KURIKULUM
Kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam masyarakat. Penerapan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum salah satunya dijelaskan oleh Dr. Wina Sanjaya dalam kurikulum
berbasis kompetensi dimana dalam prinsip pengembangan ini juga memperhatikan beberapa
aspek mendasar tentang karakteristik bangsa. Dalam makalah ini juga disebutkan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum yang harus dijadikan acuan oleh pendidik dalam kurikulum tingkat
satuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), serta
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum pada pendidikan anak usia dini.
Prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum menurut Prof. Dr. Nana Syaodih
Sukmadinata terdiri dari dua hal yaitu prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus. Prinsip-
prinsip umum meliputi :
Relevansi
Dalam hal ini dapat dibedakan relevansi keluar yang berarti bahwa tujuan, isi, dan proses belajar
harus relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan relevansi ke dalam
berarti bahwa terdapat kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu
antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian yang menunjukkan keterpaduan kurikulum.
Fleksibilitas
Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, di
sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda.
Hal ini berarti bahwa kurikulum harus berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya
memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun
kemampuan, dan latar belakang anak.
Kontinuitas
Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak yang berlangsung secara
berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya
berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan
dengan jenjang lainnya, serta antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
Praktis/efisiensi
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya
murah. Dalam hal ini, kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-
keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia.
Efektifitas
Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara kuantitas maupun
kualitasnya. Kurikulum merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan dari kebijakan-
kebijakan pemerintah. Dalam pengembangannya, harus diperhatikan kaitan antara aspek utama
kurikulum yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar, serta penilaian dengan kebijakan pemerintah
dalam bidang pendidikan.
Prinsip efisiensi
Efisiensi dalam proses belajar-mengajar berarti bahwa waktu, tenaga dan biaya yang digunakan
untuk menyelesaikan program pengajaran dapat merealisasikan hasil yang optimal.
3. Prinsip kesinambungan
Kesinambungan dalam pengembangan kurikulum menyangkut kesaling hubungan antara
berbagai tingkat dan jenis program pendidikan atau bidang studi. Untuk mencapai
kesinambungan, kurikulum harus disusun dengan mempertimbangkan :
Bahan pelajaran yang diperlukan untuk sekolah yang lebih tinggi harus sudah
diajarkan di sekolah sebelumnya
Bahan yang sudah diajarkan di sekolah yang lebih rendah tidak perlu diajarkan
lagi di sekolah yang lebih tinggi
Kesinambungan antar berbagai bidang studi berarti bahwa dalam mengembangkan kurikulum
harus mempertimbangkan keterkaitan antara bidang suti yang satu dengan bidang studi lainnya.
4. Prinsip fleksibilitas
Kurikulum harus memberikan ruang gerak yang memberikan kebebasan guru dalam
mengembangkan program pengajaran. Guru dalam hal ini memiliki otoritas dalam
pengembangan kurikulum yang sesuai dengan minat, kebutuhan peserta didik dan kebutuhan
daerah lingkungannya. Disamping itu, peserta didik harus diberi kebebasan dalam memilih
program pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan dan lingkungan dengan
membuka program-program pendidikan pilihan misalnya jurusan, program spesialisasi, atau
program keterampilan.
Dalam kegiatan pengembangan kurikulum, Drs. Hendyat Soetopo dan Drs. Wasty
Soemanto mengemukakan adanya prinsip-prinsip dasar yang utama yang harus diperhatikan,
yaitu meliputi;
1. Relevansi
Relevansi pendidikan meliputi tiga hal yaitu relevansi dengan lingkungan hidup murid, relevansi
dengan perkembangan kehiudpan sekarang dan yang akan datang, serta relevansi dengan
tuntutan dunia kerja.
2. Efektifitas
Kegiatan efektifitas terkait dengan efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar murid.
3. Efisiensi
Prinsip efisiensi perlu diperhatikan utamanya terkait dengan efisiensi waktu, tenaga, peralatan
yang akan menghasilkan efisiensi biaya.
4. Kesinambungan dan fleksibilitas
Kesinambungan terkait dengan dua hal yaitu adanya kesinambungan antara berbagai tingkat
sekolah dan kesinambungan antara berbagai bidang studi. Sedangkan fleksibilitas terkait dengan
pemilihan program pendidikan, dan dalam pengembangan program pendidikan.
Dr. Wina Sanjaya, M.Pd mengemukakan terdapat beberapa prinsip yang harus
dipertimbangkan dalam mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi. Prinsip-prinsip
tersebut, meliputi:
Pilar pendidikan
Kurikulum mengorganisasikan fondasi belajar dalam empat pilar pendidikan yaitu
1. belajar untuk memahami
2. belajar untuk berbuat kreatif
3. belajar hidup dalam kebersamaan
4. belajar untuk membangun dan mengekspresikan jati diri yang dilandasi oleh
ketiga pilar sebelumnya
Komprehensif dan berkesinambunga
Komprehensif mencakup keseluruhan dimensi kemampuan dan substansi yang disajikan secara
berkesinambungan mulai dari usia Taman Kanak-kanak hingga pendidikan menengah.
Kemampuan mencakup pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, pola pikir dan perilaku.
Substansi mencakup norma, nilai-nilai, konsep, serta fenomena dan kenyataan yang berkembang
dalam kehidupan masyarakat.
Diversifikasi kurikulum
Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik.
Pada pendidikan anak usia dini, dalam Laporan Eksekutif Seminar dan Lokakarya
Pendidikan Anak Usia Dini disebutkan bahwa kurikulum pada pendidikan anak usia dini
dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip :
Relevansi
Kurikulum anak usia dini harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan anak secara
individual
Adaptasi
Kurikulum anak usia dini harus memperhatikan dan mengadaptasi perubahan psikososial,
IPTEK, dan seni
Kontinuitas
Kurikulum anak usia dini harus disusun secara berkelanjutan antara satu tahapan perkembangan
ke tahapan perkembangan berikutnya dalam rangka mempersiapkan anak memasuki pendidikan
selanjutnya
Fleksibilitas
Kurkulum anak usia dini harus dipahami, dipergunakan dan dikembangkan secara fleksibel
sesuai dengan keunikan dan kebutuhan anak serta kondisi lembaga penyelenggara
Kelayakan (feasibility)
Kurikulum anak usia dini harus menunjukkan kelayakan dan keberpihakkan pada anak usia dini
Akuntabilitas
Kurikulum anak usia dini harus dapat dipertanggung jawabkan pada masyarakat sebagai
pengguna jasa pendidikan anak usia dini
1. MENGEMBANGKAN ISI KURIKULUM Kelompok 1 1. Yohannes Agatha Engel, S.T 2. M. Agung Prabowo,
S.Pd 3. Yeni Yulianti, S.Pd 4. Mega Hadinata, S.Pd 5. Reza Nur Rahmadani, S.Pd 1
5. HAKIKAT KURIKULUM Rencana Hasil Peraturan KURIKULUM Pedoman Isi Created by mahasiswa
pascasarjana PTK-UNJ
6. HAKIKAT KURIKULUM KURIKULUM MENURUT PARA AHLI 1. Menurut David Praff, kurikulum ialah
seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat pelatihan. 2. Nengly dan Evaras (1967)
mengatakan bahwa “kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan dan dilakukan oleh
sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling
baik. 3. Hamid Hasan (1978): Bahwa konsep kurikulum meliputi 4 dimensi yaitu kurikulum sebagai suatu
ide, suatu rencana tertulis, suatu kegiatan, dan suatu hasil yang didapat. 4. Dalam perspektif kebijakan
pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Created by mahasiswa pascasarjana PTK-
UNJ
7. KRITERIA DALAM MENENTUKAN ISI KURIKULUM Kriteria yang dapat digunakan dalam menentukan isi
kurikulum sebagaimana yang dikemukakan oleh Hilda Taba dalam Ali (2008) adalah: 1. Isi kurikulum
harus valid (sahih) dan signifikan (terpercaya) 2. Isi kurikulum harus berpegang kepada kenyataan-
kenyataan sosial 3. Kedalaman dan keluasan isi kurikulum harus seimbang 4. Isi kurikulum menjangkau
tujuan yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap 5. Isi kurikulum harus dapat dipelajari dan
disesuaikan dengan pengalaman siswa 6. Isi kurikulum harus dapat memenuhi kebutuhan dan menarik
minat siswa Created by mahasiswa pascasarjana PTK-UNJ
9. FUNGSI KURIKULUM Sebagai salah satu komponen suatu sistem pendidikan, paling tidak kurikulum
mempunyai peran, yaitu : Peran Konservatif Peran Kreatif Peran Kritis
10. FUNGSI KURIKULUM Selain kurikulum berfungsi untuk pembelajaran siswa, kurikulum dalam
pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai
tujuan pendididkan 2. Fungsi Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan 3. Fungsi Kurikulum Bagi Guru
4. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah 5. Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas (supervisor) 6. Fungsi
Kurikulum Bagi Pemakai Lulusan Instansi atau perusahaan
11. 1. Landasan filosofis 2. Landasan psikologis Landasan membangun isi kurikulum 3. Landasan
sosiologisteknologis
13. DASAR FILSAFAT PENENTUAN ISI KURIKULUM 1. Kebutuhan peserta didik Pendidikan saat ini Filsafat
Pendidikan 2. Cita-cita masyarakat Sumber: Hamalik (2013)
14. DASAR FILSAFAT PENENTUAN ISI KURIKULUM Secara umum dari beberapa sumber terkait ditemukan
ada empat landasan filosofis dalam penentuan dan pengembangan isi kurikulum, yaitu: 1. Isi kurikulum
2. Isi kurikulum 3. Isi kurikulum 4. Isi kurikulum arah dan tujuan pendidikan isi yang sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai cara pencapaian tujuan tolak ukur keberhasilan proses pendidikan
15. MEMBANGUN ISI KURIKULUM Perguruan Tinggi Masyarakat Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penentuan Isi Kurikulum Sistem Nilai Sumber: Sukmadinata (2006:158)
16. PERGURUAN TINGGI Pertama dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dikembangkan diperguruan tinggi umum. Kedua dari segi pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan
serta penyiapan guru-guru Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
17. MASYARAKAT Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya bertugas
mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara bermatabat di masyarakat. Sebagai bagian dan
agen masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di tempat sekolah tersebut
berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi masyarakat penggunanya serta upaya
memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka.
18. SISTEM NILAI Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasi pebagai nilai yang
tumbuh di masyarakat dalam kurikulum sekolah, diantaranya : a. Guru hendaknya mengetahui dan
memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat. b. Guru hendaknya berpegang pada prinsip
demokrasi, etis, dan moral. c. Guru menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru. d. Guru
menghargai nilai kelompok-kelompok lain. e. Memahami dan menerima keragaman kebudayaan sendiri.
19. FAKTOR-FAKTOR LAIN YANG MEMPENGARUHI ISI KURIKULUM Berdasarkan analisis kelompok kami,
bukan hanya 3 (tiga) faktor yang dikemukan oleh Sukmadinata (2006) saja, tetapi ada faktor lain yang
mempengaruhi isi kurikulum, diantarnya: 1. Filosofis 2. Psikologis 3. Sosial budaya 4. Politik 5.
Pembangunan negara dan perkembangan dunia 6. Ilmu dan Teknologi (IPTEK Selalu ada kesempatan
sekecil apapun peluangnya
21. 5 ASPEK PERBEDAAN & KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Tingkat Kecerdasan Perbedaan Kreativitas
Perbeda an cacat fisik Kebutuhan Peserta didik PSIKOLOGIS Pertumbu han & Perkemba ngan kognitif
22. SOSIAL-BUDAYA Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia yang
menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat
lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun
proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan
perkembangan yang ada di masyakarakat.
23. POLITIK • Wiles Bondi (dalam Sudrajat, 2008) dalam bukunya `Curriculum Development: A Guide to
Practice’turut menjelaskan pengaruh politik dalam pembentukan dan pengembangan kurikulum. • Hal
ini jelas menunjukkkan bahwa pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh proses politik, kerana setiap
kali tampuk pimpinan sesebuah negara itu bertukar, maka setiap kali itulah kurikulum pendidikan
berubah.
24. Pembangunan Negara dan Perkembangan Dunia • Membangun isi kurikulum juga dipengaruhi oleh
faktor pembangunan negara dan perkembangan dunia. Negara yang ingin maju dan membangun tidak
seharusnya mempunyai kurikulum yang statis. Oleh karena itu kurikulum harus diubah sesuai dengan
perkembangan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.
25. ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI (IPTEK) KURIKULUM 1. Ilmu Pengetahuan & Teknologi 1. Sumber
Belajar 2. Media pembelajaran
27. Memilih strategi menentukan isi kurikulum Ada beberapa strategi yang banyak dimanfaatkan oleh
para perencana kurikulum untuk mengidentifikasi isi kurikulum. Diantaranya adalah : 1. Pendekatan
filosofis 2. Pendekatan introspektif 3. Pendekatan DACUM 4. Pendekatan fungsional 5. Analisis tugas
(task analysis)
28. PENDEKATAN FILOSOFIS • Faktor dominan : pandangan atau pemikiran oleh para ahli filsafat. •
Mendasari pelaksanaan dari sikap dan perbuatannya. • Isi kurikulum ditentukan dari
pernyataanpernyataan filosofi yang berkenaan dengan pendidikan teknologi dan kejuruan yang dijumpai
secara literatur dari berbagai sumber.
29. data tersebut dilengkapi dengan data komparatif dengan program yang serupa namun berada di
tempat lain dalam suatu negara maupun negara lain • Melalui literatur atau studi
banding.PENDEKATAN INTROSPEKTIF • Difokuskan pada pola pemikiran dan perasaan dari mereka
(individu atau kelompok) yang terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan pendidikan teknologi
dan kejuruan • Pemikiran yang sudah ada dan berjalan
30. PENDEKATAN DACUM • Asumsi pendekatan ini : isi kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan
serta kompetensi lulusan pun diharapkan memiliki relevansi yang sangat tinggi dengan kebutuhan
lapangan kerja • Sehingga keunikan : adanya target yang telah disusun untuk urutan dan intensitas
partisipasi dari peserta didik.
31. PENDEKATAN FUNGSIONAL • Asumsi pendekatan ini : peserta didik yang belajar melalui pendidikan
teknologi dan kejuruan diharuskan untuk mempelajari fungsi-fungsi yang harus ada untuk menjamin
perkembangan dan kelangsungan kerja suatu dunia usaha atau industri tertentu • Tahapan 1 :
identifikasi jenis-jenis pekerjaan • Tahapan 2 : jenis-jenis pekerjaan itu dapat dirinci lagi menjadi daftar
kegiatan-kegiatan • Tahapan3 : dikaitkan dengan kompetensi atau keterampilan • Tahapan 4 :
kompetensi atau keterampilan dirumuskan menjadi isi kurikulum (pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan dengan tingkat yang bervariasi)
32. PENDEKATAN ANALISIS TUGAS • Asumsi pendekatan ini : aspek-aspek perilaku dan persyaratan kerja
tertentu yang dijabarkan langsung dari deskripsi pekerjaan atau deskripsi tugas yang dinyatakan telah
’mapan’
33. 1)Model Tyler • Merancang suatu kurikulum agar sesuai dengan tujuan dan misi suatu instuisi
pendidikan terkait. 2)Model Taba • Model pengembangan isi kurikulum dikembangkan secara terbalik,
yaitu dengan melakukan pendekatan induktif
34. 3)Model Oliva 4)Model Beauchamp suatu model pengembangan isi kurikulum harus bersifat
sederhana, komprehensif, dan sistematik Terdapat 5 langkah dalam proses pengembangan isi
kurikulum, yaitu: Menetapkan wilayah yang akan melakukan suatu perubahan kurikulum Menetapkan
orang-orang yang terlibat dalam proses pengembangan kurikulum Menetapkan prosedur yang akan
ditempuh Implementasi kurikulum a. b. c. d.
35. 5)Model Wheeler • model pengembangan isi kurikulum merupakan suatu proses yang akan
membentuk lingkaran yang terjadi terusmenerus atau berkesinambungan 6)Model Nichools •
pendekatan model pengembangan isi kurikulum terdiri atas elemen-elemen kurikulum yang membentuk
sebuah siklus, sama halnya dengan Model Wheeler yang berkesinambungan
36. 7)Model Dynamic Skilbeck • model pengembangan isi kurikulum merupakan suatu proses yang akan
membentuk lingkaran yang terjadi terusmenerus atau berkesinambungan
38. Tujuan Sumber Belajar Bahan Ajar ISI KURIKULUM Metode Pembelajaran Evaluasi Media
Pembelajaran
41. Metode Pembelajaran Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran Pendekatan yang berpusat
pada peserta didik Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat
42. Media Pembelajaran Fungsi : 1. Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para
siswa 2. Dapat melampaui batasan ruang kelas 3. Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa
dan lingkungan 4. Menghasilkan keseragaman pengamatan 5. Menanamkan konsep dasar yang benar,
konkrit, dan realistis
43. 6. Membangkitkan keinginan dan minat baru 7. Membangkitkan motivasi dan merangsang anak
untuk belajar 8. Memberikan pengalaman yang menyeluruh dari yang konkrit sampai yang abstrak
Media Pembelajaran Terbagi atas ; • Media audio • Media visual • Media audiovisual
44. untuk memperoleh informasi akurat tentang penyelenggaraan dan keberhasilan belajar
siswaEvaluasi Komponen Kurikulum
45. Sumber Belajar (AECT) 1. Pesan (message) 2. Orang (people) 3. Bahan (materials)