Anda di halaman 1dari 13

Prinsip Pengembangan kurikulum

Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan suatu


alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah
berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar  mengajar yang baik. Dengan kata lain
pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui
langkah0langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama
periode waktu tertentu.
Prinsip kurikulum dapat juga dikatakan sebagai aturan yang menjiwai pengembangan
kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum yang didesain atau dihasilkan
sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak didik, orang tua, masyarakat dan bangsa. Pada
umumnya ahli kurikulum memandang kegiatan pengembangan kurikulum sebagai suatu proses
yang kontinu, merupakan suatu siklus yang menyangkut beberapa kurikulum yaitu komponen,
tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi. Kurikulum diindonesia mengalami perubahan dari masa
kemasa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam masyarakat.
Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada
dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum.
Dalampengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang
dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena
itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi
penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga
pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan
dalam suatu pengembangan kurikulum.
Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip - prinsip umum :
relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus: prinsip
berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip
berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media
dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.
1. Prinsip-prinsip Umum
a) Relevansi, maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam
kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan
masyarakat. Prinsip relevansi didalam yaitu ada kesesuaian atau keterpaduan atau
konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, antara tujuan, isi, proses
penyampaian, dan penilaian.
b) Fleksibilitas, kurikulum mempunyai sifat lentur atau fleksibel. Suatu kurikulum
yang baik adalah kurikulum yang berisi hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya
memungkinkan terjadinya penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun
kemampuan, dan latar belakang anak.
c) Kontinuitas, yaitu kesinambungan. Perkembangan dan proses belajar anak
berlangsung secara berkesinambungan. Perlu adanya komunikasi dan kerja sama antara
pengembang kurikulum sekolah dasa dengan SMTP, SMTA, dan Perguruan Tinggi.
d) Praktis dan efisiensi, mudah dilaksanakan, mengguanakan alat-alat sederhana dan
dengan biaya yang murah.
e) Efektivitas, walaupun kurikulum tersebut murah tetapi keberhasilannya tetap
harus diperhatikan, baik secara kuantitas maupun kualitas.
2. Prinsip-prinsip khusus
a) Berkenaan dengan tujuan pendidikan Pengembangan kurikulum hendaknya
mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat
umum dan khusus.
b) Berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan Memiliki isi pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum.
c) Berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar. Pemilihan proses belajar
mengajar yang digunakan. Apakan metode yang digunakan cocok untuk mengajarkan
bahan, dapat memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan
siswa, memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat, dan apakan lebih
mengaktifkan siswa atau guru, atau bahkan kedua-duanya.
d) Berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran. Proses belajar mengajar
yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat Bantu pengajaran yang
tepat.
e) Berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Langkah-langkah dalam
penyusunan alat penilaian (test). Hal-hal yang diperhatikan dalam merencanakan suatu
penilaian. Hal-hal yang diperhatikan dalam pengolahan suatu hasil penilaian. Dan
dalam perkembangannya kurikulum di Indonesia telah berkembang berkali-kali mulai
dari kurikulum CBSA, kurikulum ’94, kurikulum KBK, dan kurikulum KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam
pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Prinsip relevansi, secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara
komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi).
Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi
dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan
potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan
masyarakat (relevansi sosilogis).
2. Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang
dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya,
memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi
tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta
didik.
3. Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal,
maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum
harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang
pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4. Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat
mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat
dan tepat sehingga hasilnya memadai.
5. Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum
mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat sejumlah
prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,
kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku,
budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi
substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri
secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan
tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum
dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong
peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan
melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia
usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal
dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah
untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan
nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan
dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah yang membedakan antara penerapan satu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan kurikulum sebelumnya, yang justru tampaknya
sering kali terabaikan. Karena prinsip-prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruh atau jiwanya
kurikulum.
Dalam mensikapi suatu perubahan kurikulum, banyak orang lebih terfokus hanya pada
pemenuhan struktur kurikulum sebagai jasad dari kurikulum. Padahal jauh lebih penting adalah
perubahan kutural (perilaku) guna memenuhi prinsip-prinsip khusus yang terkandung dalam
pengembangan kurikulum.
Prinsip Perkembangan Kurikulum KBK, KTSP, dan K13

 Prinsip Perkembangan Kurikulum KBK

Prinsip-prinsip Dalam Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi


Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi mempertimbangkan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Keimanan, nilai, dan budi pekerti luhur
Keyakinan dan nilai-nilai yang dianut masyarakat berpengaruh pada sikap dan arti
kehidupannya. Keimanan, nilai-nilai dan budi pekerti luhur perlu digali, dipahami dan
diamalkan oleh peserta didik melalui pengembangan kurikulum berbasis kompetensi.
2. Penguatan Integritas Sosial
Penguatan integritas nasional dicapai melalui pendidikan yang memberikan pemahaman
tentang masyarakat Indonesia yang majemuk dan kemajuan peradaban bangsa Indonesia
dalam tatanan peradaban dunia yang multikultural dan multibahasa.
3. Keseimbangan Etika, Logika, Estetika dan Kinestika
Pengembangan KBK perlu memperhatikan keseimbangan pengalaman belajar peserta
didik yang meliputi etika, logika, estetika dan kinestika untuk mencapai satu hasil belajar
yang maksimal.
4. Kesamaan Memperoleh Kesempatan
Harus menyediakan tempat yang memberdayakan semua peserta didik untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap sangat diutamakan seluruh peserta didik dari berbagai
kelompok seperti kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial yang
memerlukan bantuan khusus, berbakat dan unggul berhak menerima pendidikan yang tepat
sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya.
5. Abad Pengetahuan dan Teknologi Informasi
Kurikulum perlu mengembangkan kemampuan berpikir dan belajar dengan mengakses,
memilik dan menilai pengetahuan untuk mengatasi situasi yang cepat berubah dan penuh
ketidakpastian yang merupakan kompetensi penting dalam menghadapi abad ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi.
6. Pengembangan Keterampilan Hidup
Kurikulum perlu memasukkan unsure keterampilan hidup agar peserta didik memiliki
ketrampilan, sikap dan prilaku adaptasi, kooperatif dan kompetitif dalam menghadapi
tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari secara efektif. Kurikulum juga perlu
mengintegrasikan unsure-unsur penting yang menunjang kemampuan untuk bertahan
hidup.
7. Belajar Sepanjang Hayat
Pendidikan berlangsung sepanjang hidup manusia untuk mengembangkan, menambah
kesadaran dan selalu belajar memahami dunia yang selalu berubah dalam bebagai bidang.
Oleh karena itu, pengambangan kurikulum berbasis kompetensi perlu memperhatikan
kemampuan belajar sepanjang hayat yang dapat dilakukan melalui pendidikan formal dan
nonformal, serta pendidikan alternative yang diselenggarakan baik oleh pemerintah
maupun oleh masyarakat.
8. Berpusat Pada Anak Dengan Penilaian yang Berkelanjutan dan Komprehensif.
Upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerjasama dan menilai diri sendiri
sangat perlu diutamakan agar peserta didik mampu membangun pemahaman dari
pengetahuannya. Penilaian berkelanjutan dan komprehensif menjadi sangat penting dalam
rangka pencapaian upaya tersebut.
9. Pendekatan Menyeluruh dan Kemitraan
Semua pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan mulai dari TK dan RA
sampai dengan kelas XII. Pendekatan yang digunakan dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan
mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pengalaman belajar menuntut
kemitraan dan tanggung jawab bersama dari peserta didik, guru, sekolah, orang tua,
perguruan tinggi, dunia usaha dan masyarakat dalam perencanaan dan tanggung jawab
bersama untuk mencapai hasil belajar siswa.

 Prinsip Perkembangan Kurikulum KTSP


Keterkaitan prinsip kurikulum yang telah di jelaskan di atas dengan kebijakan
pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang saat ini diberlakukan di
Indonesia, secara umum didasarkan pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang tertera
dalam UU No.20/2003 (pasal 36), yaitu bahwa:

1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada


Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan siswa, dan
3. Kurikulum disusun sesuai jenjang pendidikan dalam kerangka
NKRI dengan memperhatikan:
a. Peningkaatan iman dan takwa,
b. Peningkatan akhlak mulia,
c. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat siswa,
d. Keragaman potensi daerah dan lingkungan,
e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
f. Tuntutan dunia kerja,
g. Perkembang-an iptek dan seni
h. Agama
i. Dinamika perkembangan global, dan
j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Sesuai dengan relevansinya tersebut, maka secara lebih khusus KTSP dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Berpusat pada Potensi, Perkembagan, Kebutuhan, dan Kepentinan Peserta Didik


dan Lingkungan Sekolah
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki potensi
sentral untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta
didik.

2. Beragam dan Terpadu


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta
didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi,
dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan
lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

3. Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni


Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan stake holders untuk
menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan Berkesinambungan


Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antar semua jenjang pendidikan.

6. Belajar Sepanjang Hayat


Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik agar mampu dan mau belajar yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, non formal dan informal
dengan memperhatikan kondidsi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta
arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Daerah


Kurikulum dikembangkan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan
daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan
sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia

Berdasarkan prinsip-prinsip di atas, KTSP sangat relevan dengan konsep desentralisasi


pendidikan sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dan konsep manajemen berbasis sekolah
(MBS) yang mencakup otonomi sekolah di dalamnya. Pemerintah daerah dapat lebih leluasa
berimprovisasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Di samping itu, sekolah bersama
komite sekolah diberi otonomi menyusun kurikulum sendiri sesuai dengan kebutuhan di
lapangan

Dalam pelaksanaannya, KTSP menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi siswa


untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini siswa harus
mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu:
a) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b) Belajar untuk memahami dan menghayati,
c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan
e) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan siswa mendapat pelayanan yang bersifat
perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan,
dan kondisi siswa dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi siswa
yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan siswa dan pendidik yang saling
menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani,
ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan
kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan
teladan).
5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang
terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan
alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).
6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, social dan
budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan
kajian secara optimal.
7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan,
dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang
pendidikan.

 Prinsip Perkembangan Kurikulum K13

Pengembangan kurikulum 2013 didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:


1. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar
mata pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana 10 adalah
rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah
menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum
sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang
pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil
belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya
di masyarakat.
2. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang
pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai
Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar
pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah
mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan
jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-
masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum
didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan
menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.
3. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi
berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang
dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas
secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan
ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran dan
diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan
keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam
pembelajaran.
4. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan
pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat
dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah
kurikulum berbasis kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip
perbedaan kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah
ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam
program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal
peserta didik.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu
konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi, dan seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh
memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum didasarkan
kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup. Artinya,
kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari permasalahan
di lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan untuk
mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat.
9. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan peserta
didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan
pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar.
10. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum,
Standar Kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD serta silabus. Kepentingan daerah
dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan
mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat di sekitarnya. Kedua kepentingan ini
saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan dalam
Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.
11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian
kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan
yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut
harus segera diikuti dengan proses perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek hasil
belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai