BAB I
PENDAHULUAN
1
Gofur, Junedi, dan Nursikin, “Prinsip-Prinsip Inovasi dan Pengembangan Kurikulum PAI.”
2
Gofur, Junedi, dan Nursikin.
memerlukan perubahan atau modernisasi, terutama didalam menentukan prinsip baru yang
bisa relevan (Lias Hasibuan, 2010)
3
Komponen kurikulum dalam pendidikan sangat berarti karena merupakan
operasionalisasi tujuan yang dicita-citakan, bahwa tujuan tidak akan tercapai tanpa
keterlibatan kurikulum Pendidikan
3
Nurmadiah, “Kurikulum Pendidikan Agama Islam.”
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum PAI
2. Mengetahui Prinsip khusus pengembangan kurikulum PAI
3. Mengetahui pandangan beberapa tokoh tentang prinsip-prinsip umum dan khusus
pengembangan kurikulum PAI
4. Mengetahui apa hakikat pengembangan kurikulum PAI
BAB II
PEMBAHASAN
4
Nurmadiah.
5
Gofur, Junedi, dan Nursikin, “Prinsip-Prinsip Inovasi dan Pengembangan Kurikulum PAI.”
pendidikan, sangat mungkin menggunakan prinsip yang berbeda dari kurikulum yang
digunakan di lembaga lain, dan banyak prinsip yang digunakan dalam mengembangkan
kurikulum (Fitroh, 2011).
Untuk mewujudkan hal diatas perlu prinsip-prinsip yang harus ada dalam kurikulum,
yaitu:
1. Pertautan atau adanya korelasi yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran serta nilai-
nilainya. Maksudnya dalam kurikulum PAI yang mengandung falsafah, tujuan, kandungan-
kandungan, metode mengajar, cara perlakuan, dan hubungan yang berlaku dalam lembaga-
lembaga pendidikan harus berdasarkan pada agama dan akhlak islam dan harus terisinya jiwa
dengan jiwa agama islam, dan keutamaan-keutamaan islam, tujuan dan cita-cita yang tinggi
agama islam yaitu membina insani beriman kepada Allah semata.
2. Prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan-tujuan dan kandungan-kandungan kurikulum.
Kalau tujuan-tujuannya harus meliputi segala aspek pribadi anak didik yang berguna untuk
memperbaiki pribadi mereka dengan jalan membina akidah, akal, dan jasmaninya, begitu
juga anak didik harus bermanfaat bagi masyarakat dalam perkembangan spiritual,
kebudayaan, sosial, ekonomi dan politik, termasuk ilmu-ilmu agama, bahasa, kemanusiaan,
fisik, praktis, professional dan lain sebagainya.
3. Keseimbangan yang relatif antara tujuan dan kandungan-kandungan kurikulum. Maksudnya
didalam kurikulum tersebut harus menyeimbangkan perhatian perkembangan spiritual dan
ilmu-ilmu syariat yang tidak boleh melebihi aspek-aspek penting lainnya dalam kehidupan
seperti ilmu seni dan ilmu-ilmu lainnya yang harus dimiliki oleh individu dan masyarakat.
4. Berkaitan dengan bakat dan minat serta kemampuan dan kebutuhan anak didik. Dalam hal ini
yang harus diperhatikan adalah lingkungan sekitar, kehidupan sosial anak didik serta
berinteraksi dengan anak didik dan masyarakat agar mendapatkan pengetahuan tentang
bagaimana sikap dan keadaannya.
5. Memelihara perbedaan-perbedaan antara individu anak didik dalam hal minat, bakat,
kemampuan, kebutuhan dan masalah-masalahnya, serta memelihara perbedaan yang ada pada
masyarakat (fleksibelitas).
6. Prinsip perkembangan dan perubahan. Dalam rangka mengembangkan kurikulum PAI islam
tidak mengajarkan bertaklid, malah islam mengajarkan untuk mengembangkan dan
membangun, serta dapat mengadopsi pengajaran asing dengan mengadaptasikannya dengan
perkembangan dan perubahan yang berlaku dalam segala pola dan bentuk dalam kehidupan
masyarakat yang intinya harus berguna dan bermanfaat dan merupakan perubahan yang
progresif.
7. Prinsip pertautan antara mata pelajaran, pengalaman, dan aktivitas yang terkandung dalam
kurikulum. Demikian pula pertautan antara kandungan kurikulum dan kebutuhan anak didik,
kebutuhan masyarakat, tuntutan ruang dan waktu serta waktu zaman.
a. Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang
khusus dan sederhana;
b. Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan;
c. Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
3. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memerhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Apakah metode/teknik balajar mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan
pelajaran?
b. Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat
melayani perbedaan individual siswa?
c. Apakah metode/teknik tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat?
d. Apakah metode/teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif,
afektif dan psikomotor?
e. Apakah metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan guru atau
kedua-duanya?
f. Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?
g. Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan di
rumah, juga mendorong penggunaan sumber yang ada di rumah dan di masyarakat?
h. Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan “learning
by doing” di samping “learning by seeing and knowing”.
4. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar-mengajar yang baik perlu disukung oleh penggunaan media dan alat-alat
bantu pengajaran yang tepat.
a. Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat
tersebut tidak ada apa penggantinya?
b. Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memerhatikan: bagaimana pembuatannya, siapa
yang membuat, pembiayaannya, waktu pembuatannya?
c. Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket
belajar, dan lain-lain?
d. Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
e. Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.
5. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Penilain merupakan bagian integral dari pengajaran:
a. Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah-ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Uraikan kedalam bentuk tingkah-tingkah laku murid yang dapat diamati.
Hubungkan dengan bahan pelajaran. Tuliskan butir-butir test.
b. Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan beberapa hal:
Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan ditest?
Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan test?
Apakah test tersebut uaraian atau objektif?
Berapa banyak butir test perlu disusun?
Apakah test tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh murid?
c. Dalam pengelolaan suatu hal penilaian hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Norma apa yang digunakan di dalam pengelolaan hasil test?
Apakah digunakan formula quessing?
A. KESIMPULAN
Dari semua penjelasan yang telah penulis paparkan di atas dapat disimpulkan
bahwasanya dalm prinsip-prinsip pengembangan kurikulum PAI banyak pendapat yang
bermunculan tetapi dapt disimpulkan dalam mengembangkan prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum PAI harus mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut: prinsip relevansi, prinsip
efektivitas, prinsip efisisensi prinsip kesinambungan (kontinuitas), prinsip fleksibelitas,
prinsip berorientasi tujuan, prinsip dan model pengembangan kurikulum. Untuk mewujudkan
semua hal tersebut butuh kerjasama antara pendidik dengan anak didik agar dalam
pendidikan pinsip tersebut dapat terlaksana dan tujuan pendidikan dapt dicapai sehingga
pendidikan yang dilaksanakan bermanfaat bagi anak didik, pendidik, dan masyarakat pada
umumnya.
B. SARAN
Dalam memahami prinsip kurikulum banyak literatur buku yang harus dibaca, tidak
cukup hanya membaca makalah ini yang masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kepada semua pembaca diharapkan tidak terpaku pada makalah ini saja, dan dianjurkan untuk
membaca buku lain selain dari referensi dalam makalah ini. Tim penulis berharap saran yang
bermanfaat yang berkorelasi dengan makalah ini. Mohon maaf dan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Gofur, Muhammad Abdul, Junedi Junedi, dan Mukh Nursikin. “Prinsip-Prinsip Inovasi dan
Pengembangan Kurikulum PAI.” Educational Journal of Islamic Management 2, no. 2 (15 Desember
2022): 55–62. https://doi.org/10.47709/ejim.v2i2.1909.
Nurmadiah, Nurmadiah. “Kurikulum Pendidikan Agama Islam.” Al-Afkar : Jurnal Keislaman &
Peradaban 2, no. 2 (27 Desember 2016). https://doi.org/10.28944/afkar.v2i2.93.