Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGARUH PRIMORDIALISME DALAM LINGKUP


MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN

Dosen Pengampu :
Drs. Irzal Anderson, M.Si.
Heri Usmanto, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Siti Kholifah (A1C217025)
Darmawati (A1C217028)
Nadela Sadewata (A1C217058)
Evi Sahrina Putri (RRA1C217003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pengaruh
Primordiallisme dalam Lingkup Manusia, Keragaman dan Kesetaraan.”
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
Ucapan terima kasih kami hanturkan kepada pihak-pihak yang membantu
dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
siapa yang memerlukannya.

Jambi, Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................... 3
2.1 Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia...................................... 3
2.2 Kemajemukan dalam Dinamika Sosial................................................. 5
2.3 Pengertian, Ciri-ciri dan Jenis Primordialisme..................................... 6
2.4 Pengaruh Sikap Primordialisme dalam Lingkup Manusia,
Keragaman dan Kesetaraan...................................................................
2.5 Faktor Penyebab Primordialisme..........................................................
2.6 Dampak dan Penanggulangan Sikap Primordialisme...........................
BAB III : PENUTUP...........................................................................................
3.1 Kesimpulan...........................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Keragaman yang terjadi pada diri setiap manusia adalah suatu kenyataan.
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk individu atau pribadi yang
memiliki perbedaan satu sama lain. Adanya perbedaan itulah yang melahirkan
keragaman. Selain sebagai makhluk individu,manusia juga makhluk sosial.
Dengan demikian, keragaman terjadi tidak hanya pada tingkat individu, tetapi
juga pada tingkat sosial atau kelompok. Masyarakat yang beragam berdasarkan
pengelompokan tertentu, misalnya suku, ras, golongan, afiliasi politik, umur,
wilayah, jenis kelamin, profesi, dan lain-lain.
Keragaman bukan berarti tidak setara atau sederajat. Keragaman tetaplah
menyimpan makna perlunya kesetaraan atau kesederajatan antarmanusia atau
kelompok yang beragam tersebut. Pandangan bahwa manusia diciptakan sederajat
dengan manusia yang lain. Kesetaraan dan kesederajatan ini berimplikasi pada
pengakuan dan jaminan yang sama dari manusia atau kelompok dalam memenuhi
hak dan kebutuhan hidupnya. Demikian pula adanya kewajiban dan tuntutan-
tuntutan yang sama untuk mengikuti norma dan tertib sosial maupun hukum yang
berlaku.
Meskipun keragaman dan kesetaraan dialami dan diinginkan manusia. Namun
dalam dinamikanya, keragaman dan kesetaraan dapat menciptakan problema
kehidupan yang berimplikasi secara langsung maupun tidak langsung bagi
kehidupan. Problema yang muncul dari keragaman dan kesetaraan sedapat
mungkin dikelola dan dicari solusi penyelesaiannya agar tetap menghasilkan
kebahagiaan hidup dari manusia itu sendiri.
Pada makalah ini, dikaji tentang keragaman dan kesetaraan yang ada dalam
diri manusia sebagai individu, terutama dalam kelompok-kelompok sosial di
masyarakat. Uraian pada makalah ini membahas tentang : hakikat keragaman dan
kesetaraan, kemajemukan dalam dinamika sosial, kemajemukan dan kesetaraan
sebagai kekayaan sosial budaya bangsa,dan problematika keragaan dan kesetaraan
serta solusinya dalam kehidupan.

3
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat keragaman dan kesetaraan manusia?
2. Bagaimana kemajemukan dalam dinamika sosial?
3. Apa pengertian, ciri-ciri dan jenis primordialisme?
4. Bagaimana pengaruh sikap primordialisme dalam lingkup manusia,
keragaman dan kesetaraan?
5. Apa faktor penyebab primordialisme?
6. Bagaimana dampak dan penanggulangan sikap primordialisme?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana hakikat keragaman dan kesetaraan manusia.
2. Mengetahui bagaimana kemajemukan dalam dinamika sosial.
3. Mengetahui apa pengertian, ciri-ciri dan jenis primordialisme.
4. Mengetahui bagaimana pengaruh sikap primordialisme dalam lingkup
manusia, keragaman dan kesetaraan.
5. Mengetahui apa faktor penyebab primordialisme.
6. Mengetahui Bagaimana dampak dan penanggulangan sikap
primordialisme.

1.

4
2.3. Pengertian, Ciri-ciri dan Jenis Primordialisme
A. Pengertian Primordialisme
Pada dasarnya  setiap individu akan hidup didalam berbagai bentuk-bentuk
masyarakat multikultural walaupun mereka tinggal di daerah asalnya, hal ini
disebabkan karena kebudayaan yang akan selalu berkembang dan selalu berubah-
ubah mengikuti perkembangan zaman. Setiap individu pasti akan hidup
berdampingan di dalam suatu masyarakat multikultural, maka sikap positif
terhadap setiap perbedaan haruslah dijunjung oleh setiap individu yang ada. Hal
ini diperlukan karena setiap kelompok masyarakat pasti memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing, oleh sebab itu dengan saling menghargai
perbedaan maka dapat saling membantu memenuhi kebutuhan masing-masing dan
membangun kehidupan masyarakat bersama-sama, sehingga kesejahteraan seluruh
kelompok masyarakat dapat tercapai.
Istilah primordial atau primordialisme sendiri tidak jauh hubungannya dengan
adanya kelompok-kelompok di dalam masyarakat. Primordial merupakan suatu
istilah yang mengarah kepada suatu ikatan yang terjalin di dalam suatu
masyarakat yang bersifat keaslian, sebagai contoh seperti kesukuan, kekerabatan,
keagamaan, dan juga kelompok, atau juga dapat berasal dari sifat yang dibawa
oleh setiap individu sejak lahir. Biasanya sifat-sifat yang dimiliki tersebut akan
bersifat tradisional. Primordial akan berubah menjadi suatu primordialisme
apabila sikap setiap individu atau sikap setiap anggota didalam kelompok atau
ikatan-ikatan di dalam masyarakat lebih berorientasi terhadap kepentingan
kelompok itu sendiri dibanding kepentingan diri sendiri.
Beberapa ahli juga memberikan pendapatnya mengenai pengertian
primordialisme, beberapa diantaranya adalah:
 Robuskha and Shepsle – Primordialisme merupakan suatu loyalitas yang
diberikan oleh suatu kelompok secara berlebihan terhadap budaya subnasional,
sebagai contoh seperti suku bangsa, agama, ras, keluarga, dan lain sebagainya.
 Stephen K. Sanderson – Primordialisme merupakan sesuatu yang berkaitan
dengan studi atau pembelajaran mengenai etnisitas, dimana terdapat paham atau
pandangan mengenai identitas etnis yang dianggap merupakan suatu hal yang sulit
dihapuskan dan melekat erat pada setiap individu.

5
 Ramlan Surbakti – Primordialisme merupakan suatu keterkaitan antara
individu satu dengan individu yang lainnya di dalam suatu kelompok yang
didasarkan atas suatu ikatan kekerabatan, suku, maupun adat istiadat, sehingga
akan menghasilkan suatu pola perilaku dan pola pikiran yang sama hingga
menciptakan cita-cita yang sama pula.
Itulah beberapa pengertian primordialisme menurut para ahli, dimana
dapat disimpulkan bahwa primordialisme merupakan suatu keterkaitan antar
individu didalam suatu kelompok yang memberikan loyalitas berlebihan terhadap
suku, agama, adat istiadat, budaya, dan lain sebagainya yang ada didalam
kelompok tersebut. Sehingga akan menghasilkan suatu upaya untuk mencapai
cita-cita yang sama.
Contoh-contoh primordialisme adalah, gerakan separatisme Aceh
Merdeka, organisasi papua merdeka dll. Oleh karena itu, untuk menangkal gejala
primordialisme, setiap kelompok masyarakat harus mengembangkan budaya
toleransi terhadap budaya kelompok lainnya. Tujuannya adalah untuk mencegah
terjadinya disintegrasi bangsa tanpa pengingkaran budaya sendiri

B. Ciri-ciri Primordialisme
Secara umum, primordialisme dianggap merupakan suatu pandangan yang
memegang teguh segala hal yang memang sudah dibawa oleh setiap individu
sejak lahir, baik itu tradisi, suku, budaya, adat istiadat, kepercayaan, maupun
segala sesuatu yang telah ada dan menetap di dalam lingkungan pertama individu
tersebut. Kondisi tersebut yang nantinya mengarahkan individu kepada suatu
sikap dimana kepentingan kelompok lebih diutamakan dibandingkan dengan
kepentingan pribadinya sendiri. Hal ini juga merupakan salah satu dari ciri-ciri
primordialisme di dalam kehidupan masyarakat multikultural. Lalu apa saja ciri-
ciri primordialisme secara umum, berikut beberapa ciri-ciri primordialisme:
1. Primordialisme sebagai Konsekuensi dari Masyarakat Multikultural
Ciri-ciri primordialisme yang pertama adalah bahwa primordialisme
merupakan suatu akibat atau konsekuensi yang ditimbulkan dari adanya
kemajemukan masyarakat atau kehidupan masyarakat multikultural. Kehidupan
masyarakat multikultural yang mengandung berbagai macam perbedaan budaya,

6
ras, suku, dan lain sebagainya mengarahkan kepada terciptanya suatu diferensiasi
sosial, sehingga adanya diferensiasi sosial tersebut juga memicu terjadinya
primordialisme.
Primordialisme sebagai konsekuensi dari adanya masyarakat multikultural
atau kemajemukan masyarakat dianggap sebagai suatu pandangan atau sikap yang
teguh yang di tunjukkan oleh individu terhadap segala hal yang telah melekat dari
awal hidupnya, seperti suku bangsa, agama, kepercayaan, ras, tradisi, dan lain
sebagainya.
2. Primordialisme Menjadi suatu Identitas Kelompok
Ciri-ciri primordialisme yang kedua adalah bahwa primordialisme merupakan
suatu identitas bagi sebuah kelompok atau golongan sosial di dalam masyarakat.
Dimana primordialisme sebagai suatu identitas kelompok menjadi faktor penting
dalam upaya memperkuat ikatan antara anggota kelompok maupun bagi ikatan
golongan atau kelompok yang bersangkutan.
Hal ini dimaksudkan untuk dapat menghadapi segala bentuk ancaman yang
mungkin hadir dari luar kelompok tersebut. Oleh sebab itulah, setiap anggota
kelompok memberikan loyalitas yang tinggi terhadap kelompoknya hingga
mementingkan kepentingan kelompok diatas kepentingan pribadi. Selain itu,
mereka juga berpegang teguh terhadap prinsip kelompok dan memiliki cita-cita
yang sama yang ingin dicapai.
3. Primordialisme dapat Membangkitkan Permusuhan
Primordialisme memang bersangkutan erat dengan adanya suatu ikatan yang
erat antar individu didalam kelompok maupun ikatan antar kelompok atau
golongan. Namun sadar maupun tidak, hal tersebut justru dapat memungkinkan
atau memicu timbulnya suatu prasangka dan permusuhan antara golongan atau
kelompok sosial lainnya.
Kondisi tersebut disebabkan karena setiap kelompok akan menganggap
kelompok mereka lebih baik dan benar dibanding kelompok sosial lainnya,
sehingga perselisihan atau permusuhan diantaranya tidak dapat dihindari lagi.
Oleh sebab itu, walaupun primordialisme menjadi suatu faktor penting dalam
membangun suatu ikatan yang erat namun juga dapat berubah atau memicu
permusuhan didalam kehidupan masyarakat multikultural.

7
4. Adanya Anggapan Istimewa oleh Individu terhadap Kelompok
Seperti didalam pengertian primordialisme sendiri, bahwa terdapat loyalitas
yang tinggi yang diberikan oleh individu atau anggota kelompok terhadap
kelompoknya, maka ciri-ciri primordialisme selanjutnya adalah di dalam
primordialisme akan ada anggapan istimewa oleh individu atau anggota kelompok
terhadap kelompoknya. Anggapan istimewa tersebut yang mendorong individu
untuk berpegang teguh terhadap kelompoknya hingga selalu mementingkan
kepentingan kelompok dibanding dengan kepentingan pribadinya. Kondisi ini
pula yang sering mendorong individu untuk beranggapan bahwa kelompoknya
lebih baik dibanding dengan kelompok sosial yang lainnya.
5. Adanya Sikap untuk Mempertahankan Keutuhan Kelompok
Seperti yang telah disebutkan dalam ciri-ciri primordialisme sebelumnya,
bahwa primordialisme menjadi suatu faktor penting dalam membangun ikatan
yang erat antar anggota kelompok maupun antar kelompok atau golongan, maka
ciri-ciri primordialisme selanjutnya adalah di dalam primordialisme terdapat suatu
sikap untuk mempertahankan keutuhan kelompok atau kesatuan sosial dari
berbagai ancaman yang dapat hadir dari luar kelompok sosial tersebut. Adanya
sikap ini juga didasarkan pada adanya anggapan istimewa dan loyalitas yang
tinggi yang diberikan oleh setiap anggota kelompok terhadap eksistensi kelompok
tersebut. Sehingga mereka akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk
mempertahankan keutuhan kelompok dari berbagai ancaman dari luar.
6. Adanya Nilai-Nilai yang Berkaitan dengan Sistem Keyakinan
Didalam suatu primordialisme oleh individu didalam suatu kelompok sosial
juga harus ada nilai-nilai yang berkaitan dengan sistem keyakinan, karena dengan
adanya nilai-nilai tersebut pola pikiran serta pola perilaku yang dimiliki setiap
individu atau anggota kelompok akan sama. Kondisi tersebut yang nanti nya juga
dapat memicu timbulnya suatu cita-cita yang sama yang ingin dicapai bersama
oleh para anggota kelompok atau oleh kelompok itu sendiri.

C. Jenis-jenis Primordialisme
1)    Primordialisme Suku

8
Primordialisme suku adalah seseorang yang terikat dengan sukunya sendiri
daripada suku yang lain.
Contoh: 
Kelompok suku Bugis yang keras, tidak mau mengalah, menganggap
kepercayaannya paling sempurna dan mau menang sendiri terhadap suku Jawa.
2)    Primordialisme Agama 
Primordialisme agama adalah seseorang yang mempercayai atau berpegang
teguh pada agamanya sendiri dan cenderung fanatik.
Contoh: 
Sekelompok orang yang menganggap agamanya paling benar dan unggul dari
agama lain dan menyebabkan konflik karena pemikirannya.
3)    Primordialisme Kedaerahan 
Primordialisme kedaerahan adalah seseorang yang terikat dengan daerahnya
sendiri ketimbang daerah lainnya.
Contoh: 
Pemikiran yang beranggapan kepentingan kelompok suatu daerah tertentu harus
mengalahkan kepentingan daerah lain atau lebih mementingkan daerahnya sendiri.

2.4 Pengaruh Sikap Primordialisme dalam Lingkup Manusia, Keragaman


dan Kesetaraan
Bila dilihat dari sudut pandang budaya, masyarakat multikultur di negara
Indonesia akan sangat terlihat dari adanya berbagai macam etnik atau suku bangsa
yang menyebabkan munculnya berbagai adat istiadat, agama atau sistim
kepercyaan yang berkembang, tradisi, berbagai macam budaya dan struktur sosial
yang berbeda karena setiap suku bangsa memiliki ciri khas masing-masing.
Perbedaan tersebut tentunya akan sangat mempengaruhi pola pikir, gaya hidup
dan struktur sosial yang ada didalam kehidupan bermasyarakat. Keragaman yang
terdapat dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia melahirkan suatu bentuk
masyarakat yang majemuk. Majemuk berarti beraneka ragam, berbeda-beda,
bermacam-macam dan berbagai jenis. Konsep masyarakat majemuk pertama kali
diperkenalkan oleh Furnivall pada tahun 1948 yang mengatakan bahwa ciri utama
dari masyarakat majemuk adalah berkehidupan secara berkelompok yang

9
berdampingan secara fisik, tetapi terpisah oleh kehidupan sosial yang tergabung
dalam satuan politik. Keragaman dari suku bangsa menciptakan suatu bentuk pola
kehidupan yang unik dan indah dan hal-hal baik lainnya.
Salah satu akibat adanya berbagai macam suku bangsa di Indonesia adalah
munculnya sikap primordialisme yang dimiliki oleh anggota masyarakat. Sikap
primordialisme merupakan ikatan-ikatan seseorang dalam kehidupan sosial yang
sangat berpegang teguh terhadap hal-hal yang dibawa sejak lahir baik berupa suku
bangsa, kepercayaan, ras, adat-istiadat, daerah kelahiran dan lain sebagainya.
Sejak kecil individu telah telah diresapi oleh berbagai nilai-nilai kebudayaan yang
berasal dari suku bangsanya ketika hidup didalam masyarakat, sehingga konsep
nilai-nilai tersebut telah melekat dalam diri seseorang. Karena itu untuk
mempersatukan masyarakat dengan latar belakang suku bangsa yang berbeda akan
sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama.
Individu yang memiliki sikap primordialisme dalam kehidupan
bermasyarakat maka akan sulit untuk berinteraksi dengan individu atau kelompok
lain. Sikap tersebut tentunya akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan
persatuan dan pola hidup yang rukun antar anggota masyarakat. Warga
masyarakat Indonesia pada umumnya kurang memahami nilai-nilai dasar dan pola
kehidupan dari suku bangsa lain, dan hal tersebut terjadi karena sebagian besar
dari masyarakat hanya mengutamakan ikatan-ikatan sosial yang dibawa sejak lahir
tanpa memperdulikan pemahaman terhadap suku bangsa, budaya, kepercayaan
dan ras yang ada di sekitarnya. Persoalan kesuku bangsaan adalah penandaan
dengan dan perasaan sebagai bagian dari suatu suku bangsa, disertai dengan
pemisahan dari kelompok tertentu karena adanya hubungan tersebut.

2.5 Faktor Penyebab Primordialisme


Salah satu konsekuensi dari kenyataan adanya kemajemukan masyarakat atau
diferensiasi sosial adalah terjadinya primordialisme, yaitu pandangan atau paham
yang menunjukkan sikap berpegang teguh pada hal-hal yang sejak semula melekat
pada diri individu, seperti suku bangsa, ras, dan agama. 
Primordialisme sebagai identitas sebuah golongan atau kelompok sosial
merupakan faktor penting dalam memperkuat ikatan golongan atau kelompok

10
yang bersangkutan dalam menghadapi ancaman dari luar. Namun, seiring dengan
itu, primordialisme juga dapat membangkitkan prasangka dan permusuhan
terhadap golongan atau kelompok sosial lain.
Primordialisme dapat terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut:
1)    Adanya sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam suatu kelompok
atau perkumpulan sosial.
2) Adanya suatu sikap untuk mempertahankan keutuhan suatu kelompok atau
kesatuan sosial dari ancaman luar.
3)    Adanya nilai-nilai yang berkaitan dengan sistem keyakinan, seperti nilai
keagamaan dan pandangan hidup.

2.6 Dampak dan Penanggulangan Sikap Primordialisme


A. Dampak dari Sikap Primordialisme
1. Dampak Negatif Sikap Primordialisme
Primordialisme merupakan faktor penting untuk memperkuat ikatan
kelompok kebudayaan yang bersangkutan ketika ada ancaman dari luar kelompok
kebudayaan tersebut. Namun, di sisi lain primordialisme dipandang sangat negatif
karena mengganggu kelangsungan hidup suatu bangsa. Primordialisme sering
dianggap bersifat primitif, regresif, dan merusak. Bahkan, primordialisme akan
menghambat modernisasi, proses pembangunan dan merusak integrasi nasional.
akibat kuatnya primordialisme akan dapat memicu potensi konflik antara
kebudayaan suku-suku bangsa yang ada. Dengan demikian, primordialisme dapat
berdampak negatif.
Dampak negatif primordialisme antara lain:
a)    Menggangu kelangsungan hidup suatu bangsa
Yang di maksud mengganggu kelangsungan hidup suatu bangsa ialah karena
salah satu pihak lebih mementingkan kepentingan kelompok serta menilai
kebudayaan sendiri lebih baik, sehingga kurang terjalinnya kesatuan yang ada di
suatu bangsa.
b)    Menghambat modernisasi, proses pembangunan

11
Yang dimaksud menghambat yaitu mempertahankan adat kebudayaan suatu
kelompok sehingga terkadang menolak kebudayaan yang baru serta
mempengaruhi proses pembangunan. 
c)    Menghambat hubungan antarbangsa
Yaitu salah satu pihak tidak menginginkan masuknya kebudayaan baru
sehingga tidak mau bekerjasama dengan pihak lain dimana hanya ingin mengurus
suatu permasalahan yang di selesaikan berdasarkan keinginan kelompok itu
sendiri. 
d)   Menghambat proses asimilasi dan integrasi
Yaitu penerimaan persepsi yang tidak berjalan dengan baik di sebabkan oleh
sikap primordialisme. 
e)    Mengurangi bahkan menghilangkan objektivitas ilmu pengetahuan
Yaitu tidak mau melihat secara objektif suatu hal yang di hadapi bahkan
membenarkan apa yang salah walaupun secara objektif yang terlihat jelas.
f)     Penyebab terjadinya diskriminasi
Yaitu penilaian terhadap budaya yang saling berlawanan satu sama lain
sehingga menimbulkan sikap diskriminasi terhadap seseorang yang memiliki
budaya berbeda yang di pengaruhi oleh mayoritas dan minoritas suatu kelompok.
g)    Merupakan kekuatan terpendam terjadinya konflik antara kebudayaan
suku-suku bangsa.
Yaitu faktor pendorong yang menyebabkan konflik baik dendam terhadap
sikap negatif yang terpendam sehingga menimbulkan dorongan untuk melakukan
pembalasan.

2. Dampak Positif Sikap Primordialisme


Selain berdampak negatif, primordialisme juga berdampak positif. Berikut
dampak positif tersebut:
a)    Meneguhkan cinta tanah air
Yaitu menumbuhkan cinta terhadap budaya sendiri sehingga menjadi
kekuatan untuk menolak semua kebudayaan yang tidak sesuai dimana
meningkatkan cinta terhadap kebudayaan sendiri.
b) Mempertinggi kesetiaan terhadap bangsa

12
Yaitu menumbuhkan sikap cinta terhadap kebudayaan sendiri dan bangga.
Dan rela memperjuangkan kepentingan Negara. 
c)    Mempertinggi semangat patriotisme
Menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap suatu bangsa dimana
memperjuangkan dan mendukung demi kepentingan bangsa.
d)   Menjaga keutuhan dan kestabilan budaya.
Dengan sikap primordialisme di dalam menjaga keutuhan suatu Negara,
pentingnya menyaring kebudayaan yang tidak sesuai sehingga menjaga nilai yang
ada

B. Penanggulangan Sikap Primordialisme


Siapapun boleh bangga dan menjunjung tinggi budaya daerahnya namun juga
harus menghormati kekayaan budaya suku bangsa lain. Untuk mencegah agar
orang-orang tidak kebablasan hingga menjadi fanatik, ada beberapa cara
mengatasi promordialisme yaitu:
1. Memberikan pengertian mendalam tentang Bhineka Tunggal Ika kepada
generasi baru agar mereka paham dan yakin bahwa bersatu lebih kuat
daripada sendiri-sendiri.
2. Membangkitkan rasa patriotisme dalam diri generasi baru, misalnya dengan
merasa bangga menyanyikan lagu-lagu perjuangan.
3. Memperkenalkan seni dan budaya berbagai suku bangsa di Indonesia dengan
intens agar semua masyarakat Indonesia lebih mengenal seni dan budaya
suku lain sehingga menimbulkan rasa cinta yang mendalam pada budaya
Indonesia pada umumnya.
4. Peran pranata pendidikan lebih ditingkatkan untuk menumbuhkan rasa cinta
pada tanah air kepada para siswa dan mahasiswa.
5. Pemerintah lebih giat untuk mengadakan program-program yang mendukung
masyarakat untuk menjaga keutuhan NKRI.
6. Para orang tua turut mendukung program pemerintah dan sekolah untuk
mendidik anak agar lebih mencintai tanah air.

13
7. Media-media elektronik lebih banyak menayangkan program-program yang
memperkenalkan seni dan budaya berbagai suku bangsa dengan format yang
menarik.
8. Meningkatkan rasa toleransi yang tinggi dikalangan masyarakat.
9. Menerapkan rasa hormat terhadap seni dan budaya suku bangsa lain.
10. Menghormati sejarah bangsa dan menjadikannya sebagai pemicu untuk tetap
bersatu. Mengambil pelajaran dari apa yang terjadi di masa lalu akan
membuat sebuah bangsa menjadi kuat dan maju.

14

Anda mungkin juga menyukai