Anda di halaman 1dari 11

Nama Mahasiswa : Nasrudin

MK : Pengembangan Kurikulum PAI


Dosen : Dr. H. Hamzah, M.Ag

PRINSIP-PRINSIP KESEIMBANGAN DALAM PENGEMBANGAN


KURIKULUM PAI

BAB I
PENDAHULUAN

   A. LATAR BELAKANG MASALAH


Kurikulum merupakan kunci dalam pendidikan, dikarenakan didalam kurikulum
berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang akhirnya nanti akan
menentukan macam dan kualifikasi lulusan dari suatu lembaga pendidikan, yang mana
kurikulum merupakan cara untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik. Dalam
kurikulum terdapat rencana, tatacara dan pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkup
sekolah, daerah, wilayah maupun nasional. Semua orang membutuhkan kurikulum untuk
acuan pendidikan yang sangat diperlukan oleh pendidik, anak didik dan orang tua dan
masyarakat pada umumnya untuk mendidik anak dan warga masyarakat disekitar
lingkungannya. Karena dengan adanya kurikulum diharapkan nantinya dalam proses
pembelajaran dan pendidikan mampu menghasilkan generasi muda yang lebih baik, lebih
cerdas secara emosional, intelektual, maupun spiritual. 1Pendidikan merupakan hal pokok
yang sangat penting. Melalui pendidikan, kita dapat mengembangkan budaya kita dan
mengangkat status suatu bangsa di dunia internasional
            2
Mengenai perkembangan kurikulum yang umum, ada berbagai faktor yang
memengaruhi terjadinya penyimpangan didalam prinsip pengembangan kurikulum.
Penyimpangan adalah: 1) Prinsip-prinsip didalam pengembangan kurikulum hanya berlaku
dalam formal. Artinya, asas hanyalah tuntutan formal atau politis. Tidak diimplementasikan,
tetapi didokumentasikan dalam buku pengembangan. 2) Prinsip-prinsip tersebut hanya
dipraktikkan oleh berbagai pihak, terutama pengembang, pelaksana dan evaluator. Dan nilai-
nilai yang terkandung dalam prinsip tersebut tidak diakui oleh pihak lain, seperti masyarakat.
3) Adanya ketidaksesuaian lain antara nilai-nilai yang terdapat didalam prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum dengan kehidupan di mana kurikulum itu dijalankan, yang

1
Gofur, Junedi, dan Nursikin, “Prinsip-Prinsip Inovasi dan Pengembangan Kurikulum PAI.”
2
Gofur, Junedi, dan Nursikin.
memerlukan perubahan atau modernisasi, terutama didalam menentukan prinsip baru yang
bisa relevan (Lias Hasibuan, 2010)
3
Komponen kurikulum dalam pendidikan sangat berarti karena merupakan
operasionalisasi tujuan yang dicita-citakan, bahwa tujuan tidak akan tercapai tanpa
keterlibatan kurikulum Pendidikan

     B. RUMUSAN MASALAH


1.      Apa saja prinsip-prinsip pengembangan kurikulum PAI?
2.      Apa prinsip khusus pengembangan kurikulum PAI?
3.     Bagaimana pandangan beberapa tokoh tentang prinsip-prinsip umum dan khusus
pengembangan kurikulum PAI?
4.     Apa hakikat pengembangan kurikulum PAI?

3
Nurmadiah, “Kurikulum Pendidikan Agama Islam.”
    C.  TUJUAN MASALAH
1.    Mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum PAI
2.    Mengetahui Prinsip khusus pengembangan kurikulum PAI
3.    Mengetahui pandangan beberapa tokoh tentang prinsip-prinsip umum dan khusus
pengembangan kurikulum PAI
4.    Mengetahui apa hakikat pengembangan kurikulum PAI

  
BAB II
PEMBAHASAN

A. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI


4
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang artinya pelari
dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikilum berasal dari dunia olah raga
pada zaman Romawi kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelari dari garis star sampai garis finish.
Di dalam suatu pendidikan dan pengajaran, murid melakukan aktifitas pembelajaran
dibawah bimbingan guru. Sedangkan pedoman yang dipakai guru dalam memberikan
pendidikan dan pengajaran kepada muridnya berdasarkan kurikulum yang berlaku yang telah
ditetapkan oleh pemerintah yang didalamnya  terdapat peranan Kemendikbud, Pus Buk Kun,
Kemenag (Balitbang), dan harus dilaksanakan oleh guru dengan sebaik mungkin. Karena
guru dan murid merupakan bagian dari komponen dalam pengembangan kurikulum
pendidikan, dan dalam kurikulum ini guru harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam
mengembangkan kurikulum PAI agar nantinya murid dapat belajar dengan senang dan tenang
dan mudah  mengerti atas penjelasan guru, ketika dalam proses pembelajaran sehingga murid
tidak merasa jenuh dalam proses pembelajaran dan dapat mengerti serta dapat
mengembangkan pengetahuan yang didapat dari materi yang disampaikan gurunya. Maka
dari itu dibawah ini penulis sajikan prinsip-prinsip pengembangan kurilkulum PAI.
5
Pengembangan kurikulum mempergunakan prinsip yang dikembangkan dan menggunakan
didalam kehidupan bermasyarakat memperbarui sesuai dengan keadaan bahkan bisa
menciptakan pembaharuan. Oleh karena itu, ketika menerapkan kurikulum di suatu lembaga

4
Nurmadiah.
5
Gofur, Junedi, dan Nursikin, “Prinsip-Prinsip Inovasi dan Pengembangan Kurikulum PAI.”
pendidikan, sangat mungkin menggunakan prinsip yang berbeda dari kurikulum yang
digunakan di lembaga lain, dan banyak prinsip yang digunakan dalam mengembangkan
kurikulum (Fitroh, 2011).
Untuk mewujudkan hal diatas perlu prinsip-prinsip yang harus ada dalam kurikulum,
yaitu:
1.      Pertautan atau adanya korelasi yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran serta nilai-
nilainya. Maksudnya dalam kurikulum PAI yang mengandung falsafah, tujuan, kandungan-
kandungan, metode mengajar, cara perlakuan, dan hubungan yang berlaku dalam lembaga-
lembaga pendidikan harus berdasarkan pada agama dan akhlak islam dan harus terisinya jiwa
dengan jiwa agama islam, dan keutamaan-keutamaan islam, tujuan dan cita-cita yang tinggi
agama islam yaitu membina insani beriman kepada Allah semata.
2.      Prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan-tujuan dan kandungan-kandungan kurikulum.
Kalau tujuan-tujuannya harus meliputi segala aspek pribadi anak didik yang berguna untuk
memperbaiki pribadi mereka dengan jalan membina akidah, akal, dan jasmaninya, begitu
juga anak didik harus bermanfaat bagi masyarakat dalam perkembangan spiritual,
kebudayaan, sosial, ekonomi dan politik, termasuk ilmu-ilmu agama, bahasa, kemanusiaan,
fisik, praktis, professional dan lain sebagainya.
3.      Keseimbangan yang relatif antara tujuan dan kandungan-kandungan kurikulum. Maksudnya
didalam kurikulum tersebut harus menyeimbangkan perhatian perkembangan spiritual dan
ilmu-ilmu syariat yang tidak boleh melebihi aspek-aspek penting lainnya dalam kehidupan
seperti ilmu seni dan ilmu-ilmu lainnya yang harus dimiliki oleh individu dan masyarakat.
4.      Berkaitan dengan bakat dan minat serta kemampuan dan kebutuhan anak didik. Dalam hal ini
yang harus diperhatikan adalah lingkungan sekitar, kehidupan sosial anak didik serta
berinteraksi dengan anak didik dan masyarakat  agar mendapatkan pengetahuan tentang
bagaimana sikap dan keadaannya.
5.      Memelihara perbedaan-perbedaan antara individu anak didik dalam hal minat, bakat,
kemampuan, kebutuhan dan masalah-masalahnya, serta memelihara perbedaan yang ada pada
masyarakat (fleksibelitas).
6.      Prinsip perkembangan dan perubahan. Dalam rangka mengembangkan kurikulum PAI islam
tidak mengajarkan bertaklid, malah islam mengajarkan untuk mengembangkan dan
membangun, serta dapat mengadopsi pengajaran asing dengan mengadaptasikannya dengan
perkembangan dan perubahan yang berlaku dalam segala pola dan bentuk dalam kehidupan
masyarakat yang intinya harus berguna dan bermanfaat dan merupakan perubahan yang
progresif.
7.      Prinsip pertautan antara mata pelajaran, pengalaman, dan aktivitas yang terkandung dalam
kurikulum. Demikian pula pertautan antara kandungan kurikulum dan kebutuhan anak didik,
kebutuhan masyarakat, tuntutan ruang dan waktu serta waktu zaman.

B.  PRINSIP KHUSUS PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI


Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip
ini berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian.
Prinsip-prinsip khusus ini meliputi:

1.    Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan


Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan komponen-
komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Perumusan tujuan
pendidikan bersumber pada:

a.    Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah;


b.    Survei mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan mereka; yang dikirimkan
melalui angket atau wawancara dengan mereka;
c.    Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu;
d.   Survei tentang manpower;
e.    Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama;
f.     Penelitian.
2.    Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan
para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal:

a.    Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang
khusus dan sederhana;
b.    Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan;
c.    Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
3.    Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memerhatikan hal-hal sebagai
berikut:

a.    Apakah metode/teknik balajar mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan
pelajaran?
b.    Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat
melayani perbedaan individual siswa?
c.    Apakah metode/teknik tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat?
d.   Apakah metode/teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif,
afektif dan psikomotor?
e.    Apakah metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan guru atau
kedua-duanya?
f.     Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?
g.    Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan di
rumah, juga mendorong penggunaan sumber yang ada di rumah dan di masyarakat?
h.    Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan “learning
by doing” di samping “learning by seeing and knowing”.
4.    Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar-mengajar yang baik perlu disukung oleh penggunaan media dan alat-alat
bantu pengajaran yang tepat.

a.    Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat
tersebut tidak ada apa penggantinya?
b.    Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memerhatikan: bagaimana pembuatannya, siapa
yang membuat, pembiayaannya, waktu pembuatannya?
c.    Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket
belajar, dan lain-lain?
d.   Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
e.    Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.
5.    Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Penilain merupakan bagian integral dari pengajaran:
a.       Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah-ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Uraikan kedalam bentuk tingkah-tingkah laku murid yang dapat diamati.
Hubungkan dengan bahan pelajaran. Tuliskan butir-butir test.
b.      Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan beberapa hal:
Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan ditest?
Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan test?
Apakah test tersebut uaraian atau objektif?
Berapa banyak butir test perlu disusun?
Apakah test tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh murid?
c.       Dalam pengelolaan suatu hal penilaian hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Norma apa yang digunakan di dalam pengelolaan hasil test?
Apakah digunakan formula quessing?

Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak?

Skor standar apa yang digunakan?

C.  PANDANGAN BEBERAPA TOKOH TENTANG PRINSIP-PRINSIP UMUM DAN


KHUSUS PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI
Dengan tampilan yang agak berbeda, Hendyat Soetopo, dan Wasty Sumanto
mengemukakan beberapa prinsip dibawah ini:
1.    Prinsip relevansi
Maksudnya adalah adanya kesesuaian antara pendidikan dengan tuntutan          kehidupan.
Pendidikan  dipandang relevan apabila hasil yang diperoleh peserta didik dari pendidikan
tersebut berguna dan bermanfaat bagi kehidupan diriya sendiri dan masyarakat.
Relevansi ini terbagi menjadi 4 bagian antara lain:
1)   Relevansi pendidikan dengan lingkungan anak didik. Maksudnya adalah dalam menentukan
kurikulum hendaknya disesuaikan dengan kehidupan anak didik.
2)   Relevansi pendidikan dengan kehidupan yang akan dating. Materi dan bahan pelajaran yang
diberikan kepada anak didik harus bermanfaat untuk persiapan kehidupannya dimasa depan.
3)   Relevansi pendidikan dengan dunia kerja. Maksudnya orang tua berharap anaknya bisa
bekerja dengan dengan pengalaman pendidikan yang dipelajarinya.
4)   Relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan. Maksudnya adalah pendidikan yang
diberikan sesuai dengan keadaan tekhnologi yang sedang berkembang dan maju dimasyarakat
serta kemajuan pendidikan juga membuat maju ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
2.    Prinsip efektivitas
Efektivitas maksudnya dalam pendidikan sejauh mana rencana yang diinginkan  dalam
pendidikan tercapai dan terlaksana. Di dalam pendidikan prinsip ini bisa diukur dari segi
efektivitas mengajar guru dan efektivitas anak didik dalam belajar dan bisa memperaktekkan
hasil belajarnya.
3.    Prinsip efisiensi
Efisiensi dalam pendidikan yaitu efisiensi waktu, tenaga, peralatan, yang tentunya akan
menghasilkan efisiensi dari segi biaya. Tentunya tetap memperhatikan keberhasilan dan
kualitas dalam pendidikan.
4.    Prinsip kesinambungan dan fleksibelitas
Dengan adanya kesinambungan disini dimaksudkan adanya saling hubungan antara
berbagai jenjang dan jenis program pendidikan. Kesinambungan disini meliputi
kesinambunagn antara berbagai tingkat sekolah dan kesinambungan antara berbagai bidang
studi.
Sedangkan makna fleksibelitas ini adalah kelenturan, artinya adanya ruang gerak untuk
mengimplementasikan kurikulum. Dalam hal ini ada dua fleksibelitas yaitu fleksibelitas
dalam memilih program pendidikan dan dalam mengembangkan program pengajaran.
5.    Prinsip berorientasi tujuan
Prinsip berorientasi tujuan ini berarti sebelum bahan ditentukan, langkah yang perlu
dilakukan seorang pendidik adalah menentukan tujuan terlebih dahulu, supaya semua jam dan
aktivitas pengajaran yang dilaksanakan oleh pendidik maupun anak didik dapat betul-betul
terarah kepada tercapainya tujuan pendidikan yang ditetapkan. Dengan jelasnya tujuan
diharapkan dapt menentukan metode mengajar, alat pengajaran, dan evaluasi secara tepat.
6.    Prinsip dan model pengembangan kurikulum
Prinsip ini memiliki maksud bahwa harus ada pengembangan kurikulum secara bertahap
dan terus menerus, yakni dengan cara memperbaiki, memantapkan dan mengembangkan
lebih lanjut kurikulum yang sudah berjalan setelah ada pelaksanaan dan sudah diketahui
hasilnya. Hal ini mempunyai implikasi bahwasanya kurikulum senantiasa mengalami revisi,
namun revisi tersebut tetap tertuju dan mengacu pada apa yang sudah ada dan tetap focus ke
depan, sehingga keberadaannya cukup berarti bagi anak didik dan bersifat dinamis.
Lain lagi dengan pendapat Oemar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany beliau
menyebutkan tujuh prinsip pengembangan kurikulum PAI, yaitu:
1.    Prinsip pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran dan nilai-nilainya.
2.    Prinsip menyeluruh pada tujuan, kandungan kurikulum, yakni mencakup tujuan membina
akidah, akal dan jasmaninya, dan hal lain yang bermanfaat bagi masyarakat dalam
perkembangan spiritual, kebudayaan, social, ekonomi, politik termasuk ilmu-ilmu agama, dan
sebagainya.
3.    Prinsip keseimbangan yang relatif antara tujuan-tujuan dan kandungan kurikulum.
4.    Prinsip keterkaitan antara bakat, minat, kemampuan-kemampuan dan kebutuhan belajar.
5.    Prinsip pemeliharaan perbedaan-perbedaan individual diantara para pelajar, baik dari segi
minat maupun bakatnya.
6.    Prinsip menerima perkembangan dan perubahan sesuai dengan perkembangan zaman.
7.    Prinsip keterkaitan antara berbagai mata pelajaran dengan pengalaman-pengalaman dan
aktivitas yang terkandung dalam kurikulum.
Sebenarnya prinsip pengembangan kurikulum tidak terbatas, dibawah ini beberapa
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum beserta implikasinya.
1.    Prinsip berorientasi pada tujuan, implikasinya adalah mengusahakan agar seluruh kegiatan 
kurikuler terarah untuk pencapaian tujuan pendidikan yang telah dirumuskan sebelumnya.
2.    Prinsip relevansi, implikasinya adalah mengusahakan pengembangan kurikulum sedemikian
rupa sehingga tamatan pendidikan dengan pendidikan itu dapat memenuhi jenis dan mutu
tenaga kerja yang dibutuhkan oleh masyarakat.
3.    Prinsip efisisensi, implikasinya adalah mengusahakan agar kegiatan kurikuler
mendayagunakan waktu, tenaga, biaya dan sumber lain secara cermat dan tepat guna atau
sasaran, sehingga hasil-hasil kegiatan kurikuler itu memadai dan memenuhi harapan.
4.    Prinsip fleksibilitas, implikasinya adalah mengusahakan agar kegiatan kurikuler bersifat
luwes, mampu disesuaikan dan beradabtasi dengan situasi, kondisi tempat dan waktu yang
selalu berkembang meskipun tidak melakukan perombakan terhadap tujuan pendidikan yang
mesti dicapai.
5.    Prinsip efektivitas, implikasinya adalah mengusahakan agar kegiatan kurikuler membuahkan
hasil (mencapai tujuan pendidikan) tanpa adanya kegiatan yang dinilai mubadzir karena tidak
sesuai dan tidak memberikan kontribusi kepada tujuan  terlaksananya pendidikan.
6.    Prinsip integrasi, implikasinya mengusahakan agar pendidikan dengan suatu kurikulum yang
digunakan dapat menghasilkan manusia seutuhnya, dengan mengembangkan berbagai
kegiatan kurikuler untuk dijabarkan sebagai jawaban terhadap pengembangan komponen-
komponen kurikulum yang ditetapkan.
7.    Prinsip kontinuitas, implikasinya adalah mengusahakan agar setiap kegiatan kurikuler
merupakan kegiatan yang selalu berkesinambungan dengan kegiatan-kegiatan kurikuler
lainnya, baik dalam hubungan yang bersifat vertikal maupun horizontal.
8.    Prinsip sinkronisasi, implikasinya adalah mengusahakan agar seluruh kegiatan kurikuler
seirama, searah dan setujuan. Jangan sampai terjadi kegiatan kurikuler yang saling
berlawanan  yang dampaknya akan menghambat jalannya kegiatan kurikuler yang nantinya
tujuan dari kegiatan kurikuler akan terganggu dan mungkin tidak akan tercapai.
9.    Prinsip obyektivitas, implikasinya adalah mengusahakan agar seluruh kegiatan kurikuler
dilakukan dengan mengikuti tatanan kebenaran ilmiah dengan mengesampingkan pengaruh-
pengaruh emosional dan irasional.
10.Prinsip demokratis, implikasinya adalah mengusahakan agar seluruh kegiatan kurikuler
dilaksanakan dan dikelola dengan demokratis bukan otoriter sehingga memberikan peluang
toleransi dalam pelaksanaan kurikulum.

D.  HAKIKAT PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI


Telah kita ketahui bersama pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh hasan
langgulung beliau mengatakan bahwa kurikulum merupakan sejumlah pengalaman
pendidikan, kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan sekolah untuk anak
didiknya baik di  dalam maupun di luar sekolah dengan maksud menolongnya agar dapat
berkembang secara menyeluruh dari segala aspek  dan mengubah tingkah laku mereka sesuai
tujuan-tujuan pendidikan.
Sedangkan hakikat dari pengembangan kurikulum adalah suatu rencana atau program
yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan. Hakikat
lainnya adalah untuk pengembangan komponen-komponen kurikulum yang membentuk
sistem kurikulum itu sendiri, yaitu komponen: tujuan, bahan, metode, peserta didik, pendidik,
media, lingkungan, sumber belajar, dan lain-lain.
Komponen-komponen kurikulum tersebut diatas harus dilaksanakan dan dikembangkan,
agar tujuan pendidikan dapat dicapai sebagaimana mestinya dan memuaskan.  Tujuan
tersebut ada dua macam yaitu tujuan yang ingin dicapai secara keseluruhan, yang mana
biasanya tujuan ini digamabarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
Qur’ani yang diharap dan dimiliki anak didik setelah lulus dari suatu lembaga. Tujuan yang
selanjutnya merupakan yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi, pada umumnya tujuan
ini digambarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang yang baik atau
berakhlak mulia setelah anak didik mengikuti dan menyelesaikan suatu bidang studi dan
dapat di praktekkan dalam kehidupannya. 6Kurikulum memainkan peran yang sangat strategis
didalam menentukan keberhasilan sebuah pendidikan. Keberadaandari kurikulum tersebut
merupakan sebagian dari cara praktis yang diupayakan tercapainya tujuan pendidikan suatu
negara. Untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan kita, kurikulum kita tidak statis.
Kurikulum dapat berubah atau dimodifikasi dengan cara dinamis
BAB III
6
Gofur, Junedi, dan Nursikin.
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
            Dari semua penjelasan yang telah penulis paparkan di atas dapat disimpulkan
bahwasanya dalm prinsip-prinsip pengembangan kurikulum PAI banyak pendapat yang
bermunculan tetapi dapt disimpulkan dalam mengembangkan prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum PAI harus mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut: prinsip relevansi, prinsip
efektivitas, prinsip efisisensi prinsip kesinambungan (kontinuitas), prinsip fleksibelitas,
prinsip berorientasi tujuan, prinsip dan model pengembangan kurikulum. Untuk mewujudkan
semua hal tersebut butuh kerjasama antara pendidik dengan anak didik agar dalam
pendidikan pinsip tersebut dapat terlaksana dan tujuan pendidikan dapt dicapai sehingga
pendidikan yang dilaksanakan bermanfaat bagi anak didik, pendidik, dan masyarakat pada
umumnya.

B. SARAN
            Dalam memahami prinsip kurikulum banyak literatur buku yang harus dibaca, tidak
cukup hanya membaca makalah ini yang masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kepada semua pembaca diharapkan tidak terpaku pada makalah ini saja, dan dianjurkan untuk
membaca buku lain selain dari referensi dalam makalah ini. Tim penulis berharap saran yang
bermanfaat yang berkorelasi dengan makalah ini. Mohon maaf dan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA
Gofur, Muhammad Abdul, Junedi Junedi, dan Mukh Nursikin. “Prinsip-Prinsip Inovasi dan
Pengembangan Kurikulum PAI.” Educational Journal of Islamic Management 2, no. 2 (15 Desember
2022): 55–62. https://doi.org/10.47709/ejim.v2i2.1909.

Nurmadiah, Nurmadiah. “Kurikulum Pendidikan Agama Islam.” Al-Afkar : Jurnal Keislaman &
Peradaban 2, no. 2 (27 Desember 2016). https://doi.org/10.28944/afkar.v2i2.93.

Anda mungkin juga menyukai