Daftar Isi
Pengertian Kesebangunan
Pengertian Kekongruenan
Perbedaan Kesebangunan dan Kekongruenan
Contoh Soal Dan Pembahasan
PENGERTIAN KESEBANGUNAN
Dua bangun datar di atas adalah dua bangun yang sebangun, dengan memiliki
beberapa sifat seperti yang ada di bawah ini:
∠A = ∠P; ∠B = ∠Q; ∠C = ∠R
Jika kita bicara pada konteks bangun datar, selain perbandingan yang memiliki
panjang sama, supaya dapat dikatakan sebangun, dua bangun datar tersevut
harus memenuhi dua syarat di bawah ini:
PENGERTIAN KEKONGRUENAN
Pada kedua bangun di atas adalah bangun yang kongruen, karena panjang KL =
PQ, Panjang LM = QR, panjang MN = RS, panjang NK = SP maka oleh karena
itu, pada bangun KLMN dan PQRS dapat dikatakan adalah kongruen karena
memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
Secara geometris, dua segitiga yang kongruen merupakan dua buah bangun
segitiga yang saling menutupi dengan tepat.
Sifat dari kedua bangun segitiga kongruen tersebut antara lain yakni:
a. Pasangan sisi yang bersesuaian merupakan sama panjang.
b. Sudut yang bersesuaian merupakan sama besar.
Segitiga bisa disebut sebagai kongruen mana kala bisa memenuhi beberapa
syarat seperti berikut:
b. Sudut dan Dua Sisi yang Bersesuaian Sama Besar (sisi, sudut, sisi)
c. Satu Sisi Apit dan Dua Sudut yang Bersesuaian Sama Besar (sudut, sisi,
sudut)
Berdasarkan dari gambar bangun segitiga ABC dan segitiga PQR di atas,
diketahui bahwa, ∠A = ∠P, sisi AC = PR, serta ∠Q = ∠R.
Dua bangun yang sama persis memang disebut sebagai kongruen. Namun,
secara formal, dalam konteks bangun datar, jika terdapat dua buah bangun datar
bisa disebut kongruen apabila dapat memenuhi dua syarat, yakni:
Soal 1.
Gilang memiliki tinggi badan 150 cm. Gilang kemudian berdiri pada titik yang
memiliki jarak 10 m dari suatu gedung.
Ujung bayangan dari Gilang berimpit dengan ujung bayangan gedung. Jika
panjang bayangan Febri yaitu 4 m, maka tinggi gedung tersebut yaitu ….
Jawab:
Kita perhatikan terlebih dahulu pada gambar bangun segitiga ABE dan segitiga
ACD!
Dilihat dair prinsip kesebangunan, maka bisa kita dapatkan jika EB/DC = AB/AC,
sehingga:
Maka kita ketahui hasilnya yakni: DC = 5,24 m.
Soal 2:
Jawab:
PQ/ PS = AB/AD
PQ/6 = 16/4
PQ = 16×6/ 4 = 96/4 = 24 cm.
“Lebar Sungai”
Andi ingin mengetahui lebar sungai. Di seberang sungai terdapat sebuah pohon.
Untuk itu dia menancapkan tongkat sehingga berada pada posisi A, B, C, dan D
dengan ukuran seperti pada gambar.
Andi ingin mengukur lebar sungai dari tongkat D sampai pohon. Berapa lebar
sungai tersebut?
A. 11 m
B. 12 m
C. 15 m
D. 16 m
Pembahasan:
Perhatikan sketsa berikut!
Lebar sungai dapat dihitung dengan memanfaatkan kesebangunan segitiga.
Lebar sungai = DP
DP/ AP = DC/AB
8DP = 6 x (4 + DP)
8DP = 24 + 6DP
8DP – 6DP = 24
2DP = 24
DP = 24/2 = 12m
Jawaban: B
Perhatikan gambar!
A. 5 cm
B. 4 cm
C. 3 cm
D. 2 cm
Jawab:
PQ = 1/2(12 – 6)
PQ = 1/2 x 6
PQ = 3