Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya pelari dan
curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah 
raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu 
jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.
Kurikulum merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum bagian
dari program pendidikan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas
pendidikan dan bukan semata-mata hanya menghasilkan suatu bahan pelajaran.
Kurikulum tidak hanya memperhatikan perkembangan dan pembangunan masa
sekarang tetapi juga mengarahkan perhatian ke masa depan. Tujuan pendidikan
sekolah lebih luas dan kompleks karena dituntut selalu sesuai dengan perubahan.
Kurikulum harus selalu diperbarui sejalan dengan perubahan itu. Untuk
mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan, kurikulum harus disusun secara
strategis dan dirumuskan menjadi program-program tertentu. Karena harus selalu
relevan dengan perubahan masyarakat, penyusunan kurikulum harus
mempertimbangkan berbagai macam aspek seperti perkembangan anak,
perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan kebutuhan masyarakat dan
lapangan kerja dan sebagainya.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Perencanaan kurikulum
harus meliputi beberapa aspek diantaranya tujuan, bahan, sumber, kegiatan belajar
mengajar dan evaluasi sebagai dasar untuk menetapkan kurikulum. Dalam
makalah pendek ini akan membahas masalah perkembangan konsep kurikulum
dan hubungan antara perkembangan kurikulum dengan manajemen pendidikan.
Pengembangan kurikulum sebenarnya merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Ia sebagai instrumen yang membantu praktisi
pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat.
Caswell menyatakan bahwa pengembangan kurikulum merupakan alat untuk

1
membantu guru melakukan tugasnya mengajar dan memenuhi kebutuhan
masyarakat. Pengembangan kurikulum tidak pernah berhenti, ia merupakan proses
yang berkelanjutan dan proses siklus yang terus menerus sejalan dengan
perkembangan dan tuntutan perubahan masyarakat.
Kajian-kajian pada pengembangan yang bersifat filosofis, psikologis,
situasi sosial politis, dan perkembangan iptek menjadi sangat penting ketika
dikehendaki perubahan –perubahan dan pengembangan pendidikan masa
depan.pertinbangan-pertimbangan tentang pentingnya relevansi, fleksibilitas, dan
kontinuitas merupakan prinsip-prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam
pengembangan kurikulum.
Kajian kurikulum dapat mencakup kajian pengembangan komponen-
komponen standar nasional pendidikan dan implementasinya pada berbagai
jenjang, jenis pendidikan, pada tingkat satuan pendidikan, dan sarana maupun
prasarana pendukungnya serta daya dukung organisasi dalam menjalankan
kegiatan secara efektif seperti kebijakan mutu yang diterapkan organisasi,
kebijakan dalam manajemen perencanaan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan,
dan kebijakan sistem adminstrasi pengelolaan kurikulum. Hasil pengkajian ini,
nantinya dapat digunakan sebagai masukan dalam penyempurnaan secara
menyeluruh dan berkelanjutan Standar Nasional Pendidikan sehingga arah
kebijakan pengembangan kurikulum pada satuan pendidikan dapat diterapkan atau
diimplementsikan sesuai dengan perkembangan iptek, kebutuhan, dan
karakteristik siswa, sekolah dan daerah.
Proses pengembangan kajian kurikulum yang dimulai dari analisis
terhadap masalah yang berkembang dan akan berkembang di masyarakat dikaji
dengan kualitas masyarakat dan individu anggota masyarakat yang diperlukan
suatu komunitas,masyarakat dan umat manusia.

2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang kami jelaskan di sini rumusan masalahnya sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana landasan pengembangan kajian kurikulum?
1.2.2 Apa dasar pengembangan kajian kurikulum?
1.2.3 Bagaimana cara pengembangan kajian kurikulum?
1.2.4 Apa saja aspek yang di kembangkan dalam pengembangan kajian
kurikulum?
1.2.5 Apa saja kendala dan solusi dalam pengembangan kajian kurikulum?

1.3 Tujuan
Dari penjabaran rumusan masalah tersebut dapat diperoleh tujuan sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui landasan pengembangan kajian kurikulum.
1.3.2 Untuk mengetahui dasar pengembangan kajian kurikulum.
1.3.3 Untuk mengetahui cara pengembangan kajian kurikulum.
1.3.4 Untuk mengetahui aspek yang di kembangkan dalam pengembangan kajian
kurikulum.
1.3.5 Untuk mengetahui kendala dan solusi dalam pengembangan kajian
kurikulum.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh yaitu:
1.4.1. Agar guru dapat mengetahui dengan jelas spesifikasi pengertian
kurikulum.
1.4.2. Agar kepala sekolah dan guru mampu dalam pengolahan konsep
pengembangan kurikulum.
1.4.3. Agar guru kompeten dalam memahami dan mempraktekkan fungsi
pengembangan kurikulum.

3
1.5.Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika pembahasan yang meliputi: BAB I:
PENDAHULUAN menyajikan Latar belakang masalah,Rumusan masalah,Tujuan
penulisan,Manfaat dan Sistematika penulisan.BAB II: PEMBAHASAN
membahas,Pengembangan Kajian Kurikulum,dan Pengembangan kajian
kurikulum.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.  Landasan Pengembangan Kajian Kurikulum
Pengembangan kajian kurikulum adalah istilah yang komprehensif,
didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan
kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum
membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan
yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau
biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan
kurikulum ke dalam tindakan operasional.
Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum
untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian
program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri.
Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait
langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak
orang, seperti : politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur
masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.
Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam
pengembangan kajian kurikulum, yaitu :
1. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di
antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi
dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen
tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik
(relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan
masyarakat (relevansi sosilogis).
2. Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar
yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam
pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang,
serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.

5
3. Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik
secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar
yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik
yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara
jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4. Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan
kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain
yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
5. Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan
kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara
kualitas maupun kuantitas.
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat
sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial
ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan
wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,
serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan
tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

6
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu
semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk
menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di
dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional
merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup
keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses
pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang
serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah
harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah yang membedakan antara
penerapan satu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan kurikulum
sebelumnya, yang justru tampaknya sering kali terabaikan. Karena prinsip-prinsip
itu boleh dikatakan sebagai ruh atau jiwanya kurikulum.

7
Dalam mensikapi suatu perubahan kurikulum, banyak orang lebih terfokus
hanya pada pemenuhan struktur kurikulum sebagai jasad dari kurikulum . Padahal
jauh lebih penting adalah perubahan kutural (perilaku) guna memenuhi prinsip-
prinsip khusus yang terkandung dalam pengembangan kurikulum.
2.2. Fungsi Pengembangan Kurikulum
Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua insan, yang selalu
menjadi tumpuan dan harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat.
Pendidikan juga sebagai alat untuk memajukan peradaban, mengembangkan
masyarakat, dan mencetak generasi yang mampu melangkah sesuai dengan apa
yang menjadi harapan bangsa. Maka di dalam pendidikan diterapkan kurikulum
yang berfungsi untuk mencapai tujuan tujuan yang diharapkan. Sebelum kita
bicara mengenai fungsi kurikulum, terlebih dahulu akan dijelaskan apa yang
dimaksud dengan fungsi. Kata fungsi berasal dari bahasa inggris “function” yang
mempunyai banyak arti, diantaranya yang berarti jabatan, kedudukan, kegiatan
dan sebagainya.
Kurikulum merupakan salah satu asas penting dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar, apabila asas ini baik dan kuat, maka dapat dipastikan proses
belajar mengajarpun akan semakin lancar sehingga tujuan pendidikanpun akan
tercapai. Dalam aktifitastas belajar mengajar, kedudukan kurikulum sangat krusial
karena dengan kurikulum anak didik akan memperoleh manfaat (benefit). Namun
demikian, disamping kurikulum bermanfaat bagi anak didik, ia juga mempunyai
fungsi fungsi lain yakni:
1. Fungsi Kurikulum dalam Rangka Pencapaian Tujuan Pendidikan
Kurikulumm pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha
mencapai tujuan tujuan pendidikan yang diinginkan sekolah tertentu yang
dianggap cukup tepat dan krusial untuk dicapai, sehingga salah satu langkah yang
perlu dilakukan adalah meninjau kembali tujuan yang selama ini digunakan
sekolah yang bersangkutan(Soetopo & Soemanto, 1993:17). Maksudnya, bila
tujuan tujuan yang diinginkan belum tercapai, orang akan cenderung meninjau
kembali alat yang digunakan untuk mencapai tujuan itu, misalnya dengan
meninjau kurikulumnya. Pendidikan tertinggi sampai pendidikan terendah

8
mempunyai tujuan, yaitu tujuan yang akan dicapai setelah berakhirnya aktifitas
belajar.
Dalam pencapaian tujuan pendidikan yang dicita citakan, tujuan tujuan
tersebut meski dicapai secara bertingkat yang saling mendukung, sedangkan
keberadaan kurikulum disini adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan
(pendidikan)
2. Fungsi Kurikulum Bagi Anak Didik
Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar  tersusun merupakan
suatu persiapan bagi anak didik. Anak didik diharapkan mendapatkan sejumlah
pengalaman baru yanmg dikemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan
perkembangan anak, agar dapat memenuhi bekal hidupnya nanti.
Kalau kita kaitkan dengan pendidikan islam, pendidikan mestinya
diorientasikan kepada kepentingan peserta didik, dan perlu diberi bekal 
pengetahuan untuk hidup pada zamannya kelak.
3. Fungsi Kurikulum Bagi Pendidik
Sesuai dengan fungsinya bahwa kurikulum adalah sebagai alat untuk
mencapai tujuan pendididkan, maka guru semestinya mencermati tujuan
pendidkan yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan dimana ia bekerja.Guru
merupakan pendidik profesional, yang secara implisit telah merelakan dirinya
untuk memikul sebagai tanggung jawab pendidikan yang ada dipundak orang tua.
Tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah, berarti orang tua sudah melimpahkan
sebagian tanggung jawab pedidikan anaknya kepada guru / pendidik, tentunya
orang tua berharap agar anaknya menemukan guru yang baik, kompeten, dan
berkualitas (Ramayulis, 1996:39).
Adapun fungsi kurikulum bagi guru atau pendidik adalah:
1. Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasi pengalaman belajar
para anak didik.
2. Pedoman dalam mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik
dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang telah diberikan.
Langeveld mengajukan lima komponen yang berinteraksi secara aktif dalam
proses pendidikan yaitu:

9
1. Komposisi tujuan pendidikan, sebagai landasan ideal pendidikan dan yang
dicapai melalui proses pendidikan tersebut.
2. Komponen Terdidik, sebagai masukan manusiawi yang diperluka sebagai
subjek aktif dan dikenai proses pendidikan tersebut.
3. Komponen alat pendidikan, sebagi unsur sarana atau objek yang dikenakan
kepada terdidik dalam proses pendidikan.
4. Komponen pendidik, merupakan unsur manusiawi yang membantu
mengenalkan alat pendidikan kepada anak didik dan mengarahkan proses
pendidikan menuju sasaran yang diharapkan sebagaimana tercantum
dalam tujuan pendidikan.
5. Komponen lingkungan pendidikan, sebagi unsur suasana yang membantu
dan memberikan udara segar dalam proses pendidikan (Supeno, 1995:42-
43).
4. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah atau Pembina Sekolah
Bagi kepala sekolah yang baru, yang dipelajari pertama kali adalah tujuan
lembaga yang akan dipimpinnya. Kemudian mencari kurikulum yang berlaku
sekarang untuk dipelajari, terutama pada buku petunjuk pelaksanaan.Kepala
sekolah merupakan administrator dan supervisor yang memupunyai tanggung
jawab terhadap kurikulum. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan para
pembina lainnya adalah:
1. Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi, yaitu memperbaiki
situasi belajar.
2. Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam
menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kearah yang
lebih baik.
3. Sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi dalam memberikan
bantuan kepada guru atau pendidik agar dapat memperbaiki situasi belajar.
4. Sebagai seorang administrator, menjadikan kurikulum sebagai pedoman
untuk pengembangan kurikulum pada masa mendatang.
5. Sebagai pedoman unruk mengadakan evaluasi atas kemajuan belajar
mengajar (Soetopo dan Soemanto, 1993:19)

10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
            Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya pelari dan
curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah 
raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu 
jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.
Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan oleh beberapa ahlai di  atas, kami
menyimpulkan bahwa pengertian kurikulum adalah sebagai berikut:
Kurikulum adalah seperangkat perencanaan pengajaran yang sistematik
yang berisi pernyataan tujuan, organisasi konten, organisasi pengalaman belajar,
program pelayanan, pola belajar mengajar, dan program evaluasi agar pebelajar
dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dan perubahan tingkah
laku.          
3.2 SARAN
Dengan adanya makalah tentang Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli
ini. Semoga kita semua bisa mengambil manfaat dengan adanya diskusi tentang
Pengembangan Kajian Kurikulum ini. Sehingga kita semua bisa memahami
tentang itu dan bisa mengaplikasikan dalam kehidupan kita khususnya di lembaga
pendidikan ini.

11
DAFTAR PUSTAKA
1.www.wikipedia.com
2. Budimansyah, Dasim.2007. Pengembangan kurikulum dan pembelajaran PKn.
Jakarta: Universitas Terbuka
3.Soetopo, Hendra; Soemanto,Wasty.1987.Pembinaan dan pengembangan
kurikulum.Jakarta:Bina Aksara
4.www.google.com

12

Anda mungkin juga menyukai