Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM MERDEKA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran PAI Disekolah


dan Madrasah

Disusun Oleh: Kelompok 8

ALDI GUSTIKA CANDRA


ARIVIN SAKTI
ILHAM RAMADHANI
ROBI HIRAWAN

Dosen Pengampu:

Dr. Sitto Rahmana, M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Bagi kepala sekolah atau kepala madrasah dan pengawas,
kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau
pengawasan. Bagi orangtua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi
sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses
pendidikan di sekolah atau madrasah. Adapun bagi peserta didik, kurikulum
berfungsi sebagi pedoman dalam melaksanakan kegiatan belajar.
Kurikulum perlu untuk terus dikembangkan dan disempurnakan agar
sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
masyarakat yang sedang membangun. Tidak mengherankan jika di Indonesia
pengembangan kurikulum terus diupayakan dan dilakukan. Pengembangan
kurikulum yang terkini adalah Kurikulum Merdeka, yang sebelumnya
Kurikulum 2013 revisi sebagai akibat dari penyempurnaan Kurikulum 2013.
Pengertian kurikulum senantiasa mengalami perkembangan terus, sejalan
dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Dengan banyaknya ragam
pendapat mengenai pengertian kurikulum, maka secara teoritis sulit untuk
menentukan satu pengertian saja yang dapat merangkum dari semua pendapat
yang ada. Namun, pemahaman konsep dasar mengenai kurikulum ini tetaplah
penting adanya.1
Pengembangan kurikulum tidak hanya merupakan abstraksi, tetapi
mempersiapkan berbagai contoh dan alternatif untuk tindakan yang merupakan
inspirasi dari beberapa ide dan beberapa penyesuaian lain yang dianggap
penting. Pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar
yang dimaksudkan untuk membawa peserta didik ke arah perubahan-perubahan
yang diinginkan, serta menilai sampai dimana perubahan dimaksud telah

1
Muhamad Zaini, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Diva Press, 2012), h. 28
terjadi pada diri peserta didik. Pengembangan kurikulum merupakan proses
perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan
spesifik. Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai
komponen situasi belajar mengajar. Antara lain penetapan jadwal
pengorganisasian kurikulum dan spesifik tujuan yang disarankan, mata
pelajaran, kegiatan sumber, serta alat pengukur perkembangan kurikulum yang
mengacu pada sumber-sumber unit, rencana unit dan garis pelajaran kurikulum
ganda lainnya untuk memudahkan proses belajar mengajar.2
Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan
kurikulum. Mulai dari pemahaman teori dan konsep kurikulum, asas-asas
kurikulum, macam-macam model konsep kurikulum, anatomi dan desain
kurikulum, landasan-landasan pengembangan kurikulum, serta lainnya yang
berkaitan dengan proses pengembangan kurikulum. Kurikulum dikembangkan
berdasarkan tujuan yang jelas, yaitu untuk mengarahkan peserta didik agar
menjadi orang yang diinginkan. Adapun istilah pengembangan kurikulum
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang menghasilkan kurikulum. Dalam
arti lain merupakan proses yang mengaitkan satu komponen dengan komponen
lain untuk menghasilkan suatu kurikulum yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan modul ajar kurikulum merdeka disekolah dan madrasah?
2. Menjelaskan implementasi merdeka belajar dalam kurikulum bidang studi
PAI disekolah dan madrasah?

2
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), h. 90
BAB II
PEMBAHASAN

A. Modul Ajar Kurikulum Merdeka Disekolah Dan Madrasah


1. Pengertian modul ajar
Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat
rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses
pembelajaran mencapai capaian pembelajaran. Modul ajar merupakan
perangkat pembelajaran atau rancangan pembelajaran yang berlandaskan
pada kurikulum yang diaplikasikan dengan tujuan untuk menggapai standar
kompetensi yang telah ditetapkan. Modul ajar merupakan alat atau sarana
pembelajaran yang berisi materi, metode pembelajaran, batasan-batasan
serta cara evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dirancang
secara sistematis dan menarik untuk membantu mencapai kompetensi yang
diharapkan.3
Tujuan pembelajaran yang dikembangkan dari capaian pembelajaran
dengan profil pelajar pancasila sebagai sasaran. Jadi modul ajar merulakan
sebuah perangkat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode
pembelajaran, batasan-batasan, serta evaluasi yang berlandaskan kurikulum,
dirancang secara sistematis dan menarik serta diaplikasikan dengan tujuan
untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan. Modul ajar disusun
sesuai dengan fase atau tahap perkembangan peserta didik,
mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan tujuan pembelajaran,
dan berbasis perkembangan jangka panjang.
Adanya modul ajar sangat penting dalam proses pembelajaran bagi
guru dan siswa. Sejatinya, guru akan mengalami kesulitan untuk meng
upgrade efektivitas mengajar jika tidak disandingkan dengan modul ajar
yang lengkap. Begitu pula dengan siswa akan mengalami kesulitan dalam
belajarnya. Selain itu ketidaklengkapan modul ajar juga akan memunculkan
3
M Yusuf dan Arfiansyah, W, Konsep (merdeka Belajar) dalam Pandangan Filsafat
Konstruktivisme. (Yogyakarta: AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan Dan Keislaman, 2021),
h. 128
kemungkinan penyampaian materi yang tidak sesuai dengan kurikulum
yang seharusnya diterapkan, oleh karena itu modul ajar adalah media utama
untuk meningkatkan kualitas dalam pembelajaran yang mana berperan baik
bagi guru, siswa dan proses pembelajaran. Jadi, Guru perlu memahami
konsep mengenai modul ajar agar proses pembelajaran lebih menarik dan
bermakna.
2. Kurikulum Merdeka Belajar
Kurikulum merdeka belajar adalah kurikulum dengan pembelajaran
intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar peserta
didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan
kompetensi. Dalam kurikulum merdeka ini, guru memiliki keleluasaan
untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Kurikulum
merdeka mengutamakan pengembangan karakter melalui konten pada
pembelajaran dan profil pelajar pancasila. Karakter yang dibentuk yaitu
poin-poin penting dalam pancasila diantaranya berakhlak mulia, bertaqwa,
mandiri, berpikir, kritis, dan dapat bergotong royong, serta kreatif.
Merdeka belajar merupakan program baru dari Kemendikbud yang
dirancanangkan oleh Nadiem Makarim yang sebelumnya diterapkan oleh
PT Cikal disekolah. Hakikatnya, transformasi pendidikan melalui kebijakan
adanya kurikulum merdeka belajar merupakan salah satu inovasi terbaru
untuk mendatangkan SDM unggul yang memiliki profil pelajar pancasila
dan kurikulum merdeka belajar ditujukan kepada seluruh satuan pendidikan
jenjang dasar, menengah dan atas. Atas dasar perubahan terbaru ini, menteri
pendidikan memiliki harapan besar pada pembelajaran yang tidak hanya
fokus pada siswa dalam kelas namun bereksplor diluar kelas, hal ini akan
membuat pembelajaran semakin asyik, enjoy, dan tidak berpusat kepada
guru. Sistem pembelajaran seperti ini akan membentuk karakter percaya
diri, mandiri, cerdas dalam bersosialisasi, dan dapat berkompetisi.4

4
Ibid, h. 130
Karakteristik kurikulum merdeka belajar diantaranya: Pembelajaran
berbasis proyek untuk mengembangkan soft skill dan karakter sesuai profil
pelajar pancasila, berfokus pada materi esensial sehingga ada waktu untuk
pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar antara lain: Literasi
dan numerasi, serta fleksibilitas guru untuk melakukan pembelajaran yang
terdiferensiasi sesuai kemampuan peserta didik.
Kemdibudristek membuat prinsip kurikulum merdeka terbagi menjadi
empat prinsip merdeka belajar, di antaranya adalah:
a. Mengubah USBN menjadi asesmen kompetensi. Pada kurikulum
merdeka saat ini, USBN yang sudah mendarah daging disatuan
pendidikan Indonesia digantikan menjadi asesmen kompetensi, hal
ini bertujuan untuk mengembalikan keleluasaan sekolah untuk
meneguhkan kelulusan sesuai dengan UU sisdiknas. Asesmen
kompetensis dapat dilakukan dengan dua opsi yaitu dalam bentuk tes
tertulis atau bentuk asesmen lainnya yang lebih komprehensif guna
melihat kompetensi lain yang dimiliki siswa. Perubahan ini pada
dasarnya bermanfaat bagi sekolah, guru dan siswa. Khususnya pada
siswa, akan meminimaliskan tekanan psikologis dan siswa memiliki
kesempatan untuk menunjukkan kompetensi lain yang dimilikinya.
Selain itu kebermanfaatan pada guru adalah dapat membuat guru
merdeka dalam melakukan pembelajaran, menilai sesuai dengan
kebutuhan siswa dan sekolah, selain itu dapat pula guru mengembangkan
kompetensi profesionalitasnya. Sementara bagi sekolah, akan lebih
merdeka karena memiliki nilai positif dalam proses dan hasil belajar
siswa.
b. Mengganti Ujian Nasional (UN) menjadi asesmen kompetensi minimum
dan survey karakter. Tujuan utama UN digantikan dengan asesmen
kompetensi minimun dan survei karakter untuk mengurangi tekanan
pada siswa, orang tua, dan guru guna untuk memperbaiki mutu
pendidikan di Indonesia. Asesmen kompetensi akan mengukur
kompetensi berpikir kritis seperti literasi, numerasi dan karakter sebagai
problem olving secara personal dan professional yang berlandaskan pada
praktik dilevel international. Sementara pada ruang lingkup karakter
diukur dari unsur penerapan nilai pendidikan profil pancasila disekolah.
c. Meminimaliskan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kegiatan ini
dilakukan untuk mengoptimalkan performance guru di kelas. Kurikulum
Sebelumnya, RPP memiliki terlalu banyak segmen sehingga jika disusun
dapat mencapai lebih dari 20 halaman. Namun saat ini, RPP dapat dibuat
1 halaman yang meliputi tiga unsur penting yaitu tujuan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan evaluasi. Tujuannya untuk menyederhanakan
administrasi guru sehingga waktu guru lebih fokus pada pembelajaran
dan saat ini RPP telah digantikan dengan modul ajar yang sifatnya lebih
bervariasi.
d. Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi. Sistem zonasi
telah diterapkan pada peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
yang sifatnya lebih fleksibel. Rancangan peraturan sebelumnya membagi
PPDB system zonasi menjadi tiga yaitu jalur zonasi 80%, jalur prestasi
15%, jalur perpindahan 5%. Sedangkan rancangan peraturan terbaru
menjadi empat yaitu jalur zonasi 50%, jalur afirmasi 15%, jalur
perpindahan 5%, jalur prestasi 0 – 30%.
3. Keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar
a. Materi menjadi lebih sederhana, mendalam dan fokus pada materi yang
esensial. Oleh karenanya, peserta didik dapat belajar lebih dalam dan
tidak terburu-buru.
b. Lebih merdeka atau guru memiliki keleluasaan untuk mengajar sesuai
tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Sekolah juga memiliki
wewenang untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan satuan
pendidikan dan peserta didik.
c. Lebih relevan dan interaktif yang mana pembelajaran melalui kegiatan
proyek yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih
aktif dan mengeksplorasi isu-isu aktual.
4. Pengembangan Modul Ajar Kurikulum Merdeka
Menurut panduan pembelajaran dan asesmen, tujuan pengembangan
modul ajar adalah untuk mengembangkan perangkat ajar yang memandu
pendidik dalam melakukan pembelajaran. Kurikulum merdeka memberikan
keleluasaan kepada guru untuk memperkaya modul melalui dua cara, yaitu
guru dapat memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah disiapkan
oleh pemerintah, kemudian disesuaikan dengan karakter peserta didik serta
menyusun modul secara individual sesuai dengan materi dan karakter dari
peseta didik. Sebelum menyusun modul ajar, guru mengetahui strategi
mengembangkan modul ajar dan harus memenuhi dua syarat minimal, yaitu
memenuhi kriteria yang telah ada dan kegiatan pembelajaran dalam modul
ajar sesuai dengan prinsip pembelajaran dan asesmen.5
Adapun kriteria modul ajar kurikulum merdeka adalah sebagai
berikut:
a. Esensial yaitu setiap mata pelajaran terkonsep melalui pengalaman
belajar dan lintas disiplin ilmu.
b. Menarik, bermakna, dan menantang yaitu guru mampu menumbuhkan
minat peserta didik dan menyertakan peserta didik secara aktif dalam
pembelajaran.
c. Relevan dan kontekstual yaitu berkaitan dengan unsur kognitif dan
pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dan sesuai kondisi waktu
dan tempat peserta didik berada.
d. Berkesinambungan yaitu kegiatan pembelajaran harus memiliki
keterkaitan sesuai dengan fase belajar siswa.
Setelah menetapkan prinsip dari kriteria diatas, guru harus membuat
modul ajar sesuai dengan komponen yang ditentukan berdasarkan
kebutuhan. Komponen-komponen tersebut diantaranya meliputi: Komponen
informasi umum, komponen inti dan lampiran.

5
A.M Setyastanto, dan Leksono, A.W, Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka:
(Jakarta: Journal of Education, 2022), h. 188
a. Informasi Umum Meliputi: Identitas modul informasi tentang modul ajar
yang dikembangkan terdiri dari:
1) Nama penyusun, institusi, dan tahun disusunnya modul ajar, jenjang
sekolah (SD/SMP/SMA), Kelas, alokasi waktu (penentuan alokasi
waktu yang digunakan adalah alokasi waktu sesuai dengan jam
pelajaran yang berlaku diunit kerja masing-masing).
2) Kompetensi awal adalah pengetahuan dan keterampilan yang perlu
dimiliki siswa sebelum mempelajari topik tertentu. Kompetensi awal
merupakan ukuran seberapa dalam modul ajar dirancang.
3) Profil pelajar pancasila merupakan tujuan akhir dari suatu kegiatan
pembelajaran yang berkaitan erat dengan pembentukan karakter
peserta didik. Profil Pelajar Pancasila (PPP) dapat tercermin dalam
konten atau metode pembelajaran. Didalam modul pembelajaran,
profil pelajar pancasila tidak perlu mencantumkan seluruhnya, namun
dapat memilih profil pelajar pancasila yang sesuai dengan kegiatan
pembelajaran dalam modul ajar. Terintegrasi dalam seluruh mata
pelajaran melalui: Materi/isi pelajaran, Pedagogik, kegiatan projek
atau asesmen setiap modul ajar memuat satu.
4) Sarana dan prasarana merupakan fasilitas dan bahan yang dibutuhkan
untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Sarana merujuk pada alat
dan bahan yang digunakan, sementara prasarana didalamnya termasuk
materi dan sumber bahan ajar lain yang relevan yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Ketersediaan materi disarankan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik baik dengan keterbatasan
atau kelebihan. Teknologi, termasuk sarana dan prasarana yang
penting untuk diperhatikan dan juga dimanfaatkan agar pembelajaran
lebih dalam dan bermakna.
5) Target peserta didik
a) Peserta didik yang menjadi target yaitu: Peserta didik reguler/
tipikal tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi
ajar. Peserta didik dengan kesulitan belajar memiliki gaya belajar
yang terbatas hanya satu gaya misalnya dengan audio. Memiliki
kesulitan dengan bahasa dan pemahaman materi ajar, kurang
percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka panjang.
b) Peserta didik dengan pencapaian tinggi: Mencerna dan memahami
dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir dan memiliki
keterampilan memimpin.
6) Model Pembelajaran merupakan model atau kerangka pembelajaran
yang memberikan gambaran sistematis pelaksanaan pembelajaran.
Model pembelajaran dapat berupa model pembelajaran tatap
muka, pembelajaran jarak jauh dalam jaringan, pembelajaran jarak
jauh luar jaringan dan blended learning.
b. Komponen Inti
1) Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal penting dari
pembelajaran dan harus bisa diuji dengan berbagai bentuk asesmen
sebagai bentuk dari unjuk pemahaman. Tujuan pembelajaran
menentukan kegiatan belajar, sumber daya yang digunakan,
kesesuaian dengan keberagaman murid, dan metode asesmen yang
digunakan.
2) Pemahaman bermakna adalah informasi tentang manfaat yang akan
peserta didik peroleh setelah mengikuti proses pembelajaran. Manfaat
tersebut nantinya dapat peserta didik terapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh kalimat pemahaman bermakna: Manusia
berorganisasi untuk memecahkan masalah dan mencapai suatu tujuan
dan makhluk hidup beradaptasi dengan perubahan habitat.
3) Pertanyaan pemantik dibuat oleh guru untuk menumbuhkan rasa ingin
tahu dan kemampuan berpikir kritis dalam diri peserta didik.
Pertanyaan pemantik memandu siswa untuk memperoleh pemahaman
bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran.
4) Kegiatan pembelajaran urutan kegiatan pembelajaran inti dalam
bentuk langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dituangkan
secara konkret, disertakan opsi/pembelajaran alternative dan langkah
untuk menyesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa. Langkah
kegiatan pembelajaran ditulis secara berurutan sesuai dengan durasi
waktu yang direncanakan, meliputi tiga tahap, yakni pendahuluan,
inti, dan penutup berbasis metode pembelajaran aktif.
5) Asesmen asesmen digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran
diakhir kegiatan. Kriteria pencapaian harus ditentukan dengan jelas
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Jenis asesmen:
Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik), asesmen selama proses
pembelajaran (formatif), asesmen pada akhir proses pembelajaran
(sumatif).
Bentuk asesmen yang bisa dilakukan: Sikap (Profil Pelajar
Pancasila) dapat berupa: observasi, penilaian diri, penilaian teman
sebaya, dan catatan perilaku khusus anak, performa (presentasi,
drama, pameran hasil karya, jurnal) dan tertulis (tes objektif: essay,
pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah).
6) Pengayaan dan remedial pengayaan adalah kegiatan pembelajaran
yang diberikan pada peserta didik dengan capaian tinggi agar mereka
dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Remedial diberikan
kepada peserta didik yang membutuhkan bimbingan untuk memahami
materi atau pembelajaran mengulang. Saat merancang kegiatan
pengayaan, perlu diperhatikan mengenai diferensiasi contohnya
lembar belajar/kegiatan yang berbeda dengan kelas.
c. Lampiran
1) Lembar Kerja Peserta Didik: Lembar kerja siswa ini ditujukan untuk
peserta didik (bukan guru) dan dapat diperbanyak sesuai kebutuhan
untuk diberikan kepada peserta didik termasuk peserta didik non
reguler.
2) Bahan bacaan guru dan peserta didik: Bahan bacaan guru dan peserta
didik digunakan sebagai pemantik sebelum kegiatan dimulai atau
untuk memperdalam pemahaman materi pada saat atau akhir kegiatan
pembelajaran.
3) Glosarium Glosarium: Dalam suatu bidang secara alfabetikal yang
dilengkapi dengan definisi dan artinya. Glosarium diperlukan untuk
kata atau istilah yang memerlukan penjelasan lebih mendalam.
4) Daftar Pustaka: Sumber-sumber referensi yang digunakan dalam
pengembangan modul ajar. Referensi yang dimaksud adalah semua
sumber belajar (buku siswa, buku referensi, majalah, koran, situs
internet, lingkungan sekitar, narasumber, dsb.)
Beberapa komponen diatas tidak perlu dicantumkan semua pada
modul ajar dan dikembalikan pada satuan pendidikan yang memiliki
kebebasan merancang dan mengembangkan modul sesuai dengan kondisi
lingkungan belajar dan kebutuhan siswa.6
5. Langkah-Langkah Pengembangan Modul Ajar Kurikulum Merdeka
Terdapat langkah-langkah mengembangkan modul ajar pada
kurikulum merdeka diantaranya adalah:
a. Melakukan analisis pada siswa, guru, dan satuan pendidikan mengenai
kondisi dan kebutuhannya. Pada tahap ini guru dapat mengidentifikasi
masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran, guru dapat
menganalisis kondisi dan kebutuhan siswa dalam pembelajaran sehingga
modul ajar yang didesain akurat dengan masalah yang ada dalam
pembelajaran.
b. Melakukan asesmen diagnostik pada siswa mengenai kondisi dan
kebutuhan dalam pembelajaran. Pada tahap ini guru mengidentifikasi
kesiapan siswa sebelum belajar. Guru melakukan asesmen ini secara
spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, dan kelemahan
siswa.
c. Melakukan identifikasi dan menentukan identitas profil pelajar pancasila
yang akan dicapai. Pada tahapan ini guru dapat mengidentifikasi
kebutuhan siswa dan beracuan dengan pendidikan berkarakter. Profil
pelajar pancasila hakikatnya dapat dicapai dengan project oleh karena

6
Ibid, h. 190
itu guru harus mampu merancang alokasi waktu dan dimensi program
profil pelajar pancasila.
d. Mengembangkan modul ajar yang bersumber dari alur tujuan
pembelajaran, alur tersebut berdasarkan dengan capaian pembelajaran.
Esensi dari tahapan ini adalah pengembangan materi sama halnya seperti
mengembangkan materi pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
e. Mendesain jenis, teknik dan instrument asesmen. Pada tahap ini guru
dapat menentukan instrumen yang dapat digunakan untuk asesmen yang
beracuan pada tiga insturmen asesmen nasional yaitu asesmen
kompetensi minimum, survei karakter dan survei lingkungan belajar.
f. Modul ajar disusun berdasarkan komponen-komponen yang telah
direncanakan.
g. Guru dapat menentukan beberapa komponen secara esensial yang sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran. Beberapa komponen yang ada dapat
digunakan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam pembelajaran.
h. Komponen esensial dapat dielaborasikan dalam kegiatan pembelajaran.
i. Evaluasi modul.7
B. Implementasi Merdeka Belajar Dalam Kurikulum Bidang Studi PAI
Disekolah Dan Madrasah
Implementasi adalah usaha dalam menerapkan suatu hal. Implementasi
merupakan suatu tindakan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara
matang dan terperinci. Implementasi dilakukan ketika perencanaan sudah
sempurna yang bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya
mekanisme suatu sistem yang terencana. Adapun tujuan dari implementasi
penerapan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui program
kampus mengajar perintis disekolah dasar yaitu membantu menyelesaikan
problematika di persekolahan akibat dampak dari pandemi Covid-19. Bentuk

7
Ibid, h. 191
kegiatannya berupa membimbing peserta didik dan memberdayakan peralatan
sekolah dalam rangka proses belajar mengajar.8
Dalam penerapan kurikulum merdeka terdapat intrakurikuler serta
penguatan profil pancasila dan ekstrakurikuler. Penerapan kurikulum merdeka
dengan mengalokasikan waktu akan dirancang hingga satu tahun serta
dilengkapi dengan alokasi jam pelajaran yang disampaikan setiap minggunya.
Kurikulum merdeka bisa saja terus dilakukan dengan beberapa syarat. Pertama,
regulasi yang fundamental, misalnya Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun
2021 tentang Standar Nasional Pendidikan. Kedua, melihat dari asesmen
nasional yang bertujuan untuk mengukur bagaimana penalaran dari peserta
didik bukan hanya pengetahuan saja. Ketiga, jika publikasi semakin menyebar
luas maka kemungkinan kecil Kurikulum Merdeka dihentikan.
Jadi, implementasi Kurikulum Merdeka bertujuan untuk menjawab
keluhan dan masalah yang terjadi pada kurikulum sebelumnya. Implementasi
Kurikulum Merdeka dapat dilihat di sekolah penggerak. Implementasi
kurikulum ini menekankan pada bakat dan minat peserta didik dalam
mengembangkan potensi yang mereka punya. Implementasi kurikulum ini
dapat menjadikan peserta didik berkompeten sesuai bidangnya, serta dapat
berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan terknologi
masa sekarang. Implementasi diartikan sebagai suatu tindakan dari suatu
perencanaan yang sudah disusun dengan matang dan terperinci.
Implementasi dilakukan ketika perencanaan sudah sempurna yang
berlanjut pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem
yang sesuai perencanaan. Implementasi tidak dapat berdiri sendiri, tetapi
berkaitan erat dengan yang lain. Misalnya sumber daya manusia, alam, sarana,
prasarana, dan pendanaan. Kaitannya dengan implementasi MBKM di
lingkungan perguruan tinggi ataupun sekolah tingkat dasar dan menengah tentu
dipengaruhi oleh kurikulum, kelas, peserta didik, guru, mahasiwa, dosen,
hingga pendanaan yang tidak murah.
8
Mudrikah A, Khori A dan Hamdani H, Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka
(MBKM), (Universitas Islam Nusantara, Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, Vol.5 No.1, 2022), h. 21
Implementasi dari kurikulum merdeka Belajar jika dijalankan sesuai
fungsinya pasti akan berjalan dengan baik. Kurikulum ini juga sangat
membantu menyelesaikan problematika sekolah selama masa Covid19. Pada
masa itu pembelajaran dilakukan dari rumah secara online. Pembelajaran
menggunakan kurikulum lama dengan metode lama tentu tidak akan efektif
dan tidak efisien lagi. Selain menjadikan peserta didik tidak memahami secara
keseluruhan tentang pembelajaran, guru pun juga bingung bagaimana cara
membuat peserta didik mengerti dengan materi ajar.
Konsep merdeka belajar merupakan konsep yang memberikan
kemerdekaan dalam belajar untuk mengusahakan kesiapan lulusan dari sekolah
dan perguruan tinggi negeri maupun swasta agar mampu menghadapi
perkembangan zaman yang semakin pesat. Terdapat delapan program MBKM
yang direncanakan. Beberapa program yang telah dilaksanakan oleh perguruan
tinggi swasta diantaranya program pertukaran pelajar antar prodi maupun antar
perguruan tinggi didalam perguruan tinggi maupun luar perguruan tinggi.9

9
Ibid, h. 22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adanya modul ajar sangat penting dalam proses pembelajaran bagi
guru dan siswa. Sejatinya, guru akan mengalami kesulitan untuk meng-
upgrade efektivitas mengajar jika tidak disandingkan dengan modul ajar
yang lengkap. Begitu pula dengan siswa akan mengalami kesulitan dalam
belajarnya. Selain itu ketidaklengkapan modul ajar juga akan memunculkan
kemungkinan penyampaian materi yang tidak sesuai dengan kurikulum
yang seharusnya diterapkan, oleh karena itu modul ajar adalah media utama
untuk meningkatkan kualitas dalam pembelajaran yang mana berperan baik
bagi guru, siswa dan proses pembelajaran. Jadi, Guru perlu memahami
konsep mengenai modul ajar agar proses pembelajaran lebih menarik dan
bermakna.
Implementasi adalah usaha dalam menerapkan suatu hal.
Implementasi merupakan suatu tindakan dari sebuah rencana yang sudah
disusun secara matang dan terperinci. Implementasi dilakukan ketika
perencanaan sudah sempurna yang bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan,
atau adanya mekanisme suatu sistem yang terencana. Adapun tujuan dari
implementasi penerapan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)
melalui program kampus mengajar perintis di sekolah dasar yaitu membantu
menyelesaikan problematika di persekolahan akibat dampak dari pandemi
Covid-19. Bentuk kegiatannya berupa membimbing peserta didik dan
memberdayakan peralatan sekolah dalam rangka proses belajar mengajar.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat kami menyadari masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan serta kritik dan saran yang konstruktif
kami harapkan dari pembaca. Semoga apa yang telah kami susun dapat
bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi penyusun makalah ini sendiri, kami
ucapkan terimakasih.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Hamalik, Oemar. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung:


Remaja Rosdakarya

Mudrikah A, Khori A dan Hamdani H. 2022. Implementasi Merdeka Belajar


Kampus Merdeka (MBKM), Universitas Islam Nusantara, Islamic
Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam

Setyastanto, A.M dan Leksono, A.W. 2022. Kurikulum Merdeka Belajar Kampus
Merdeka: Jakarta: Journal of Education

Yusuf, M dan Arfiansyah W. 2021. Konsep (merdeka Belajar) dalam Pandangan


Filsafat Konstruktivisme, Yogyakarta: AL-MURABBI: Jurnal Studi
Kependidikan Dan Keislaman

Zaini, Muhamad. 2012. Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta: Diva Press

Anda mungkin juga menyukai