Anda di halaman 1dari 6

A.

Prinsip Pengembangan Kurikulum

Prinsip ialah suatu panduan untuk menjadikan aturan umum (sebagai


dasar perilaku). Atau dapat disebut ketentuan yang harus dijalankan. Fungsi
dari prinsip adalah sebagai acuan dalam bertindak, dalam proses, dan juga
target capaian.

Pengembangan kurikulum didasari oleh beberapa prinsip, antara lain:


Pertama, relevansi, yaitu adanya kesesuaian antara hasil pendidikan (lulusan
sekolah) dengan tuntutan kehidupan di masyarakat. Kedua, efektivitas, yaitu
sejauh mana hal –hal yang direncanakan dalam pengembangan kurikulum itu
dapat terlaksana. Ketiga, efisiensi, yaitu perbandingan hasil yang dicapai
dengan usaha yang telah dilakukan. Keempat, fleksibilitas, yaitu memberi
sedikit kebebasan dalam mengambil keputusan atau kebijakan. Kelima,
kesinambungan (sustainable), yaitu ada hubungan berkelanjutan antara suatu
tingkat atau jenis pendidikan. Misalnya, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan
PTU/PTA. Keenam, sinkronisasi, yaitu semua kegiatan pengembngan
kurikulum terdapat satu arah yang sama. Ketujuh, berorientasi pada tujuan,
yaitu aktivitas pengembangan kurikulum harus terarah pada tujuan yang
diinginkan. Kedelapan, pendidikan seumur hidup (long life education), yaitu
kesadaran pengembangan kemampuan dan kepribadian dengan melalui
pembelajaran sepanjang hayat (Mokhamad Fathoni, 2012: 39).

Selain itu, beberapa pakar pendidikan, berpendapat bahwa untuk


mengembangkan dan memperbarui kurikulum, harus memperhatikan prinsip
–prinsip dasar sebagai berikut: pertama, setiap peserta didik perlu diberikan
layanan dengan cara dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan mereka.
Kedua, setiap peserta didik memerlukan kedalaman bidang ilmu yang
dibutuhkan. Ketiga, kurikulum dirancang untuk memenuhi kebutuhan setiap
peserta didik (Abd. Wafi, 2012: 36). Di pihak lain pengembangan dan
pembaruan kurikulum, juga harus didasarkan beberapa prinsip, yaitu:
1. Pada dasarnya peserta didik memiliki masa responsibilitas, pada masa ini
setiap individu harus diisi dengan muatan pedagogis dan psikologis
sesuai momentumnya agar berkembang secara optimal.
2. Sifat perkembangan yang dinamis dalam setiap individu dapat terpenuhi
dengan memberikan pengalaman belajar yang terencana, lebih luas, dan
lebih mendalam.
3. Setiap peserta didik memiliki kesempatan belajar yang sama berdasarkan
minat, bakat, kecepatan, dan kemampuan individu.
4. Memadukan secara integral dan harmonis antara pendidikan
sekolah/madrasah dengan kebutuhan yang berkembang di masyarakat,
sehingga kesenjangan antara sekolah dengan tuntutan dapat
diminimalisasi.
5. Kurikulum mampu mengorganisasi pengalaman belajar, sehingga peserta
didik dapat mencapai discovery thrill yang memungkinkan peserta didik
menghayati eurikel atau aha erlebnis.
6. Karena kegiatan dirancang agar terjadi sinergi concept learning dengan
process learning, sehingga di samping mendapatkan content, peserta
didik juga mampu mendapatkan learning how to learn (Abd. Wafi,
2012: 36-37).
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata menggolongkan prinsip
pengembangan kurikulum menjadi dua prinsip, yaitu prinsip umum dan
prinsip khusus.
1. Prinsip umum terbagi atas prinsip relevansi, fleksibilitas, efektivitas,
kontinuitas (berkesinambungan), praktis dan integritas.
a. Prinsip relevansi merupakan keserasian dan kesesuaian pendidikan
dengan tuntutan masyarakat. Prinsip relevansi terdiri dari dua jenis, yaitu
prinsip relevansi eksternal dan prinsip relevansi internal. Prinsip relevansi
eksternal merupakan relevansi antara lingkungan di sekitar peserta didik
dengan masyarakat, relevansi kehidupan sekarang dan masa depan, serta
relevansi tuntutan dan kebutuhan dunia pekerjaan. Sedangkan prinsip
relevansi internal merupakan kesesuaian di antara komponen -komponen
kurikulum. (Arifin, 2011).
b. Prinsip fleksibilitas merupakan pendidikan dalam pelaksanaannya dapat
menyesuaikan dengan kondisi, keadaan dan latar belakang peserta didik.
c. Prinsip efektivitas di sini maksudnya adalah sejauh mana pelaksanaan
kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan dan tujuan yang telah
ditentukan.
d. Prinsip kontinuitas (berkesinambungan) ialah sistem pendidikan yang
dapat dikembangkan secara terus -menerus agar lebih baik lagi.
e. Prinsip praktis adalah prinsip yang mudah digunakan oleh semua
kalangan.
f. Prinsip integritas ialah prinsip yang dapat dikembangkan berdasarkan
suatu keseluruhan atau kesatuan yang bermakna dan berstruktur.
2. Prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum meliputi prinsip -
prinsip tujuan kurikulum, prinsip -prinsip isi kurikulum, prinsip didaktik -
metodik, prinsip dari media dan sumber ajar, serta prinsip evaluasi.
a. Prinsip -prinsip tujuan kurikulum: (Nana Sy. Sukmadinata, 2005)
(1) Ketentuan dan kebijakan pemerintah ang dapat ditemukan dalam
dokumen -dokumen lembaga negara mengenai tujuan dan strategi
pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan.
(2) Survei mengenai kebutuhan -kebutuhan murid menggunakan angket,
wawancara, observasi serta media massa.
(3) Survei mengenai persepsi orang tua/ masyarakat.
(4) Survei mengenai pendapat para ahli dalam bidang -bidang tertentu.
(5) Survei tentang manpower.
(6) Pengalaman negara -negara lain dalam masalah yang sama.
(7) Penelitian lain.
b. Prinsip -prinsip isi kurikulum: (Nana Sy. Sukmadinata, 2005)
(1) Mencerminkan falsafah dan dasar negara.
(2) Diintegrasikan dalam nation dan character building.
(3) Mengembangkan cipta rasa, karsa dan karya.
(4) Mempersiapkan sikap dan mentap peserta didik agar dapat mandiri dan
bertanggung jawab terhadap masyarakat.
(5) Dapat memadukan teori dan praktik.
(6) Memadukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari nili -nilai.
(7) Dapat diselaraskan dengan perkembangan imu dan teknologi.
(8) Sesuai dengan minat, kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
(9) Dapat mengintegrasikan antara kegiatan intrkurikuler, ekstrakurikuler
dan kokurikuler.
(10) Adanya kontinuitas antar lembaga pendidikan.
(11) Dapat disesuaikan dengan kondisi -kondisi setempat.
3. Prinsip didaktik -metodik meliputi:
(a) Semua pengetahuan dan kegiatan yang diajarkan harus fungsional dan
praktis.
(b) Pengetahuan dan kegiatan harus diselaraskan dengan taraf pemahaman
dan perkembangan peserta didik.
(c) Guru dapat membangkitkan minat, perhatian dan kemampuan peserta
didik.
(d) Penyajian bahan ajar yang terbentuk atas jalinan teori dan praktik.
(e) Guru dapat membentuk perpaduan antara pembelajaran individu
dengan pembelajarn kelompok.
(f) Guru dapat mengembangkan sikap dan nilai -nilai peserta didik.
(g) Penyajian pelajaran dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(h) Dalam waktu tertentu guru harus memberikan bimbingan dan
konseling terhadap peserta didik.
4. Prinsip yng berkenaan dengan media dan sumber ajar, prinsip yang
harus disesuaikan antara media pembelajaran dan sumber ajar dengan
indikator, standar kompetensi dan kompetensi dasar.
5. Prinsip evaluasi meliputi prinsip keseluruhan, prinsip mendidik, prinsip
kontinuitas, prinsip kooperatif, prinsif praktis, prinsip objektif dan prinsip
akuntabilitas.

B. Peran dan Fungsi Pengembangan Kurikulum

1. Peran Pengembangan Kurikulum


Untuk pengembangan kurikulum, terdapat 3 peranan penting
yang harus dijalankan secara berkesinambungan, yaitu peranan
konservatif, peranan kritis dan evaluatif serta peranan kreatif.
a. Peranan Konservatif.
Sebagai negara yang kaya dengan adat dan budaya,
pengembangan kurikulum memiliki peran konservatif. Peran
konservatif dalam pengembangan kurikulum dapat melestarikan
nilai –nilai adat dan budaya sebagai warisan nenek moyang bangsa
Indonesia. Sehingga di era globalisasi saat ini, pengaruh –pengaruh
yang dapat merusak nilai –nilai luhur bangsa Indonesia dapat
disangkal oleh peran konservatif dalam pengembangan kurikulum.
Mengakibatkan identitas dan keajegan masyarakat tetap terjaga.
b. Peran Kreatif
Peran kreatif pengembangan kurikulum ialah peranan
kurikulum yang dikembangkan harus dapat menyusun dan
menciptakan kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik yang
kreatif, efektif serta kondusif. Sehingga dapat merangsang pola
berpikir peserta didik dalam menciptakan hal baru yang bermanfaat
bagi diri peserta didik, keluargan bangsa dan negara.
c. Peran Kritis dan Evaluatif
Teknologi dan komunikasi sudah berkembang begitu cepat,
menjadikan peran pengembangan kurikulum turut berpartisipasi
sebagai kontrol sosial. Pengembangan kurikulum berperan aktif
dalam memilah nilai –nilai sosial secara kritis dan evaluatif.
Ketiga peran ini harus diperhatikan keseimbangannya, jangan
sampai ada salah satu peran yang menonjol. Karena jika terjadi hal
demikian, akan mengakibatkan pengembangan kurikulum ini tidak
berjalan dengan baik. Misalnya, kurikulum yang lebih menonjolkan peran
konservatif, cenderung akan membuat pendidikan ketinggalan pada
kemajuan zaman. Sebaliknya, jika peran kreatif lebih menonjol, nilai -nilai
budaya masyarakat Indonesia akan hilang dan mengakibatkan Indonesia
kehilangan jati diri dalam pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai