PENDAHULUAN
Bangun ruang merupakan salah satu komponen matematika yang perlu dipelajari
untuk menetapkan konsep keruangan. Maka dalam mata pelajaran Matematika perlu
diberikan topik pembelajaran ini kepada semua peserta didik sejak berada di jenjang sekolah
dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Kompetensi tersebut sangatlah perlu sebagai dasar dari peserta didik untuk
mengembangkan, memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi dalam kehidupan
sehari-hari.
Bagi siswa SMP/MTs pengenalan bangun ruang seperti Prisma dan Limas berupa
identifikasi bentuk bangun beserta analisis ciri-cirinya. Meskipun demikian siswa SMP/MTs
harus bisa memahami dan membedakan bentuk bangun ruang beserta cara menghitung luas
permukaan maupun volumenya.
Anak akan lebih tertarik untuk mempelajari geometri jika mereka terlihat secara aktif
dalam kegiatan-kegiatan individu atau kelompok berkenaan dengan geometri (bangunan-
bangunan). Anak hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan inventigasi secara individu
atau kelompok dengan bantuan benda-benda kongkret di sekitar anak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adalah:
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuannya adalah :
PEMBAHASAN
A. PRISMA
1. Pengertian Prisma
Definisi prisma dari berbagai sumber:
Prisma adalah bangun ruang yang memiliki sepasang bidang sejajar dan kongruen
yang merupakan alas dan tutup. Sedangkan bidang-bidang lainnya diperoleh
dengan menghubungkan titik-titik sudut dari dua bidang yang sejajar (Heru dan
Lisda, 2009:199).
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang sejajar yang saling
kongruen dan beberapa bidang lain yang memotong kedua bidang tersebut
menurut garis-garis yang sejajar (Marsigit dkk, 2011:20).
Menurut Wikipedia, prisma adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh
alas dan tutup identik berbentuk segi-n dan sisi-sisi tegak berbentuk segiempat.
Dengan kata lain prisma adalah bangun ruang yang mempunyai penampang
melintang yang selalu sama dalam bentuk dan ukuran.
Menurut Nahrowi Adjie dan Maulana, Prisma adalah bidang banyak yang
dibentuk oleh dua daerah polygon kongruen yang terletak pada bidang sejajar, dan
tiga atau lebih daerah jajaran genjang yang ditentukan oleh sisi-sisi dua daerah
polygon tersebut sedemikian hingga membentuk permukaan tertutup sederhana.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan, prisma adalah bangun ruang
yang dibatasi oleh dua sisi berhadapan yang sejajar dan kongruen serta sisi-
sisi lain yang tegak lurus dengan kedua sisi berhadapan tersebut.
Berdasarkan rusuk tegaknya, prisma dibedakan menjadi dua, yaitu prisma tegak dan
prisma miring. Prisma tegak adalah prisma yang rusuk-rusuk tegaknya tegak lurus pada
bidang atas dan bidang alas. Prisma miring adalah prisma yang rusuk-rusuk tegaknya
tidak tegak lurus pada bidang atas dan bidang alas. Gambar 1 adalah salah satu contoh
prisma miring.
Berdasarkan bentuk alasnya, terdapat prisma segitiga, prisma segi empat (balok),
prisma segi lima, dan seterusnya. Jika alasnya berupa segi n beraturan maka disebut
prisma segi n beraturan. Jika alasnya berbentuk lingkaran akan disebut tabung. Tinggi
prisma adalah jarak antara bidang alas dan bidang atas. Tinggi prisma ditunjukkan pada
Gambar 2.
Gambar 1 Gambar 2
2. Sifat-sifat Prisma
Setiap prisma memiliki sifat – sifat sebagai berikut :
a. Prisma memiliki bentuk alas dan atap yang kongruen. Pada gambar terlihat bahwa
segitiga ABC dan DEF memiliki ukuran dan bentuk yang sama.
b. Setiap sisi bagian samping prisma berbentuk persegi panjang. Prisma
segitiga pada gambar dibatasi oleh tiga persegipanjang di setiap sisi sampingnya,
yaitu ABED, BCFE, dan ACFD.
c. Prisma memiliki rusuk tegak. Perhatikan prisma segitiga pada gambar. Prisma
tersebut memiliki tiga buah rusuk tegak, yaitu AD, BE, dan CF. Rusuk tersebut
dikatakan tegak karena letaknya tegak lurus terhadap bidang alas dan atas.
d. Setiap diagonal bidang pada sisi yang sama memiliki ukuran yang sama. Prisma
segitiga ABC.DEF pada gambar diagonal bidang pada sisi ABED memiliki ukuran
yang sama panjang. Perhatikan bahwa AE = BD, BF = CE, dan AF = CD.
Atau biasa kita sebut dengan Balok. Balok adalah prisma siku-siku atau paralelepipedum
siku-siku atau paralelepipedum yang semua sisinya merupakan persegi panjang.
4. Melukis Prisma
Untuk menggambar sebuah prisma, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan, yaitu:
a. Terdapat dua bidang yang sejajar dan kongruen (bentuk dan ukurannya sama) yaitu
bidang alas dan bidang tutup.
b. Rusuk-rusuk tegak pada prisma panjangnya sama.
c. Rusuk-rusuk yang tidak terlihat oleh pandangan, digambar dengan garis putus-putus.
Menggambar prisma tegak segitiga
a. Gambarlah alas prisma (segitiga).
b. Tariklah garis tegak lurus dan sama panjang di ketiga titiksudut segitiga.
c. Gambarlah tutup prisma dengan menghubungkan ketiga ujung garis.
5. Jaring-jaring Prisma
Jaring-jaring suatu bangun ruang adalah suatu pola gambar dimensi dua yang dapat
digunakan untuk membentuk suatu bangun ruang. Jaring-jaring prisma diperoleh dengan cara
mengiris beberapa rusuk prisma tersebut sedemikian sehingga seluruh permukaan prisma
terlihat. Misalkan, prisma yang akan dibuat jaring-jaringnya adalah prisma segitiga. Berikut
ini adalah alur pembuatan jaring-jaring prisma segitiga.
Dari Gambar di atas , terlihat bahwa jaring-jaring prisma memiliki tiga persegi panjang
sebagai sisi tegak dan dua segitiga sebagai sisi alas dan sisi atas. Berikut ini adalah berapa
jaring-jaring prisma segitiga yang lain.
Terdapat beberapa macam bentuk jaring-jaring prisma segitiga yang dapat dibuat.
Semuanya bergantung pada cara mengiris beberapa rusuk prisma segitiga tersebut. Di
bawah ini contoh jaring-jaring prisma segi-enam.
Untuk mencari luas permukaan prisma, yaitu harus kita cari semua luas sisi-sisi pada bangun
ruang itu. Luas permukaan prisma sama dengan:
Luas ABC + Luas DEF + Luas ABED + Luas BCFE + Luas ACFD
Tentunya, luas tutup prisma sama dengan luas alas prisma. Sedangkan luas
samping/selimutnya, yaitu luas sisi alas dikalikan dengan tingginya.
Luas ABED = AB × BE = AB × t
Luas BCFE = BC × CF = BC × t
Luas ACFD = AC × CF = AC × t
Sehingga, luas permukaannya adalah
Luas Permukaan = L.ABC + L.DEF + L.ABED + L.BCE + L.ACFD
Luas Permukaan = 2 × Luas alas + AB × t + BC × t + AC × t
Luas Permukaan = 2 × Luas alas + (AB + BC + AC) × t
Luas Pemukaan = 2 × Luas alas + (Keliling alas) × t
Secara umum juga bisa didapatkan demikian, yaitu luas permukaan suatu prisma itu sama
dengan 2 kali luas alasnya, ditambah dengan keliling yang dikalikan dengan tingginya, secara
umum, bisa dituliskan :
Luas permukaan Prisma = (2 × Luas alas) + (Keliling alas × t)
7. Volume Prisma
Volum Prisma Tegak Segitiga Siku-siku
Prisma tegak segitiga siku-siku diperoleh dari membelah balok menjadi 2 bagian yang
sama melalui salah satu bidang diagonal ruangnya (lihat gambar di atas). Oleh sebab itu
maka:
V prisma tegak segitiga siku-siku = 1/2 dari volume balok
= 1/2 x p x l x t
= (1/2 x p x l) x t
= Axt
Jadi volume tegak segitiga siku-siku = Axt
dengan; A = luas alas, alasnya berbentuk segitiga siku-siku
t = tinggi prisma.
Prisma tegak segitiga sembarang diperoleh dari merangkai 2 prisma tegak segitiga siku-siku
AP1C1.DQ1F1 dan prisma tegak segitiga siku-siku P2BC2.Q2EF2. Hasilnya akan berupa
prisma tegak segitiga sembarang ABC.DEF. Jika A1dan A2 berturut-turut adalah luas alas
prisma tegak segitiga siku-siku pertama dan kedua, sedang tinggi kedua prisma sama, maka
volume dari prisma tegak segitiga sembarang yang dibentuknya yaitu prisma ABC.DEF
adalah
V = V1 + V2
= A1 t + A2 t
= (A1 + A2) t
= A x t.
Jadi volume prisma tegak segitiga sembarang = A x t
Dengan; A = luas alas, alasnya berbentuk segitiga siku-siku dan t = tinggi prisma.
1. Pengertian Limas
Limas adalah bangun ruang yang memiliki sisi atau bidang samping berbentuk
segitiga dan memiliki puncak.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, limas berarti benda ruang yang alasnya
berbentuk segitiga (segi empat dan sebagainya) dan bidang sisinya berbentuk segitiga dengan
titik puncak yang berimpit.
Jenis bangun ruang limas yang pertama ialah limas segitiga. Limas segitiga merupakan
bangun ruang limas yang alasnya berbentuk segitiga (bisa segitiga sama sisi, sama kaki, siku
siku ataupun segitiga sembarang). Supaya lebih jelas, simak gambar limas segitiga ABCD
dibawah ini.
Selanjutnya ialah limas segiempat yang merupakan limas yang bangunan alasnya berbentuk
segiempat (dar mulai persegi, trapesium, persegi panjang, layang layang, belah ketupat, jajar
genjang atau lainnya). Untuk lebih jelasnya, amati gambar limas segiempat ABCDE dibawah
ini:
3) Limas Segi Lima
Sama halnya dengan limas segitiga dan juga limas segiempat diatas, pada limas segilima juga
mempunyai alas yang bentuknya berupa bangun segi lima. Bisa berupa segi lima teratur atau
segi lima sembarang. Perhatikanlah gambar segilima ABCDE.F dibawah ini.
Selanjutnya ialah bangun ruang limas segi enam. Bangun ruang ini ialah bangu yang alasnya
berbentuk segienam dari segi enam yang teratur ataupun segi enam sembarang. Untuk
memperjelas pengertian limas segi enam, perhatikan gambar limas segi enam ABCDEF.G
dibawah ini:
1) Limas segitiga
Memiliki 4 buah titik sudut, 3 buah titik sudut itu terdapat pada bagian alas kemudian
1 titik sudutnya berada di titik puncak
Mempunyai 4 buah sisi yaitu 3 sisi tegak dan 1 buah sisi alas
Memiliki 5 buah titik sudut, 4 buah titik sudut itu terdapat pada bagian alas dan 1
buah pada bagian puncak
Mempunyai 5 buah sisi, 1 sisi terdapat pada alas yang berbentuk segi empat kemudian
4 buah sisi lainya tegak yang memiliki bentuk segitiga
Mempunyai 6 buah titik sudut , 5 buah pada bagian alas sedangkan 1 buah sudut
terdapat pada bagian puncak
Memiliki 6 buah sisi, 5 buah sisi terdapat pada bagian samping sedangkan 1 sisi
lainnya terdapat pada bagian alas
Memiliki 7 buah titik sudut, 6 buah titik sudut terdapat di bagian alas sedangkan 1
buah titik sudut terdapat pada bagian atas atau puncak
Mempunyai 7 buah sisi satu sisi terdapat pada bagian alas sedangkan 6 buah sisi lain
terdapat pada bagian samping
Bangun ruang limas segitiga adalah sebuah bangun ruang yang memiliki alas berbetuk
segitiga. Untuk memperoleh jaring jaring limas segitiga ini, kita bisa mengiris sisi sisi bagian
sampingnya dan selanjutnya merebahkannya sehingga akan kamu peroleh jaring – jaring
limas segitiga.
Gambar diatas adalah sebuah gambar yang menunjukkan adanya proses pembentukan dari
jaring – jaring limas segitiga.
2) Jaring Jaring Limas Segiempat
Selanjutnya adalah bangun ruang limas segi empat yang merupakan sebuah bangun ruang
limas yang mempunyai alas berbentuk segiempat.
Untuk mengetahui bagimana jaring – jaring limas segiempat, kita juga bisa mengiris sisi-sisi
bagian sampingnya dan merebahkannya. Dengan begitu, akan diperoleh sebuah jaring –
jaring limas segiempat sebagaimana berikuti!
Gambar di atas adalah sebuah proses pembentukan dari jaring-jaring limas segiempat.
Pada gambar diatas adalah sebuah gambar segi empat yang terlihat apabila setiap limas
mempunyai sisi samping berbentuk segitiga. Limas segiempat E.ABCD, mempunyai sisi-sisi
yang terbentuk diantaranya: sisi ABCD (untuk sisi alasnya), ABE (adalah sisi depannya),
DCE (merupakan sisi belakangnya), BCE (adalah sisi samping kiri), & ADE (adalah sisi
samping kanannya).
b. Rusuk
Apabila kita melihat gambar bangun ruang limas segiempat E.ABCD diatas, maka dapat
disimpulkan apabila limas tersebut mempunyai 4 rusuk alas dengan 4 rusuk tegak. Bagian
rusuk alasnya adalah AB, BC, CD, & DA. Sementara rusuk tegaknya adalah AE, BE, CE, &
DE.
c. Titik Sudut
Selain itu, jumlah titik sudut bangun ruang limas juga sangat bergantung dengan bentuk
alasnya. Masing masing limas memiliki titik puncak (yang merupakan titik yang berada di
atas).
Uraian jumlah titik sudut setiap bangun limas adalah sebagai berikut:
Pada bangun ruang limas sebenarnya memiliki diagonal bidang ataupun diagonal sisi dengan
jumlah yang tergantung pada jenis limasnya.
Misalkan saja pada limas segi empat yang memiliki 2 diagonal bidang ataupun limas segi
lima mempunyai 5 diagonal bidang.
e. Bidang diagonal
Untuk limas yang mempunyai bidang diagonal yang berbentuk dari diagonal sisi di bagian
sisi alasnya ada dua rusuk samping. Bangun limas ini tidak mempunyai diagonal ruang.
Bangun ruang limas segilima ialah bangun limas yang alasnya berbentuk segilima. Jaring-
jaring limas segilima juga bisa diperoleh dengan mengiris sisi-sisi bagian sampingnya
selanjutnya rebahkanlah. Dengan begitu akan kamu peroleh jaring-jaring limas segilima
dengan bentuk berikut ini!
Gambar di atas adalah proses pembentukan adalah jaring-jaring limas segilima.
Bangun ruang limas segienam adalah bangun limas dengan alas berbentuk segi enam. Jaring-
jaring limas segienam juga dapat diperoleh dengan mengiris sisi-sisi sampingnya lalu
merebahkannya. Sehingga akan didapat sebuah jaring-jaring limas segienam sebagaimana
gambar berikuti ini:
Dalam menentukan luas permukaan prisma kita menggunakan jaring-jaring prisma. Nah,
dengan cara yang sama seperti cara menentukan luas permukaan prisma kita bisa menentukan
luas permukaan suatu limas dengan menggunakan jarring-jaringnya. Hal pertama yang Anda
harus ketahui adalah gambar jarring-jaring sebuah limas.
L. ABCD merupakan luas alas limas, sedangkan L. ∆TAB, L. ∆TBC, L. ∆TCD, dan
L. ∆TAD merupakan luas sisi miringnya. Maka secara umum luas permukaan limas dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Luas permukaan limas = luas alas + jumlah luas seluruh sisi tegak
7. Volume Limas
Gambar tersebut diataas menunjukkan sebuah kubus ABCD.EFGH. Kubus tersebut memiliki
4 buah diagonal ruang yang saling berpotongan di titik O.
Jika diamati secara cermat, keempat diagonal ruang tersebut membentuk 6 buah limas
segiempat, yaitu limas segiempat O.ABCD, O.EFGH, O.ABFE, O.BCGF, O.CDHG, dan
O.DAEH. Dengan demikian, volume kubus ABCD.EFGH merupakan gabungan volume
keenam limas tersebut.
PENUTUP
KESIMPULAN
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua sisi berhadapan yang sejajar dan
kongruen serta sisi-sisi lain yang tegak lurus dengan kedua sisi berhadapan tersebut.
Nama suatu prisma didasarkan pada nama alasnya, diantaranya prisma segitiga,
prisma segi empat, prisma persegi (kubus), prisma persegi panjang (balok), prisma segi lima,
dan prisma segi enam.
Garis-garis yang membentuk prisma disebut rusuk prisma dan keseluruhan rusuk
prisma membentuk kerangka prisma atau jaring-jaring prisma. Garis yang melalui titik berat
bidang atap dan titik berat bidang alas disebut tinggi prisma. Garis yang menghubungkan dua
titik pojok yang tidak sebidang disebut diagonal ruang, sedangkan bidang yang melalui dua
diagonal bidang (sisi) yang sejajar dan tidak sebidang disebut bidang diagonal.
Limas adalah bangun ruang yang memiliki sisi atau bidang samping berbentuk
segitiga dan memiliki puncak.
Bidang-bidang pembentuk limas disebut bidang limas dan garis yang merupakan
perpotongan antara dua sisi limas disebut rusuk limas. Jarak antara titik puncak limas dengan
bidang alas disebut tinggi limas.
Nama suatu limas didasarkan pada nama sisinya, diantaranya limas segitiga, limas
segi empat, limas segi lima, limas segi enam dan limas lingkaran (kerucut). Limas segitiga
sering disebut bidang empat, karena permukaan limas tersebut terdiri atas empat bidang datar.
Apabila keempat bidang datar merupakan segitiga-segitiga yang saling kongruen (segitiga
sama sisi), maka limasnya disebut empat beraturan (tetraedar).
Luas permukaan limas = luas alas + jumlah luas seluruh sisi tegak
Volume Limas = 1/3 x luas alas x tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Adinawan, Cholik dan Sugijono. Matematika SMP/ MTs Kelas IX. Jakarta : Erlangga. 2002.
https://blog.ruangguru.com/pengertian-sifat-dan-rumus-rumus-prisma
https://blog.ruangguru.com/pengertian-dan-rumus-rumus-limas