PENDAHULUAN
Transformasi telah dikenal sejak lama, dimulai dari Zaman Babilonia, Yunani, para
ahli aljabar muslim abad ke-9 sampai ke-15 dan dilanjutkan matematikawan eropa abad ke18 sampai dua dekade pertama abad ke-19. Geometri transformasi merupakan suatu bab yang
membahas mengenai perpindahan suatu titik pada bidang dimensi dua atau datar.
Transformasi meliputi refleksi, rotasi. dilatasi, translasi. Pada makalah ini dikhususkan
membahas mengenai refleksi (pencerminan). Dimana refleksi adalah pencerminan, yaitu
proses mencerminkan setiap titik bangun geometri itu terhadap garis tertentu (sumbu cermin /
sumbu simetri).
BAB II
ISI
2.1. Definisi Pencerminan (Refleksi)
Definisi: Suatu pencerminan (refleksi) pada sebuah garis s adalah suatu fungsi
yang didefinisikan untuk setiap titik pada bidang V sebagai berikut :
i.
jika
ii.
jika
Pencerminan
, maka
, maka
pada garis
sehingga garis
adalah sumbu
. Garis
dinamakan sumbu refleksi atau sumbu pencerminan atau singkat cermin (Rawuh.
1992: 34).
2.2. Teorema
2.2.1. Teorema 1: Setiap refleksi pada garis adalah suatu transformasi.
2.2.2. Teorema 2: Setiap refleksi pada garis adalah suatu isometri.
2.3. Pembuktian Teorema
2.3.1. Pembuktian teorema 1
Ms: V V (Ms suatu fungsi dari V ke V (bidang Euclid))
Berdasarkan definisi diatas, jelas bahwa domain dari Ms adalah V.
Daerah hasil dari Ms juga pada V, sebab apabila kita mengambil x V , x s
atau x s. Untuk x s, Ms(x) = x s . Untuk x s , Ms(x) = y, dimana s
2
sumbu dari
xy
, artinya
yx V
, maka
Sehingga,
Jadi Ms surjektif.
II. Akan dibuktikan Ms injektif.
Kasus 1
Misalkan A1
A2
A2
Kasus 2
Ambil A1 s, A2
i.
Ms(A1 ) = A1 '= A1
ii.
Karena A1 s, A2
s, maka
s, maka A1
A2
Kasus 3
Untuk A1
s, A2
s, A1
A2
3
A1'
A2'
s.
Andaikan A1 A2, maka menurut teorema tidak ada 2 buah garis yang
tegak lurus terhadap garis sumbu s yang melalui titik yang sama.
Artinya jika Ms(A1) = Ms(A2), maka haruslah A1 A2. Padahal diketahui
A1
A2.
Jadi haruslah , A1
A2
Ms(A1)
Ms(A2)
Karena Ms surjektif dan injektif maka berlaku bahwa setiap refleksi pada garis
adalah suatu transformasi (Hamzah. 2011).
2.3.2. Pembuktian teorema 2
Ambil sembarang A, B, A, B V dengan Ms(A) = A dan Ms(B) = B.
Akan ditunjukkan AB = AB.
Kasus I
Jika A, B s maka Ms(A) = A = A dan Ms(B) = B = B.
Jadi AB = AB
Ms(A) = A, Ms(B) = B.
Kasus II
Jika A s, B
Akan ditunjukkan AB = AB
4
Perhatikan
ABC &
AB'C
AC = AC (berimpit)
m( ABC) = m( ACB') (karena siku-siku)
BC = BC (karena s sumbu simetri)
Menurut teorema karena
S) yang sama, maka
ABC
AB'C
Jadi AB = AB.
Kasus III
Jika A, B S dan Ms(A) = A, Ms(B) = B.
Akan ditunjukkan AB = AB
Perhatikan
DC = DC (berimpit)
m( DCB) = m( DCB') (karena siku-siku)
BC = BC (karena s sumbu simetri)
Menurut teorema karena
BDC &
BDC
B' DC.
maka
5
..................(1)
Perhatikan
BAD &
B' AD
AD = AD (berimpit)
...........(1)
DB = DB (diketahui)
Menurut teorema karena
BAD &
B' AD
Jadi AB = AB
(Hamzah. 2011).
10
11
12
BAB III
KESIMPULAN
1. Suatu pencerminan (reflexi) pada sebuah garis s adalah suatu fungsi Ms yang
didefinisikan untuk setiap titik pada bidang V sebagai berikut:
jika P s maka Ms (P) = P sehingga garis s adalah sumbu PP' . Pencerminan M pada
garis s selanjutnya dilambangkan sebagai Ms. garis s disebut sumbu refleksi / sumbu
13