Anda di halaman 1dari 13

TUGAS METODOLOGI PEMBELAJARAN BAHASA

MAKALAH
KURIKULUM DAN BAHAN AJAR

DISUSUN OLEH:

SAFRIYADIN (G2Q1 15 011)

PROGRAM PASCASARJANA
KEGURUAN BAHASA
KONSENTRASI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
2015
Kata Pengantar
Puji syukur penulis hanturkan kepada Allah SWT. Karena telah memberikan kesehatan.
Shalawat serta salam tetap penulis curahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Karena dengan perjuangan dan jihad dari dakwah beliau sekarang kita bisa merasakan nikmatnya
iman dan islam dari agama yang beliau sebarkan. Dan semoga kelak kita menjadi umat yang
beliau syafaati di padang tandus yang tidak kita temui syafaat selain dari beliau.

Makalah ini dibuat dengan judul “Kurikulum dan Bahan Ajar” diharapkan bisa membuat
pembaca mengerti tentang hakikat kurikulum, serta mengetahui pengembangan bahan ajar.

Makalah ini masih sangat sederhana dan masih banyak sekali ditemukan kekurangan baik
isi , atau kata yang kurang tepat dalam penyajiannya dan kami sangat mengharap kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Walaupun demikian makalah ini juga sangat bermanfaat
bagi kita karena dengan membaca makalah ini kita mengetahui berbagai hal yang krusial dalam
pengembangan bahan ajar. Demikian sebagai pengantar makalah ini.

Kendari, November 2015

Penulis
BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang dilakukan secara tertata
dan teratur, berjalan secara logis dan sistematis mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati
sebelumnya. Setiap kegiatan pembelajaran bukan merupakan proyeksi keinginan dari guru secara
sebelah pihak, akan tetapi merupakan perwujudan dari berbagai keinginan yang dikemas dalam
suatu kurikulum.
Kurikulum merupakan pedoman mendasar dalam proses belajar mengajar di dunia
pendidikan. Berhasil tidaknya suatu pendidikan, mampu tidaknya seorang anak didik dan
pendidik dalam menyerap dan memberikan pengajaran, dan sukses tidaknya suatu tujuan
pendidikan itu dicapai akan sangat berpulang pada kurikulum. Dimana kurikulum memegang
kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan penentuan arah.
Kurikulum sebagai program pendidikan, masih bersifat umum dan sangat ideal. Untuk
merealisasikan dalam bentuk kegiatan yang lebih operasional yaitu dalam pembelajaran, terlebih
dahulu guru harus memahami tuntutan kurikulum, kemudian secara praktis dijabarkan kedalam
bentuk perencanaan pembelajaran untuk dijadikan pedoman operasional pembelajaran. Dalam
perencanaan pembelajaran terdapat komponen yang diantaranya adalah materi pembelajaran dan
bahan pembelajaran. Dimana materi pembelajaran dan bahan pembelajaran merupakan elemen
yang terdapat dalam standar isi dalam kurikulum.
Dengan demikian, maka penulis tertarik untuk membahas tentang pengembangan
kurikulum dan bahan ajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kurikulum?
2. Apa konsep, prinsip, dan fungsi pengembangan kurikulum?
3. Apa pengertian, bentuk, dan jenis dari bahan ajar?
4. Apa prinsip-prinsip dan langkah-langkah dalam memilih bahan ajar?
5. Bagaimana menentukan cakupan dan urutan bahan ajar?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Kurikulum merupakan dasar dan prosedur untuk perencanaan, implementasi, evaluasi,


dan pengelolaan program pendidikan (Nunan, 1997:158). Selanjutnya, menurut Depdiknas
(2006b :449) ”Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Tujuan tersebut mencakup tujuan
pendidikan nasional yang sesuai dengan kekhasan, kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan,
dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
daerah.

B. Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum (curriculum development) adalah the planning of learning


opportunities intended to bring about certain desered in pupils, and assesment of the extent to
wich these changes have taken plece (Audrey Nicholls & Howard Nichools dalam Oemar
Hamalik, 2008: 96). Rumusan ini menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum adalah
perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah
perubahan-perubahan tertentu yang diharapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan kesempatan
belajar (learning opportunity) adalah hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol antara
para siswa, guru, bahan, peralatan, dan lingkungan tempat siswa belajar yang diinginkan
diharapkan terjadi.

Dalam pengertian di atas, sesungguhnya pengembangan kurikulum adalah proses siklus, yang
tidak pernah berakhir. Proses tersebut terdiri dari empat unsur yakni (Oemar Hamalik, 2008: 96-
97):
1. Tujuan: mempelajari dan menggambarkan semua sumber pengetahuan dan pertimbangan
tentang tujuan-tujuan pengajaran, baik yang berkenaan dengan mata pelajaran (subject
course) maupun kurikulum secara menyeluruh.
2. Metode dan material: menggembangkan dan mencoba menggunakan metode-metode dan
material sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut yang serasi menurut
pertimbangan guru.
3. Penilaian (assesment): menilai keberhasilan pekerjaan yang telah dikembangkan itu
dalam hubungannya dengan tujuan, dan bila mengembangkan tujuan-tujuan baru.
4. Balikan (feedback): umpan balik dari semua pengalaman yang telah diperoleh yang pada
gilirannya menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya.

C. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum adalah kaidah-kaidah atau hukum yang akan


menjiwai suatu kurikulum. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum,
merupakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru
menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di
suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda
dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan
banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.

Menurut (Nana Syaodih Sukmadinata, 1997: 150-153) mengetengahkan prinsip-prinsip


pengembangan kurikulum yang terbagi ke dalam dua kelompok: (1) prinsip-prinsip umum:
relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus: prinsip
berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip
berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media
dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Sedangkan
menurut (Sholeh Hidayat, 2013:73-78) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan
kurikulum, yaitu:

a. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-
komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara
eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik
(relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi
sosilogis).

b. Prinsip berorientasi pada tujuan; yakni kurikulum sebagai suatu system, memiliki tujuan,
materi, metode, strategi, organisasi, dan evaluasi. Komponen tujuan atau kopetensi merupakan
titik tolak dan focus bagi komponen-komponen lainnya dalam pengembangan system tersebut.

c. Prinsip fleksibilitas dan kontinuitas, yaitu;


a) Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang
dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya,
memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi
tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta
didik.
b) Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal,
maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum
harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang
pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.

d. Prinsip efisiensi dan efektivitas; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum
dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal,
cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai. Dan prinsip efektivitas yang mengusahakan
agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik
secara kualitas maupun kuantitas.

e. Prinsip inegritas; yakni pengembangan yang menunjukan adanya hubungan horizontal


pengalaman belajar, sehingga dapat membantu siswa memperoleh pengalaman itu dalam
suatu kesatuan. Artinya, pengalaman belajar itu tidak berdiri sendiri, melainkan dapat
diterapkan dalam bidang lainnya.
D. Fungsi dan Peranan Pengembangan Kurikulum

Mengembangkan kurikulum merupakan suatu keharusan dan tuntutan, sehingga


kurikulum dipandang sebagai sesuatu yang tidak statis akan tetapi sesuatu yang dinamis,
sehingga harus dikembangkan sebab pengembangan kurikulum tersebut memiliki beberapa
fungsi sebagai berikut :

a. Fungsi pengembangan kurikulum bagi peserta didik

Kurikulum merupakan suatu konsep tersusun atau sistematis yang sangat diperlukan bagi
setiap peserta didik. Kurikulum menjadi pedoman bagi peserta didik sehingga peserta didik akan
mendapat sejumlah pengalaman baru yang dapat dikembangkan seirama dengan
perkembangannya, agar dapat memenuhi bekal hidupnya kelak. Sebagai alat dalam mencapai
tujuan pendidikan, kurikulum diharapkan mampu menawarkan program-program pada peserta
didik yang akan hidup pada zamannya, dengan latar belakang sosio historis dan cultural yang
berbeda dengan zaman dimana kedua orangtuanya berada.

E. Pengertian Bahan Ajar

Ada beberapa pengertian tentang bahan ajar, yaitu antara lain : Bahan ajar merupakan
informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Atau bahan ajar adalah
seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta
lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar atau materi
pembelajaran (instructional materials) juga merupakan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep,
prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Disini kemudian penulis akan
menggunakan istilah bahan ajar sebagai materi pelajaran untuk lebih memudahkan pemahaman.
F. Bentuk dan Jenis Bahan Ajar
Ada beberapa bentuk bahan ajar, yaitu bahan cetak seperti : hand out, buku, modul,
lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallcart. Audio visual seperti : video/film, VCD. Audio
seperti : radio, kaset, CD, audio, PH. Visual seperti : foto, gambar, lukisan, model/maket.
Kemudian bentuk bahan ajar berupa multi media seperti : CD Interaktif, Computer Based,
Internet. Sedangkan jenis bahan ajar disini seperti lembar informasi (informasi sheet), Operation
sheet, Jobsheet, Worksheet, Handout, Modul, dan lain-lain.

G. Prinsip – Prinsip dalam Memilih Bahan Ajar


Prinsip-prinsip dalam pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran meliputi: a. prinsip
relevansi,
b. konsistensi, dan
c. kecukupan.
Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan
dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya adanya
keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya,
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus
diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan
hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang
membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak
akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

H. Langkah – langkah dalam Memilih Bahan Ajar


Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa
hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar
meliputi :
a. mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar,
b. mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar,
c. memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang telah teridentifikasi tadi., dan
d. memilih sumber bahan ajar.
Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut:
Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek
tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar
memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.
Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar
kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi
menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Materi jenis fakta adalah materi
berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian
atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi,
hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.
Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya
langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.
Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi),
internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi
rutin, dan rutin.
Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip,
prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-
jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara
mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah
memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan
mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau
metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya, metode
mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan keledai”,
“jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah
“demonstrasi”.
Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan
ajar. Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari
sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya, sesuai dengan prinsip pembelajaran
siswa aktif. Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari
setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di
bawah ini:
a. Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit . Gunakan sebanyak mungkin buku teks
agar dapat diperoleh wawasan yang luas,
b. Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti
sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir,
c. Jurnal penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. Jurnal-jurnal tersebut berisikan
berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah
dikaji kebenarannya,
d. Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar yang dapat dimintai
konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dan
lain sebagainya,
e. Profesional yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu.
f. Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar
kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan.
Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi.
g. Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulananyang banyak berisikan informasi
yang berkenaan dengan bahan ajar suatu matapelajaran,
h. Internet yang yang banyak ditemui segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran
harian untuk berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat
dicetak atau dikopi,
i. Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata
pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui
siaran televisi, dan lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi).
Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku
atau terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya
menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak tepat pula
tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian tahun. Buku-
buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai
sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan. Mengajar bukanlah
menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya
guru menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk mendapatkan materi
pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain.

I. Menentukan Cakupan dan Urutan Bahan Ajar


a. Menentuan cakupan bahan ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan
apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif,
ataukah aspek psikomotorik. Selain itu, perlu diperhatikan pula prinsip-prinsip yang perlu
digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan
kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-
materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi
menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus
dipelajari/dikuasai oleh siswa. Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan (adequacy).
Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan dalam
pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu
tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup
materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh murid terlalu
banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai.
b. Menentukan urutan bahan ajar
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan
mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi
pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan
siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi
penjumlahan belum dipelajari. Dan siswa akan mengalami kesulitan membagi jika materi
pengurangan belum dipelajari.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat
diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis.
Pendekatan prosedural yaitu urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan
langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya
langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video.
Sedangkan pendekatan hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke
atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk
mempelajari materi berikutnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam perencanaan pembelajaran terdapat komponen materi pembelajaran dan bahan ajar.
Dimana materi ajar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta
didik dalam rangka memenuhi kompetensi inti yang ditetapkan, sedangkan bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Materi pembelajaran dan bahan ajar perlu dikembangkan
guna mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Tujuan pendidikan akan sangat ditentukan oleh
kurikulum. Dimana kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan
dalam proses kegiatan belajar mengajar. Pengembangan kurikulum sangat diperlukan untuk
menawarkan program kepada anak yang sesuai pada zamannya.

B. Kesimpulan

1. Bagi pendidik
Bagi pendidik seharusnya lebih memahami kompetensi dasar yang diharapkan guna
mengembangkan materi pembelajaran dan bahan ajar yang sesuai dengan tujuan dari pada
pendidikan yang diharapkan dengan mempertimbangkan prinsip yang ada.
2. Bagi desainer kurikulum
Memang yang namanya perubahan nafasnya tentu adalah perubahan untuk menjadi lebih
baik. Namun jika perubahan terus terjadi, dan format yang dianggap tepat mampu memecahkan
persoalan pendidikan pada kenyataannya tidak sesuai harapan. Bagi desainer kurikulum untuk
membuat sebuah format kurikulum yang tepat dan efektif baik secara teori maupun praktiknya
untuk menyelesaikan masalah pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai