PROGRAM STUDI
S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS NAHDLATUL ULAMA
(ITSNU) PASURUAN
2021
KEGIATAN BELAJAR 1
Gambar 6.1
Pada gambar 6.1 sesuai dengan pengertian kubus, maka kubus memiliki 6 buah
sisi berupa bujur sangkar (persegi) yang kongruen (sama dan sebangun). Luas tiap
daerah sisinya sama dengan luas daerah persegi yang rusuknya a cm, yaitu sama dengan
a2 dan cm2.
Dengan hal ini, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa : luas daerah
permukaan kubus = luas daerah seluruh bidang = sisi kubus = enam kali kuadrat yang
menyatakan ukuran panjang rusuknya.
Gambar 6.2
Dari gambar 6.2 tampak bahwa sisi-sisi yang berhadapan ABCD dan EFGH
kongruen, kemudian sisi-sisi yang berhadapan ADHE dan BCGF kongruen dan juga
sisi ABFE dan CDHG kongruen dengan luas daerahnya masing-masing.
Luas daerah permukaan balok sama dengan luas daerah seluruh sisi balok yang
dapat dilihat dari jumlah luas daerah bidang alas dan bidang atas ditambah dengan
jumlah daerah semua sisi tegaknya. Hal ini berarti:
Jumlah luas daerah bidang alas dan bidang atas: 2 pl cm2
Jumlah luas daerah semua sisi tegak: ( 2 pt +2 lt) cm2
Luas daerah permukaan balok: luas daerah seluruh bidang.
Balok = ( 2 pl + 2 pt + lt) cm
= 2 (pl +pt + lt) cm2
Luas permukaan balok = luas daerah bidang-bidang sisi balok = dua kali jumlah hasil
kali sepasang-sepasang rusuk utamanya yang berlainan.
Gambar 6.3
Gambar 6.3 menunjukkan empat buah prisma yang bersifat bahwa dua diantara
sisi-sisinya kongruen dan sejajar. Gambar 6.3 (a),(b) dan (c) adalah prisma tegak karena
sisi atas dan sisi alasnya tegak lurus dengan rusuk-rusuk tegaknya. Pada prisma tegak,
sisi tegaknya berbentuk persegi panjang. Sedangkan pada gambar 6.3(d) adalah prisma
miring. Dari keempat gambar prisma tersebut dengan mudah kita dapat menentukan
luas daerah bidang-bidang sisi suatu prisma.
Gambar 6.4(a) adalah sebuah tabung tegak yang alasanya merupakan sebuah
lingkaran dengan jari –jari r. Demikian pula atasnya berupa lingkaran dengan jari-
jari r. Jika permukaan tabung (Gambar 6.5(a)) dibeberkan/dibuka, maka salah satu
bentuk jaring-jaring adalah seperti Gambar 6.5(b)).
Jaring-jaring tabung ini terdiri dari tiga rangkaian bangun datar,yaitu dua buah
lingkaran berjari-jari r dan sebuah persegipanjang dengan ukuran panjang 2ℼ r (panjang
keliling lingkaran atas atau alas) dan lebarnya adalah t (tinggi tabung). Selanjutnya luas
daerah jaring-jaring tersebut dapat kita hitung sebagai berikut:
Luas daerah lingkaran atas: ℼr2
Luas daerah lingkaran alas: ℼr2
Luas daerah persegipanjang: 2 ℼ r t.
Jadi, luas daerah permukaan tabung adalah:
Lp = luas bidang alas + luas bidang atas + luas bidang lengkung tabung.
= ℼrᶟ + ℼrᶟ + 2 ℼ r t
= 2ℼ rᶟ + 2 ℼ r t
= 2 ℼ r ( r + t)
Contoh 6.2:
Misalkan diketahui sebuah tabung berdiameter 10 cm dengan tinggi 20 cm.
Tentukanlah:
a. Luas daerah bidang lengkung tabung.
b. Luas seluruh permukaan tabung.
Penyelesaian:
a. Luas bidang lengkung tabung = 2 ℼ r t
= 2 ℼ.5.20
= 200 ℼ cm2
b. Luas tutup dan alasnya = 2 ℼr2 = 2.ℼ.52 = 50 ℼ
Luas seluruh permukaan tabung = (50 ℼ +200 ℼ) cm2
= 250 ℼ cm2
E. VOLUME KUBUS
Dalam hal ini akan menggunakan patokan satuan volume berupa kubus yang
panjang rusuknya 1 cm dan volumenya 1 cm3 ( satu senti meter kubik/cubic). Kubus
tersebut kita namakan kubus satuan (Gambar 6.5). Volume suatu bangun ruang adalah
banyaknya satuan volume yang dapat tepat mengisi bagian ruang yang di tempati oleh
bangun tersebut.
Gambar 6.5
Adapun sifat volume dan satuan volume yang digunakan secara internasional
sebagai berikut:
1. Volume bersifat penjumlahan artinya volume keseluruhan sama dengan jumlah dari
volume bagian-bagiannya.
2. Jika bangun ruang R = bangun ruang S, maka volume bangun ruang R sama dengan
volume bangun ruang S.
3. Jika bangun ruang dipotong-potong kemudian disusun sehingga membentuk bangun
ruang yang lain, maka dua bangun tersebut mempunyai volume yang sama.
F. VOLUME BALOK
Perhatikan balok pada Gambar 6.6(a). Pada balok tersebut ada 6 kubus satuan
yang dapat ditempatkan panjangnya, 4 kubus satuan pada lebarnya dan 3 kubus satuan
pada tingginya. Banyaknya kubus satuan yang dpat ditempatkan pada alas balok 4 × 6
= 24. Karena ada 3 lapisan kubus satuan yang dapat memenuhi balok tersebut, sehingga
volume balok pada Gambar 6.7 (a) adalah 3 × 24 = 72 kubus satuan. Bagaimana volume
balok pada Gambar 6.7 (b)?. Tentunya dengan mudah dapat dilihat volumenya 8 kubus
satuan.
Contoh 6.3 :
Dengan menghitung banyaknya kubus satuan kita akan menentukan volume bangun
seperti tampak pada Gambar 6.8(a) dan (b) berikut.
Penyelesaian :
Pada Gambar 6.8 (a) ada 3 lapis kubus. Tiap lapis terdiri dari 6 kubus.
Jadi, volume adalah (6.3).3 = 54 kubus satuan.
Pada Gambar 6.8 (b) dapat kita lihat lapisan paling bawah ada (3 × 3) + 1 =
10 kubus satuan. Pada lapisan kedua terdapat 3 × 3 = 9 kubus. Pada lapisan yang
paling atas terdapat 2 × 3 = 6 kubus. V = 10 + 9 + 6 = 25 kubus satuan.
Contoh 6.4 :
Tentukan volume sebuah balok dengan ukuran panjang rusuk-rusuknya 10 cm, 2 cm,
dan 1 cm.
Penyelesaian :
Balok yang panjangnya 10 cm, lebarnya 2 cm, dan tingginya 1 cm, volumenya adalah
20 cm3, hal ini sesuai dengan perkalian : (10 × 2 × 1) cm3 dengan 10 merupakan ukuran
panjang (dalam cm),2 menyatakan lebar (dalam cm) ,dan 1 menyatakan tinggi (dalam
cm).
Dari hal ini, dapat disimpulkan bahwa sebuah balok yang ukuran panjangnya
dinyatakan dengan p, lebarnya dinyatakan dengan l, dan ukuran tingginya dinyatakan
dengan t, maka :
Volume balok = p × l × t.
Sedangkan satuan yang digunakan oleh volume tentunya harus sama dengan satuan
yang digunakan oleh panjang,lebar dan tinggi. Dapat dikatakan pula bahwa volume
balok sama dengan hasil perkalian dari bilangan-bilangan yang menyatakan panjang,
lebar, dan tinggi balok tersebut.
G. VOLUME KUBUS
Kubus merupakan balok, sehingga volumenya dapat dicari dengan
menggunakan aturan untuk balok dengan Panjang, lebar, dan tinggi yang sama. Jadi,
jika suati kubus mempunyai ukuran rusuk a cm (Gambar 6.9), maka akan dapat
ditunjukkan bahwa kubus tersebut memuat a×a×a=a³ kubus satuan, maka dapat kita
simpulkan bahwa sebuah kubus sama dengan pangkat tiga dari bilangan yang
menyatakan rusuknya.
Volume kubus = a × a × a = a3 cm3
Gambar 6.9
Contoh 6.5 :
Diketahui sebuah kubus ABCDEFGH dengan ukuran Panjang diagonal ruangnya (AG
= BH = DE = CE) 6√3 cm (Gambar 6.10). Tentukanlah volume kubus tersebut.
Penyelesaian :
Misal ukuran Panjang rusuk kubus ABCDEFGH adalah a dan missal kita ambil
diagonal ruangnya CE (Gambar 6.10)
Segitiga ABC siku-siku
AC2 = AB2 + BC2 = a2 + a2 = 2a2
Segitiga ACE siku-siku
CE2 = AC2 + AE2 = 2a2 + a2 = 3a2
CE = a√3 (hypotenuse) Gambar 6.10
Karena CE = 6√3 (diketahui) dan CE = √3 (dihitung), maka a = 6. Karena Panjang
rusuk kubus ABCDEFGH adalah 6 cm, maka volume kubus = 6 × 6 × 6 = 216 cm3
H. VOLUME PRISMA
Perhatikan gambar prisma berikut.
Akibatnya tentu saja volume prisma tegak yang baru (Gambar 6.12) sama
dengan volume balok pada gambar 6.11 (ingat salah satu sifat volume bangun ruang).
Volume balok =p×l×t
= L × t (L= luas alas)
Luas alas balok = luas alas prisma = L
Volume prisma tegak = L × t (L = luas alas, t = tinggi)
Karena alas tabung berbentuk lingkaran dan rumus luas lingkaran untuk jari-jari
r adalah 𝜋𝑟 2 , maka rumus volume tabung dapat dinyatakan dalam bentuk:
V = volume tabung
= 𝜋𝑟 2 𝑡
Perlu diketahui 𝜋 (phi) adalah suatu bilangan tetap yang merupakan nilai
perbandingan antara keliling lingkaran dengan garis tengah (diameter) lingkaran.
22
Nilai 𝜋 mendekati 3,14 atau ada juga yang menyatakan dengan . Jadi, volume
7
tabung yang jari-jari lingkaran atasnya dinyatakan dengan r dan tingginya dinyatakan
dengan t adalah: V = volume tabung
22 22
V = 3,14 × 𝑟 2 × 𝑡 (bila 𝜋 = 3,14 ) atau V = × 𝑟 2 × 𝑡 (bila 𝜋 = )
7 7
Contoh 6.6 :
Suatu tangki berbentuk tabung tertutup berisi minyak tanah. Bila tinggi tabung 70 cm,
22
dan diameter 40 cm. Tentukan berapa liter volume dari tangki tersebut (ambil 𝜋 = ).
7
Penyelesaian:
V = volume tabung
= 𝜋𝑟 2 𝑡
22 40 2
= ( 7 ( 2 ) . 70) cm3 = 88.000 cm3
= 88 dm3 = 88 liter
Jadi, volume tangki tersebut adalah 88 liter.
RANGKUMAN
1. Luas daerah permukaan suatu bangun ruang adalah luas daerah bidang-bidang
sisi bangun ruang tersebut.
2. Luas daerah permukaan kubus atau balok adalah jumlah luas daerah semua
bidang sisi dari kubus atau balok tersebut. Jika a menyatakan ukuran Panjang
rusuk kubus dan L menyatakan luas permukaan kubus, maka L = 6a².
Sedangkan jika p, l, dan t berturut-turut menyatakan Panjang, lebar, dan tinggi
sebuah balok dengan L menyatakan luas balok, maka L = 2 (pl + pt + lt).
3. Luas daerah permukaan prisma adalah luas daerah bidang-bidang sisi prisma
tersebut, yaitu luas daerah alas + luas daerah atas + jumlah luas daerah sisi-sisi
yang lain. Sedangkan luas daerah permukaan tabung adalah luas daerah
lingkaran atas + luas daerah lingkaran alas + luas daerah pesegi Panjang
(bidang lengkung/ bidang tegak/ selimut) atau 2 𝜋 r (r + t) dengan r jari-jari
lingkaran alas dan t tinggi tabung tersebut.
4. Volume adalah suatu ungkapan yang menyatakan “besarnya” suatu bangun
ruang. Besarnya suatu bangun ruang dapat diungkapkan bila ada bangun ruang
yang lebih kecil yang dijadikan patokan yang disebut satuan volume (volume
satuan). Dengan patokan berupa satuan volume (besarnya 1 cm³)
dikembangkan aturan (rumus) untuk volume bangun ruang.
a. Volume balok = p × l × t (p = Panjang, l = lebar, t = tinggi)
b. Volume kubus = a³ (a = rusuk kubus)
c. Volume prisma = L × t (L = luas alas dan t = tinggi)
d. Volume tabung = 𝜋𝑟 2 𝑡 (r = jari-jari lingkaran alas/ atas, t tinggi, 𝜋 = 3,14
22
= ).
7
KEGIATAN BELAJAR 2
Gambar 6.17
Contoh 6.7 :
Diketahui limas segiempat beraturan dengan ukuran panjang rusuk-rusuk alasnya 10
cm. Ukuran panjang apotemanya 12 cm (apotema adalah tinggi segitiga sama kaki yang
merupakan sisi tegak limas). Tentukan luas permukaan limas tersebut !
Penyelesaian :
Perhatikan limas segiempat beraturan T. ABCD seperti ditunjukkan pada Gambar 6.18
dengan AB = BC = CD = AD = 10 cm, dan TE = 12 cm.
Gambar 6.18
Luas daerah permukaan limas = luas daerah bidang + bidang sisi limas
= luas alas + 4 luas sisi tegaknya
1
= (10 . 10) + 4 . (2 . 10 . 12)
= 100 + 240
= 340
Jadi, luas permukaan limas tersebut adalah 340 cm2.
Gambar 6.19
Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan kertas karton dan
gunting untuk membuat kerucut dan jaring-jaringnya. Adapun alternatif kegiatannya
dapat dilakukan dengan meminta anak untuk membawa kertas makanan yang berbentuk
kerucut dari karton atau membangun kerucut dari jaring-jaringnya. Kemudian lakukan
diskusi untuk menyebutkan bangun-bangun yang merupakan rangkaian jaring-jaring
kerucut, yaitu sebuah sisi lengkung yang berbentuk juring dan sebuah sisi yang
berbentuk lingkaran.
Selanjutnya untuk mencari luas daerah juring ditunjukkan sebagai berikut :
busur ABA 2πr r
= =
keliling lingkaran berpusat T 2πs s
luas juring TABA r
=
luas lingkaran berpusat T s
r
Jadi luas juring TABA = × 𝜋𝑠 2 = 𝜋𝑟𝑠.
s
Jadi pada kerucut berlaku :
Luas daerah permukaan kerucut = luas daerah bidang –bidang sisi kerucut
= Luas bidang lengkung (selimut) + luas daerah sisi alas
= 𝜋𝑟𝑠 + 𝑟 2
= 𝜋𝑟 (𝑠 + 𝑟)
Contoh 6.8 :
Diketahui sebuah kukusan berbentuk kerucut lingkaran tegak dengan diameter alasnya
60 cm dan tingginya 40 cm. Hitunglah luas daerah :
a. Bidang lengkung kerucut
b. Seluruh permukaan kerucut
Penyelesaian :
Karena ukuran panjang diameter (AB) dari lingkaran alas 60 cm,
1 1
maka ukuran jari-jarinya = 𝑟 = 2 diameter = 2
× 60 = 30 cm
(AC = BC)
Dalam segitiga ACT berlaku teorema pythagoras:
Garis pelukis = 𝑠 = √𝑟 2 + 𝑡 2 = √900 + 1600 = 50 cm (TA =
Gambar 6.20
TB)
a. Luas daerah bidang lengkung kerucut:
= luas daerah selimut kerucut
= luas daerah juring T.ABA
= πrs
= π x 30 x 50 = 1500 π cm2
b. Luas daerah seluruh permukaan kerucut:
= luas daerah bidang-bidang sisi kerucut
= luas daerah bidang lengkung + luas daerah bidang alas
= πr (s + r)
= π x 30 (50 + 30)
= 2400 π cm2
Jika sebuah bola berpusat di titik M dengan ukuran jari-jari R (M, R) (Gambar
6.21(b)) dipotong oleh sebuah bidang yang berpusat di N dengan jari-jari r (N, r), maka
tiap bagian bangun bola disebut tembereng bola (Gambar 6.21(a)).
Tembereng bola juga dapat terbentuk dengan memutar busur lingkaran AC
mengelilingi garis tengah AB (Gambar 6.21(a)). Jadi suatu tembereng bola dibatasi oleh
sebagian dari suatu bola dan sebuah bidang lingkaran. Garis yang melalui pusat
lingkaran dan tegaklurus sampai pada titik potongnya dengan bagian bola tadi
merupakan tembereng (AN dan BN).
Karena luas tembereng bola = 2πRt, dengan R jari-jari bola dan t tinggi
tembereng bola, maka luas setengah bola = 2πr2 (tinggi tembereng bola = jari-jari bola
atau t = R). Jadi, rumus luas permukaan bola dengan jari-jari R adalah 4 πr2 atau L = 4
πr2.
Adapun alternatif pembelajaran yang lain dapat dilakukan dengan cara:
1. Anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi sebuah
bola atau buah yang berbentuk bola. Besar bola yang diberikan berbeda-beda pada
setiap kelompok.
2. Minta anak-anak membandingkan luas daerah permukaan bola dengan luas daerah
lingkaran besarnya melalui beberapa kegiatan berikut:
a. Minta mereka untuk membelah buah itu menjadi dua bagian yang sama besar
(Gambar 6.22(a)).
b. Minta mereka mengukur luas daerah lingkaran besar dengan seutas tali (halus
tetapi padat) (Gambar 6.22(b)).
c. Minta mereka mengukur luas permukaan bola dengan cara melilit bola dengan
benang yang sama atau sejenis (Gambar 6.22(c)).
d. Minta mereka membandingjan antara panjang benang yang dipakai untuk melilit
bola (Gambar 6.22(c)) dengan benang yang dipakai untuk melilit daerah
lingkaran bola itu.(Gambar 6.22(b)).
Gambar 6.22
3. Ternyata benang yang dipakai pada Gambar 6.22(c) panjangnya empat kali panjang
benang yang dipakai pada Gambar 6.22(b). Karena panjang benang yang dipakai
melilit pada Gambar 6.22(b) sama dengan luas daerah lingkarangan jari-jari r, maka
luas permukaan bola yang berjari-jari R adalah 4 × πR2 = 4 πR2 atau L = 4 πR2.
4. Selanjutnya diperiksa dan didiskusikan penemuan dari setiap kelompok yang diberi
bola berbeda-beda panjang jari-jarinya dan hasilnya akan sama, yaitu luas
permukaan bola sama dengan empat kali luas daerah lingkaran besarnya atau L = 4
πR2.
D. VOLUME LIMAS
Gambar 6.23 adalah sebuah kubus dengan ukuran panjang rusuknya a, dalam
kubus tersebut nampak ada enam limas yang mempunyai tinggi dan alas yang
kongruen. Masing-masing limas beralaskan sisi kubus dan berpuncak pada titik potong
diagonal-diagonal ruangnya.
lingkaran = 𝜋𝑟 2 )
F. VOLUME BOLA
Pelu diketahui sebelumnya bahwa bola adalah salah satu bangun ruang yang
pembatasnya merupakan bidang lengkung. Alternatif pembelajaran penemuan rumus
volume bola yang dapat diterapkan oleh guru yang tentu disesuaikan dengan kondisi
kemampuan para siswanya.
Untuk dapat menunjukkan volume bola dengan jari-jari tertentu, maka harus
memperhatikan volume juring bola. Juring bola ialah benda yang terdiri atas sebuah
tembereng bola dan sebuah kerucut yang lingkaran alasnya bersekutu,sedangkan pucak
kerucut berimpit dengan pusat bola (Gambar 6.27). Juring bola seperti itu juga dapat
terjadi dengan cara memutar juring lingkaran MAE mengelilingi MA (Gambar 6.27).
Jika R adalah jari-jari bola dan t adalah tinggi tembereng, maka volume juring
bola atau V = 2/3 πR2t. Untuk mengetahui kebenaran rumus volume juring bola,
makaperhatikan Gambar 6.28. Pada gambar ini tampak permukaan tembereng dibagi
menjadi bagian-bagian yang banyak sekali jumlahnya, yaitu menjadi bagian-bagian
bentuk kecil, maka setiap bagian dianggap sebagai limas dengan puncak di M dengan
alasnya datar. Jadi volume juring sama dengan jumlah volume limas-limas tersebut (L
= luas alas limas-limas kecil yang dianggap datar).
1 1 1 1
Volume juring = 𝑅𝐿1 + 𝑅𝐿2 + 𝑅𝐿3 + ⋯ + 𝑅𝐿𝑛 (𝑛 → ~)
3 3 3 3
1
= 3 𝑅 (𝐿1 + 𝐿2 + 𝐿3 + ⋯ )
1
= 3 R . Luas tembereng
1
= 3 𝑅 . 2 𝜋𝑅𝑡 (t = tinggi tembereng)
2
= 3 𝜋𝑅2 𝑡.
Jika tinggi tembereng adalah R, maka juring bola menjadi setengah bola.
Sehingga didaatkan rumus volume juring bola sebagai berikut:
Jadi, volume bola dengan jari-jari R adalah dua kali volume juring dengan tinggi
R atau dua kali volume setengah bola dengan jari-jari R, yaitu:
2 4
Volume bola = 2 × 3 𝜋𝑅3 = 3 𝜋𝑅3
Alternatif lain proses pembelajaran penemuan rumus volume bola untuk para
siswa dengan metode laboratorium. Kegiatannya dapat dilakukan melalui diskusi
kelompok atau diskusi kelas dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perlihatkan sebuah bola M dengan jari-jari M seperti pada Gambar 6.29(a)
2. Minta siswa untuk mengisi bola M dengan air atau pasir sampai benar-benar penuh
3. Perlihatkan sebuah tabung tanpa tutup dengan jari-jari lingkaran alas dan atasnya
sama dengan jari-jari bola (R) dan tingginya sama dengan diameter bola (t = 2R
atau R= ½ t) seperti ditunjukkan dengan Gambar 6.29(b).
4. Mintalah anak menuangkan pasir atau air dari bola ke dalam tabung
5. Kemudian lakukan diskusi dengan memberikan beberapa pertanyaan sebagai
berikut:
a. Apakah tabung terisi penuh dengan pasir atau air dari bola M?
b. Berapa bagian tabung yang terisi pasir atau air yang berasal dari bola M?
c. Berapa volume tabung yang jari-jari lingkaran alasnya R dan tingginya t?
d. Apa yang dapat kita simpulkan dari volume bola hubungannya dengan volume
tabung?
6. Dari hasil diskusi, diharapkan siswa dapat menyimpulkan bahwa pasir atau air yang
berasal dari M dapat memenuhi 2/3 dari tabung tersebut. Karena telah diketahui
volume tabung adalah πR2t, sedangkan tinggi tabung diketahui 2R, maka volume
tabung menjadi πR2 x 2R = 2 πR3
7. Dari hasil diskusi tersebut jelas bahwa hubungan antara volume bola dengan
volume tabung berakibat dapat menemukan volume bola M dengan jari-jari R,
yaitu:
2
Volume bola = 3 volume tabung
2
= 3 × 2𝜋𝑅3
2
= 3 𝜋𝑅3
2. Isilah kerucut dengan air atau pasir sampai penuh (rata). Kemudian tumpahkan
isinya ke dalam setengah bola (Gambar 6.30(c)) hingga memenuhi setengah bola.
Contoh 6.10 :
Sebuah bola dimasukkan ke dalam tabung hingga menyinggung tabung pada sisi alas
dan atas sisi serta sisi lengkung tabung (Gambar 6.31). Hitunglah perbandingan antara
volume bola dan tabung !
Penyelesaian:
Misalkan jari-jari bola R, maka jari-jari lingkaran alas tabung
adalah R juga, dan tinggi tabung 2R (Gambar 6.31). Menurut
4
rumus volume bola V = 3 𝜋𝑅3 dan volume tabung = luas alas ×
RANGKUMAN
1. Luas daerah suatu permukaan bangun ruang merupakan luas daerah bidang-bidang sisi
bangun ruang tersebut.
a. Luas permukaan limas = luas alas + luas seluruh sisi tegak
b. Luas permukaan kerucut = luas bidang lengkung + luas alas
c. Luas permukaan bola = 4𝜋𝑅2 (R = jari-jari bola)
2. Volume suatu bangun ruang adalah “besarmya” bagun ruang tersebut.
1
a. Volume limas = 2 luas alas × tinggi
1 1
b. Volume kerucut = 3 × luas alas × tinggi = 3 𝜋𝑅2 𝑡 (R = jari-jari lingkaran