Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

            

          pengembangan kurikulum itu dilakukan oleh sekolah atau lembaga pendidikan tersebut, yang

lebih mengerti dan paham kurikulum seperti apa yang lebih dibutuhkan. Pengalaman selama

setengah abad negeri ini mengelola sendiri sistem pendidikannya menunjukkan, setiap kali muncul

pembicaraan yang mengarah pada upaya perbaikan sistem pendidikan nasional selalu yang menjadi

titik berat perhatian adalah pembenahan kurikulum

            Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Apakah benar kurikulum memang memiliki dasar dan

landasan yang kuat yang memang disiapkan agar peserta didik, pendidik, orang tua dan komponen

pendidikan lainnya sesuai dengan tujuan pendidikan dan standar pendidikan. Apa yang mendasari

itu semua? Benarkah kurikulum itu dibuat untuk memperbaiki kurikulum yang lama dengan

kurikulum yang baru, yang sering disebut dengan evaluasi kurikulum? Dimana sistem evaluasi

digunakan  untuk menentukan tingkat pencapaian keberhasilan peserta didik dalam bentuk hasil

khusus.

B.     Rumusan Masalah

            Dari latar belakang di atas, maka kami mendapat permasalahan yang dapat dirumuskan,

antara lain:

1. Pengertian kurikulum

2.   lApakah Pengembangan Kurikulum?

3.      Bagaimanakah Landasan Pengembangan Kurikulum?

4.      Bagaimanakah Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Kurikulum?

C.    Tujuan

1. untuk pengertian kurikulum


2.    untuk  Mengetahui Pengembangan Kurikulu

     3. untuk Mengetahui Landasan Pengembangan Kurikulum

4. untuk Pendekatan Pengembangan Kurikulum

BAB II

PEMBAHASAN

A .pengertian kurikulum

Kurikulum merupakan suatu alat yang dipakai untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional

dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan,

kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian,

sesuai dengan jenis dan jenjang masing masing satuan pendidikan. Sejalan dengan ketentuan

tersebut, perlu ditambahkan bahwa pendidikan nasional berakar pada kebudayaan nasional dan

pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan undang Undang Dasar 1945.[1] kurikulum senantiasa

berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan perkembangan teknologi dengan beragamnya pendapat mengenai pengertian
kurikulum maka secara teoritis agak sulit menentukan suatu pengertian yang dapat merangkum semua pendapat tentang kurikulum

perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah adalah niatan untuk perbaikan sistem pendidikan meskipun pada kenyataannya

setiap kurikulum memiliki kekurangan dan perlu dievaluasi serta diperbaiki lagi.

B.    Pengembangan Kurikulum

             Pengembangan kurikulum (curriculum development/curriculum

planning/curriculum design) adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang ditujukan

untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai perubahan-

perubahan itu telah terjadi pada diri siswa. Pengembangan kurikulum adalah proses yang

mengaitkan satu komponen kurikulum lainnya untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik.[2]

             Sukadinata (2000) mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum adalah penyusunan

kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga menyempurnakan kurikulum

yang telah ada (curriculum improvement).

             Dalam hal ini, pengembangan kurikulum adalah suatu proses siklus yang tidak pernah

akhirnya. Sebab, pengembangan kurikulum ini merupakan suatu proses yang bertumpu pada unsur-

unsur dalam kurikulum, yang di dalamnya meliputi tujuan, metode dan material, penilaian dan

balikan (feedback). Tujuan menggambarkan semua pengetahuan dan pertimbangan tujuan-tujuan

pembelajaran, baik berhubungan dengan mata pelajaran maupun kurikulum secara keseluruhan.

Metode dan material menggambarkan metode-metode dan material sekolah guna mencapai tujuan-

tujuan tersebut. Penilaian, berhubungan dengan sejauh mana keberhasilan kegiatan yang telah

dikembangkan tujuan baru. Balikan (feedback), merupakan semua pengalaman yang telah diperoleh

dan pada gilirannya menjadi titik tolak bagi langkah pengembangan. Dari kurikulum 1994, suplemen

1999, KBK dan KTSP. Dan kurikulum yang sekarang kita pakai adalah kurikulum KTSP (Kurikulum

Tingkatan Satuan Pendidikan) dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh Guru, Kepala

Sekolah serta Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan.

             Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam proses pendidikan. Sasaran

yang dicapai bukan semata mata memproduksi bahan pelajaran melainkan lebih dititikberatkan

untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dari beberapa pendapat para ahli diatas kami
menyimpulkan Pengembangan kurikulum adalah kegiatan yang mengacu pada usaha untuk

melaksanakan dan mempertahankan dan menyempurnakan kurikulum yang telah ada guna

memperoleh hasil yang lebih baik lagi.

c.     Landasan Pengembangan Kurikulum

             Menurut Tyler, landasan kurikulum terdiri dari landasan filosofis, sosial, budaya dan

psikologis. Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Murray Print, Perkembangan ilmu

dan teknologi, perkembangan terakhir beliau menambahkan atau melengkapi landasan tersebut

dengan landasan manajemen (organisatoris).[3]

Beberapa landasannya antara lain:

1.      Landasan Pengembangan Secara Filosofis

       Landasan filosofis pancasila yang dianut oleh Negara kita dengan prinsip demokratis,

mengandung makna bahwa peserta didik diberi kebebasan untuk berkembang dan mampu berfikir

intelegen dikehidupan masyarakat, melakukan aktivitas yang dapat memberikan manfaat terhadap

hasil akhir dan menekankan nilai-nilai manusiawi dan kultural dalam pendidikan.

2.      Landasan Pengembangan Secara Psikologis

       Teori belajar dijadikan dasar bagi proses belajar mengajar. Dengan demikian ada hubungan yang

erat antara kurikulum dengan psikologi belajar dan psikologi anak.

3.      Landasan Pengembangan  Secara Sosial Budaya.

       Masyarakat merupakan suatu faktor yang begitu penting dalam penggembangan kurikulum

sehingga aspek sosiologis dijadikan salah satu asas. Dalam hal ini pun kita harus menjaga, agar asas

ini jangan terlampau mendominasi sehingga timbul kurikulum yang berpusat pada masyarakat atau

“ society centered curriculum  “. Di Indonesia belum tertuju kearah itu, tetapi perhatian terhadap

perkembangan kebudayaan yang ada di masyarakat sudah diwujudkan dalam bentuk kurikulum

muatan lokal di tiap daerah. Dengan dijadikannya sosiologis sebagai landasan pengembangan

kurikulum, maka peserta didik nantinya diharapkan mampu bekerja sesuai dengan kebutuhan

masyarakat.[4]
4.      Landasan Pengembangan Kurikulum Dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

       Dengan IPTEK sebagai landasan, peserta didik diharapkan mampu mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi dan kesenian sesuai dengan sistem nilai, kemanusiawian dan budaya bangsa.

5.      Landasan Pengembangan Kurikulum Secara Organisatoris

       Landasan ini berkenaan dengan bentuk organisasi bahan pelajaran yang disajikan. Bagaimana

bahan pelajaran akan disajikan. Apakah dalam bentuk bidang studi yang terpisah-pisah, ataukah di

usahakan adanya hubungan antara pelajaran yang diberikan, misalnya dalam bentuk broad

field  atau bidang studi seperti yang dilaksanakan di Indonesia pada saat ini.

             Mengacu kepada landasan pengembangan kurikulum di atas, maka tujuan kegiatan siswa

akan menekankan pada pengembangan sikap dan perilaku agar berguna dalam suatu kehidupan

masyarakat yang demokratis.

             Herman H.Horne, memberikan dasar atau asas kurikulum dengan tiga macam yaitu:

1.      Dasar Psikologis, yang digunakan untuk mengetahui kemampuan yang diperoleh dari pelajar dan

kebutuhan anak didik (The ability and needs of children).

2.      Dasar Sosiologis, yang digunakan untuk mengetahui tuntutan yang sah dari masyarakat (The

legitimate demans of society).

3.      Dasar Filosofis, yang digunakan untuk mengetahui keadaan alam semesta tempat kita hidup (the

kind of univrse in which we live).

             Sedangkan As Syaibani menetapkan dasar pokok kurikulum pendidikan yaitu dengan

menambahkan unsur religi didalamnya.

d   Pendekatan Pengembangan Kurikulum

             Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses

tertentu. Sehingga bila dikaitkan dengan kurikulum, pengembangan kurikulum dapat diartikan

sebagai titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan

kurikulum. Pendekatan, lebih menekankan pada usaha dan penerapan langkah-langkah atau cara
kerja dengan menerapkan suatu strategi dan beberapa metode yang tepat, yang dijalankan sesuai

dengan langkah-langkah yang sistematik untuk memperoleh hasil kerja yang lebih baik. Jadi

pendekatan pengembangan kurikulum adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode

yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis untuk menghasilkan

kurikulum yang lebih baik.

             Dengan melihat cakupan pengembangan kurikulum, ada dua pendekatan yang dapat

diterapkan dalam pengembangannya. Pertama, pendekatan top down atau pendekatan

administratif, yaitu pendekatan dengan sistem komando dari atas ke bawah, dan kedua adalah

pendekatan grassroot, yaitu pengembangan kurikulum dari bawah ke atas, yang diawali oleh inisiatif

dari bawah kemudian disebarluaskan pada tingkat dan skala yang lebih luas.

1.      Pendekatan Top Down

       Pengembangan kurikulum pada pendekatan ini muncul dari pejabat pendidikan atau para

administrator atau pemegang kebijakan pendidikan seperti dirjen atau Kepala Kantor Wilayah.

Semacam garis komando, pengembangan kurikulum kemudian diteruskan ke bawah, sehingga

pendekatan ini disebut juga line staff model. Pendekatan ini biasa digunakan Negara yang memiliki

sistem pendidikan sentralisasi.

       Prosedur kerja atau proses pengembangan kurikulum dengan pendekatan ini adalah sebagai

berikut:

a.       Pembentukan tim pengarah oleh pejabat pendidikan. Anggota tim biasanya terdiri dari pejabat di

bawahnya, seperti pengawas pendidikan, ahli kurikulum dsb. Tim pengarah ini bertugas

merumuskan konsep dasar, garis-garis besar kebijakan, menyiapkan rumusan falsafah pendidikan,

dan tujuan umum pendidikan.

b.      Menyusun tim atau kelompok kerja untuk menjabarkan kebijakan atau rumusan-rumusan yang telah

disusun tim pengarah. Anggota tim ini adalah para ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dari perguruan

tinggi, ditambah dengan guru-guru senior yang sudah berpengalaman. Tim ini bertugas merumuskan

tujuan-tujuan yang lebih operasional dari tujuan umum, memilih dan menyusun sequence bahan
pelajaran, memilih strategi pengajaran dan alat bantu petunjuk evaluasi, serta menyusun pedoman

pelaksanaan kurikulum untuk guru.

c.       Bila kurikulum sudah selesai disusun oleh tim atau kelompok kerja, selanjutnya hasilnya diserahkan

kepada tim perumus untuk dikaji dan diberi catatan atau revisi. Bila perlu kurikulum tersebut akan

diujicoba , dievaluasi, dan disempurnakan.

d.      Para asministrator selanjutnya memerintahkan kepada setiap sekolah untuk mengimplementasikan

kurikulum yang telah disusun tersebut.

       Dari langkah-langkah tersebut tampak bahwa inisiaif pengembangan kurikulum berasal dari

pemegang kebijakan pendidikan, sedangkan guru hanya bertugas sebagai pelaksana kurikulum yang

telah ditentukan oleh para pemegang kurikulum, sehingga disebut pendekatan dengan system

komando.

2.      Pendekatan Grass roots

       Pada pendekatan grass roots,inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari lapangan atau dari

guru-guru sebagai implementator, kemudian menyebar pada wilayah yang lebih luas, karena itu

pendekatan ini disebut pendekatan dari bawah ke atas. Pendekatan ini lebih banyak digunakan

untuk penyempurnaan kurikulum (curriculum improvement), walaupun terkadang juga digunakan

dalam pengembangan kurikulum baru (curriculum construction).

Dalam pelaksanaanya terdapat dua syarat yang harus dipenuhi :

a.       Kurikulum yang dikembangkan bersifat lentur sehingga memberikan kesempatan kepada setiap guru

secara terbuka untuk memperbarui atau menyempurnakan kurikulum yang sedang diberlakukan.

b.      Guru memiliki sikap professional yang tinggi disertai kemampuan yang memadai, yang ditandai

dengan keinginan untuk mencoba dan mencoba sesuatu yang baru dalam upaya meningkatkan

kinerjanya, selalu menambah pengetahuan dan wawasannya, untuk menacapai kesempurnaan.

       Adapun langkah-langkah untuk melaksanakan pendekatan ini adalah sebagai berikut :

a.       Menyadari adanya masalah, karena pendekatan ini biasanya diawali dari keresahan guru tentang

kurikulum yang berlaku.


b.      Mengadakan refleksi, yaitu dengan mengkaji literatur yang relevan misalnya dengan membaca buku,

jurnal hasil penelitian, internet, diskusi, wawancara dsb.

c.       Mengajukan hipotesis atau jawaban sementara, dengan memetakan berbagai kemungkinan

munculnya masalah dan cara penanggulangannya.

d.      Menentukan hipotesis yang sangat mungkin dekat dan dapat dilakukan sesuai dengan situasi dan

kondisi lapangan. Penentuan di sini juga disertai dengan kajian terhadap berbagai hambatan yang

akan terjadi sehingga lebih dini untuk dapat diatasi.

e.       Mengimplementasikan perencanaan dan mengevaluasinya secara terus menerus hingga masalah

yang dihadapi dapat terpecahkan. Di sini bisa dilakukan dengan diskusi antar teman sejawat.

f.       Membuat dan menyusun laporanhasil pelaksanaan pengembangan melalui grassroot. Langkah ini

penting dilakukan sebagai bahan publikasi dan diseminasi, sehingga memungkinkan dapat

dimanfaatkan dan diterapkan oleh orang lain sehingga hasil pengembangan tersebut semakin

tersebar.

       Pada pedekatan ini guru berperan lebih dari sekedar pelaksana kurikulum, bahkan peran guru

sebagai implementator perubahan dan penyempurnaan kurikulum sangat menentukan, sedangkan

administrator tidak lagi berperan sebagai pengendali pengembangan, tetapi hanya sebagai

motivator dan fasilitator.

       

BAB III

PENUTUP
A.    Kesimpulam

1.      Pengembangan kurikulum adalahkegiatan yang mengacu pada usaha untuk melaksanakan dan

mempertahankan dan menyempurnakan kurikulum yang telah ada guna memperoleh hasil yang

lebih baik lagi.

2.      Landasan Pengembangan Kurikulum adalah Filosofis, Sosiologis, Psikologis Organisatoris dan

ditambah dengan religi

3.      Secara umum pendekatan-pendekatan pengembangan dalam kurikulum adalah :

a.       Pendekatan Sentralistik

   

b.      Pendekatan Desentralistik

      

DAFTAR  PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1989.Pengembangan Kurikulum di Sekolah.Bandung: Sinar Baru1989.

Indonesia journal of history education, vol .3(1) tahun 2014

Arifin, M. 1987.Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta: Bina Aksara

 Depdikbud.1979.Kurikulum 1978
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran.  Jakarta : Bumi Aksara

Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media


Muhaimin. 2010. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan

Tinggi.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

[1] Depdikbud.Kurikulum 1978.1979.hlm 37

[2] Subandijah. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum.(Jakarta: Grafindo,1986) hlm.37

[3] Abdul Madjid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan
Implementasi kurikulum 2004.hlm  56-63

[4] Abdul Madjid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan
Implementasi kurikulum 2004.hlm  56-63

Anda mungkin juga menyukai