“Kurikulum Pendidikan”
DOSEN PENGAMPU :
Dwi Hidayanti. M. Pd
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
(ITSNU) PASURUAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Standar Pembiayaan Pendidikan”.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Kurikulum Pendidikan di Institut Teknologi dan Sanis Nahdlatul Ulama Pasuruan.
Harapan kami semoga makalah ini bisa membantu dan menambah pengetahuan serta pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini, dan kami
harapkan kedepannya dapat lebih baik.
(Penulis)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….…...1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………….…1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan…………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….…….....3
2.1 Standar Biaya Pendidikan ……………………………………………..…………………..3
2.2 Sumber Biaya Pendidikan ………………………………………………………..…….....3
2.3 Dana BOS, BOP, PKM ……….………………………………………….….....................4
2.4 Komponen Perhitungan Pembiayaan Operasional ...……………………............................6
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………….......8
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………8
3.2 Saran……………………………………………………………………………………......8
DAFTAR RUJUKAN………………………………………………………………………………9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu lembaga akan dapat berfungsi dengan memadai bila memiliki system manajemen yang
didukung dengan sumber daya manusia (SDM), dana atau biaya, dan sarana prasarana. Sekolah sebagai
satuan pendidikan juga harus memiliki tenaga (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, tenaga
administratif, laboran, pustakawan, dan teknisi sumber belajar), sarana (buku pelajaran, buku sumber,
buku pelengkap, buku perpustakaan, alat peraga, alat praktik, bahan dan ATK, perabot), dan prasarana
(tanah, bangunan, laboratorium, perpustakaan, lapangan olahraga), serta biaya yang mencakup biaya
investasi (biaya untuk keperluan pengadaan tanah, pengadaan bangunan, alat pendidikan, termasuk buku-
buku dan biaya operasional baik untuk personil maupun nonpersonil). Biaya untuk personil antara lain
untuk kesejahteraan dan pengembangan profesi, sedangkan untuk biaya nonpersonil berupa pengadaan
bahan dan ATK, pemeliharaan, dan kegiatan pembelajaran.
Suatu sekolah untuk memiliki tenaga kependidikan yang berkualitas dengan jumlah yang
mencukupi kebutuhan memerlukan biaya rekrutmen, penempatan, penggajian, pendidikan dan latihan,
serta mutasi. Dalam usaha pengadaan sarana dan prasarana untuk menunjang proses pembelajaran tentu
saja diperlukan dana yang tidak sedikit, bahkan setelah diadakan maka diperlukan.
Dana untuk perawatan, pemeliharaan, dan pendayagunaannya. Meskipun ada tenaga, ada sarana
dan prasarana, untuk memanfaatkan dan mendayagunakan secara optimal perlu biaya operasional baik
untuk bahan dan ATK habis pakai, biaya pemeliharaan, maupun pengembangan personil agar menguasai
kompetensi yang dipersyaratkan. Dari uraian di atas jelas bahwa untuk penyelenggaraan pendidikan di
sekolah termasuk di SMP perlu biaya, perlu dana, paling tidak memenuhi pembiayaan untuk memberikan
standar pelayanan minimal.
Biaya pendidikan merupakan komponen sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan.
Dapat dikatakan bahwa proses pendidikan tidak dapat berjalan tanpa dukungan biaya. Dalam konteks
perencaaan pendidikan, pemahaman tentang anatomi dan problematik pembiayaan pendidikan amat
diperlukan. Berdasarkan pemahaman ini dapat dikembangkan kebijakan pembiayaan pendidikan yang
lebih tepat dan adil serta mengarah pada pencapaian tujuan pendidikan, baik tujuan yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud Standar Biaya Pendidikan ?
1.2.2 Darimana asal Sumber Biaya Pendidikan ?
1.2.3 Apa yang dimaksud Dana BOS, BOP, PKM ?
1.2.4 Apa saja Komponen Perhitungan Biaya operasional ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui Standar Biaya Pendidikan
1.3.2 Untuk mengetahui asal Sumber Biaya Pendidikan
1.3.3 Untuk menjelaskan maksud Dana BOS, BOP, PKM
1.3.4 Untuk mengetahui Komponen Perhitungan Biaya Operasional
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada Peraturan Pemerintah No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan terdapat kerancuan
antara Bab I Pasal 1 Ayat (10) dan Bab IX Pasal 62 Ayat (1) s/d (5) tentang ruang lingkup standar
pembiayaan. Ketentuan Umum tentang Standar Pembiayaan pada Pasal 1 tampak lebih sempit dari Pasal
62 yaitu standar pembiayaan pada Pasal 1 adalah mencakup standar yang mengatur komponen dan
besarnya “biaya operasi” satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Pada Pasal 62 mencakup
“biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal”. Pada Bab IX: Standar Pembiayaan, Pasal 62
disebutkan bahwa:
1. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
2. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi biaya penyediaan
sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.
3. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan
berkelanjutan.
4. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi:
a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji.
b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana
dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.
5. Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan
BSNP
3
Sistem pembiayaan pendidikan merupakan proses dimana pendapatan dan sumber daya tersedia
digunakan untuk memformulasikan dan mengoperasionalkan sekolah. Sistem pembiayaan pendidikan
sangat bervariasi tergantung dari kondisi masing-masing negara seperti kondisi geografis, tingkat
pendidikan, kondisi politik pendidikan, hukum pendidikan, ekonomi pendidikan, program pembiayaan
pemerintah dan administrasi sekolah. Sementara itu terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan
untuk mengetahui sesuai tidaknya sistem dengan kondisi negara. Setiap keputusan dalam masalah
pembiayaan sekolah akan mempengaruhi bagaimana sumber daya diperoleh dan dialokasikan. Oleh
karena itu perlu dilihat siapa yang akan dididik dan seberapa banyak jasa pendidikan dapat disediakan,
bagaimana mereka akan dididik, siapa yang akan membayar biaya pendidikan. Demikian pula sistem
pemerintahan seperti apa yang paling sesuai untuk mendukung sistem pembiayaan Pendidikan.
5
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sementara itu, Ayat (1)
Pasal 35 PP No. 19 Tahun 2005 menjelaskan tenaga pendidikan sebagai berikut.
Tenaga kependidikan pada TK/RA atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri
atas kepala TK/RA dan tenaga kebersihan.
Tenaga kependidikan pada SD/MI atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri
atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, dan tenaga kebersihan
sekolah/madrasah.
Tenaga kependidikan pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat atau SMA/MA, atau bentuk
lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga adminstrasi,
tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah.
Tenaga kependidikan pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya
terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga adminstrasi, tenaga perpustakaan, tenaga
laboratorium, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah.
Tenaga kependidikan pada SDLB, SMPLB, dan SMALB atau bentuk lain yang sederajat
sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah, tenaga adminstrasi, tenaga perpustakaan, tenaga
laboratorium, tenaga kebersihan sekolah, teknisi sumber belajar, psikolog, pekerja sosial, dan
terapis.
Tenaga kependidikan pada Paket A, Paket B dan Paket C sekurang-kurangnya terdiri atas
pengelola kelompok belajar, tenaga adminstrasi, dan tenaga perpustakaan.
Tenaga kependidikan pada lembaga kursus dan lembaga pelatihan keterampilan sekurang-
kurangnya terdiri atas pengelola atau penyelenggara, teknisi, sumber belajar, pustakawan, dan
laboran.
Seiring dengan telah disetujuinya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pengertian
gaji dan tunjangan meliputi:
Gaji pokok , besarnya gaji pokok mengikuti aturan menteri keuangan tentang gaji PNS
Tunjangan yang melekat pada gaji, yang meliputi tunjangan: (i) isteri/suami 10%, (ii) anak 2%
dengan batas maksimal dua orang anak hingga usia 21 tahun atau belum pernah menikah atau
belum berumur 25 tahun kuliah dan belum pernah menikah, (iii) jabatan, (iv) beras, dan (v)
khusus, yakni diberikan sebagai pengganti apabila yang bersangkutan terkena pajak penghasilan
sejumlah potongan yang terkena pajak.
6
2. Penghasilan Lainnya
Tunjangan profesi: tunjangan profesi diberikan kepada guru yang telah memiliki sertifikat
pendidik yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan/satuan pendidikan yang diselenggarakan
oleh masyarakat.
Tunjangan fungsional: tunjangan yang diberikan kepada guru yang diangkat oleh satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah. Besar tunjangan
mengikuti subsidi yang dialokasikan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah.
Tunjangan khusus: tunjangan yang diberikan kepada guru yang bertugas di daerah khusus. UU
No. 14 Tahun 2005, Pasal 1, Ayat 17, menjelaskan bahwa daerah khusus adalah daerah yang
terpencil atau terbelakang; daerah dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil; daerah
perbatasan dengan negara lain; daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial, atau daerah
yang berada dalam keadaan darurat lain.
Maslahat tambahan merupakan tambahan kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk tunjangan
pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, dan penghargaan bagi guru serta kemudahan untuk
memperoleh pendidikan bagi putra dan putri guru, pelayanan kesehatan, atau bentuk
kesejahteraan lain.
3. Biaya Bukan-Pegawai
Biaya bukan-pegawai terdiri atas: (i) Alat Tulis Sekolah (ATS) atau bahan habis pakai, (ii) Rapat-
rapat, (iii) Transpor atau perjalanan dinas, (iv) Penilaian, (v) Daya dan jasa, (vi) Pemeliharaan sarana
dan prasarana, (vii) Pendukung pembinaan siswa.
ATS atau habis pakai
Rapat-rapat
Transportasi atau perjalanan dinas
Penilaian
Daya dan Jasa
Pemeliharaan sarana dan prasarana
7
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan Standar biaya pendidikan sebagai
berikut :
1) Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi biaya penyediaan
sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.
2) Biaya personal sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan
berkelanjutan.
3) Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi: Gaji pendidik dan
tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji.
A. Sumber dana pembiayaan pendidikan yaitu :
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah
Orang Tua Peserta didik
Kelompok Masyarakat
Yayasan
B. Peran tingkat ketersediaan dana penyelenggaraan Pendidikan
Peran Ketersediaan Biaya untuk Ketenagaan
Peran ketersediaan dana untuk pengadaan dan pemanfaatan sarana –prasarana
Peran ketersediaan dana untuk biaya operasional
1.2 Saran
Pendidikan adalah tanggung jawab negara dan masyarakat, tanggung jawab kita bersama, termasuk
dalam hal pembiayaan. peran masyarakat untuk menyokong biaya pendidikan sangat penting
diantaranya dengan menabung yang bermanfaat untuk membiayai pendidikan.
8
DAFTAR RUJUKAN
Anwar, M. Idochi. 2004. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Alfabeta:
Bandung
Fattah, Nanang. 2000Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. PT Remaja Rosda Karya: Bandung
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol 19, Nomor 4, Desember 2013 (Diakses pada 07 Oktober 2020)