PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa
rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara
serta bagaimana cara belajar siswa bukanlah suatu proses yang sederhana, sebab
menentukan isi atau muatan kurikulum harus berangkat dari visi, misi, serta tujuan
yang ingin dicapai, sedangkan menentukan tujuan, erat kaitannya dengan persoalan
sistem nilai dan kebutuhan masyarakat. Persoalan inilah yang kemudian membawa
kita pada persoalan menentukan hal-hal yang mendasar dalam proses pengembangan
kurikulum.1
1
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Cet. 5; Jakarta: Kencana, 2013), h. 32.
1
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para
penyusun kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai
kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar
pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan
para guru serta pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan
berbagai landasan yang kuat agar mampu dijadikan dasar pijakan dalam melakukan
B. Rumusan Masalah
Berdasar dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang
2
BAB II
PEMBAHASAN
mencari bagaimana rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu
nilai umum, konsep-konsep, masalah dan keterampilan yang akan menjadi isi
kurikulum yang disusun dengan fokus pada nilai-nilai tadi. Adapun selain
perkembangan masyarakat.
3
Setiap pengembangan kurikulum, selain harus berpijak pada sejumlah
adanya prinsip tersebut, setiap pengembangan kurikulum diikat oleh ketentuan atau
hukum sehingga dalam pengembangannya mempunyai arah yang jelas sesuai dengan
sebagai berikut:2
1. Prinsip Relevansi
isi, strategi, dan evaluasi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki
Relevansi keluar yaitu tujuan, isi dan proses belajar yang tercakup dalam kurkulum
kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian. Relevansi ini
2
Hamalik, Pengembangan Kurikulum: Dasar-dasar dan Perkembangannya
(Bandung:Mandar Maju,1990), h.13.
4
2. Prinsip Fleksibilitas
3. Prinsip Kontinuitas
dan biayanya juga murah. Tepat pelaksanaannya dan menghasilkan sesuatu dengan
5. Prinsip Efektifitas
kurikulum, seperti tujuan, isi, proses belajar, dan evaluasi. Sedangkan keberhasilan
5
6. Prinsip Khusus
kurikulum, antara lain: prinsip keimanan, nilai dan budi pekerti luhur, penguasaan
keterampilan hidup, berpusat pada anak, serta pendekatan menyeluruh dan kemitraan.
landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang
mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat
dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya,
6
tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan
1. Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk
lainnya.
3
Kaber. A, Pengembangan Kurikulum(Jakarta: P2LPTK, 2007), h.11.
7
Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau cita-cita masyarakat.
anak. Dengan kata lain, filsafat pendidikan merupakan pandangan hidup masyarakat.
Filsafat pendidikan dipengeruhi oleh dua hal pokok, yakni (1). Cita-cita masyarakat,
hari. Hal ini menunjukkan pentingnya filsafat pendidikan sebagai landasan dalam
Keadaan sosial budaya dan agama tidaklah terlepas dari kehidupan kita.
Keadaan sosial budayalah yang sangat berpengaruh pada diri manusia, khususnya
sebagai peserta didik. Sikap atau tingkah laku seseorang sebagian besar dipengaruhi
oleh interaksi sosial yang membuat seseorang untuk bertingkah laku yang sesuai
dengan kondisi lingkungan dan masyarakat sekitar. Agama yang membatasi tingkah
laku kita juga sangat besar pengaruhnya dalam membuat suatu kurikulum.
perkembangannya
8
Setiap peserta didik pasti mempunyai karateristik yang berbeda. Dengan
keadaan peserta didik yang memiliki perbedaan dalam hal kemampuan beradaptasi
atau dalan hal perkembangan, tentunya juga ikut ambil bagian dalam melandasi
4. Kedaaan Lingkungan
Dalam arti yang luas, lingkungan merupakan suatu sistem yang disebut
peningkatan mutu kehidupan di atas bumi ini. Faktor-faktor dalam ekosistem itu,
meliputi:
1) Lingkungan manusiawi/interpersonal
Lingkungan manusiawi merupakan sumber daya menusia (SDM), baik dalam jumlah
maupun dalam mutunya. Lingkungan sosial budaya merupakan sumber daya alam
9
(SDA). Jadi sumber daya yang ada saling terkait dengan pembangunan yang
berwawasan lingkungan.
5. Kebutuhan Pembangunan
sumber daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin yang lebih selaras,
pembangunan yang titik beratnya terletak pada pembangunan ekonomi yang seiring
dan didukung oleh pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, serta
pembangunan sesuai dengan sektor-sektor yang perlu dibangun itu sendiri, yang
10
memberikan implikasi tertentu terhadap pendidikan di perguruan tinggi. Dengan kata
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan keilmuan dan keahlian, yang bersifat
mencapai tujuan dan kemampuan-kemampuan tersebut, maka ada tiga hal yang
11
2) Pembangunan iptek tertuju pada peningkatan kualitas, yakni untuk
hidup.
12
Jadi pada prinsipnya ada empat landasan pokok yang harus dijadikan
(1997) empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1) Filosofis ;
(2) Psikologis; (3) Sosial-Budaya; dan (4) Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi.4
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas keempat
landasan tersebut.
filsafat memiliki manfaat dan memberikan kontribusi yang besar terutama dalam
4
Syadih, S. Nana, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek (Bandung;
Rosdakarya,1997), h.35
13
2) Dengan adanya tujuan pendidikan yang diwarnai oleh filsafat yang
dianut, kita mendapat gambaran yang jelas tentang hasil yang harus
kegiatan-kegiatan pendidikan.
pendidikan, terutama dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Filsafat akan
menentukan arah ke mana peserta didik akan dibawa. Untuk itu harus ada kejelasan
tentang pandangan hidup manusia atau tentang hidup dan eksistensinya. Filsafat atau
pandangan hidup yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok masyarakat tertentu
atau bahkan yang dianut oleh perorangan akan sangat mempengaruhi tujuan
pendidikan yang ingin dicapai. Sedangkan tujuan pendidikan sendiri pada dasarnya
14
Tujuan pendidikan memuat pernyataan-pernyataan mengenai berbagai
kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik selaras dengan sistem
nilai dan falsafah yang dianutnya. Dengan demikian, sistem nilai atau filsafat yang
dianut oleh suatu komunitas akan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan
rumusan tujuan pendidikan yang dihasilkannya. Dengan kata lain, filsafat suatu
tersebut. Oleh karena itu, tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda dengan
tujuan pendidikan di negara lainnya, sebagai implikasi dari adanya perbedaan filsafat
yang dianutnya.
referensi kriteria yang efektif dan atau penampilan yang terbaik dalam pekerjaan pada
suatu situasi”.5
5
Yulaelawati Ella, Psikologi Perkembangan (Bandung;Mizan, 2006),h.41
15
Selanjutnya, dikemukakan pula tentang 5 tipe kompetensi, yaitu:
maupun mental.
cenderung lebih tampak pada permukaan ciri-ciri seseorang, sedangkan konsep diri,
bawaan dan motif lebih tersembunyi dan lebih mendalam serta merupakan pusat
ini. Sebaliknya, kompetensi bawaan dan motif jauh lebih sulit untuk dikenali dan
dikembangkan.
tentang psikologi belajar erat kaitannya dengan teori belajar. Pemahaman tentang
16
teori-teori belajar berdasarkan pendekatan psikologis adalah upaya mengenali kondisi
objektif terhadap individu anak yang sedang mengalami proses belajar dalam
luas dan komprehensif tentang berbagai teori belajar akan memberikan kontribusi
makro maupun tingkat mikro untuk merumuskan model kurikulum yang diharapkan.
Pendekatan terhadap belajar berdasarkan satu teori tertentu merupakan asumsi yang
formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan
17
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia
masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus
tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota
masyarkat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-
nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-
nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan
lainnya.
dalam masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat
bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam
peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang. Dengan
18
merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial-budaya dalam suatu
Kurikulum
dalam kehidupan. Ilmu dan teknologi tidak bisa dipisahkan. Sejak abad pertengahan
pada masa kini banyak didasari oleh penemuan dan hasil pemikiran para filsuf purba
yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan
kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik, dan kehidupan lainnya. Ilmu pengetahuan
6
Nasution S, Asas-Asas Kurikulum (Cet. VI; Jakarta: Sinar Grafika, 2001),
h.57.
19
dan teknologi (IPTEK) bukan menjadi monopoli suatu bangsa atau kelompok
dan bahan yang secara langsung atau tidak langsung dibutuhkan dalam pendidikan
mengaplikasikannya.
merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang
akan menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan kaki di Bulan, tetapi
berkat kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada pertengahan
abad ke-20, pesawat Apollo berhasil mendarat di Bulan dan Neil Amstrong
Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua
dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan
pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial,
pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal.
20
Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat
yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dan standar mutu tinggi. Sifat
pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan
kognisi dan kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to
learn) dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta menngatasi situasi
dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan
hasil industri seperti televisi, radio, video, komputer, dan peralatan lainnya.
memadai dari para guru dan pelaksana program pendidikan lainnya. Mengingat
21
pengetahuan dan teknologi, maka pengembangan kurikulum haruslah berlandaskan
dunia pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar memiliki kemampuan
22
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
menggunakan landasan yang kuat dan kokoh, agar kurikulum tersebut dapat berfungsi
serta berperan sesuai dengan tuntutan pendidikan yang ingin dihasilkan seperti
tercantum dalam rumusan tujuan pendidikan nasional yang telah digariskan dalam
Pada prinsipnya ada empat landasan pokok yang harus dijadikan dasar
manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak
23
jenis psikologi yang harus menjadi acuan yaitu psikologi perkembangan
situasi belajar. Ada tiga jenis teori belajar yang mempunyai pengaru besar
dikembangkan.
dari hasil-hasil riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan
24
B. Saran
Adapun saran dari penulis sebagai berikut melihat dari kesimpulan diatas
Kurikulum ini dapat ditingkatkan sehingga para pembaca paham dan mampu
wilayah kurikulum maupun diluar dari kurikulum itu sendiri. Tak lupa kritik dan
saran serta solusi dari pembaca agar kiranya makalah-makalah selanjutnya dapat
25
DAFTAR PUSTAKA
Rosdakarya. 1997
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
26
27