Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Pada Mata Kuliah Kurikulum Pembelajaran
Pada semester Ganjil tahun 2023/2024
Dengan dosen pengampu Bapak Aah Ahmad Syahid,. M.Pd.
NIP. 920171219870621101

Disusun oleh :
Angel Holilah (2209057)
Nomor Absen 06
Kelas 3C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS DI SUMEDANG
2023
JAWABAN
1. a. Prinsip-prinsip Pengembangan kurikulum menggunakan prinsip-prinsip yang telah
berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan prinsip-prinsip
baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di lembaga pendidikan sangat
dimungkinkan untuk menggunakan prinsip yang berbeda dari kurikulum yang
digunakan di lembaga pendidikan lain, sehingga akan ada banyak prinsip yang
digunakan dalam pengembangan kurikulum. Prinsip umum dimaknai sebagai prinsip
yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh kurikulum sebagai totalitas dari
gabungan komponen-komponen yang membangunnya. Adapun penjabaran prinsip-
prinsip umum ialah sebagai berikut:
 Prinsip relevansi
Relevansi memiliki makna sesuai atau serasi. Jika mengacu pada prinsip
relevansi, setidaknya kurikulum harus memperhatikan aspek internal dan
eksternal. Secara internal, kurikulum memiliki relevansi antara komponen
kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi). Sedangkan
secara eksternal komponen itu memiliki relevansi dengan tuntutan sains dan
teknologi (relevansi epistemologis), tuntutan dan potensi siswa (relevansi
psikologis), serta tuntutan dan kebutuhan pengembangan masyarakat
(relevansi sosiologis).
 Prinsip fleksibilitas
Pengembangan kurikulum berupaya agar hasilnya fleksibel, fleksibel, dan
fleksibel dalam implementasinya, memungkinkan penyesuaian berdasarkan
situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta
kemampuan dan latar belakang siswa, peran kurikulum disini sangat penting
terhadap perkembangan siswa untuk itu prinsip fleksibel ini harus benar –
benar diperhatikan sebagai penunjang untuk peningkatan mutu Pendidikan.
 Prinsip kontinuitas
Makna kontinuitas disini adalah berhubungan, yaitu adanya nilai keterkaitan
antara kurikulum dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga tidak terjadi
pengulangan atau disharmonisasi bahan pembelajaran yang berakibat jenuh
atau membosankan baik yang mengajarkan (guru) maupun yang belajar
(peserta didik). Selain berhubungan dengan tingkat pendidikan, kurikulum
juga diharuskan berhubungan dengan berbagai studi, agar antara satu studi
dapat melengkapi studi lainnya.
 Prinsip efesiensi
Efisiensi adalah salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan kurikulum, sehingga apa yang telah direncanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika sebuah program pembelajaran dapat
diadakan satu bulan pada satu waktu dan memenuhi semua tujuan yang
ditetapkan, itu bukan halangan. Sehingga siswa dapat mengimplementasikan
program pembelajaran lain karena upaya itu diperlukan agar dalam
pengembangan kurikulum dapat memanfaatkan sumber daya pendidikan
yang ada secara optimal, cermat, dan tepat sehingga hasilnya memadai.
 Prinsip efektivitas
Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan prinsip
efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas di sini adalah sejauh mana rencana
program pembelajaran dicapai atau diimplementasikan. Dalam prinsip ini ada
dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: efektivitas mengajar guru dan
efektivitas belajar siswa. Dalam aspek mengajar guru, jika masih kurang efektif
dalam mengajar bahan ajar atau program, maka itu menjadi bahan dalam
mengembangkan kurikulum di masa depan, yaitu dengan mengadakan pelatihan,
workshop dan lain-lain. Sedangkan pada aspek efektivitas belajar siswa, perlu
dikembangkan kurikulum yang terkait dengan metodologi pembelajaran
sehingga apa yang sudah direncanakan dapat tercapai dengan metode yang
relevan dengan materi atau materi pembelajaran.

Sumber : file:///C:/Users/Acer/Downloads/692-Article%20Text-1620-1-10-
20200517.pdf

b. Hilda taba
Pada beberapa buku karya Hilda Taba, yang paling terkenal dan besar pengaruhnya
adalah Curriculum Development.Theory and Practice (1962). Dalam buku ini, Hilda
Taba mengungkapkan pendekatannya umtuk proses pengembangan kurikulum.
Dalam pekerjaannya itu, Taba memodifikasi model dasar Tyler agar lebih
representative terhadap pengembangan kurikulum di berbagai sekolah. Dalam
pendekatannya, Taba menganjurkan untuk lebih mempunyai informasi tentang
masukan (input) pada setiap langkah proses kurikulum. Secara khusus, Taba
menganjurkan untuk menggunakan pertimbangan ganda terhadap isi (organisasi
kurikulum yang logis) dan individu pelajar (psikologi organisasi kurikulum).Untuk
memperkuat pendapatnya, Taba mengklaim bahwa semua kurikulum disusun dari
elemen-elemen dasar.Suatu kurikulum biasanya berisi beberapa seleksi dan
organisasi isi; itu merupakan manifestasi atau implikasi dari bentuk-bentuk (patterns)
belajar dan mengajar. Kemudian, suatu program evaluasi dari hasil pun akan
dilakukan.
Langkah-langkah dalam proses pengembangan kurikulum adalah :
 diagnosis kebutuhan
 formulasi pokok-pokok
 seleksi isi
 organisasi
 seleksi pengalaman belajar
 organisasi penglaman belajar
 penentuan tentang apa yang harus dievaluasi dan cara untuk melakukannya.

Sumber : file:///C:/Users/Acer/Downloads/9933-Article%20Text-23470-1-
10-20190808.pdf

c. a.Context
Yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan
strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam program yang
bersangkutan, seperti: kebijakan departemen atau unit kerja yang bersangkutan,
sasaran yang ingin dicapai oleh unit kerja dalam kurun waktu tertentu, masalah
ketenagaan yang dihadapi dalam unit kerja yang bersangkutan, dan sebagainya.
b. . Input
Bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk keperluan pendidikan, seperti:
dokumen kurikulum, dan materi pembelajaran yang dikembangkan, staf
pengajar, sarana dan pra sarana, media pendidikan yang digunakan dan
sebagainya.

c. Process
Pelaksanaan nyata dari program pendidikan tersebut, meliputi: pelaksanaan
proses belajar mengajar, pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh para
pengajar, penglolaan program, dan lain-lain.

d. Product
Keseluruhan hasil yang dicapai oleh program pendidikan, mencakup: jangka
pendek dan jangka lebih panjang.

Sumber : file:///C:/Users/Acer/Downloads/UTS%20Kurpemb%202023.pdf

2. a. kurikulum menurut Ahli.

 Dr. H. Nana Sudjana Tahun (2005) – Kurikulum merupakan niat & harapan
yang dituangkan kedalam bentuk rencana maupun program pendidikan yang
dilaksanakan oleh para pendidik di sekolah. Kurikulum sebagai niat &
rencana, sedangkan pelaksaannya adalah proses belajar mengajar. Yang
terlibat didalam proses tersebut yaitu pendidik dan peserta didik.

 Harsono (2005) – Mengungkapkan bahwa kurikulum ialah suatu gagasan


pendidikan yang diekpresikan melalui praktik. Pengertian kurikulum saat ini
semakin berkembang, sehingga yang dimaksud dengan kurikulum itu tidak
hanya sebagai gagasan pendidikan, namun seluruh program pembelajaran
yang terencana dari institusi pendidikan nasional.

 Prof. Drs. H. Darkir – Menyatakan bahwa kurikulum merupakan alat dalam


mencapai tujuan pendidikan. Jadi, kurikulum ialah program pendidikan dan
bukan program pengajaran, sehingga program itu direncanakan dan dirancang
sebagai bahan ajar dan juga pengalaman belajar.

Persamaaan dan penekanan.


Jadi dari ke 3 Ahli ini sama-sama mendefinisikan bahwa kurikulum adalah
rencana program Pendidikan yang bertujuan mengembangkan pembelajaran
yang lebih efektip. Dan di tekankan bahwa kurikulum ini harus terencana dan
dirancang sesuai kebutuhan yang ada dilapangan, sehingga program Pendidikan
ini bisa lebih terstruktur.

Sumber : https://osf.io/preprints/inarxiv/8xfcw/download
b. Landasan-landasan kurikulum.
 Landasan Filosofis
Dalam pengembangan kurikulum, tentunya harus berpijak pada aliran-
aliran filsafat tertentu, langkah ini akan memberi nuansa terhadap konsep
dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Aliran Filsafat
Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat
yang mendasari terhadap pengembangan model kurikulum subjek-
akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi
pengembangan model kurikulum pendidikan pribadi. Sementara itu,
filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan
model kurikulum intenasional. Penerapan aliran filsafat cenderung
dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan
mengakomodasi berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan.
 Landasan Psikologis
Terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan
kurikulum, psikologi perkembangan, dan psikologi belajar. Psikologi
perkembangan mempelajari perilaku individu berkenaan dengan
perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang
hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek
perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal
lainnya yang berhubungan dengan perkembangan individu, di mana
semuanya dapat dijadikan bahan pertimbangan yang mendasari
pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu yang
mempelajari perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi Belajar
mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai
aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.
 Landasan Sosial dan Budaya
Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik
formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan
bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala
karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus
acuan bagi pendidikan. Kita tidak mengharapkan munculnya manusia
yang terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui
pendidikan diharapkan lahirnya manusia yang dapat lebih mengerti dan
mampu membangun kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, tujuan,
isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan,
kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di
masyakarakat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial-budaya
adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara kehidupan dan berperilaku
para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama,
budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya. Sejalan dengan
perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat
juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat
untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan dalam
perkembangan zaman.
 Landasan Iptek
Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama
dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan
kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum selayaknya dapat
mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi
dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
kemaslahatan dan keberlangsungan hidup manusia.

Sumber:https://jurnal.arraniry.ac.id/index.php/islamfutura/article/view
File/61/56

c. Ideal Curriculum, Actual Curriculum, dan Hidden Curriculum


 Ideal Curriculum
Ideal curriculum adalah kurikulum yang mengarah serta
mendekati pada kesempurnaan suatu kurikulum yang akan
diterapkan. Di dalam ideal curriculum ini terkandung bahan ajar
dan pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancangkan
secara sistematik demi tercapainya tujuan pendidikan secara
optimal.
 Actual Curriculum
Actual curriculum merupakan kurikulum yang nyata, maksudnya
adalah Actusl curriculum merupaka suatu proses dalam
pelaksanaan dari sebuah kurikulum. Kurikulum ini bisa
bersumber dari ideal curriculum, namun pada proses
pelaksanaannya, tidak semuanya sesuai dengan yang telah ada
dalam ideal curriculum.
 Hidden Curriculum
Hidden curriculum adalah kurikulum yang tidak direncanakan,
pelaksanaan dari kurikulum ini hanya bersifat fleksibel yang tidak
memilki landasan yang kuat, meskipun demikian kurikulum
tersembunyi ini mempunyai pengaruh baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap keluaran (out put) dari proses
belajar mengajar.

3. Kurikulum merupakan “ruh” pendidikan yang harus dievaluasi secara


inovatif, dinamis, dan berkala sesuai dengan perkembangan zaman dan
IPTEKS, kompetensi yang diperlukan masyarakat dan pengguna lulusan.
Perubahan kurikulum dengan demikian menjadi keniscayaan. Bahkan,
perkembangan IPTEKS yang sangat cepat tidak lagi memungkinkan
dunia pendidikan berlama-lama dengan “zona nyaman” kurikulum yang
berlaku. Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai kerangka
kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial
dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Karakteristik
utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran
adalah :
1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan
karakter sesuai profil pelajar Pancasila.
2. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk
pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi
dan numerasi. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran
yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan
melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Implementasi kurikulum adalah suatu tindakan atau pelaksaan kurikulum


dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.
a. Sampai tahun 2023 masih ada pilihan untuk menjalankan kurikulum
13, kurikulum darurat, atau kurikulum merdeka tapi pada tahun 2024
harus menjalankan kurikulum merdeka tanpa seleksi lagi.
b. Untuk saat ini kurikulum merdeka diterapkan hanya untuk kelas I dan
IV.
c. Peserta didik menjadi sentral pembelajaran.
d. Pembelajaran labih banyak dilaksanakan secara berkelompok, agar
terbagun kegotongroyongan pada siswa sesuai profil pelajar
Pancasila.
Kesimpulan.
keberhasilan sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum
merdeka khususnya dalam pelaksanaan pembelajaran disebarluaskan
ke sekolah-sekolah yang belum menerapkan kurikulum merdeka.
Akan meningkatkan mutu sekolah tersebut Karena pasalnya sekolah-
sekolah tersebut nantinya akan menggunakan kurikulum merdeka.

Sumber: file:///C:/Users/Acer/Downloads/2154.pdf

Anda mungkin juga menyukai