langkah, media
pembelajaran, asesmen serta informasi dan referensi belajar. Sementara
itu, asesmen yang dilakukan oleh guru meliputi asesmen formatif, dan
asesmen sumatif. Rencana asesmen dimulai dengan perumusan tujuan
asesmen kemudian pendidik memilih dan/atau mengambangkan instrumen
asesmen sesuai dengan tujuan.
Dalam Pengembangkan modul ajar guru model menggunakan
sistematika sebagai berikut.
1) Identitas modul
2) Kompetensi awal
3) Sarana dan Prasarana
4) Target Peserta Didik
5) Peserta didik dengan kesulitan belajar:
6) Model Pembelajaran
7) Capaian Pembelajaran
8) Tujuan pembelajaran
9) Asesmen Diagnostik
10) Pemahaman Bermakna
11) Persiapan Pembelajaran
12) Pendahuluan
13) Isi
14) Penutup
15) Glosarium
16) Daftar Pustaka
17) Lampiran
Setelah pengembangan modul ajar selesai guru model melakukan
konsultasi ke guru pamong. Konsultasi ini digunakan untuk mengetahui

11
kekurangan dalam pengembangam modul ajar sesuai dengan prinsip-
prinsip pembelajaran paradigma baru.
f. Merencanakan Asesmen yang Akan Digunakan
Merencanakan asesmen yang akan digunakan dalam serangkaian
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru model dengan
memperhatikan prinsip-prinsip asesmen dan disesuaikan dengan keadaan
dan kebutuhan peserta didik. Asesmen yang akan dirancang dalam proses
pembelajaran baik asesmen formatif maupun asesmen sumatif harus
bersifat adil untuk seluruh peserta didik. Dengan demikian, proses
asesmen yang dilakukan oleh guru model akan memperoleh hasil yang
diharapkan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan peserta didik.
Pada pembelajaran pada siklus 1 guru model menggunakan
asesmen formatif yaitu asesmen performance dan kognitif. Asesmen
dilengkapi dengan rubik penialaian. Asesmen yang digunakan sebagai
berikut.
1) Asesmen Formatif Performance
Asesmen ini dilakukan setelah proses diskusi kelompok dalam
pembelajaran. Kemudian secara bergantian peserta didik membacakan
hasil diskusi di depan kelas.

Rubrik Penilaian Performance


Tanggal:
Kelas:
Rentang nilai antara 0 – 100.
Aspek Penilaian
Nama Rerata
No Kelancaran Kelengkapan Kebenaran Penggunaan
Siswa Jumlah
Informasi isi Bahasa

1.
2.
3.

12
dst

2) Asesmen formatif Kognitif


Asesmen kognitif dilakukan setelah peserta didik menerima
materi pembelajaran. Secara berkelompok peserta didik mengerjakan
asesmen ini.

Nama kelompok : ................................................................................


................................................................................
................................................................................
................................................................................
................................................................................

Kelas : ...............................................................................

1. Analisislah unsur intrinsik teks hikayat di atas?


1. Tema :

2. Tokoh dan karakter tokoh :

a. .............................................
b. ............................................
c. ............................................
d. ............................................
e. ............................................

3. Alur :
4. Setting :
a. Tempat : ..........................................
b. Suasana : ..........................................

c. Waktu :
5. Amanat :

2. Carilah nilai-nilai yang terdapat pada teks hikayat di atas!


a. Nilai moral
b. Nilai sosial
c. Nilai religius
d. Nilai pendidikan
e. Nilai budaya

13
Nama :
Kelas /Semester :
Tanggal Penugasan :

Rubrik Penilaian Penugasan : Menginterpretasi struktur instrinsik


dan ekstrinsik hikayat yang telah didiskusikan.

No Lengkap Kurang Tidak


Indikator
Soal Tepat tepat tepat

1. Menentukan tema hikayat 10 8 0


Menentukan tokoh dan karakter
2. 10 8 0
tokoh dalam hikayat
3. Menentukan setting dalam hikayat 10 8 0
4. Menentukan alur dalam hikayat 10 8 0
Menentukan sudut pandang dalam
5. 10 8 0
hikayat
6. Menentukan amanat dalam hikayat 10 8 0
Menentukan nilai budaya dalam
7. 10 8 0
hikayat
Menentukan nilai moral dalam
8. 10 8 0
hikayat
Menentukan nilai sosial dalam
9 10 8 0
hikayat
Menentukan nilai agama dalam
10. 10 8 0
hikayat
Total

Praktik Pembelajaran terbimbing dilaksankan setelah persiapan


mengajar dibuat. Pelaksanaan kegiatan praktik mengajar dilakukan dengan
menerapkan teori yang didapat saat perkualiahan, seperti pemahaman
peserta didik dan teori belajaranya. Kemudian, dalam praktik pembelajaran
yang dilakukan berbagai strategi pembelajaran juga diaplikasikan
sepertistrategi pembelajaran berdiferensiasi, discovery leraning, dan lain
sebagainya. Tidak hanya itu, dalam pelaksanaan praktik pembelajaran ini

14
dilakukan juga praktik menyusun perencanaan pembelajaran dan asesmen
yang efektif.
Kegiatan praktik pembelajaran PPL ini dilaksanakan berdasarkan
jadwal pelajaran yang telah ditetapkan oleh SMA N 3 Kota Tegal.
Berdasarkan jadwal tersebut, maka praktikan mendapat jadwal sebagai
berikut.
Hari/
No. Praktikan Kelas Materi
Tanggal
1. Ais Imanullah X.3 Kamis, 24 Mengajar didampingi
(1922750105) Nov 2022 guru pamong PPL materi
teks hikayat (unsur,
struktur, atau nilai-nilai)

2. Ahmad Syafrudin X.1 Senin, 21 Mengajar didampingi


Z.A. Nov 2022 guru pamong PPL materi
(1922750106) teks hikayat (unsur,
struktur, atau nilai-nilai)

3. Puji Lestari X.4 Selasa, 22 Mengajar didampingi


(1922750107) Nov 2022 guru pamong PPL materi
teks hikayat (unsur,
struktur, atau nilai-nilai)

4. Faijah Ida X.2 Jumat, 25 Mengajar didampingi


Fatmawati Nov 2022 guru pamong PPL materi
(1922750108) teks hikayat (unsur,
struktur, atau nilai-nilai)

5. Nur Fitriyana X.4 Kamis, 24 Mengajar didampingi


Dewi Nov 2022 guru pamong PPL materi
(1922750109) teks hikayat (unsur,
struktur, atau nilai-nilai)

Pelaksanaan praktik pembelajaran terbimbing di atas dilakukan


melalui beberapa tahap-tahap sebagai berikut.
1. Membuka Pelajaran
Membuka pelajaran merupakan bagian dari kegaitan pendahuluan
yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran atau modul ajar.
Tujuannya adalah menyajikan kegiatan yang dapat membantu peserta

15
didik untuk memperisapkan mental dan bersiap melakukan pembelajaran.
Membuka pelajaran terdiri dari kegiatan berikut.
a. Memulai kelas dengan salam dan berdoa bersama-sama.
b. Mempresensi peserta didik dan mengetahui kondisi mereka.
c. Apersepsi materi sebelumnya dan memberikan motivasi belajar. Tahap
ini dapat dilakukan dengan berbagai aktivitas mulai dari ice bereaking,
permainan, atau menggunakan pertanyaan-pertanyaan pemantik.
Sementara itu, untuk mengidentifikasi motivasi belajar peserta didik
dapat dilakukan pula dengan menanyakan kabar atau keadaan peserta
didik.
d. Penyampaian tujuan pembelajaran dan capaian pembelajaran. Kegiatan
ini sangat penting untuk dilakukan agar peserta didik siap dan
memahami kegaitan pembelajaran yang akan dilalui. Dengan demikian
pembelajaran dapat dilakukan dengan baik.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti ini berisi keseluruhan rangkaian aktivitas yang akan
dilalui dalam pelaksanaan pembelajaran. Setiap tahapan dalam kegiatan
inti ini dilakukan berdasarkan sintak yang sesuai dengan strategi, model,
atau pendekatan yang digunakan. Selain itu, kegiatan inti juga harus
disesuaikan dengan capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang
diharapkan dalam pertemuan tersebut.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
kegiatan inti.
a. Penguasaan Materi
Materi harus dapat dikuasai oleh praktikan agar nantinya dapat
menyampaikan materi pelajaran dengan baik kepada peserta didik.
Materi yang diajarkan sesuai dengan bidang keilmuan yang ditekuni
praktikan pada saat kegiatan perkuliahan secara matang.
b. Penggunaan Metode, Model, atau Strategi
Metode, model, atau strategi yang dipilih harus menarik dan
sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Di dalam pembelajaran
paradigma baru, metode, model, dan strategi yang digunakan harus

16
berpusat pada peserta didik dan memperhatikan tahap perkembangan
peserta didik. Dengan demikian pembelajaran yang disajikan benar-
benar menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Beberapa metode, model, atau strategi yang banyak digunakan
dalam pembelajaran paradigma baru ini adalah pembelajaran
konsturktivisme yang menjadi dasar adanya strategi diferensiasi,
model problem based learning, projek based learning, inkuiri,
discovery leraning, cultural responsive learning, dan lain sebagainya.
Salah satu strategi yang digunakan praktikan dalam praktik
pelaksanaan pembelajaran di PPL 1 adalah model discovery learning
sebagai berikut.
1) Stimulus, yaitu melakukan ice breaking, dilanjutkan dengan
penyampaian materi oleh guru.
2) Problem Statement dengan membagi peserta didik dalam
kelompok untuk melakukan diskusi terhadap materi yang akan
disampaikan,
3) Data Collection, yaitu dengan mengumpulkan hasil diskusi.
4) Data Processing, yaitu dengan membuat rangkuman dari hasil
diskusi.
5) Verification dengan cara menyiapkan kelompok untuk melakukan
presentasi hasil diskusi.
6) Generalization dengan meminta setiap kelompok memberikan
kesimpulan dan tanggapan dari hasil diskusi.
c. Penggunaan Media Pembelajaran
Media yang digunakan oleh praktikan dalam mengajar
disesuaikan pada jenis materi yang akan disampaikan. Penggunaan
berbagai media dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan untuk
menambah motivasi dan ketertarikan peserta didik dala mengikuti
pelajaran. Selain itu, media pembelajaran ini juga harus disesuaikan
dengan kebutuhan seperti minat, gaya belajar, kemampuan peserta
didik supaya media pembelajaran ini sesuai dengan diferensiasi dan
keberagaman peserta didik di lingkungan belajar tersebut.

17
3. Penutup
Kegiatan menutup pembelajaran diantaranya adalah sebagai
berikut.
a. Menyimpulkan bersama-sama materi yang telah dipelajari.
b. Peserta didik bersama guru melakukan refleksi diri atas pembelajaran
yang dilakukan. Tujuannya adalah untuk memperbaiki proses
pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
c. Pada kegaitan penutup ini, guru juga dapat memberikan pengayaan
atau penguatan terhadap pembelajaran yang dilakukan.
d. Mengadakan evaluasi atau asesmen yang disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran untuk megetahui capaian pembelajaran yang telah
didapatkan.
e. Menutup kegiatan dengan berdoa dan salam.

b. Pembahasan Hasil
Berdasarkan hasil perencanaan dan pelaksanaan praktik pembelajaran di
kelas X SMA N 3 Kota Tegal pembelajaran paradigma baru berjalan dengan
baik. Pembelajaran dilaksanakan dengan berpusat pada peserta didik.
Pemenuhan terhadap kebutuhan dan karakteristik peserta didik menjadi fokus
pembelajaran yang dilaksanakan. Penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran disusun dengan mempertimbangkan hasil observasi profiling
peserta didik.
Situasi pembelajaran yang dilaksanakan berlangsung kondusif. Peserta
didik aktif dalam melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran sesuai dengan
perencanaan pembelajaran dan asesmen. Model dan media pembelajaran yang
digunakan guru model menarik perhatian peserta didik. adapun strategi
diferensiasi juga digunakan guru model sebagai sarana pemenuhan kebutuhan
dan karakteristik peserta didik dalam pembelajaran. Guru model menggunakan
strategi diferensiasi pada aspek konten yang meliputi penggunaan berbagai
moda teks pada kegiatan pembelajaran. Diferensiasi proses juga dilakukan
dengan memberikan bimbingan lebih kepada kelompok yang membutuhkan.
Sementara itu, produk yang dihasilkan dari proses pembelajaran berupa

18
pembuatan video, scrapbook, mindmap, serta berbagai lembar kerja yang
dikerjakan oleh peserta didik.
Asesmen yang digunakan guru model sudah mengarah kepada
kompetensi dengan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan dilaksanakan
secara terpadu dan tidak terpisah dari pembelajaran. Selain terpadu asesmen
juga melibatkan siswa dalam melakukan asesmen, melalui penilaian diri (self
assessment), penilaian antarteman (peer assessment), refleksi diri, dan
pemberian umpan balik antar teman (peer feedback).
Berdasarkan hasil LKPD yang dikerjakan oleh peserta didik, peserta
didik secara berkelompok mampu menyelesaikan dengan baik. peserta didik
mampu memahami instruksi yang terdapat dalam LKPD. Peserta didik
mendapatkan hasil yang memuaskan. Peserta didik mampu menjawab soal-
soal yang disediakan dengan berdiskusi dan bertukar pendapat dengan anggota
kelompok yang lain sehingga tidak hanya aspek pengetahuan saja yang
dicapai, tetapi juga aspek sosial peserta didik dalam berinteraksi.
Dari hasil penerepan pembelajaran paradigma baru di atas dapat
disimpulkan pembelajaran yang dilakukan oleh guru model sudah sesuai
dengan prinsip-prinsip pembelajaran dan asesmen. Adapaun hal yang menjadi
kendala dalam pelaksanaan pembelajaran paradigma baru menjadi evaluasi
atau refleksi bagi guru model dalam merencanakan pembelajaran selanjutnya.
Sehingga penerapan pembelajaran paradigma baru dapat dilaksanakan secara
maksimal.

c. Implikasi Kegiatan bagi Pengembangan Profesi Guru


Kaitan utama antara kegiatan praktik pembelajaran dan
pengembangan profesi guru adalah bentuk pembinaan sikap profesionalitas
seorang guru. Guru profesional bukan sekadar memiliki pengetahuan yang
luas, penguasaan teknologi, dan manajemen saja, tetapi lebih kepada sikap
atau perilaku yang dipersayaratkan. Guru harus memiliki kesadaran penuh
untuk terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya tentang
bagaimana siswa itu harus belajar. Maka dari itu menjadi sangat penting guru

19
memiliki daya dan upaya untuk menguasai dan memanajemen kelas dalam
praktik pembelajaran yang dilakukannya agar profesionalitasnya kredibel.
Hal lain yang perlu diingat adalah guru memiliki peran yang sangat
esensial bagi mutu pendidikan di Indonesia karena guru menjadi salah satu
faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran di
samping kurikulum dan sarana prasarana.1 Guru harus mempersiapkan
generasi muda sebagai penerus yang mampu bersaing, namun juga unggul
dari segi karakter menjadikan tugas guru bukan sesuatu yang ringan untuk
dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk
mengembangkan profesi guru melalui berbagai strategi yang tepat dalam
menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan profesi guru.
Menurut Mustofa dalam Putri, dkk. (2017: 14) strategi dalam
pengembangan profesionalitasnya dibagi ke dalam tiga level sebagai berikut.
1. Upaya-upaya profesionalisasi yang dilakukan oleh guru secara pribadi
agar mereka dapat meningkatkan kualitas keprofesionalan, dengan atau
tanpa bantuan pihak lain. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai
pelatihan mandiri.
2. Pengembangan yang dilakukan oleh manajemen lembaga melalui
berbagai kebijakan manajerial yang dilakukan.
3. Upaya pengembangan pada level makro yang menjadi tanggung jawab
pemerintah dan masyarakat secara luas dalam kerangka manajemen
pendidikan nasional.
Berdasarkan paparan di atas, upaya pengembangan profesi ini telah
dilakukan secara mandiri melalui berbagai kegiatan diskusi, membaca artikel
yang relevan, dan kegaitan lain yang mendukung pengembangan profesi ini.
LPTK juga sangat mendukung pengembangan profesi guru ini seperti
pemberian mata kuliah yang berkaitan langsung dengan praktik
pembelajaran, sumber bacaan yang relevan, kolaborasi dengan ekspert, dan
lain sebagainya.

1
Putri, D.S., dkk. (2017). PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN. Makalah. Yogyakarta.
UNY. http://arfian.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/1825/2017/12/Revisi-Makalah-
Kelompok-1-Pengembangan-Profesi-Keguruan_.pdf

20
Selain berbagai strategi di atas, beberapa jenis kegiatan menurut
Danim dalam Putri, dkk. (2017: 17-20) berikut ini juga dapat diimplikasikan
untuk meningkatkan kualitas praktik pembelajaran yang dilakukan guru
sebagai upaya pengembangan profesi guru ketika nanti sudah terjun ke
lapangan.
1. Pendidikan dan Pelatihan
a. In-House Training (IHT), yakni pelatihan yang dilaksanakan secara
internal di kelompok kerja guru, sekolah, atau tempat lain yang
ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan.
b. Program magang, yaitu pelatihan yang dilaksanankan di dunia kerja
atau industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi
profesional guru. Program magang ini diperuntukkan bagi guru dan
dapat dilakukan selama periode tertentu misalnya, magang di sekolah.
c. Kemitraan sekolah, yakni pelatihan yang dilaksanakan antara sekolah
baik dan sekolah yang kurang baik, antara sekolah negeri atau sekolah
swasta. Pembinaan lewat mitra sekolah diperlukan dengan alasan
bahwa agar terjadi transfer nilai-nilai kebaikan dari beberapa
keunikan dan kelebihan yang dimiliki mitra kepada mitra lain.
Misalnya dalam bidang manajemen sekolah
d. Belajar jarak jauh dapat dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak
semua guru terutama di daerah terpencil dapat mengikuti pelatihan di
tempat-tempat pembinaan yang ditunjuk seperti di ibu kota kabupaten
atau provinsi.
e. Pelatihan berjenjang dan khusus yang biasanya dilaksanakan di
lembaga-lembaga pelatihan yang diberi wewenang, dimana program
disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut,
dan tinggi.
f. Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya.
Kursus singkat dimaksudkan untuk melatih meningkatkan
kemampuan guru dalam beberapa kemampuan seperti kemampuan
melakukan penilitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah,
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.

21
g. Pembinaan internal oleh sekolah ini dapat dilaksanakan oleh kepala
sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina, melalui
rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas internal
tambahan, dan diskusi dengan rekan sejawat.
h. Pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas
belajar baik dalam maupun luar negeri bagi guru yang berprestasi.
Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan menghasilkan guru-guru
pembina yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya
pengembangan profesi.

2. Non-Pendidikan dan Pelatihan


a. Diskusi masalah pendidikan yang diselenggarakan secara berkala
dengan topik diskusi sesuai dengan masalah yang dialamai sekolah.
b. Seminar dan pembinaan publikasi ilmiah juga dapat menjadi model
pembinaan berkelanjutan bagi peningkatan keprofesian guru.
c. Workshop kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan produk yamng
bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi mauapun
pengembangan kariernya.
d. Penelitian, misalnya penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen,
ataupun jenis lain dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran.
e. Penulisan buku/ bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat,
buku pelajaran, ataupun buku dalam bidang pendidikan.
f. Pembuatan media pembelajaran yang berupa alat peraga, alat
praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau animasi
pembelajaran.
g. Pembuatan karya teknologi/ karya seni yang bermanfaat untuk
masyarakat atau kegiatan pendidikan serta karya seni yang memiliki
nilai estetika yang diakui oleh masyarakat
Penyusunan laporan praktik dan pengembangan profesi guru ini juga
diimplikasikan dalam berbagai jenis kegiatan, misalnya diskusi atau
kolaborasi dengan teman sejawat, guru pamong, dosen pembimbing lapangan,
atau ekspert. Hal ini sangat bermanfaat karena konsep pelaksanaan praktik

22
pembelajaran dan pengembangan profesi guru dalam program PPG ini
dilakukan dengan format lesson study. Mahasiswa memiliki kesempatan
untuk merancang dan merancang perangkat pembelajaran, melihat dan
melakukan praktik pembelajaran secara terbimbing, serta melakuakn refleksi
dan membuat rencana tindak lanjut. Dengan demikian, mahasiswa memiliki
kesemaptan untuk mengembangkan diri melalui berbagai jenis kegiatan
sekaligus termasuk kegiatan-kegiatan lain yang dapat menunjuang
profesionalisme peserta didik seperti yang dijelaskan di atas.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

23
DAFTAR PUSTAKA
Putri, D.S., dkk. (2017). Pengembangan profesi keguruan. Makalah. Yogyakarta.
UNY.
http://arfian.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/1825/2017/12/Revisi-
Makalah-Kelompok-1-Pengembangan-Profesi-Keguruan_.pdf

24

Anda mungkin juga menyukai