Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Pengembangan Kurikulum di MI/SD


Pada hakikatnya terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan
landasan pengembangan kurikulum. Terdapatempat aspek pokok yang menjadi landasan
atau dasar, tumpuan, fondasi dalam mengembangkan suatu kurikulum, yaitu :
a. Landasan Filosofis
Di dalam pengembangan kurikulum landasan filosofis merupakan faktor yang
sangat penting dalam menentukan sasaran proses pendidikan, arah dan tujuan.
Digunakan landasan ini untuk melaksanakan, memajukan dan mengembangkan
kurikulum sekolah atau madrasah.Plato menyebut filsafat sebagai ilmu yang
digunakan untuk mencari nilai-nilai sejati. Pertimbangan mendalam tentang masalah
yangdihadapi orang, termasuk masalah pendidikan, adalah subjek dari studi filsafat.
b. Landasan Psikologis
Melalui kurikulum diharapkan peserta didik mengembangkan pola perilaku
baru berupa keterampilan yang telah dimiliki dan akan diperolehnya di masa yang
akan datang. Kurikulum adalah upaya mengidentifikasi program pendidikan untuk
mengubah perilaku manusia, sedangkan psikologi adalah ilmu yang mempelajari
perilaku manusia. Dengan demikian, dalam mengembangkan kurikulum, psikologi
harus digunakan sebagai pedoman untuk menentukan apa yang harus dicakup dan
bagaimana perilaku harus dikembangkan.1
c. Landasan Sosiologis
Landasan Sosiologis adalah kajian kurikulum yang mengkaji bagaimana
masyarakat, budaya, dan ilmu pengetahuan. Penentuan materi kurikulum sangat
dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut yang menjadi kerangka intinya. Bukan hanya
dari segi isi program tetapi juga dari segi pendekatan dan strategi pelaksanaannya,
kurikulum sebagai program atau rancangan pendidikan harus mampu menjawab
kebutuhan dan permasalahan masyarakat. Untuk memastikan bahwa apa yang
diajarkan kepada siswa bernilai dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat, para
pelaksana kurikulum diharapkan untuk memperhatikan perubahan masyarakat2.

1
R. Masykur, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, (Bandar Lampung: Aura, 2019), Hal. 44
2
Anda J, Landasan Kurikulum dan Pembelajaran,(Jabar:Confident, 2014), Hal, 269

1
d. Landasan Yuridis
Nilai-nilai asasi (fitrah) anak. Terdapat interaksi antar-individu, yaitu antara
peserta didik dengan pendidik dan antara peserta didik dengan orang-orang yang
lainnya dalam proses pendidikan.Manusia juga memiliki taraf psikologis yang lebih
tinggi dan memiliki akal sebagai titik pembeda antara keduanya dibanding dengan
binatang yang tidak memiliki taraf psikologis
B. Prinsip Pengembangan Kurikulum di MI/SD
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada
dasarnya adalah aturan atau hukum yang kemudian menghidupkan kurikulum. Dalam
perkembangan kurikulum kita dapat menerapkan prinsip-prinsip yang dikembangkan
dalam kehidupan sehari-hari atau bahkan menciptakan sendiri prinsi-prinsip baru.
a. Prinsip berorientasi pada tujuan
Ide ini menekankan bagaimana tujuan memberikan panduan untuk penciptaan
komponen kurikulum lainnya. Agar pelaksana kurikulum dapat menyesuaikan tujuan
kurikuler dengan tujuan lain yang lebih khusus dan praktis, maka harus dipahami
dengan jelas. Selain itu, kurikulum harus menyeluruh dan mencakup berbagai
komponen kognitif, emosional, dan psikomotor dari domain tujuan.3
b. Prinsip kontinuitas
Sesuai asas kesinambungan, diperlukan kesinambungan, terutama dalam hal
materi dan kurikulum yang digunakan dalam berbagai jenis dan jenjang program
pendidikan.Prinsip ini juga sangat dibutuhkan bukan hanya untuk menjaga supaya
tidak terjadinya mengulang materi pelajaran yang nantinyaprogram pengajaran tidak
efektif dan efisien, akan tetapi juga untuk keberhasilan peserta didik dalam
menguasai materi pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum perlu
dikembangkan sebagai wahana pembelajaran yang dinamis, berkelanjutan dan
berkesinambungan. Kesinambungan dalam pengembangan kurikulum melibatkan
interaksi antara tingkat dan jenis bidang studi. Mengacu pada jenjang dan jenis
program pendidikan atau mata pelajaran, isi program, dan aplikasi kurikulum di
masing-masing lembaga pendidikan. Maka dari itu, harus dapat memberi inspirasi
untuk setiap siswa dalam mengembangkan kemampuan dan potensi, agar setiap anak
dapat terus maju untuk mencapai kesempurnaan. Keberlanjutan harus dilakukan
secara paralel antar kelas pada satu jenjang pendidikan, keberlanjutan antar jenjang
pendidikan, dan keberlanjutan antar jenjang pendidikan dengan tugas-tugas
3
R. Masykur, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, (Bandar Lampung: Aura, 2019), Hal. 94-98

2
kehidupan dalam massyarakat (life skill). Oleh karena itu ketika setiap satuan
pendidikan mengembangkan sebuah kurikulum, maka harus juga membaca dan
mengetahui bagaimana program kurikulum di satuan pendidikan yang lainnya
(horizontal maupun vertikal).
c. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas menyangkut kebebasan siswa untuk memilih program
studi yang diinginkan.Siswa memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan
berdasarkan kebutuhan, minat, dan kemampuan. Guru harus diberikan keleluasaan,
terutama dalam membuat kegiatan pembelajaran, selama tidak menyimpang terlalu
jauh dari tujuan kurikulum yang telah ditetapkan. Kebebasan untuk menentukan
tujuan, memilih materi pelajaran yang bersangkutan, memilih taktik dan prosedur
yang dibuat dalam kegiatan pembelajaran, serta mengembangkan standar dan
pembenaran yang objektif untuk melakukan dan memberikan penilaian kepada siswa
adalah sesuatu yang harus diberikan kepada guru. Kurikulum harus memiliki karakter
yang lentur dan fleksibel. Maksudnya, saat melaksanakan proses dan program
pendidikan perlu memerhatikan keadaan perbedaan yang ada pada masing-masing
peserta didik. Setiap siswa memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda-beda.
Tidak hanya situasi sekolah, di tengah kehidupan juga masyarakat yang berbeda pula.
Isi kurikulum secara nasional boleh sama (kriteria isi) tetapi akan lebih detail
penerapannya jika di semua sekolah harus dikelola secara kreatif dan inovatif dengan
pendekatan yang fleksibel. Sehingga kurikulum dapat diterima dan akhirnya dapat
memberikan dampak positif pada kehidupan yang lebih baik (internal maupun
eksternal).
d. Prinsip integritas
Integritas adalah keterpaduan, oleh karena itu prinsip integrasi harus
digunakan dalam pembuatan kurikulum. Bersikeras bahwa kurikulum harus dibuat
dengan cara yang dapat membantu siswa menjadi manusia utuh yang terintegrasi.
Pembelajaran terpadu adalah suatu pengertian yang memungkinkan siswa aktif
menggali dan menemukan ide, konsep, dan prinsip secara holistik, bermakna, dan
nyata, baik secara individu maupun kelompok. Pembelajaran terpadu ini dapat
dipraktekkan dalam beberapa cara yang berbeda.

e. Prinsip Efisiensi

3
Prinsip efisiensi berkaitan dengan perbandingan antara waktu, tenaga, biaya
dan suara yang dikeluarkan dengan hasil yang sudah diperoleh. Betapa bagus suatu
kurikulum, jika menuntut peralatan, sarana dan prasarana yang sangat khusus dan
juga mahal harganya, maka kurikulum itu tidak praktis dan sulit untuk dilaksanakan.4
f. Prinsip relevansi
Prinsip relevansi adalah kesesuaian pelatihan dengan kebutuhan dalam
masyarakat di mana pendidikan bermakna ketika hasilnyendidikan dapat bermanfaat
bagi masyarakat. Kurikulum yang dikembangkan oleh sekolah harus kesesuaian
(relevansi) agar kurikulum bermanfaat bagi berbagai pihak terkait. Ada dua relevansi
yang harus kita perhatikan: Yang pertama adalah kepentingan sebenarnya, yaitu
kesesuaian dari masing-masing komponen (anatomi) kurikulum yang dikembangkan
(tujuan, isi, metode, evaluasi) harus terhubung satu sama lain; yang kedua adalah
relevansi eksternal, yaitu inti dari kurikulum yang dikembangkan oleh sekolah harus
relevan dan valid menjawab tuntutan dan perkembangan kehidupan masyarakat,
dimana nantinya siswa tinggal dan bersosialisasi (lokal, regional ataupun global)
C. Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum di SD/MI
Terdapat 3 faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kurikulum, yaitu:
1. Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi setidaknya memberikan dua pengaruh pada kurikulum
sekolah. Pertama, mari kita bicara tentang bagaimana sains dan teknologi diciptakan
di perguruan tinggi negeri. Teknologi dan pengetahuan telah memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap metode pembelajaran dan konten kurikulum. Jenis
pengetahuan yang diperoleh di perguruan tinggi akan berdampak pada bagaimana
pelajaran disiapkan untuk kurikulum. Selain mempengaruhi isi kurikulum, kemajuan
teknologi juga berkontribusi dalam penciptaan sumber daya dan media pendidikan.
Kedua, dalam hal pemajuan pendidikan, penyiapan guru, dan penyiapan
pendidik untuk lembaga pendidikan tinggi bagi tenaga kependidikan. Kurikulum
Pendidikan Lembaga Pendidikan Energi berdampak pula pada pengembangan
kurikulum, khususnya melalui pengetahuan dan kemampuan mengajar para pengajar
yang dihasilkannya. Kajian ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pendidikan dan ilmu
lapangan, serta kemampuan mengajar para guru akan berdampak besar pada
bagaimana kurikulum dikembangkan dan diimplementasikan di sekolah. Saat ini

4
M. Kristiawan, Analisis Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, (Bengkulu :UPP FKIP Univ
Bengkulu 2019), Hal. 11-13

4
terdapat guru yang bekerja di berbagai jenjang dan sekolah yang sebagian besar
dididik oleh LPTK melalui program diploma dan sarjana. Masih banyak guru SD
yang berlatar belakang pendidikan SPG dan SGO, namun mereka tetap mengikuti
program diploma dan sarjana di bidang pendidikan guru untuk meningkatkan
kompetensi dan kualifikasinya.
2. Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang berugas untuk
mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara bermartabat dimasa mendatang
bagi masyarakat. Sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di tempat
sekolah tersebut berada. Ambisi masyarakat harus diserap dan dilayani oleh sekolah.
Dunia usaha merupakan salah satu elemen yang mempengaruhi masyarakat.
Pengembangan kurikulum akan dipengaruhi oleh bagaimana dunia usaha
berkembang di masyarakat. Ini agar sekolah dapat mendidik siswa untuk kehidupan
di luar kelas baik itu untuk hidup, bekerja, dan berusaha. Kurikulum yang diproduksi
dan digunakan sekolah dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang dilakukan di
masyarakat. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya
bertugas mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara bermatabat di
masyarakat. Sebagai bagian dan agen masyarakat, sekolah sangat
dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di tempat sekolah tersebut berada. Isi
kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi masyarakat penggunanya serta
upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka.Masyarakat yang ada di
sekitar sekolah mungkin merupakan masyarakat yang homogen atau
heterogen. Sekolah berkewajiban
3. Sistem Nilai
Sistem nilai, termasuk nilai moral, agama, sosial, budaya, dan politik, ada dalam
kehidupan sehari-hari. Sekolah sebagai lembaga masyarakat memiliki tugas untuk
melestarikan dan mewariskan nilai-nilai baik yang berkembang di masyarakat.
Kurikulum perlu memasukkan nilai-nilai yang akan dijunjung tinggi dan
ditransmisikan. Fakta bahwa ada banyak nilai dalam masyarakat merupakan
tantangan bagi para perancang kurikulum. Secara umum, masyarakat itu beragam,
terdiri dari banyak kelompok etnis, pekerjaan, intelektual, sosial, dan agama-spiritual,
yang masing-masing memiliki cita-cita tersendiri. Selain faktor ekonomi, politik,
fisik, seni, etika, dan agama, masyarakat juga mencakup faktor sosial. Fitur-fitur ini
seringkali juga menyertakan nilai-nilai lain. Terdapat beberapa hal yang perlu

5
diperhatikan ketika memasukkan berbagai nilai yang berkembang di masyarakat ke
dalam kurikulum sekolah, diantaranya:
a. Mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat
b. Berpegang pada prinsip demokratis, etis, dan moral
c. Berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru
d. Menghargai nlai-nilai kelompok lain
e. Memahami dan menerima keragaman budaya yang ada.5
D. Analisis Permendikbud mengenai pengembangan kurikulum di MI/SD
Peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan yang akan dianalisis pada subpoin
makalah mengenai penetapan kurikulum 2013 di Indonesia.
1. Permendikbud No.67 Tahun 2013adalah sebuah peraturan yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia mengenai pengelolaan
pendidikan nasional. Peraturan ini terdiri dari beberapa ketetapan, namun hasil
pencarian yang tersedia tidak memberikan informasi spesifik mengenai isi peraturan
tersebut. Namun, berdasarkan hasil penelusuran, dapat disimpulkan bahwa
Permendikbud No. 67 Tahun 2013 tidak berkaitan dengan Kurikulum 2013 yang
menjadi fokus dari Permendikbud No. 57 Tahun 2014 dan Permendikbud No. 37
Tahun 2018. Sebaliknya, Permendikbud No. 67 Tahun 2013 dapat mencakup aspek-
aspek lain dari manajemen pendidikan nasional di Indonesia. Sayangnya, hasil
pencarian yang tersedia tidak memberikan informasi yang cukup untuk melakukan
analisis rinci terhadap peraturan tersebut.
2. Permendikbud No.57 Tahun 2014adalah peraturan yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia mengenai implementasi
Kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan menengah. Peraturan tersebut terdiri dari
beberapa ketentuan berikut:
a. Kerangka Dasar Kurikulum
b. Struktur Kurikulum
c. Silabus
d. Pedoman Mata Pelajaran dan Pembelajaran Tematik Terpadu
Peraturan tersebut menguraikan implementasi Kurikulum 2013, termasuk struktur
kurikulum, proses pembelajaran, dan sistem penilaian. Peraturan ini juga
menekankan pentingnya pelatihan guru dan pengembangan profesi untuk

5
Nana S Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), Hal. 158-159 .

6
memastikan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Selain itu, peraturan ini
juga memberikan panduan untuk pengembangan buku teks dan bahan ajar yang
sesuai dengan Kurikulum 2013. Secara keseluruhan, Permendikbud No. 57 Tahun
2014 memainkan peran penting dalam keberhasilan implementasi Kurikulum 2013
dalam sistem pendidikan dasar dan menengah di Indonesia.6
3. Permendikbud No.20-24 Tahun 2016
a. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah yang digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan,standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Dengan
diberlakukanya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
b. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah yang memuat tentang Tingkat Kompetensi danKompetensi Inti
sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Kompetensi Inti meliputi
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan. Ruang lingkup
materi yang spesifik untuk setiap mata pelajaran dirumuskan berdasarkan
Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti untuk mencapai kompetensi lulusan
minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Dengan diberlakukannya
Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
c. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah yang merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk
mencapai kompetensi lulusan. Dengan diberlakukanya Peraturan Menteri
ini, makaPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013
Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

6
Permendikbud, R. I. (2014). Nomor 57 Tahun 2014 Tentang kurikulum 2013 sekolah dasar. Madrasah
Ibtidaiyah, Hal. 2-4

7
d. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang
merupakan kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan
sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan
dasar dan pendidikan menengah. Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri
ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun
2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
4. Permendikbud No.37 Tahun 2018mengenai perubahan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan menengah.
Peraturan ini menggantikan Permendikbud No. 24 Tahun 2016, yang sebelumnya
menjabarkan KI dan KD Kurikulum 2013. Peraturan tersebut mencakup KI dan KD
untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Tujuan dari kurikulum ini adalah
untuk mengembangkan empat kompetensi: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan,
dan keterampilan. Peraturan ini ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia pada saat itu, Muhadjir Effendy.

Dari keempat permendikbud diatas terdapat beberapa kesamaan antara Permendikbud


No. 67 Tahun 2013, Permendikbud No. 57 Tahun 2014, Permendikbud No. 20-24 Tahun
2016, dan Permendikbud No. 37 Tahun 2018. Kesamaan-kesamaan tersebut antara lain:

1. Semua peraturan tersebut terkait dengan sektor pendidikan di Indonesia.


2. Permendikbud No. 57 Tahun 2014 dan Permendikbud No. 37 Tahun 2018 sama-
sama berkaitan dengan implementasi Kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan
menengah.
3. Permendikbud No. 20-24 Tahun 2016 dan Permendikbud No. 37 Tahun 2018,
keduanya merupakan perubahan dari peraturan sebelumnya yang berkaitan dengan
Kurikulum 2013.
4. Semua peraturan tersebut menekankan pentingnya pengembangan kompetensi pada
siswa, baik melalui Kurikulum 2013 maupun dengan cara lain.
5. Semua peraturan tersebut berperan dalam membentuk sistem pendidikan di
Indonesia, baik melalui pengembangan kurikulum, pelatihan guru, maupun aspek lain
dalam manajemen pendidikan.

8
BAB III

PENUTUP

9
A. Kesimpulan
1. Terdapat tiga aspek pokok yang menjadi landasan dalam mengembangkan suatu
kurikulum, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis,
landasan yuridis.
2. Dalam mengembangkan sebuah kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip
yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan
sendiri prinsip-prinsip baru. Ada beberapa prinsip dalam pengembangan
kurikulum yaitu prinsip berorientasi pada tujuan, prinsip kontinuitas, prinsip
fleksibilitas, prinsip integritas dan prinsip efisiensi.
3. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perkembangan kurikulum, yaitu
perguruan tinggi, masyarakat dan sistem nilai

B. Saran
Demikianlah makalah yang telah kami buat, kami menyadari bahwa dari
pembuatan makalah ini masih banyak sisi kekurangan ataupun sisi kesalahan tanpa
kami sadari dan kami berharap semoga pembaca makalah ini dapat memahami
dengan mudah materi tentang Hakikat Pengembangan Kurikulum di SD/MI. Kami
juga mengharapkan kritik dan saran yang membangundalam penyempurnaan
makalah berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Kristiawan M., Analisis Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Bengkulu :UPP FKIP Univ
Bengkulu, 2019

Masykur R, (2019) Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, Bandar Lampung: Aura.

N. S. Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2010.

10
R. Masykur, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, Bandar Lampung: Aura, 2019

Ri, K. (2018). Permendikbud No 37 Tahun 2018 tentang perubahan Permendikbud No 24 Tahun 2016
Tentang Kidan KD Kurikulum 2013. Kemdikbud Ri, Jakarta.

Pendidikan, K. (2013). Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur


Kurikulum SD-MI. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Permendikbud, R. I. (2014). Nomor 57 Tahun 2014 Tentang kurikulum 2013 sekolah


dasar. Madrasah Ibtidaiyah.

11

Anda mungkin juga menyukai