Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Kesebangunan

Kesebangunan merupakan sebuah bangun datar di mana sudut – sudutnya


mempuntai kesesuaian yang sama besarnya. Dan juga panjang sisi – sisi
sudutnya juga bersesuai dengan mempunyai sebuah perbandingan yang
sama.

Dengan kata lain, kesebangunan merpuakan dua buah bangun yang memiliki
sudut serta panjang sisi yang sama.

Kesebangunan pada umumnya dilambangkan dengan menggunakan simbol


notasi ≈.

Perhatikan contoh di bawah ini:

Dua Bangun Datar yang Sebangun

Bangun datar di atas sebangun dengan:


Dua bangun datar di atas adalah dua bangun yang sebangun, dengan
memiliki beberapa sifat seperti yang ada di bawah ini:

1. Pasangan Sisi -sisinya yang Bersesuaian mempunyai Perbandingan


Nilai yang Sama. Berikut penjelasannya:

 Sisi  AD dan KN merupakan AD/KN = 3/6 = 1/2


 Sisi AB dan KL merupakan AB/KL = 3/6 = 1/2
 Sisi BC dan  LM merupakan BC/LM = 3/6 = 1/2
 Sisi CD dan MN merupakan CD/MN = 3/6 = 1/2
Sehingga, dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa AD/KN = AB/KL =
BC/LM = CD/MN.

2. Besar Sudut – Sudut yang Bersesuaian Sama, yaitu:

∠A = ∠P; ∠B = ∠Q; ∠C = ∠R

Jika kita bicara pada konteks bangun datar, selain perbandingan yang
memiliki panjang sama, supaya dapat dikatakan sebangun, dua
bangun datar tersevut harus memenuhi dua syarat di bawah ini:

 Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar


 Sisi-sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan yang
sama

Pengertian Kekongruenan
Kekongruenan merupakan dua buah bangun datar yang di mana kedua
bangunnya sama – sama memiliki bentuk dan juga ukuran yang sama.

Kekongruenan ini biasa dilambangkan dengan pemakaian simbol ≅.

Perhatikan contoh di bawah ini:

1. Dua Bangun Datar yang Kongruen

Pada kedua bangun di atas adalah bangun yang kongruen, karena panjang KL
= PQ, Panjang LM = QR, panjang MN = RS, panjang NK = SP  maka oleh
karena itu, pada bangun KLMN dan PQRS dapat dikatakan adalah kongruen
karena memiliki bentuk dan ukuran yang sama.

2. Dua Segitiga yang Kongruen

Secara geometris, dua segitiga yang kongruen merupakan dua buah bangun
segitiga yang saling menutupi dengan tepat.
Sifat dari kedua bangun segitiga kongruen tersebut antara lain yakni:

a. Pasangan sisi yang bersesuaian merupakan sama panjang.

b. Sudut yang bersesuaian merupakan sama besar.

Segitiga bisa disebut sebagai kongruen mana kala bisa memenuhi beberapa
syarat seperti berikut:

a. Tiga Sisi yang Bersesuaian Sama Besar (sisi, sisi, sisi)

Berdasarkan gambar dari segitiga ABC serta segitiga PQR di atas, diketahui jika


keduanya mempunyai panjang AB = PQ, panjang AC = PR, serta panjang BC =
QR. 

b. Sudut dan Dua Sisi yang Bersesuaian Sama Besar (sisi, sudut, sisi)
Berdasarkan dari gambar bangun segitiga ABC serta segitiga PQR di atas,
diketahui jika kedua bangunnya memiliki sisi AB = PQ, ∠B = ∠Q,  dan juga
sisi BC = QR

c. Satu Sisi Apit dan Dua Sudut yang Bersesuaian Sama Besar (sudut, sisi,
sudut)
Berdasarkan dari gambar bangun segitiga ABC dan segitiga PQR di atas,
diketahui bahwa, ∠A =  ∠P,  sisi AC = PR, serta ∠Q = ∠R.

Dua bangun yang sama persis memang disebut sebagai kongruen.


Namun, secara formal, dalam konteks bangun datar, jika terdapat dua
buah bangun datar bisa disebut kongruen apabila dapat memenuhi
dua syarat, yakni:

 Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar


 Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang
Baca juga: Matematika Keuangan

Perbedaan Kesebangunan dan


Kekongruenan
Hal mendasar yang membedakan kongruen dan sebangun yaitu:

Bangun dikatakan kongruen jika sisi-sisi yang bersesuaian harus sama


panjang. Sementaa jika bangun dikatakan sebangun apabila perbandingan
sisi-sisi yang bersesuaian harus sama besar.

Sehingga dapat kita simpulkan bahwa, seluruh bangun yang kongruen sudah
pasti sebangun, namun jika sebangun belum tentu kongruen.

Contoh Soal Dan Pembahasan


Berikut akan kami berikan contoh soal sekaligus pembahasannya mengenai
Kongruen dan Kesebangunan. Perhatikan baik-baik ya..

Soal 1.

Gilang memiliki tinggi badan 150 cm. Gilang kemudian berdiri pada titik yang
memiliki jarak 10 m dari suatu gedung.

Ujung bayangan dari Gilang berimpit dengan ujung bayangan gedung. Jika
panjang bayangan Febri yaitu 4 m, maka tinggi gedung tersebut yaitu ….
Jawab:

Kita perhatikan terlebih dahulu pada gambar bangun segitiga ABE dan
segitiga ACD!

Dilihat dair prinsip kesebangunan, maka bisa kita dapatkan jika EB/DC =
AB/AC, sehingga:

Maka kita ketahui hasilnya yakni: DC = 5,24 m.

Soal 2:

Perhatikan gambar bangun datar di bawah ini:


Berdasarkan gambar bangun persegi panjang ABCD dan PQRS di atas ialah
sebagun. Sehingga hitunglah:

a. Berapa panjang PQ?


b. Berapa luas dan juga keliling persegi panjang PQRS?

Jawab:

a. Perbandingan sisi AB dengan AD bersesuaian dengan


sisi PQ dan PS sehingga:

PQ/ PS = AB/AD
PQ/6 = 16/4
PQ = 16×6/ 4 = 96/4 = 24 cm.

Sehingga diketahui panjang PQ yaitu 24 cm.

b. Mencari luas dan juga keliling persegi panjang PQRS:

Luas persegi panjang menggunakan rumus: panjang x lebar, sehingga:

Luas persegi panjang PQRS yakni:


PQ x PS = 24 cm x 6 cm = 144 cm2
Keliling persegi panjangnya yakni:
Keliling persegi panjang PQRS = PQ + QR + RS + SP = 24 cm + 6 cm + 24 cm
+ 6 cm = 60 cm.

Soal 3. SOAL UN MATEMATIKA SMP 2016

“Lebar Sungai”
Andi ingin mengetahui lebar sungai. Di seberang sungai terdapat sebuah
pohon. Untuk itu dia menancapkan tongkat sehingga berada pada posisi A, B,
C, dan D dengan ukuran seperti pada gambar.

Andi ingin mengukur lebar sungai dari tongkat D sampai pohon. Berapa lebar
sungai tersebut?
A.     11 m
B.     12 m
C.     15 m
D.     16 m

Pembahasan:
Perhatikan sketsa berikut!
Lebar sungai dapat dihitung dengan memanfaatkan kesebangunan segitiga.
Lebar sungai = DP

DP/ AP = DC/AB

DP/ 4+DP = 6/8

8DP = 6 x (4 + DP)

8DP = 24 + 6DP

8DP – 6DP = 24

2DP = 24

DP = 24/2 = 12m

Sehingga, lebar sungai adalah= DP = 12 m.

Jawaban: B

Soal 4. Soal UN Matematika SMP/MTS Tahun 2010

Perhatikan gambar!
P dan Q merupakan titik tengah diagonal BD dan AC. Panjang PQ adalah .…

A.     5 cm
B.     4 cm
C.     3 cm
D.     2 cm

Jawab:

Rumus cepat untuk memperoleh panjang PQ yaitu dengan cara:

PQ = 1/2 (DC – AB)

PQ = 1/2(12 – 6)

PQ = 1/2 x 6

PQ = 3

Sehingga, jawabannya adalah C.

Anda mungkin juga menyukai