Anda di halaman 1dari 16

NAMA : ANIS FITRIANA

KELAS : PAI-A/201180028

TUGAS : RESUM BUKU

JUDUL BUKU : KONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

PENERBIT : DRS. ZAINAL ARIFIN,M.Pd.

TAHUN TERBIT : 2012 (BANDUNG: REMAJA ROSDAKARYA)

BAB I KONSEP DASAR KURIKULUM

A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis istilah kurikulum berasal dari bahsa yunani yaitu curir yang artinya
“pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. istilah kurikulum berasal dari dunia
olah raga, terutama dalam bidang atletik pada zaman Romawi Kuno di Yunani.
Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh seorang pelari dari garis start sampai
dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Jarak yang harus
ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang yang
terlibat di dalamnya. Program tersebut berisi mata pelajaran mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu tertentu seperti SD/MI (Enam tahun),
SMP/MTs (Tiga tahun), SMA/SMK/MA (Tiga tahun) dan seterusnya. Dengan demikian
secara terminologis istilah kurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran
yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah.
Sekalipun pengertian ini tergolong tradisional, tetapi paling tidak orang bisa mengenal
dan mengetahui pengertian kurikulum yang pertama.
B. Dimensi-dimensi Kurikulum
a. Kurikulum sebagai suatu ide
b. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis
c. Kurikulum sebagai suatu kegiatan
d. Kurikulum sebagai hasil belajar
e. Kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu
f. Kurikulum sebagai suatu sistem
C. Fungsi dan Peranan Kurikulum
fungsi kurikulum dalam berbagai perspektif, antara lain sebagai berikut
a. Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan
Fungsi kurikulum merupakan alat ntuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu alat untuk
membentuk manusia seutuhnya sesuai visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional,
termasuk berbagai tingkatan tujuan pendidikan yang ada di bawahnya.
b. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah merupakan pedoman untuk mengatur dan
membimbing kegiatan sehari-hari di sekolah, baik kegiatan intrakurikuler,
ekstrakurikuler maupun kokurikuler.
c. Fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan
Fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan adalah pertama, fungsi
kesinambungan, yaitu sekolah pada tingkat yang lebih atas harus mengetahui dan
memahami kurikulum sekolah yang dibawahnya, sehingga dapat dilakukan
penyesuaian kurikulum, kedua, fungsi penyiapan tenaga, yaitu bilamana sekolah
tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga-tenaga terampil, maka sekolah
tersebut perlu mempelajari apa yang diperlukan oleh tenaga terampil, baik mengenai
kemampuan akademik, kecakapan, atau keterampilan, kepribadian maupun hal-hal
yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
d. Fungsi kurikulum bagi guru
Dalam praktik, guru merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum sekaligus
sebagai pelaksana kurikulum di lapangan, guru juga sebagai faktor kunci dalam
keberhasilan suatu kurikulum.
e. Fungsi kurikulum bagi pengawas (Supervisor)
Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan,
atau ukuran dalam membimbing kegiatan guru di sekolah.
f. Fungsi kurikulum bagi masyarakat
Bagi masyarakat, kurikulu dapat memberikan pencerahan dan perluasan wawasan
pengetahuan dalam berbagai bidang kehidupan. Nekakyu jyrujykym, masyarakat
dapat mengetahui apakah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang
dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kurikulum suatu sekolah
g. Fungsi kurikulum bagi pemakai lulusan
Instansi atau perusahaan ana pun yang mempergunakan tenaga kerja lulusan suatu
lembaga pendidikan tentu menginginkan tenaga kerja yang bermutu tinggi dan
mampu berkompetisi agar dapat meningkatkan produktivitasnya
D. Hubungan Kurikulum Dengan Pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua istilah yang berbeda tetapi tidak dapat
dipisahkan satu dengan lainnya. Keduanya mempunyai posisi yang sama. Kurikulum
merupakan sesuatu yang ideal, sedangkan pembelajaran merupkan realisasi dari
idealisme suatu gagasan.

BAB II Prinsip dan Tahap-tahap Pengembangan Kurikulum

A. Prinsip-prinsip Umum Pengembangan Kurikulum


a. Prinsip berorientasi pada tujuan dan kompetensi
Tujuan yang dimaksud merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam pendidikan.
Tujuan pendidikan mempunyai tingkatan/hierarki tertentu, mulai dari tujuan yang
sangat umum sampai dengan tujuan khusus. Tujuan yang dimaksud meliputi tujuan
pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan pembelajran umum
dan tujuan pembelajaran khusus. Tujuan pendidikan harus mencakup semua aspek
perilaku peserta didik, baik dalam domain kognitif, afektif maupun psikomotor.
b. Prinsip relevansi
Prinsip ini terdiri atas dua jenis, yaitu relevansi eksternal dan relevansi internal.
Relevansi eksternal menunjukkan relevansi antara kurikulum dengan lingkungan
hidup peserta didik dan masyarakat, perkembangan kehidupan masa sekarang dan
masa yang akan datang serta tuntutan dan kebutuhan dunia pekerjaan. Relevansi
internal artinya relevansi diantara komponen kurikulum itu sendiri. Kurikulum
merupakan suatu sistem yang dibangun oleh subsistem atau kompnen, seperti tujuan,
isi, proses dan evaluasi
c. Prinsip efesiensi
Prinsip ini perlu dipertimbangkan terutama yang menyangkut tentang waktu, tenaga,
peralatan dan dana. Implikasinya adalah mengusahakan agar kegiatan kurikuler
mendayagunakan waktu, tenaga, biaya dan sumber-sumber lain secara cermat dan
teapt sehingga hasil kegiatan kurikuler itu memadai dan memenuhi harapan.
d. Prinsip keefektifan.
Prinsip ini dapat ditinjau dari dua dimensi, yaitu proses dan produk. Dimensi proses
mengacu pada keefektifan proses pembelajaran sebagai real curriculum (keefektifan
guru mengajar dan keefektifan peserta didik belajar), sedangkan dimensi produk
mengacu pada hasil yang ingin dicapai. Implikasinya adalah para pengembang
kurikulum harus mengusahakan agar kegiatan kurikuler bersifat membuahkan hasil,
yaitu menguasai komptensi tanpa ada kegiatan yang mubazir.
e. Prinsip fleksibilitas
Kurikulum hrus dikembangkan secara lentur (tidak kaku) baik dalam dimensi proses
maupun dimensi hasil yang diharapkan. Implikasinya adalah para pengembang
kurikulum harus mengusahakan agar kegiatan kurikuler bersifat luwes, dapat
disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan serta ketersediaan waktu tanpa
merombak standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
f. Prinsip integritas
Kurikulum harus dikembangkan berdasarkan suatu keseluruhan atau kesatuan yang
bermakna dan berstruktur. Bermakna maksudnya adalah suatu keseluruhan itu
memiliki arti, nilai, manfaat atau faedah tertentu. Keseluruhan bukan merupakan
penjumlahan dari bagian-bagian melainkan suatu totalitas yang memiliki maknanya
sendiri. Prinsip ini berasusmsi bahwa setiap bagian yang ada dalam keseluruhan itu
berada dan berfungsi dalam struktur tertentu.
g. Prinsip kontinuitas
Kurikulum harus dikembangkan secara berkesinambungan , baik sinambung
antarmata pelajaran, antarkelas amupun antarjenjang pendidikan. Hal ini
dimaksudkan agar proses pendidikan atau belajar siswa bisa maju secara sistematis,
dimana pendidikan pada kelas atau jenjang yang lebih rendah harus menjadi dasar
untuk melanutkan pada kelas dan jenjang diatasnya.
h. Prinsip sinkronisasi
Kurikulum harus dikembangkan dengan mengusahkan agar semua kegiatan kurikuler,
ekstrakurikuler dan kokurikuler serta pengalaman belajar lainnya dapt serasi, selaras,
seimbang, searah dan setujuan.
i. Prinsip objektivitas
Kurikulum harus dikembangkan dengan mengusahakan agar semua kegiatan
(intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler) dilakukan dengan tatanan kebenaran
ilmiah serta mengesampingkan pengaruh-pengaruh subjektivitas, emosional dan
irasional.
j. Prinsip demokrasi
Dalam mengembangkan kurikulum perlu memperhatikan nilai-nilai demokratis.
Tujuannya untuk menjadikan sekolah sebagai puasat kehidupan demokrasi melalui
proses pembelajaran yang demokratis.
B. Prinsip-prinsip Khusus Pengembangan Kurikulum
a. Prinsip-prinsip tujuan kurikulum
Prinsip ini ditinjau dari tujuan sebagai salah satu komponen pokok dalam
pengembangan kuriklum. Menurut Hilda Taba (1962) ada tiga sumber tujuan, yaitu
kebudayaan masyarakt, idndividu, dan mata pelajaran-disiplin ilmu. Sementara itu,
Nana, Sy. Sukmadinata (2005) mengemukakan sumber tujuan adalah (a) ketentutan
dan kebijakan pemerintah, yang dapat ditemkan dalam dokumen-dokumen lembaga
negara mengenai tujuan danstrategi pembangunan termasuk didalamnya pendidikan,
(b) survei mengenai kebutuhan-kebutuhan murid dengan menggunakan angket,
wawancara, observasi, (c) survei mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang
kebutuhannya yang dijaring melalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai
media massa, (e) survei tentang manpower, (f) pengalaman negara-negara lain dalam
masalah yang sama, dan (g) penelitian lain.
b. Prinsip-prinsip isi kurikulum
Prinsip ini menunjukkan: (a) isi kurikulum harus mencerminkan falsafah dan dasar
suatu negara, (b) isi kurikulum harus diintegrasikan dalam nation dan characer
building, (c) isi kurikulum hanya mengembangkan cipta, rasa, karsa dan karya agar
peserta didik memiliki mental, moral, budi pekerti luhur, tinggi keyakinan agamanya,
cerdas, terampil, serta memiliki fisik yang sehat dan kuat, (d) isi kurikulum harus
mempersiapkan sikap dan mental peserta didik untuk dapat mandiri dan bertanggung
jawab dalam masyarakat, (e) isi kurikulum harus memadukan teori dan praktik, (f) isi
kurikulum harus memadukan pengetahuan, keterampilan dan sikap dan nilai-nilai, (g)
isi kurikulum harus diselaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern, (h) isi kurikulum harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan
perkembangan masyarakat, (i) isi kurikulum harus dapat mengintegrasikan kegiatan
intra, ekstra dan kokurikuler, (j) isi kurikulum harus memungkinkan adanya
kontinuitas antarasastu lembaga dengan lembaga pendidikan lainnya, dan (k) isi
kurikulum harus dapat disesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat.
c. Prinsip-prinsip didaktik-metodik
Prinsip ini meliputi: semua pengetahuan dan kegiatan yang diajarkan harus fungsional
dan praktis; pengetahuan dan kegiatan harus diselaraskan dengan taraf pemahaman
dan perkembangan peserta didik; guru harus membangkitkan dan memupuk minat,
perhatian dan kemampuan peserta didik; penyajian bahan pelajaran harus berbentuk
jalinan teori dan praktik; dalam pembelajaran, guru harus dapat membentuk
perpaduan antara kegiatan belajar individual dengan kegiatan belajar kelompok; guru
harus dapat mengembangkan sikap dan nilai-nilai peserta didik; penyajian bahan
pelajaran harus dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik terhadap
Tuhan YME; penyajian bahan hendaknya menggunakan multimetode, media, sumber
belajar dan variasi teknik penilaian, dan; dalam hal tertentu, guru perlu memberikan
bimbingan dan konseling kepada peserta didik.
d. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan proses pembelajaran (pendekatan, strategi,
mtode dan teknik) adalah: harus sesuai dengan tujuan (kognitif, afektif, dan
psikomotor) dan materi pelajaran; bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan
individual peserta didik; memberikan urutan kegiatan yang logis, sistematis dan
berjenjang; mengaktifkan peserta didik untuk belajar dan merangsang guru untuk
mengajar; merangsang berkembangnya kemampuan baru; menimbulkan jalinan
kegiatan belajar di sekolah dan di rumah; mendorong peserta didik menggunakan
berbagai sumber belajar; untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan
belajar yang menekankan learning by doing disamping learning by seeing and
knowing.
e. Prinsip yang berkenaan dengan media dan sumber belajar
Prinsip ini menunjukkan kesesuaian media dan sumber belajar dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar, materi pelajaran, karakteristik media
pembelajaran, tingkat perkemangan peserta didik, tingkat kemampuan guru, praktis-
ekonomis. Untuk itu, pengembang kurikulum harus memperhatikan faktor-faktor,
antara lain objektivitas, program pembelajaran, sasaran program, situasi dan kondisi
(sekolah dan peserta didik), kualitas media, keefektifan dan efisiensi penggunaan.
f. Prinsip-prinsip evaluasi
Prinsip ini meliputi : prinsip mendidik, prinsip keseluruhan, prinsip kontinuitas,
prinsip objektivitas, prinsip kooperatif, prinsip praktis dan prinsip akuntabilitas.
C. Tahap-tahap Pengembangan Kurikulum
a. Pengembangan kurikulum pada tingkat makro
Pada tingkat ini, pengembangan kurikulum dibahas dalam ruang lingkup nasional
yang meliputi tri-pusat pendidikan, yaitu pendidikan formal, pendidikan informal, dan
pendidikan nonformal dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional
b. Pengembangan kurikulum pada tingkat institusi
Pengembangan kurikulum tingkat institutsi/lembaga mencakup tiga kegiatan pokok,
yaitu merumuskan tujuan sekolah atau standar kompetensi lulusan masing-masing
lembaga, penetapan isi dan struktur program, dan penyusunan strategi pelaksanaan
kurikulum secara keseluruhan.
c. Pengembangan kurikulum pada tingkat mata pelajaran (bidang studi)
Pengembangan kruikulum pada tingkat bidang studi ini dilakukan dalam bentuk
menyusun atau mengembangkan silabus bidang studi mata pelajaran untuk setiap
semester.
d. Pengembangan kurikulum pada tingkat pembelajaran di kelas
Untuk mengembangkan kurikulum pada tingkat pembelajaran di kelas, maka guru
perlu menyusun program pembelajaran, seperti paket modul, paket belajar dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
e. Dalam pelaksanaannya, pengembangan kurikuilum harus menempuh tahap-tahap
sebagai berikut
Tahap 1: Studi kelayakan dan analisis kebutuhan
Tahap 2: perencanaan kurikulum (draft awal)
Tahap 3: pengembangan rencana operasional kurikulum
Tahap 4: pelaksanaan uji coba terbatas kurikulum dilapangan
Tahap 5: implementasi kurikulum
Tahap 6: monitoring dan evaluasi kurikulum
Tahap 7: perbaikan dan penyesuaian

BAB III Landasan Pengembangan Kurikulum

A. Landasan Filosofis
Kata filsafat bserasal dari bahasa yunani kuno yaitu philosophia (philore = cinta, senang,
suka dan sophia = kebaikan atau kebenaran). Menurut asal katanya, filsafat berarti cinta
akan kebenaran. Orang yang berfilsafat adalah orang yang senang dengan kebenaran.
Dengan demikian, filsuf adalah orang yang cinta akan kebenaran, berusaha untuk
mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya, dan menciptakan sikap positif
terhadapnya. Filsuf juga mencari hakikat sesuatu, berusaha menghubungkan antara sebab
dan akibat serta melakukan penafsiran atas pengalaman-pengalaman manusia. Berpikir
filsafat berarti berpikir secara menyeluruh, sistematis, logis dan radikal.
B. Landasan Psikologis
a. Teori Belajar
b. Teori Disiplin Mental
c. Teori Behaviorisme
d. Teori Gestal
C. Landasan Sosiologis
Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk mempersiapkan peserta didik hidup daam
kehidupan masyarakat. Asumsinya adalah peserta ddik berasal dari masyarakat, dididik
oleh masyarakat dan harus kembali ke masyarakat.
D. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
pengembangan kurikulum harus dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
berpikir peserta didik untuk lebih banyak menghasilkan teknologi baru sesuai dengan
perkembangan zaman dan karakteristik masyarakat individu.

BAB IV Komponen dan Organisasi Kurikulum

A. Komponen Tujuan
Dalam kerangka dasar kurikulum, tujuan mempunyai peranan yang sangat penting dan
strategis, karena akan mengarahkan dan memengaruhi kompoen-komponen kurikulum
lainnya
B. Komponen Isi/Materi
Isi/materi kurikulum pada hakikatnya adalah semua kegiatan dan pengalaan yang
dikembangkan dan disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Secara umum, isi
kurikulum itu dapat dikelompkkan menjadi tiga bagian, yaitu; logika, yaitu pengetahuan
tentang benar-salah, berdasarkan proses keiluan; etika, yaitu pengetahuan tentang baik-
buruk, nilai dan moral, dan; estetika, yaitu pengetahuan tentang indah-jelek yang ada
nilai seni.
C. Komponen Proses
Proses pelaksanaan kurikulum harus menunjukkan adanya kegiatan pembelajaran yaitu
upaya guru untuk membelajarkan peserta didik baik di sekolah melalui kegiatan tatap
muka, maupun di luar sekolah melalui kegiatan terstruktur dan mandiri.
D. Komponen Evaluasi
Untuk mengetahuai efektivitas kurikulum dan dalam upaya memperbaiki serta
menyempurnakan kurikulum, maka diperlukan evaluasi kurikulum. Evaluasi kurikulum
merupakan usaha yang sulit dan kompleks akrena banyak aspek yag harus dievaluasi,
banyak orang yang terlibat, dan luasnya kurikulum yang harus diperhatikan.

E. Komponen Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah susunan pengalaman dan pengetahuan baku yang harus
disampaikan dan dilakukan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang telah
ditetapkan. Organisasi kurikulum mempunyai dua dimensi pokok yiatu dimensi isi dan
dimensi pengalaman belajar.

BAB V Pendekatan dan Model Pengembangan Kurikulum

A. Pendekatan Pengembangan Kurikulum


Dilihat dari aspek perencanaannya, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan
dalam pengembangan kurikulum, antara lain sebagai berikut :
a. Pendekatan kompetensi (Competency Approach)
Pendekatan kompetensi menitikberatkan pada semua ranah yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Ciri-ciri pokok pendekatan kompetensi adalah berpikir teratur dan
sistemik, sasaran penilaian lebih difokuskan pada tingkat penguasaan dan
kemampuan memperbarui diri.
b. Pendekatan sistem
Pendekatan sistem terdiri atas beberapa aspek, antara lain filsafat sistem yaitu sebagai
cara berpikir tentang fenomena secara keseluruhan; analisis sistem yaitu metode atau
teknik didalam memecahkan masalah atau pengambilan keputusan, dan; manajemen
sistem yaitu aplikasi teori sistem didalam mengelola sistem organisasi. Pendekatan
sistem dapat diartikan sebagai suatu sistem yang berupa proses. Tujuannya adalah
untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai suatu tujuan. Komponen-
komponennya adalah langkah-langkah kegiatan yang terpadu secara integral dalam
sautu ikatan sistem. Inti pendekatan sistem yang berupa proses adalah merumuskan
masalah, mengidentifikasi strategi pemecahan masalah dan evaluasi.
c. Pendekatan klarifikasi nilai
Klarifikasi nilai adalah langkah pengambilan keputusan tentang prioritas atas
keyakinan sendiri berdasarkan pertimbangan yang rasional, logis, sesuai dengan
perasaannya dan perasan orang lan serta aturan yang berlaku
B. Model-model Pengemabangan Kurikulum
a. Konsep kurikulum subjek akademik
Kurikulum ini lebih menekankan isi. Kegiatan belajar lebih banak diarahkan untuk
menguasai isi sebanyak-banyaknya.
b. Konsep kurikulum rekonstruksi sosial
Kurikulum ini bersumber dari aliran pendidika interaksional yang menekankan
interaksi dan kerjasama antara siswa, guru, kepala sekolah, orangtua dan masyarakat.
c. Konsep kurikulum humanistik
Ditinjau dari kerangka dasar kurikulum, konsep kurikulum humanistik mempunyai
ciri tersendiri, antara lain tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pribadi yang utuh
dan dinamis agar memiliki integritas tinggi dan sikap positif; materi yaitu
menyediakan pengalaman yang berharga bagi setiap anak yang dapt membantu
pertumbuhan dan perkembangan pribadinya secara utuh, membant anak untuk
menemukan dan mengaktualisasikan diri, baik yang berkenaan dengan intelektual,
emosional maupun performance; proses yaitu terbangunnya hubunga emosional yang
kondusif antara guru dan siswa.

BAB VI Model Kurikulum Berbasis Kompetensi

A. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi


Suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan dan penguasaan
kompetensi peserta didik melalui berbagai kegiatan dan pengalaman sesuai dengan
standar Nasional Pendidikan sehingga hasilya dapat dirasakan oleh peserta didik, orang
tua, dan masyarakat, baik untuk melanjutkan oendidikan lebih tinggi, memasuki dunia
kerja mupun sosialisasi dengan masyarakat.
B. Prinsip dan Komponen KBK
a. Keimanan, nilai dan budi pekerti luhur
b. Penguatan itegritas nasional yang dicapai melalui pendidikan yang dicapai melalui
pendidikan
c. Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestika
d. Kesamaan memperoleh kesempatan
e. Abad pengetahuan dan teknologi informasi
f. Pengembangan keterampilan hidup
g. Belajar sepanjang hayat
h. Berpusat pada anak dengan penelitian yang berkelanjutan dan komprehensif
C. Struktur dan Pengorganisasian KBK
a. Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal
Struktur kurikulum TK/RA disebut dengan programbelajar yang mencangkup tiga
bidang yaitu: pengembangan moral dan nilai-nilai agama, pengembangan sosial dan
emosional, pengembangan kemampuan dasar
b. Sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (IM)
Struktur kurikulum untuk SD/MI memuat jumlah dan jenis mata pelajaran serta
alokasi waktu sebagai berikut: pendidikan agama, kewarganegaraan, bahasa
Indonesia, matematika, sains, pengetahuan sosial, kesenian, keterampila, pendidikan
jasmani.
c. Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah
d. Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah
Kurikulum SMA/MA ada dua macam: struktur kurikulum dengan pengkhususan
program studi, struktur dengan non-penhgkhususan program studi.

BAB VII Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

A. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


a. tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
a) SD, meletakkan dasar kecerdasan,pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan memgikuti pendidikan lebih lanjut
b) SMP, meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepriibadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuh hidup mandiri den mengikuti pendidikan lebih lanjut
c) SMA, meninkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadia, akhlak mulia, serta
keterampilan hidup amdiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya.
b. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tertuang
dalam SI meliputi :
a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d) Kelompok mata pelajaran estetika
e) Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan
c. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan danmengekspresikana diri sesuai dengan kondisi
sekolah.
d. Pengaturan Beban Belajar
a) Beban belajar dalam system paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan
SD/MI/SDLB, SMP/MTS, SMA/MA.
b) Jam belajar untuk setiap mata pelajaran pada system paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum
c) Alokasi waktu penguasaan
d) Alokasi waktu praktik
e) Alokasi waktu tatap muka
B. Pelaksanaan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
a. analisis konteks
b. Mekanisme penyusunan
c. Pemberlakuan

BAB VIII Model Kurikulum Bermuatan Lokal

A. Pengertian
Muatan lokal merupakan suatu program pendidikan dalam bentuk mata pelajaran.
Implikasinya adalah muatan lokal harus disusun secara sistematis, logis dan terencana
yang terdiri atas berbagai komponen yang saling menunjang dan saling memngaruhi.
B. Tujuan, Fungsi dan Ruang Lingkup Muatan Lokal
Tujuan muatan lokal adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki wawasan
yang luas dan mantap tentang kondisi lingkungan, keterampilan fungsional, sikap dan
nilai-nilai, serta meningkatkan kualitas sosial dan budaya daerahsesuai dengan
pembangunan daerah dan pembangunan nasional. Fungsi utama muatan lokal adalah :
a. Fungsi penyesuaian, yaitu mengembangkan program-program yang sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan daerah serta mempersiapkan peserta didik agar dapat
menyesuaikan diri dan akrab dengan lingkungannya
b. Fungsi intregasi, yaitu pembentukan peserta didik menjadi pribadi-pribadi yang
integrasi dengan masyarakat sehingga dapat meningkatkan kopetensi sosialnya sesuai
dengan karakteristik lingkungannya
c. Dan, fungsi perbedaan, yaitu memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
memilik materi muatan lokal sesuai dengan apa yang diinginkan, sesuai dengan
bakat, minat dan kkemampuannya sebagai pengakuan atas perbedaan individual
Pusat Kurikulum Balitbang Kemdiknas (2006) mengemukakan ruang lingkup muatan
lokal adalah sebagai berikut :
a. Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah
Keadaan sesuatu adalah segala sesuatu yang berada di daerah tertentu yang
berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial-ekonomi dan lingkungan
sosial-budaya.
b. Lingkup isi atau jenis muatan lokal
Lingkup isi atau jenis muatan lokal dapat berupa : bahasa daerah, bahasa asing
(inggris, mandarin, arab, dll), kesenian daerah, adat istiadat, dan pengetahuan
tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap
perlu oleh daerah yang bersangkutan.
C. Landasan Yuridis-Formal
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah.
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tantang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab X Pasal 36 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 37 ayat (1), pasal 38 ayat (2).
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, Pasal 13 ayat (1) huruf f.
d. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
e. Peraturan Materi Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

BAB IX Model Kurikulum Berorientasi Kecakapan Hidup

A. Pengertian dan Jenis Kecakapan Hidup


Suatu pengembangan kurikulum yang menyangkut pengembangan dimensi oesrta didik
secara utuh, yang meliputi aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan,
keterampilan, kesehatan, seni dan budaya. Oleh Karen itu, kedudukan kecakapan hidup
dalam KTSP terintegrasi melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran sehingga tidak
berdampak pada alokasi waktu yang ditetapkan.
B. Tujuan dan Ruang Lingkup
Kurikulum ini bertujuan untuk memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu
mengembangkan potensi peserta didik dalam menghadapi perannya pada masa
mendatang dan mempersiapkan pesrta didik agar memiliki kemampuan, kesangupan dan
keterampilan yang diperlukan dalam menjaga kelangsungan hidup dan mengembangkan
diiri sehingga mampu mengatasi berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

BAB X Evaluasi Kurikulum

A. Pengertian Evaluasi Kurikulum


Dalam pengembangan kurikulum, evaluasi merupakan salah satu kompinen penting dan
tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan kurikulum.
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kurikulum
Tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk megetahui keefektifan dan efisiensi system
kurikulum, baik yang menyangkut tentang tujuan, isi/materi, strategi, media, sumber
belajar, lingkungan maupun system penelitian itu sendiri. Sedangkan fungsi evaliuasi
kurikulum ini ada dua yaitu fungsi formatif: berfungsi untuk perbaikan dan
pengembangan bagian tertentu atau sebagian besar bagian kurikulum yang sedang
dikembangkan, fungsi sumatif: fungsi ini merupakan penyimpulan mengenai kebaikan dri
system secara keseluruhan.
C. Objek Evaluasi Kurikulum
Objek evaluasi kurikulum harus berhubungan dengan kegiatan nyata dan telah terjadi
karena tidak mungkink orang melakukan evaluasi terhadap sesuatu yang masih dalam
pikiran teoritis atau angan-angan, kecuali orang tersebut melakukan oenelitian (research).

BAB XI Inovasi Kurikulum

A. Konsep, Jenis dan Strategi Inovasi


Inovasi adalah usaha-usaha melakukan perubahan dalam system pendidikan yang secara
sadar dan terarah dilakukan untuk memperbaiki system yang ada, inovasi tidak harus
selalu harus sesuatu yang baru, tetapi sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya, dan
kebaikan itu dapat ditunjukkan. Pelaksanaan kurikulum tidak dapat dipisahkan dari
pelaksanaan inovasi itu sendiri. Inovasi kurikulum dibagi menjadi dua yaitu, top-down
innovation dan button-up innovation.
B. Ruang Lingkup dan Bentuk Inovasi Kurikulum
Secara garis besar ruang lingkup inovasi kurikulum terdiri atas tujuan, kurikulum,
struktur kurikulum, isi/materi pelajaran, proses pembelajaran, dan system penilaian.

Anda mungkin juga menyukai