B. PRISMA
1. Pengertian Prisma
Jika sebuah garis lurus bergerak dalam ruang tanpa perubahan garis
dan mengikuti keliling suatu segi-n, maka jejak yang terbentuk disebut
permukaan prismatik ( prismatic surface). Ketika garis yang bergerak tepat
melalui titik pada segi-n, maka garis ini disebut rusuk permukaan
prismatik.
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang segi-n
yang sejajar dan kongruen, serta bidang-bidang tegak yang
menghubungkan bidang segi-n tersebut.
Perhatikan gambar berikut.
4. Jaring-Jaring Prisma
Berikut ini adalah contoh jaring-jaring prisma:
Luas permukaan prisma = luas sisi prisma + luas atap + luas alas
6. Volume Prisma
a. Volume prisma tegak segitiga siku-siku
Volume prisma segitiga siku-siku dapat dicari dengan
membuat dua buah prisma segitiga siku-siku yang kongruen
sehingga dapat dibentuk mennjadi sebuah balok.
V = A t
atau
( L1 L2 ) t
luas ABC t
Jadi secara umum volume prisma adalah
( A1 A2 .... A6 ) t
A t
Dengan penurunan yang sama, maka diperoleh,
( A1 A2 .... An ) t
A t
Jadi secara umum volume prisma segi-n = luas alas tinggi
d. Prinsip cavalieri
Misalkan dua bangun ruang B1 dan B2 terletak pada suatu
bidang datar H. Jika setiap bidang yang sejajar H memotong kedua
bangun ruang dan hasil perpotongannya mempunyai luas yang
sama, maka volum B1 = volum B2 .
n(n 3)
Banyak diagonal bidang alas prisma segi n
2
n(n 3)
Banyak bidang diagonal prisma segi n
2
2. Sifat-Sifat Balok
Sifat-sifat pada balok sebagai berikut:
a. Memiliki 6 sisi (bidang) berbentuk persegi panjang yang tiap
pasangnya kongruen. Sisi (bidang) tersebut adalah bidang PQRS,
TUVW, QRVU, PSWT, PQUT, dan SRVW.
b. Memiliki 12 rusuk, dengan kelompok rusuk yang sama panjang
sebagai berikut.
1) Rusuk PQ = SR = TU = WV.
2) Rusuk QR = UV = PS = TW.
3) Rusuk PT = QU = RV = SW.
c. Memiliki 8 titik sudut, yaitu titik P, Q, R, S, T, U, V, dan W.
d. Memiliki 12 diagonal bidang, di antaranya PU, QV, RW, SV, dan
TV.
e. Memiliki 4 diagonal ruang yang sama panjang dan berpotongan di
satu titik, yaitu diagonal PV, QW, RT, dan SU.
3. Melukis Balok
Untuk melukis balok, perhatikan langkah-langkah berikut:
a. Lukislah sisi balok bagian depan dan bagian belakang yang
berbentuk persegi panjang (persegi panjang ABFE dan CDHG).
Rusuk yang tidak terlihat dari depan digambar putus-putus (rusuk
CD dan DH).
4. Jaring-Jaring Balok
Jaring-jaring balok adalah sebuah bangun datar yang jika dilipat
menurut ruas-ruas garis pada dua persegi panjang yang berdekatan
akan membentuk bangun balok.
misalkan terdapat balok
6. Volume Balok
Pada sebuah balok, percobaan paling mudah untuk menentukan volum
adalah dengan menggunakan kubus satuan. Sebagai contoh balok
dengan ukuran panjang 3 satuan, lebar 2 satuan dan tinggi 4 satuan
dapat diisi dengan menggunakan kubus satuan sebanyak 3 2 4
Volum Balok = p l t
Volum Balok = A t
D. KUBUS
2. Unsur-Unsur Kubus
a. Sisi/Bidang
Sisi kubus adalah bidang yang membatasi kubus. Dari Gambar 2
terlihat bahwa kubus memiliki 6 buah sisi yang semuanya berbentuk
persegi, yaitu ABCD (sisi bawah), EFGH (sisi atas), ABFE (sisi depan),
CDHG (sisi belakang), BCGF (sisi samping kiri), dan ADHE (sisi
samping kanan).
b. Rusuk
Rusuk kubus adalah garis potong antara dua sisi bidang kubus dan
terlihat seperti kerangka yang menyusun kubus. Coba perhatikan
kembali Gambar 2. Kubus ABCD.EFGH memiliki 12 buah rusuk, yaitu
AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH.
c. Titik Sudut
Titik sudut kubus adalah titik potong antara dua rusuk. Dari
Gambar 2, terlihat kubus ABCD. EFGH memiliki 8 buah titik sudut,
yaitu titik A, B, C, D, E, F, G, dan H.
3. Sifat-Sifat Kubus
Untuk memahami sifat-sifat kubus, coba kamu perhatikan gambar 6.
4. Melukis Kubus
langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Gambarlah sebuah persegi, misalkan persegi ABFE yang berperan
sebagai sisi depan. Bidang ABFE ini disebut sebagai bidang frontal,
artinya bidang yang dibuat sesuai dengan bentuk sebenarnya.
b. Langkah selanjutnya, buatlah ruas garis yang sejajar dan sama panjang
dari setiap sudut persegi yang telah dibuat sebelumnya. Panjang ruas-
ruas garis tersebut kurang lebih setengah dari panjang sisi persegi
dengan kemiringan kurang lebih 45°. Garis AD digambar putus-putus,
ini menunjukkan bahwa ruas garis tersebut terletak di belakang persegi
ABFE.
c. Kemudian, buatlah persegi dengan cara menghubungkan ujung-ujung
ruas garis yang telah dibuat sebelumnya. Beri nama persegi CDHG.
Persegi tersebut berperan sebagai sisi belakang dari kubus yang akan
dibuat. Terlihat bahwa sisi atas, sisi bawah, dan sisi samping
digambarkan berbentuk jajargenjang. Bidang seperti ini disebut bidang
ortogonal, artinya bidang yang digambar tidak sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
5. Jaring-Jaring Kubus
Untuk mengetahui jaring-jaring kubus, lakukan kegiatan berikut
dengan kelompok belajarmu.
a. Siapkan tiga buah dus yang berbentuk kubus, gunting, dan spidol.
b. Ambil salah satu dus. Beri nama setiap sudutnya, misalnya
ABCD.EFGH.
c. Kemudian, irislah beberapa rusuknya mengikuti alur berikut:
Jika kamu melakukan dengan benar, pada dus pertama akan diperoleh
bentuk berikut:
Pola 231 artinya berbaris pada rangkaian 3 persegi dengan 2 persegi dan
1 persegi terletak pada sebelah menyebelah rangkaian 3 persegi.
6 s2
L 6s 2
7. Volume Kubus
Misalkan, sebuah bak mandi yang berbentuk kubus memiliki
panjang rusuk 1,2 m. Jika bak tersebut diisi penuh dengan air, berapakah
volume air yang dapat ditampung? Untuk mencari solusi permasalahan ini,
kamu hanya perlu menghitung volume bak mandi tersebut. Bagaimana
mencari volume kubus?
Untuk menjawabnya, coba kamu perhatikan Gambar 11.
E. PERMASALAHAN
1. Siswa kesulitan dalam membedakan antara bidang diagonal, diagonal
bidang dan diagonal ruang pada prisma.
Penyelesaian:
Siswa di hadapkan pada beberapa gambar diagonal sebagai berikut:
3 4
6
5
jika persegi yang diarsir merupakan alas kubus, maka persegi yang merupakan
atap kubus adalah....
AC AB2 BC 2
122 92
225
15 cm
Luas ACGE AC CG
15 8
120cm 2
Luas sisi:
Alas = p l 48
Samping = l t 30
Depan = p t 40
pers1 43 p 8
pers 2 30 t 5
pers3 40 p 4
pers 2 30 l 3
Didapat
p :l :t 8:6:5
Misal p = 8y
l = 6y
p l 48
48 y 2 48
y2 1 y 1
l = 6y = 6cm
t = 5y = 5cm
jadi V p l t 8 6 5 240cm3
Dewi Nuharini dkk. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasi 2. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.