Anda di halaman 1dari 13

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN

KURIKULUM
Kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam masyarakat. Penerapan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum salah satunya dijelaskan oleh Dr. Wina Sanjaya dalam kurikulum
berbasis kompetensi dimana dalam prinsip pengembangan ini juga memperhatikan beberapa
aspek mendasar tentang karakteristik bangsa. Dalam makalah ini juga disebutkan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum yang harus dijadikan acuan oleh pendidik dalam kurikulum tingkat
satuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), serta
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum pada pendidikan anak usia dini.
Prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum menurut Prof. Dr. Nana Syaodih
Sukmadinata terdiri dari dua hal yaitu prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus. Prinsip-
prinsip umum meliputi :

 Relevansi
Dalam hal ini dapat dibedakan relevansi keluar yang berarti bahwa tujuan, isi, dan proses belajar
harus relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan relevansi ke dalam
berarti bahwa terdapat kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu
antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian yang menunjukkan keterpaduan kurikulum.

 Fleksibilitas
Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, di
sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda.
Hal ini berarti bahwa kurikulum harus berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya
memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun
kemampuan, dan latar belakang anak.

 Kontinuitas
Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak yang berlangsung secara
berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya
berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan
dengan jenjang lainnya, serta antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.

 Praktis/efisiensi
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya
murah. Dalam hal ini, kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-
keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia.

 Efektifitas
Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara kuantitas maupun
kualitasnya. Kurikulum merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan dari kebijakan-
kebijakan pemerintah. Dalam pengembangannya, harus diperhatikan kaitan antara aspek utama
kurikulum yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar, serta penilaian dengan kebijakan pemerintah
dalam bidang pendidikan.

Prinsip-prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum meliputi:

 Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan


Tujuan pendidikan merupakan pusat dan arah semua kegiatan pendidikan sehingga perumusan
komponen pendidikan harus selalu mengacu pada tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Tujuan ini bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Perumusan
tujuan pendidikan bersumber pada ketentuan dan kebijakan pemerintah, survey mengenai
persepsi orangtua / masyarakat tentang kebutuhan mereka, survey tentang pandangan para ahli
dalam bidang-bidang tertentu, survey tentang manpower, pengalaman-pengalaman negara lain
dalam masalah yang sama, dan penelitian.

 Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan


Dalam perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu perlunya
penjabaran tujuan pendidikan ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan
sederhana, isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan, dan
unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.

 Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar-mengajar


Pemilihan proses belajar mengajar hendaknya mempertimbangkan beberapa hal, yaitu apakah
metode yang digunakan cocok, apakah dengan metode tersebut mampu memberikan kegiatan
yang bervariasi untuk melayani perbedaan individual siswa, apakah metode tersebut juga
memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat, apakah penggunaan metode tersebut dapat
mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor, apakah metode tersebut lebih menaktifkan
siswa, apakah metode tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru, apakah metode
tersebut dapat menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan rumah sekaligus mendorong
penggunaan sumber belajar di rumah dan di masyarakat, serta perlunya kegiatan belajar yang
menekankan learning by doing, bukan hanya learning by seeing and knowing.
 Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar mengajar perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran
yang tepat. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal berikut, yaitu alat/media apa yang
dibutuhkan, bila belum ada apa penggantinya, bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat,
bagaimana pembiayaannya, dan kapan dibuatnya, bagaimana pengorganisasiannya dalam
keseluruhan kegiatan belajar, serta adanya pemahaman bahwa hasil terbaik akan diperoleh
dengan menggunakan multi media

 Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kegiatan penilaian meliputi kegiatan
penyusunan alat penilaian harus mengikuti beberapa prosedur mulai dari perumusan tujuan
umum, menguraikan dalam bentuk tingkah laku siswa yang dapat diamati, menghubungkan
dengan bahan pelajaran dan menuliskan butir-butir tes. Selain itu, terdapat bebarapa hal yang
perlu juga dicermati dalam perencanaan penilaian yang meliputi bagaimana kelas, usia, dan
tingkat kemampuan siswa yang akan dites, berapa lama waktu pelaksanaan tes, apakah tes
berbentuk uraian atau objective, berapa banyak butir tes yang perlu disusun, dan apakah tes
diadministrasikan guru atau murid. Dalam kegiatan pengolahan haisl penilaian juga perlu
mempertimbangkan beberapa hal yaitu norma apa yang digunakan dalam pengolahan hasil tes,
apakah digunakan formula guessingbagaimana pengubahan skor menjadi skor masak, skor
standar apa yang digunakan, serta untuk apa hasil tse digunakan

Menurut Drs. Subandijah, prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum meliputi:


1. Prinsip relevansi
Lulusan pendidikan harus memiliki nilai relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat
dan dunia kerja karena pendidikan merupakan invested of man power resources. Untuk itu
diperlukan kurikulum yang dapat mengantisipasi apa yang terjadi pada masa yang akan
dating. Relevansi adalah kesesuaian dan keserasian pendidikan dengan tuntutan masyarakat
(Subandijah, 1993; 48). Relevansi pendidikan dalam hal ini berkenaan dengan:
 Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan peserta didik
Dalam hal ini, pengembangan kurikulum harus disesuaikan dengan kehidupan nyata di sekitar
peserta didik, sehingga peserta didik tidak merasa asing dengan kehidupan di sekitarnya.
 Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang
Dalam kegiatan pengembangan kurikulum harus memperhatikan bahwa apa yang diajarkan
kepada peserta didik pada saar ini bermanfaat baginya untuk menghadapi kehidupannya di masa
yang akan datang, atau dengan kata lain kurikulum harus bersifat anticipatory.
 Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja
Hasil pendidikan juga harus sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Dalam hal ini tidak saja terkait
dengan segi bahan atau isi tetapi juga menyangkut segi belajar dan pengalaman belajar.
 Relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang berjalan
sangat cepat dan dapat memberi sumbangan terhadap perkembangan tersebut. Pendidikan harus
menyiapkan peserta didik baik sebagai produsen ilmu pengetahuan, tidak hanya sebagai
konsumen iptek.

2. Prinsip efektitifas dan efisiensi


 Prinsip efektifitas
Efektifitas dalam dunia pendidikan berkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan atau
diinginkan dapat dilaksanakan atau dicapai. Hal ini terkait dengan efektifitas mengajar guru dan
efektifitas belajar murid. Efektifitas mengajar guru dapat dicapai dengan menguasai keahlian dan
keterampilan dalam mengelola dan melaksanakan proses belajar-mengajar yang dapat
ditingkatkan dengan kegiatan pembinaan baik melalui penataran maupun penyediaan buku-buku.
Efektifitas belajar murid terkait dengan sejauhmana tujuan pelajaran yang diinginkan telah
dicapai melalui kegiatan belajar-mengajar. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan guru
dalam menyediakan suasana pembelajaran yang kondusif, yang dapat dicapai dengan
menyesuaikan bahan pengajaran dengan minat, kemampuan dan kebutuhan peserta didik serta
lingkungan, dan adanya dukungan sarana prasarana yang memadai serta metode yang tepat.

 Prinsip efisiensi
Efisiensi dalam proses belajar-mengajar berarti bahwa waktu, tenaga dan biaya yang digunakan
untuk menyelesaikan program pengajaran dapat merealisasikan hasil yang optimal.

3. Prinsip kesinambungan
Kesinambungan dalam pengembangan kurikulum menyangkut kesaling hubungan antara
berbagai tingkat dan jenis program pendidikan atau bidang studi. Untuk mencapai
kesinambungan, kurikulum harus disusun dengan mempertimbangkan :
 Bahan pelajaran yang diperlukan untuk sekolah yang lebih tinggi harus sudah
diajarkan di sekolah sebelumnya
 Bahan yang sudah diajarkan di sekolah yang lebih rendah tidak perlu diajarkan
lagi di sekolah yang lebih tinggi
Kesinambungan antar berbagai bidang studi berarti bahwa dalam mengembangkan kurikulum
harus mempertimbangkan keterkaitan antara bidang suti yang satu dengan bidang studi lainnya.

4. Prinsip fleksibilitas
Kurikulum harus memberikan ruang gerak yang memberikan kebebasan guru dalam
mengembangkan program pengajaran. Guru dalam hal ini memiliki otoritas dalam
pengembangan kurikulum yang sesuai dengan minat, kebutuhan peserta didik dan kebutuhan
daerah lingkungannya. Disamping itu, peserta didik harus diberi kebebasan dalam memilih
program pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan dan lingkungan dengan
membuka program-program pendidikan pilihan misalnya jurusan, program spesialisasi, atau
program keterampilan.

5. Prinsip berorientasi pada tujuan


Guru harus menentukan tujuan pengajaran sebelum menentukan bahan. Hal ini berarti bahwa
guru dapat menentukan dengan tepat metode mengajar, alat pengajaran dan evaluasi yang
digunakan dalam proses belajar-mengajar.

6. Prinsip pendidikan seumur hidup


Dalam hal ini, pendidikan harus dapat memberi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
pada saat peserta didik tamat dari sekolah dan memberikan bekal kemampuan untuk dapat
menumbuh-kembangkan dirinya sendiri.

7. Prinsip dan model pengembangan kurikulum


Pengembangan kurikulum dilakukan secara bertahap dan terus-menerus dengan mengadakan
perbaikan terhadap pelaksanaan dan hasil yang telah dicapai untuk melakukan perbaikan,
pemantapan dan pengembangan lebih lanjut.

Dalam kegiatan pengembangan kurikulum, Drs. Hendyat Soetopo dan Drs. Wasty
Soemanto mengemukakan adanya prinsip-prinsip dasar yang utama yang harus diperhatikan,
yaitu meliputi;

1. Relevansi
Relevansi pendidikan meliputi tiga hal yaitu relevansi dengan lingkungan hidup murid, relevansi
dengan perkembangan kehiudpan sekarang dan yang akan datang, serta relevansi dengan
tuntutan dunia kerja.

2. Efektifitas
Kegiatan efektifitas terkait dengan efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar murid.

3. Efisiensi
Prinsip efisiensi perlu diperhatikan utamanya terkait dengan efisiensi waktu, tenaga, peralatan
yang akan menghasilkan efisiensi biaya.
4. Kesinambungan dan fleksibilitas
Kesinambungan terkait dengan dua hal yaitu adanya kesinambungan antara berbagai tingkat
sekolah dan kesinambungan antara berbagai bidang studi. Sedangkan fleksibilitas terkait dengan
pemilihan program pendidikan, dan dalam pengembangan program pendidikan.

Dr. Wina Sanjaya, M.Pd mengemukakan terdapat beberapa prinsip yang harus
dipertimbangkan dalam mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi. Prinsip-prinsip
tersebut, meliputi:

 Peningkatan keimanan, budi pekerti luhur, dan penghayatan nilai-nilai budaya


Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan filsafat bangsa

 Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika


Keseimbangan ini terkait dengan tujuan utama pendidikan untuk membentuk manusia yang utuh
yaitu manusia yang seimbang antara kemampuan intelektual, sikap dan moral, serta
keterampilan.

 Penguatan integritas nasional


Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku dengan latar belakang budaya yang
sangat beragam. Pendidikan harus dapat menanamkan pemahaman dan penghargaan terhadap
perkembangan budaya dan peradaban bangsa yang majemuk.

 Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi


Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu cepat, anak
diharapkan memilik kemampuan berpikir dan belajar dengan cara mengakses, memilih, dan
menilai pengetahuan untuk mengatasi situasi yang cepat berubah dan penuh tantangan serta
ketidakpastian melalui perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi

 Pengembangan kecakapan hidup


Kecakapan hidup terdiri dari personal skill, social skill, academic skill, danvocational skill.
Kurikulum mengembangkan kecakapan hidup melalui pembudayaan membaca, menulis,
berhitung, sikap dan perilaku adaptif, kreatif, kooperatif, dan kompetitif.

 Pilar pendidikan
Kurikulum mengorganisasikan fondasi belajar dalam empat pilar pendidikan yaitu
1. belajar untuk memahami
2. belajar untuk berbuat kreatif
3. belajar hidup dalam kebersamaan
4. belajar untuk membangun dan mengekspresikan jati diri yang dilandasi oleh
ketiga pilar sebelumnya
 Komprehensif dan berkesinambunga
Komprehensif mencakup keseluruhan dimensi kemampuan dan substansi yang disajikan secara
berkesinambungan mulai dari usia Taman Kanak-kanak hingga pendidikan menengah.
Kemampuan mencakup pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, pola pikir dan perilaku.
Substansi mencakup norma, nilai-nilai, konsep, serta fenomena dan kenyataan yang berkembang
dalam kehidupan masyarakat.

 Belajar sepanjang hayat


Pendidikan diarahkan pada proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat.

 Diversifikasi kurikulum
Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik.

Badan Standar Nasional Pendidikan menetapkan prinsip-prinsip pengembangan


kurikulum tingkat satuan pendidikan yang meliputi :

 Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik


dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki potensi sentral
untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut,
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

 Beragam dan terpadu


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi
daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya, dan adat-
istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan
wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
 Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta
didik utnuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.

 Relevan dengan kebutuhan kehidupan


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholder) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di
dalamnya kehidupan masyarakat, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
keterampilan pribadi, keterampilan berfikir, sosial, akademik dan vokasioanl merupakan
keniscayaan.

 Menyeluruh dan berkesinambungan


Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan, dan
mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang
pendidikan.

 Belajar sepanjang hayat


Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-
unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

 Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah
untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional
dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada pendidikan anak usia dini, dalam Laporan Eksekutif Seminar dan Lokakarya
Pendidikan Anak Usia Dini disebutkan bahwa kurikulum pada pendidikan anak usia dini
dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip :

 Relevansi
Kurikulum anak usia dini harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan anak secara
individual
 Adaptasi
Kurikulum anak usia dini harus memperhatikan dan mengadaptasi perubahan psikososial,
IPTEK, dan seni

 Kontinuitas
Kurikulum anak usia dini harus disusun secara berkelanjutan antara satu tahapan perkembangan
ke tahapan perkembangan berikutnya dalam rangka mempersiapkan anak memasuki pendidikan
selanjutnya

 Fleksibilitas
Kurkulum anak usia dini harus dipahami, dipergunakan dan dikembangkan secara fleksibel
sesuai dengan keunikan dan kebutuhan anak serta kondisi lembaga penyelenggara

 Kepraktisan dan akseptabilitas


Kurikulum anak usia dini harus memberi kemudahan bagi praktisi dan masyarakat dalam
melaksanakan pendidikan pada anak usia dini

 Kelayakan (feasibility)
Kurikulum anak usia dini harus menunjukkan kelayakan dan keberpihakkan pada anak usia dini

 Akuntabilitas
Kurikulum anak usia dini harus dapat dipertanggung jawabkan pada masyarakat sebagai
pengguna jasa pendidikan anak usia dini

Mengembangkan isi kurikulum Pendidikan Kejuruan

1. MENGEMBANGKAN ISI KURIKULUM Kelompok 1 1. Yohannes Agatha Engel, S.T 2. M. Agung Prabowo,
S.Pd 3. Yeni Yulianti, S.Pd 4. Mega Hadinata, S.Pd 5. Reza Nur Rahmadani, S.Pd 1

2. HAKIKAT KURIKULUM FUNGSI KURIKULUM LANDASAN MEMBANGUN ISI KURIKULUM STRATEGI


PENETAPAN ISI KURIKULUM KOMPONEN ISI KURIKULUM FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISI
KURIKULUM

3. Created by mahasiswa pascasarjana PTK-UNJ HAKIKAT TENTANG KURIKULUM Hakikat tentang


kurikulum

4. KURIKULUM? Created by mahasiswa pascasarjana PTK-UNJ

5. HAKIKAT KURIKULUM Rencana Hasil Peraturan KURIKULUM Pedoman Isi Created by mahasiswa
pascasarjana PTK-UNJ
6. HAKIKAT KURIKULUM KURIKULUM MENURUT PARA AHLI 1. Menurut David Praff, kurikulum ialah
seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat pelatihan. 2. Nengly dan Evaras (1967)
mengatakan bahwa “kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan dan dilakukan oleh
sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling
baik. 3. Hamid Hasan (1978): Bahwa konsep kurikulum meliputi 4 dimensi yaitu kurikulum sebagai suatu
ide, suatu rencana tertulis, suatu kegiatan, dan suatu hasil yang didapat. 4. Dalam perspektif kebijakan
pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Created by mahasiswa pascasarjana PTK-
UNJ

7. KRITERIA DALAM MENENTUKAN ISI KURIKULUM Kriteria yang dapat digunakan dalam menentukan isi
kurikulum sebagaimana yang dikemukakan oleh Hilda Taba dalam Ali (2008) adalah: 1. Isi kurikulum
harus valid (sahih) dan signifikan (terpercaya) 2. Isi kurikulum harus berpegang kepada kenyataan-
kenyataan sosial 3. Kedalaman dan keluasan isi kurikulum harus seimbang 4. Isi kurikulum menjangkau
tujuan yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap 5. Isi kurikulum harus dapat dipelajari dan
disesuaikan dengan pengalaman siswa 6. Isi kurikulum harus dapat memenuhi kebutuhan dan menarik
minat siswa Created by mahasiswa pascasarjana PTK-UNJ

8. Created by mahasiswa pascasarjana PTK-UNJ FUNGSI KURIKULUM

9. FUNGSI KURIKULUM Sebagai salah satu komponen suatu sistem pendidikan, paling tidak kurikulum
mempunyai peran, yaitu : Peran Konservatif Peran Kreatif Peran Kritis

10. FUNGSI KURIKULUM Selain kurikulum berfungsi untuk pembelajaran siswa, kurikulum dalam
pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai
tujuan pendididkan 2. Fungsi Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan 3. Fungsi Kurikulum Bagi Guru
4. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah 5. Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas (supervisor) 6. Fungsi
Kurikulum Bagi Pemakai Lulusan Instansi atau perusahaan

11. 1. Landasan filosofis 2. Landasan psikologis Landasan membangun isi kurikulum 3. Landasan
sosiologisteknologis

12. Created by mahasiswa pascasarjana PTK-UNJ

13. DASAR FILSAFAT PENENTUAN ISI KURIKULUM 1. Kebutuhan peserta didik Pendidikan saat ini Filsafat
Pendidikan 2. Cita-cita masyarakat Sumber: Hamalik (2013)

14. DASAR FILSAFAT PENENTUAN ISI KURIKULUM Secara umum dari beberapa sumber terkait ditemukan
ada empat landasan filosofis dalam penentuan dan pengembangan isi kurikulum, yaitu: 1. Isi kurikulum
2. Isi kurikulum 3. Isi kurikulum 4. Isi kurikulum arah dan tujuan pendidikan isi yang sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai cara pencapaian tujuan tolak ukur keberhasilan proses pendidikan
15. MEMBANGUN ISI KURIKULUM Perguruan Tinggi Masyarakat Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penentuan Isi Kurikulum Sistem Nilai Sumber: Sukmadinata (2006:158)

16. PERGURUAN TINGGI Pertama dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dikembangkan diperguruan tinggi umum. Kedua dari segi pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan
serta penyiapan guru-guru Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

17. MASYARAKAT Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya bertugas
mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara bermatabat di masyarakat. Sebagai bagian dan
agen masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di tempat sekolah tersebut
berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi masyarakat penggunanya serta upaya
memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka.

18. SISTEM NILAI Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasi pebagai nilai yang
tumbuh di masyarakat dalam kurikulum sekolah, diantaranya : a. Guru hendaknya mengetahui dan
memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat. b. Guru hendaknya berpegang pada prinsip
demokrasi, etis, dan moral. c. Guru menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru. d. Guru
menghargai nilai kelompok-kelompok lain. e. Memahami dan menerima keragaman kebudayaan sendiri.

19. FAKTOR-FAKTOR LAIN YANG MEMPENGARUHI ISI KURIKULUM Berdasarkan analisis kelompok kami,
bukan hanya 3 (tiga) faktor yang dikemukan oleh Sukmadinata (2006) saja, tetapi ada faktor lain yang
mempengaruhi isi kurikulum, diantarnya: 1. Filosofis 2. Psikologis 3. Sosial budaya 4. Politik 5.
Pembangunan negara dan perkembangan dunia 6. Ilmu dan Teknologi (IPTEK Selalu ada kesempatan
sekecil apapun peluangnya

20. FILOSOFIS Perenialisme Essensialisme Eksistensialisme Progresivisme Rekonstruktivisme

21. 5 ASPEK PERBEDAAN & KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Tingkat Kecerdasan Perbedaan Kreativitas
Perbeda an cacat fisik Kebutuhan Peserta didik PSIKOLOGIS Pertumbu han & Perkemba ngan kognitif

22. SOSIAL-BUDAYA Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia yang
menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat
lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun
proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan
perkembangan yang ada di masyakarakat.

23. POLITIK • Wiles Bondi (dalam Sudrajat, 2008) dalam bukunya `Curriculum Development: A Guide to
Practice’turut menjelaskan pengaruh politik dalam pembentukan dan pengembangan kurikulum. • Hal
ini jelas menunjukkkan bahwa pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh proses politik, kerana setiap
kali tampuk pimpinan sesebuah negara itu bertukar, maka setiap kali itulah kurikulum pendidikan
berubah.

24. Pembangunan Negara dan Perkembangan Dunia • Membangun isi kurikulum juga dipengaruhi oleh
faktor pembangunan negara dan perkembangan dunia. Negara yang ingin maju dan membangun tidak
seharusnya mempunyai kurikulum yang statis. Oleh karena itu kurikulum harus diubah sesuai dengan
perkembangan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.

25. ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI (IPTEK) KURIKULUM 1. Ilmu Pengetahuan & Teknologi 1. Sumber
Belajar 2. Media pembelajaran

26. Created by mahasiswa pascasarjana PTK-UNJ

27. Memilih strategi menentukan isi kurikulum Ada beberapa strategi yang banyak dimanfaatkan oleh
para perencana kurikulum untuk mengidentifikasi isi kurikulum. Diantaranya adalah : 1. Pendekatan
filosofis 2. Pendekatan introspektif 3. Pendekatan DACUM 4. Pendekatan fungsional 5. Analisis tugas
(task analysis)

28. PENDEKATAN FILOSOFIS • Faktor dominan : pandangan atau pemikiran oleh para ahli filsafat. •
Mendasari pelaksanaan dari sikap dan perbuatannya. • Isi kurikulum ditentukan dari
pernyataanpernyataan filosofi yang berkenaan dengan pendidikan teknologi dan kejuruan yang dijumpai
secara literatur dari berbagai sumber.

29. data tersebut dilengkapi dengan data komparatif dengan program yang serupa namun berada di
tempat lain dalam suatu negara maupun negara lain • Melalui literatur atau studi
banding.PENDEKATAN INTROSPEKTIF • Difokuskan pada pola pemikiran dan perasaan dari mereka
(individu atau kelompok) yang terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan pendidikan teknologi
dan kejuruan • Pemikiran yang sudah ada dan berjalan

30. PENDEKATAN DACUM • Asumsi pendekatan ini : isi kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan
serta kompetensi lulusan pun diharapkan memiliki relevansi yang sangat tinggi dengan kebutuhan
lapangan kerja • Sehingga keunikan : adanya target yang telah disusun untuk urutan dan intensitas
partisipasi dari peserta didik.

31. PENDEKATAN FUNGSIONAL • Asumsi pendekatan ini : peserta didik yang belajar melalui pendidikan
teknologi dan kejuruan diharuskan untuk mempelajari fungsi-fungsi yang harus ada untuk menjamin
perkembangan dan kelangsungan kerja suatu dunia usaha atau industri tertentu • Tahapan 1 :
identifikasi jenis-jenis pekerjaan • Tahapan 2 : jenis-jenis pekerjaan itu dapat dirinci lagi menjadi daftar
kegiatan-kegiatan • Tahapan3 : dikaitkan dengan kompetensi atau keterampilan • Tahapan 4 :
kompetensi atau keterampilan dirumuskan menjadi isi kurikulum (pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan dengan tingkat yang bervariasi)

32. PENDEKATAN ANALISIS TUGAS • Asumsi pendekatan ini : aspek-aspek perilaku dan persyaratan kerja
tertentu yang dijabarkan langsung dari deskripsi pekerjaan atau deskripsi tugas yang dinyatakan telah
’mapan’

33. 1)Model Tyler • Merancang suatu kurikulum agar sesuai dengan tujuan dan misi suatu instuisi
pendidikan terkait. 2)Model Taba • Model pengembangan isi kurikulum dikembangkan secara terbalik,
yaitu dengan melakukan pendekatan induktif
34. 3)Model Oliva 4)Model Beauchamp suatu model pengembangan isi kurikulum harus bersifat
sederhana, komprehensif, dan sistematik Terdapat 5 langkah dalam proses pengembangan isi
kurikulum, yaitu: Menetapkan wilayah yang akan melakukan suatu perubahan kurikulum Menetapkan
orang-orang yang terlibat dalam proses pengembangan kurikulum Menetapkan prosedur yang akan
ditempuh Implementasi kurikulum a. b. c. d.

35. 5)Model Wheeler • model pengembangan isi kurikulum merupakan suatu proses yang akan
membentuk lingkaran yang terjadi terusmenerus atau berkesinambungan 6)Model Nichools •
pendekatan model pengembangan isi kurikulum terdiri atas elemen-elemen kurikulum yang membentuk
sebuah siklus, sama halnya dengan Model Wheeler yang berkesinambungan

36. 7)Model Dynamic Skilbeck • model pengembangan isi kurikulum merupakan suatu proses yang akan
membentuk lingkaran yang terjadi terusmenerus atau berkesinambungan

37. KOMPONEN ISI KURIKULUM

38. Tujuan Sumber Belajar Bahan Ajar ISI KURIKULUM Metode Pembelajaran Evaluasi Media
Pembelajaran

39. Tujuan Umum Khusus

40. Bahan Ajar Silabus RPP Modul

41. Metode Pembelajaran Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran Pendekatan yang berpusat
pada peserta didik Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat

42. Media Pembelajaran Fungsi : 1. Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para
siswa 2. Dapat melampaui batasan ruang kelas 3. Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa
dan lingkungan 4. Menghasilkan keseragaman pengamatan 5. Menanamkan konsep dasar yang benar,
konkrit, dan realistis

43. 6. Membangkitkan keinginan dan minat baru 7. Membangkitkan motivasi dan merangsang anak
untuk belajar 8. Memberikan pengalaman yang menyeluruh dari yang konkrit sampai yang abstrak
Media Pembelajaran Terbagi atas ; • Media audio • Media visual • Media audiovisual

44. untuk memperoleh informasi akurat tentang penyelenggaraan dan keberhasilan belajar
siswaEvaluasi Komponen Kurikulum

45. Sumber Belajar (AECT) 1. Pesan (message) 2. Orang (people) 3. Bahan (materials)

46. 4. Alat (device) 5. Teknik (Technic) 6. Lattar (setting)

Anda mungkin juga menyukai