Anda di halaman 1dari 10

Kegiatan 1:

SPLDV
2.1 Kompetensi Dasar
3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang
dihubungkan dengan masalah kontekstual.
4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua
variabel.

2.2 Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menentukan selesaian persamaan linear dua variabel Menentukan bentuk persamaan
linear dua variable dan bukan persamaan linear dua variabel
2. Menuliskan dengan kalimat sendiri pengertian sistem persamaan linear dua variabel
3. Menentukan selesaian dan bukan selesaian persamaan linear dua variabel

2.3 Materi Pokok


1. Sistem persamaan linear dua variabel

2.4 Uraian Materi

1. Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV)

Oh iya, sebelum itu, kita ketahui dulu yuk, apa itu SPLDV. Di kelas VII,
tentunya, kamu sudah mempelajari materi tentang Persamaan Linear Satu
Variabel (PLSV), ya. Selain ada PLSV, ada juga yang namanya Persamaan
Linear Dua Variabel (PLDV), nih.
Lalu, apa sih bedanya PLSV dengan PLDV? Bedanya, kalau PLSV,
persamaannya hanya memiliki satu variabel saja, sedangkan PLDV,
persamaannya memiliki dua variabel. Nah, variabel-variabel ini hanya
memiliki pangkat atau derajat bernilai satu. Kamu bingung nggak, nih?
Kalau bingung, yuk, coba perhatikan contoh di bawah ini! 

Contoh:
a. x + 2 = 12
Merupakan Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) dengan variabelnya
yaitu x

b. 4x + 3y = 6
Merupakan Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV) dengan variabelnya
yaitu x dan y

c. y + 2 = 0
Merupakan Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) dengan variabelnya
yaitu y

d. a – b = 7
Merupakan Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV) dengan variabelnya
yaitu a dan b

e. x = -2
Merupakan Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) dengan variabelnya
yaitu x

Bagaimana, sudah paham kan letak perbedaannya? Jadi, persamaan


linear dua variabel (PLDV) ialah persamaan yang mengandung dua variabel
dimana pangkat/derajat tiap-tiap variabelnya sama dengan satu. Misalnya :

2x + y = 6.
Bentuk Umum PLDV :
ax + by = c
Dimana : x dan y disebut variabel.
2. Pengertian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Apabila terdapat dua atau lebih PLDV yang memiliki hubungan satu


sama lain dan memiliki satu buah penyelesaian, maka itulah yang
dinamakan dengan SPLDV.Bentuk umum SPLDV :

Contoh:
a. 4x + 3y = 6
x – 2y = 4
Merupakan SPLDV , karena kedua persamaan memiliki dua variabel yakni
variabel x dan y dengan pangkat satu dan berhubungan satu sama lain.

b. x + y = 2
a–b=7
Bukan SPLDV , karena dua PLDV tersebut variabelnya tidak terkait satu
sama lain. PLDV pertama variabelnya x dan y, sedangkan PLDV yang
kedua variabelnya a dan b.

c. 2a + b = 3
-a - 2b = 4
Merupakan SPLDV , karena kedua persamaan memiliki dua variabel yakni
variabel a dan b dengan pangkat satu dan berhubungan satu sama lain.

d. 3x2 + y2 = 2
x2 +3y2 = 5
Bukan SPLDV , karena kedua persamaan memiliki dua variabel yakni
variabel x dan y dengan pangkat tidak sama dengan satu. Yakni
berpangkat dua.
Nah, gimana semuanya. Sudah tahu kan mana yang merupakan
SPLDV dan mana yang bukan SPLDV. SPLDV ini biasanya digunakan
untuk menyelesaikan masalah sehari-hari  yang membutuhkan
penggunaan Matematika, seperti menentukan harga suatu barang, mencari
keuntungan penjualan, sampai menentukan ukuran suatu benda lho.

Cara menyelesaikan SPLDV dapat dicari dengan beberapa cara


diantaranya adalah dengan menggunakan:
1. Menggunakan metode grafik
2. menggunakan metode substitusi
3. Menggunakan metode eliminasi
4. Menggunakan metode campuran ( eliminasi dan substitusi)

Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) metode grafik

Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang cara
menentukan himpunan peyelesaian (HP) Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) menggunakan metode Grafik.
Grafik dari persamaan linear dua variabel ax + by = c adalah garis
lurus.
Penyelesaian SPLDV px + qy = r
                            vx + wy = z
adalah titik potong antara garis px + qy = r dan garis vx + wy = z.

Langkah-langkah untuk menentukan penyelesaian SPLDV dengan


menggunakan metode grafik adalah sebagai berikut:
1.   Tentukan titik potong garis dengan sumbu X, syarat y = 0,
2.   Tentukan titik potong garis dengan sumbu Y, syarat x = 0,
3.    Gambar garis dari setiap persamaan di bidang kartesius,
4.    Tentukan apakah kedua garis tersebut berpotongan atau tidak. Jika
berpotongan, tentukan titik potong kedua garis, titik potong tersebut adalah
penyelesaian SPLDV.
Catatan!

 Jika kedua garis berpotongan pada satu titik maka himpunan penyelesaiannya
tepat memiliki satu anggota
 Jika kedua garis sejajar maka himpunan penyelesaiannya tidak memiliki
anggota. Dikatakan himpunan penyelesaiannya adalah himpunan kosong
dan ditulis { } atau {Փ}.
 Jika kedua garis saling berhimpit, maka himpunan penyelesaiannya
memiliki anggota yang tak hingga banyaknya.

Contoh 1:
Tentukan himpunan penyelesaian system persamaan linear : x + y = 5 dan x – y = 1
dengan menggunakan metode grafik.
Penyelesaian:
Pertama, kita tentukan titik potong masing-masing persamaan pada sumbu x dan
sumbu y.
 x+y=5
titik potong dengan sumbu x, syaratnya y = 0
x+y=5
x+0=5
x=5
Sehingga titik potong sumbu x ( 5, 0 )

Titik potong dengan sumbu y, syaratnya x = 0


x+y=5
0+y=5
y=5
Sehingga titik potong sumbu y ( 0, 5 )

 x–y=1
titik potong sumbu x, syaratnya y = 0
x–y=1
x–0=1
x=1
Sehingga titik potong sumbu x ( 1, 0 )
Titik potong sumbu y, syaratnya x = 0
x–y=1
0–y=1
y=-1
Sehingga titik potong sumbu y ( 0, -1)
Kedua, kita gambarkan grafik dari masing-masing persamaan pada sebuah bidang
cartesius seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini

Dari grafik di atas, titik potong kedua grafik tersebut adalah di titik (3,2). Dengan
demikian, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan x + y = 5 dan x – y = 1
adalah {(3,2)}. Jadi, HP = {(3,2)}

Contoh 2:
Tentukan himpunan penyelesaian dari system persamaan x + 2y = 2 dan 2x + 4y = 8
menggunakan metode grafik.
Penyelesaian:
Pertama, kita tentukan titik potong masing-masing persamaan pada sumbu x dan
sumbu y

 x + 2y = 2
titik potong dengan sumbu x, syaratnya adalah y =0
x + 2y = 2
x + 2 (0) = 2
x+0=2
x=2
Sehingga titik potong dengan sumbu x (2,0)

Titik potong dengan sumbu y, syaratnya adalah x = 0


x + 2y = 2
0 + 2y = 2
2y = 2
1 1
( )2y = 2( )
2 2
y=1
Sehingga titik potong sumbu y (0, 1)

 2x + 4y = 8
Titik potong dengan sumbu x, syaratnya y = 0
2x + 4y = 8
2x + 4(0) = 8
2x + 0 = 8
2x = 8
1 1
( )2x = 8( )
2 2
x=4
Sehingga titik potong sumbu x (0,4)

Titik potong dengan sumbu y, syaratnya x = 0


2x + 4y = 8
2(0) + 4y = 8
0 + 4y = 8
1 1
( )4y = 8( )
2 2
y=2
Sehingga titik potong sumbu y (0,2)

Kedua, kita gambarkan grafik dari masing-masing persamaan pada sebuah bidang
cartesius seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini

Berdasarkan gambar grafik sistem persamaan di atas, tampak bahwa kedua


garis tersebut tidak akan pernah berpotongan karena keduanya sejajar. Dengan
demikian, himpunan penyelesaian dari system persamaan x + 2y = 2 dan 2x + 4y = 8
adalah himpunan kosong, ditulis {} atau {Փ}. Jadi, HP = { }
Contoh 3:
Tentukanlah himpunan penyelesaian dari sistem persamaan 4x−3y=12
dan 8x−6y=24 dengan metode grafik!
Pembahasan:
Pertama, kita tentukan titik potong masing-masing persamaan pada sumbu x dan
sumbu y
(3,0)

4x−3y=12
8x−6y=24 

(0,-4)

Terlihat kedua garis saling berimpit, dengan demikian himpunan penyelesaian


banyaknya tak terhingga.
Contoh 4:
Tentukanlah himpunan penyelesaian dari 2x+y=4 dan y=2 dengan metode grafik!
Pembahasan:
Pertama, kita tentukan titik potong masing-masing persamaan pada sumbu x dan
sumbu y

Kedua garis berpotongan di


titik (1,2), dengan demikian
himpunan penyelesaian dari SPLDV
tersebut adalah {(1,2)}. Jadi, HP =
{(1,2)}

Anda mungkin juga menyukai