Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER


PASCASARJANA
Jl. Mataram No. 1 Mangli, Telp.: 0331-487550,427005 Fax: 0331-427005, Kode Pos: 68136
Website:http//iain-jember.ac.id e-mail: iainjember@gmail.com

UJIAN TENGAH SEMESTER


TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum PAI Kelas/ Semester: PAI 2B


Hari/Tanggal : Jum’at/ 30 April 2021 Bobot SKS : 3 SKS
Nama/ Kelas : Firda Sari/ PAI 2B NIM : 203206030021

PETUNJUK KHUSUS:
1. Mahasiswa wajib mengerjakan soal sesuai urutan soal yang ada.
2. Mahasiswa wajib menuliskan lengkap Nama, Nim dan kelas sesuai dengan ketentuan.
3. Mahasiswa diperbolehkan membuka referensi atau catatan yang dibutuhkan!

SOAL:
1. Berikan penjelasan saudara tentang konsep kurikulum yang saudara pahami?
Jawab :
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan yang memuat tujuan, isi atau
konten, bahan ajar serta pedoman serangkaian prosedur cara yang akan digunakan dalam
kegiatan pendidikan (kegiatan belajar mengajar). Sebagai rangkaian demi terwujudkannya tujuan
pendidikan kurikulum berfungsi sebagai pedoman dan rambu-rambu dalam pelaksanaan KBM.
Kurikulum secara substansial diartikan sebagai suatu dokumen yang merumuskan tujuan,
bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal serta evaluasi. Secara sistematis kurikulum adalah
bagian dari sistem pendidikan. Sistem yang berlaku dalam sebuah kurikulm terdiri dari struktur
personalia dan prosedur kerja tentang cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan,
mengevaluasi serta menyempurnakan kurikulum. Dalam praktiknya kurikulum memiliki
komponen dasar diantaranya:
a. Tujuan Kurikulum, perumusan tujuan kurikulum ditetapkan sesuai prinsip-prinsip kurikulum
guna mencapai tujuan pembelajaran. Di Indonesia sendiri tujuan kurikulum terbagi menjadi
tiga yakni: tujuan pendidikan dasar yang meletakkan fondasi dasar kecerdasan, pengetahuan,
akhlak mulia dan kepribadian,tujuan pendidikan menengah yakni meningkatkan aspek pada
tujuan dasar serta Tujuan menengah kejuruan yakni meningkatkan aspek tujuan pendidikan
menengah untuk melatih kemandirian.
b. Materi Kurikulum, kurikulum mengandung materi atau konten yang berupa serangkaian
bahan ajar yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Kriteria terpenting materi
kurikulum adalah: sesuai dengan perkembangan peserta didik serta memiliki makna,
merupakan pengetahuan ilmiah dan menunjang tercaainya tujuan pendidikan.
c. Strategi Pembelajaran, strategi merujuk pada metode dan peralatan yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.
d. Evaluasi, evaluasi pada kurikulum ditujukan untuk memeriksa apakah kurikulum yang
diterapkan tersebut efektif dan mampu mencapai tujuan pembelajaran, serta untuk kegiatan
perbaikan dan penyempurnaan kurikulum selanjutnya.
2. Uraikan kajian konseptual saudara, perluya kegiatan pengembangan kurikulum bagi dunia
pendidikan!
Jawab :
Kita ketahui dunia pendidikan sangat dinamis, setiap zamannya dunia pendidikan terus
menerus bergerak mengikuti perubahan kondisi era. Sehingga mengacu pada hal ini kegiatan
pengembangan kurikulum perlu dan sangat penting dilakukan. Kita dapat menyorot bahwa tujuan
pengembangan kurikululum adalah untuk merumuskan sebuah proses dinamika atau perubahan
dalam perkembangan dunia pendidikan yang dapat menjawab tantangan terhadap tuntutan
perubahan yang terjadi, baik perubahan dalam sistem pendidikan yang berasal dari pemerintahan
maupun perubahan sosial masyarakat.
Kita dapat mengkaji beberapa sejarah perjalanan kurikulum di Indonesia sejak masa oerde
lama dan orde baru, pada masa orde lama dan orde baru kurikulum diserhkan penuh
perumusannya pada pemerintah pusat katena mengikuti sistem sentralisasi. Kurikulum tersebut
diantaranya adalah :Rencana Pelajaran 1947, Kurikulum Pelajaran Terurai, Kurikulum 1968,
Kurikulum 1975, Kurikulum 1984 CBSA dan Kurikulum 1994. Kurikulum tersebut dibuat sesuai
dengan zamannya, masa dahuhu setir kendali pendidikan berada pada pemerintahan pusat
bertujuan agar monitoring kegiatan pendidikan dapat tercover karena seragam. Berbeda dengan
kurikulum di masa reformasi, sistem pendidikan sudah dinyatakan desentralisasi, perumusan
kurikulum mempertimbangkan budaya dan kearifan lokal masyarakat. Kurikulum ini diantaranya
adalah KTSP dan K13.
Dari rentetan kasus sejarah perubahan kurikulum, tak lepas dari proses perubahan dan
pengembangan kurikulum menjadi kea rah yang leih baik, mengikuti danmemprtimbangkan
kebutuhan peserta didik, masyarakat dan tuntutan zaman.

3. Berikan penjelasan teoritis saudara, model-model dalam pengembangan kurikulum yang saudara
ketahui.?
Jawab :
a. Top Down The Administrative, Dikatakan pendekatan Top Down karena pengembangan
kurikulum muncul atas inisiatif para pejabat pendidikan atau para administrator atau dari para
pemegang kebijakan (pejabat) pendidikan seperti dirjen atau kepala Kantor Wilayah.
Selanjutnya dengan menggunakan semacam garis komando, pengembangan kurikulum
menetes ke bawah. Oleh karena dimulai dari atas itulah, pendekatan ini juga dinamakan line
staff model. pendekatan ini banyak dipakai di negara-negara yang memiliki sistem pendidikan
sentralisasi yakni seluruh wewenang diatur oleh pemerintah, pihak pelaksana pendidikan
dibawahnya hanya menerima dan menerapkan kurikulum tersebut,contoh kurikulum dengan
model pengembangan Top Down The Administrative adalah yang pernah terjadi di Indonesia
yakni pada masa orde lama dan oerde baru diantaranya Rencana Pelajaran 1947, Kurikulum
Pelajaran Terurai, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984 CBSA dan Kurikulum
1994
b. The Grass Root Model, mendasarkan diri pada anggapan bahwa penerapan suatu kurikulum
akan lebih efektif jika para pelaksananya sudah diikutsertakan sejak mula pada kegiatan
pengembangan kurikulum itu. Biasanya pendekatan ini banyak dipakai dinegara-negara yang
memiliki sistem pendidikan Desentralisasi. Di Indonesia sendiri pengembangan kurikulum
dengan pendekatan Grass Roots dimulai sejak dikeluarkannya UU Daerah nomor. 22 tahun
1999 tentang Otonomi Daerah1. Dimana hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Misalnya perkembangan kurikulum tersebut
adalah Pendekatan pengembangan KTSP mengkombinasikan pendekatan sentralisasi (Top
Down) dan desentralisasi (grass roots). Hal ini tercermin dari peranan pemerintah yang hanya
mencantumkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi Mata Pelajaran

1
Sekretariat NKRI, UU Daerah No.22 Tentang Otomoni Daerah.
(SKMP) dan Kompetensi Dasar (KD), dan merupakan kewajiban satuan pendidikan untuk
merumuskan indikator dan meteri pokok serta pengembangan silabus sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan dan lingkungan sekitarnya.
c. Model Ralph Tyler (Basic Principles Curriculum and Instruction)
Model pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh Tyler dijelaskan berdasarkan
beberapa pernyataan yang mengarah pada langkah-langkah dalam pengembangan kurikulum.
Oleh karena itu, menurut Tyler ada empat tahap atau langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam pengembangan kurikulum, seperti berikut : Objectives (menentukan tujuan
pendidikan) , Selecting Learning experience (Menentukan proses pembelajaran), Organizing
Learning Experience (Menentukan organisasi pengalaman belajar), Evaluation (Evaluasi)
d. Model Taba (inverted Model)
Model Taba merupakan modifikasi dari model Tyler. Modifikasi tersebut penekanannya
terutama pada pemusatan perhatian guru. Taba memrcayai bahwa guru merupakan faktor
uatama dalam usaha pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum yang dilakukan
guru dan memosisikan guru sebagai inovator dalam pengembangan kurikulum merupakan
karakteristik dalam model pengembangan Taba.Langkah-langkah dalam proses
pengembangan kurikulum menurut Taba adalah: Diagnosis Kebutuhan, Formulasi Pokok-
pokok (Merumuskan tujuan pendidikan), Seleksi Isi, Organisasi isi, Seleksi pengalaman
belajar, Organisasi Pengalaman belajar, Penetuan tentang apa yang harus dievaluasi dan cara
untuk melakukannya.

4. Berikan penjelasan teoritis saudara, tentang sumbangan filsafat pendidikan Islam dalam
mempengaruhi pengembangan kurikulum PAI?
Jawab:
Filsafat membahas segala permasalahan manusia, termasuk pendidikan, bahkan kita ketahui
satu disiplin ilmu yakni filsafat pendidikan Islam. Filsafat memberikan arah dan metodologi
terhadap praktik-praktik pendidikan. Hal inilah yang menjadikan landasan filosofis dianggap
perlu dan penting dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Islam. Menurut permendikbud
nomor 68 tahun 2013 landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukn kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber da nisi kurikulum, proses pembelajaran,
posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, serta hubungan peserta didik dengan masyarakat dan
lingkungan.
Di Indonesia sendiri landasan filosofis pengembangan kurikulum mengacu pada dasar Negara
yakni Pancasila, seluruh tujuan pendidikan dan pelaksanaan pengembangan didasarkan pada
butir-butir sila pancasila. Dalam pengembangan kurikulum sumbangan filsafat Pendidikan Islam
sangat besar, sebab akan menentukan kemana peserta didik akan dibawa, masyarakat yang
bagaimana yang akan dikembangkan melalui kegiatan pendidikan, hakikat pengetahuan apa saja
yang akan dibelajarkan kepada peserta didik, serta bagaimana proses pembelajaran harus
dijalankan dengan baik.
Oleh karena itu pengembangan kurikulum tentu berkaitan erat dengan Filsafat pendidikan
Islam, karena filsafat pendidikan Islam mengandung nilai-nilai keislaman serta cita-cita
masyarakat (arah tujuan pendidikan), jadi landasan filsafat pendidikan Islam ini tidak dapat
dipisahkan dengan pengembangan kurikulum karena berdasarkan landasan inilah ditentukan
arah dan tujuan pelaksanaan pendidikan.
5. Kurikulum 2013 hakekatnya mengalami banyak penyempurnaan dalam pengembangannya dari
2013 sampai 2016. Dengan demikian memang pengembangan kurikulum bersifat kontinyu.
Jelaskan analisis saudara tentang sisi kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013 (K13)
dibandingkan dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)!
Jawab:
a. Sisi kelebihan dan kelemahan K13
Kelebihan dari kurikulum 2013 diantaranya: Lebih menekanan pada pembentukan karakter
peserta didik (pendidikan karakter), memungkingkan partisipasi siswa yakni siswa lebih aktif
inovatif dan kreatif, bersifat lebih responsive terhadap fenomena sosial kekinian yang
muncul, pada proses penilaian dilakukan dari semua Aspek (Afektif, Kognitif dan
Psikomotorik), dalam pelaksanaannya lembaga pendidikan mendapatkan pendampingan
langsung dari pusat, mendorong guru agar semakin kreatif sebagai fasilitator pembelajaran.
Kelemahan dari Kurikulum 2013 diantaranya: Banyak lembaga pendidikan yang masih
menerapkan KBM konvensional karena stigma keruwetan K13, banyak guru yang belum
memiliki kesiapan mental (guru-guru yang sudah mendekati pension/ yang sudah bermasa
kerja lama), materi yang wajib dikuasai oleh siswa terlalu banyak sehingga memunculkan
beragam permasalahan baru seperti kejenuhan dan keletihan dalam belajar, serta lembaga
pendidikan yang masih kurang percaya diri dalam menerapkan kurikulum 2013.
b. Sisi kelebihan dan kelemahan KBK
Kelebihan dari KBK diantaranya : bersifat kontekstual karena memposisikan peserta didik
sebagai subjek belajar sehingga proses pembelajaran berlangsung dan bekerja secara alami,
mengembangkan kompetensi peserta didik pada setiap aspek mata pelajaran bukan pada
penekanan penguasaan konten atau isi mata pelajaran, evaluasi atau penialian menekankan
pada proses yang memungkinkan peserta didik secara mandiri dapat mengeksplorasi
kemampuan secara optimal, menekankan pada pendekatan kompetensi terutama yang
berkaitan dengan keterampilan.
Sedangkan kelemahannya adalah: Indikator telah disusun oleh pusat, padahal indikator
seharusnya disusun oleh pendidik karena pendidiklah yang mengetahui kondisi dan
kebutuhan peserta didik, pada KBK nasing menggunakan pendekatan Teacher Oriented, dan
sering mengalami perubahan urutan pada standart kompetensi sehingga menyulitkan pendidik
dalam merancang dan mengembangkan pembelajaran secara continu.

6. Jelaskan analisis saudara bagaimana perbedaan dan persamaan dalam hal prosedur dan proses
pengembangan kurikulum antara lembaga pendidikan formal (sekolah/madrasah) dengan
lembaga pendidikan pesantren!
Jawab:
Prosedur pengembangan kurikulum di sekolah formal dan pesantren tentu memiliki
persamaan dan perbedaan. Pesersamaan keduanya terletak pada esensi serta tujuan keberadaan
dan perlu adanya pengembangan kurikulum yakni untuk mencapai tujuan pendidikan/
pembelajaran. Dalam prosedur pengembangan kurikulum tentu saja harus mengacu pada
pedoman pengembangan kurikulum mulai dari analisis kebutuhan (kebutuhan peserta didik
maupun kebutuhan masyarakat), merancang dan merumuskan tujuuan, merumuskan kegiatan
pembelajaran, pemilihan materi atau bahan ajar, penggunaan metode dan alat pendidikan dan lain
sebagainya. Baik di lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan pesantren harus
tetap memperhatikan prinsip tersebut.
Sedangkan perbedaannya adalah, prosedur pengembangan kurikulum di lembaga pendidikan
formal terlebih lembaga pendidikan yang berada dalam naungan DIKNAS akan tertata secara
sistematis, baik pelaksanaan pengembangan, berkas administrasi/ dokumen kurikulum dan
monitoring pengembangan kurikulum dapat dilakukan secara bersama (bekerja sama) dengan
lembaga pendidikan lain. Berbeda dengan pondok pesantren, keberadaan lembaga pendidikan
pondok pesantren di Indonesia kian beragam, sistem pendidikannyapun beragam, ada pesantren
yang berdiri atas sistem dependent / prakarsa pemerintah, dimana pengembangan kurikulumnya
menyeimbangkan pada aspek materi atau bahan ajar (mengkolaborasikan kurikulum dari pusat
dengan kurikulum murni pesantren) dan ada pula pesantren yang Independen artinya secara
murni dan asli kurikulum baik dalam perumusannya. Pembuatannya, pelaksanaannya,
evaluasinya serta pengembangannya dipegang dan dihandle sendiri oleh pondok pesantren,
biasanya dibentuk badan khusus yang menangani perumusan kurikuler ini terdiri dari pengasuh
pondok pesantren atau kyai, pengurus dan santri senior.

7. Jika kemudian ada asumsi berbunyi “ tidak ada lembaga pendidikan yang tidak memiliki
kurikulum, dan tidak ada kurikulum yang tidak mengikuti/mengalami pengembangan adalah
suatu keniscayaan” bagai pendapat saudara?
Jawab:

I’am Agree, Tidak akan dapat berkembang dan berjalan sebuah lembaga tanpa kurikulum dan
tidak ada kurikulum yang tidak mengalami pengembangan.

Statement pertama : “Tidak ada lembaga pendidikan yang tidak memiliki kurikulum”
Semua lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan formal, nonformal maupun informal
memiliki kurikulum. Baik itu kurikulum dalam bentuk subtansi berkas maupun hidden
kurikulum. Kurikulum memiliki peran yang sangat urgent dan vital dalam penyelenggaraan
kegiatan pendidikan dalam lembaga pendidikan, keberadaan kurikulum dijadikan sebagai bahan
acuan atau rambu-rambu berjalannya kegiatan pembelajaran. Tanpa adanya kurikulum tentu saja
kegiatan pendidikan tidak dapat berjalan, kalapun harus terpaksa berjalan maka akan pincang
atau berantakan

Statement kedua: “tidak ada kurikulum yang tidak mengikuti/ mengalami pengembangan adalah
suatu keniscayaan”. Kurikulum perlu berkembang dan harus berkembang. Kurikulum bersifat
dinamis, keberadaanya akan terus berkembang dan dikembangkan sesuai dengan analisis
kebutuhan dan perkembangan zaman. Dalam sejarah perjalanan kurikulum di Indonesiapun
kurikulum telah banyak mengalami perkembangan. Hal ini tentu dilakukan agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara maksimal dan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai