Anda di halaman 1dari 9

Nama : RIFANA HABIBA

NIM : 857692346
Tugas Tutorial
Ke-1 Pokjar: UT JEPARA
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4204 / Pendidikan Bahasa Indonesia di SD
Nama Pengembang : Rofi’i, S.Pd., M.Pd.
Masa Tutorial : 2021.1
Nomor Soal : 1,2,3,4, dan 5
Skor Maksimal : 100

Kompetensi Khusus : 1. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep bahasa


2. Mahasiswa dapat membedakan menjelaskan konsep pemerolehan
bahasa pertama dan bahasa kedua
3. Mahasiswa menjelaskan hakikat teknik dalam pembelajaran bahasa
4. Mahasiswa dapat menjelaskan hakikat kurikulum mata pelajaran
bahasa dan sastra Indonesia SD/MI
5. Mahasiswa dapat menjelaskan syarat-syarat buku teks yang baik
Pokok Bahasan/Subpokok : 1. Hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa
bahasan 2. Pemerolehan bahasa anak
3. Pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran bahasa
4. Telaah Kurikulum dan buku teks mata pelajaran bahasa Indonesia
sekolah dasar kelas rendah

Uraian Tugas
Petunjuk Mengerjakan Tugas
a. Kerjakan tugas di bawah ini dengan singkat dan jelas!
b. Kerjakan secara berurutan sesuai nomor urut soal dan tidak boleh dibolak-balik!
c. Upload di lms sesuai waktu yang ditentukan!

Tugas
1. Salah satu karakteristik bahasa adalah sistem lambang yang arbitrer dan konvensional. Jelaskan
pernyataan tersebut dengan disertai contoh!
2. Sebutkan dan jelaskan paradigma belajar bahasa di SD!
3. Menurut Ellis (1986) ada tujuh teori pemerolehan B2. Jelakan dengan contoh perbedaan teori akulturasi
dengan akomodasi !
4. Jelaskan dengan contoh perbedaan metode dengan teknik!
5. Sebutkan dan jelaskan dua fungsi kurikulum bagi guru!
1. Salah satu karakteristik bahasa adalah sistem lambang yang arbitrer dan konvensional.
Jelaskan pernyataan tersebut dengan disertai contoh.

Bahasa merupakan sistem simbol, baik berupa bunyi dan/atau tulisan yang dipergunakan
dan disepakati oleh suatu kelompok sosial. Ikan adalah suatu binatang air yang bersirip dan
bernapas dengan insang. Dalam pertuturan hewan itu disimbolkan dengan bunyi/ikan/dan secara
tertulis ikan. Dengan menggunakan simbol tersebut maka interaksi berbahasa antarpenutur lebih
mudah. Ketika seorang anak mengatakan, "Bu, mau ikan!" maka segera dalam benak si ibu
tergambar apa yang diinginkan si anak. Coba, kalau kita tidak memiliki simbol, terbayang sulitnya
berbahasa. Mungkin anak itu akan mengatakan, "Bu, mau hewan yang suka berenang dan ada
siripnya dan bisa dimakan!" (?).
Sebagai sebuah simbol, bahasa memiliki arti. Simbol merupakan sistem maka untuk
memahaminya harus dipelajari. Mengapa harus dipelajari? Pertama, penamaan suatu objek atau
peristiwa yang sama antara satu masyarakat bahasa dengan masyarakat bahasa lainnya tidak sama.
Kedua, bahasa terdiri dari aturan-aturan atau kaidah yang disepakati. Ketiga, tidak ada hubungan
langsung dan wajib antara lambang bahasa dengan objeknya.
Contoh :

Mengapa benda yang tercantum dalam gambar tersebut disebut (a)burung, (b) pohon, (c) matahari,
dan (d) kursi? Sementara itu, untuk benda yang sama dalam bahasa Inggris disebut dengan (a)
bird, (b) tree, (c) sun, dan (d) chair, Jawaban Anda pasti, "Tidak tahu! Sudah dari 'sananya', seperti
itu." Pada dasarnya hubungan khusus antara nama dengan benda atau objek yang dinamakannya
Memang ada beberapa kata yang bersifat onomatopoe, artinya penamaan suatu objek atau
peristiwa berdasarkan ciri bunyi atau ciri lain yang dimilikinya, seperti cecak, tokek, tekukur,
gemerincing atau kokok. Namun demikian, kata yang bersifat onomatope itu tidak banyak
jumlahnya. Jadi, penamaan sesuatu itu (benda, sifat atau peristiwa) semata-mata hanya karena
kesepakatan sosial masyarakat penggunanya. Karena itulah bahasa bersifat konventional atau
kesepakatan
2. Sebutkan dan jelaskan paradigma belajar bahasa di SD!

Paradigma atau cara pandang pembelajaran bahasa di sekolah dasar adalah sebagai berikut.
1. Imersi, yaitu pembelajaran bahasa dilakukan dengan 'menerjunkan' siswa secara langsung
dalam kegiatan berbahasa yang dipelajarinya. Contoh, ketika siswa belajar mengarang,
terjunkanlah langsung dalam kegiatan mengarang. Berikan ia mengarang itu dengan
memintanya menulis sebuah karangan dengan pengalaman bagaimana, seperti apa topik
tertentu. Jika siswa kesulitan, berikan ia model atau contoh karangan yang sesuai. Selanjutnya,
guru memandu untuk menggali teori mengarang itu berdasarkan pengalaman siswa. Jika ada
yang kurang maka guru melengkapinya.
2. Pengerjaan (employment), yaitu pembelajaran bahasa dilakukan dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam berbagai kegiatan berbahasa yang
bermakna, fungsional, dan otentik. Bermakna artinya kegiatan berbahasa yang dilakukan siswa
dapat menghasilkan wawasan, sikap atau keterampilan baru yang secara bertahap dapat
meningkatkan kemampuan berbahasanya. Fungsional artinya aktivitas berbahasa yang
dilakukan siswa memiliki tujuan yang jelas dalam berkomunikasi. Otentik artinya aktivitas
berbahasa siswa terjadi dalam konteks yang jelas, yang memang lazim digunakan dalam
kenyataan berbahasa di luar kelas. Ini berarti, apabila siswa harus membuat satu kalimat atau
wacana, siswa harus dapat membayangkan untuk apa dan dalam situasi berbahasa apa ia
membuat kalimat atau wacana tersebut. Dengan paradigma ini diharapkan tidak terjadi lagi
adanya tugas atau kegiatan siswa yang asal-asalan atau hanya sekadar rekaan, yang tidak
pernah ada dalam kegiatan berbahasa sehari hari.
3. Demonstrasi, yaitu siswa belajar bahasa melalui demonstrasi dengan pemodelan dan dukungan
yang disediakan guru. Model atau contoh merupakan upaya pembelajaran yang dapat
menjadikan sesuatu (konsep, sikap, keterampilan) yang abstrak, rumit atau sulit menjadi
konkret, sederhana atau mudah karena gambaran yang ditampilkannya. Model itu dapat berupa
manusia (guru atau sumber lain) atau sesuatu yang lain. Ketika siswa belajar membacakan
berita, akan lebih efektif apabila mereka diberikan model 'pembacaan berita' dengan
mendengarkan radio, melihat TV atau melihat contoh yang ditampilkan guru. Dari model itu
siswa akan menginspirasi atau mencontoh secara kreatif apa dan bagaimana membacakan
berita itu.
4. Tanggung jawab (responsibility), yaitu pembelajaran bahasa yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memilih aktivitas berbahasa yang akan dilakukannya. Upaya ini akan
bermanfaat bagi siswa untuk (1) menyalurkan minat dan keinginannya dalam belajar bahasa,
dan (2) menjadikan siswa lebih percaya diri dan bertanggung jawab atas tugas atau kegiatan
yang dipilih dan dilakukannya. Kalau siswa mendapat tugas membaca suatu karya sastra
cerpen, misalnya, siswa diberi kesempatan untuk memilih salah satu karya sastra yang
dibacanya. Siswa pun diberikan kebebasan untuk memilih bentuk respons terhadap karya sastra
yang dibacanya.
5. Uji coba (trial-error), yaitu pembelajaran bahasa yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk melakukan kegiatan dari perspektif atau sudut pandang siswa. Sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya, kesalahan dalam belajar bahasa merupakan bagian dari proses belajar
bahasa itu sendiri. Oleh karena itu, siswa akan lebih percaya diri dalam belajar apabila ia
mengerti bahwa gurunya tidak hanya menekankan pada ketepatan, tetapi memberinya
kesempatan untuk memperbaiki atau menyempurnakan hasil kerjanya melalui uji-coba yang
dilakukan siswa.
Pengharapan (expectation), artinya siswa akan berupaya untuk sukses atau berhasil dalam
belajar jika dia merasa mengharapkan dia menjadi sukses. bahwa gurunya ditunjukkan guru
melalui perilakunya yang mau memperhatikan, Sikap pembelajaran ini akan mengerti, dan
membantu kesulitan siswa, mendorong atau membesarkan hatinya apabila siswa melakukan
kesalahan disertai dengan pemberian masukan, serta memberikannya penguatan apabila siswa
melakukan hal yang benar.

Berdasarkan paradigma pembelajaran bahasa tersebut, guru dapat mengembangkan strategi


pembelajaran bahasa Indonesia. Apa pun strategi pembelajaran yang digunakan guru tidak
menjadi masalah selama sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik belajar dan belajar
bahasa, serta paradigma pembelajaran bahasa.
3. Menurut Ellis (1986) ada tujuh teori pemerolehan B2. Jelakan dengan contoh perbedaan
teori akulturasi dengan akomodasi !
Telah banyak dilakukan penelitian tentang pemerolehan B2. Ellis (1986) telah mengidentifikasi
tujuh teori pemerolehan B2, yang terdiri dari model akulturasi, teori akomodasi, teori wacana, teori
monitor, model kompetensi variabel, hipotesis universal, dan teori neurofungsional. Perbedaab dari
teroi akulturasi dengan akomodasi adalah:

a. Model Akulturasi
Akulturasi adalah proses adaptasi atau penyesuaian dengan kebudayaan baru. Dalam
pemerolehan B2, akulturasi dipandang penting karena bahasa sebagai ungkapan budaya serta
berhubungan dengan saling menilai antara masyarakat B1 dengan B2. Akulturasi ditentukan
oleh jarak sosial dan jarak psikologis antara pembelajar (B1) dengan budaya bahasa sasaran
(B2). Jarak sosial adalah pengaruh faktor-faktor pembelajar sebagai anggota masyarakat yang
harus berhubungan dengan masyarakat 'pemilik' B2. Sementara itu, jarak psikologis adalah
pengaruh faktor afeksi pembelajar sebagai pribadi pembelajar.
Faktor-faktor yang menentukan jarak sosial antara kelompok B1 dan B2 adalah:
a. kesamaan derajat sosial;
b. timbulnya keinginan asimilasi;
c. saling terlibatnya antardua kelompok;
d. kelompok belajar B2 kecil dan tidak kohesif,
e. kesesuaian budaya;
f. saling memiliki sikap positif,
g. lama tidaknya berasimilasi antara kelompok B1 dan B2.
Sementara itu, faktor-faktor penentu jarak psikologis yang sebenarnya lebih bersifat afektif,
meliputi kejutan bahasa, guncangan budaya, motivasi, dan batas-batas keakuan (Ellis, 1986;
Cahyono, 1995, Ardiana dan Sodiq. 2000)

b. Teori Akomodasi
Teori akomodasi menyatakan bahwa hubungan masyarakat B1 dengan B2 dalam berinteraksi
sangat menentukan pemerolehan B2. Faktor-faktor berikut akan mempermudah dan
mempengaruhi keberhasilan pembelajar dalam mempelajari B2.
a. Anggapan pembelajar B2 bahwa dirinya merupakan bagian dari masyarakat B2.
b. Tidak memandang rendah kelompok masyarakat B2.
c. Persepsi pembelajar tentang pentingnya etnolinguistik.
d. Terbuka dan tidak ketat dalam mempersepsikan batas kelompok Bl dengan B2.
e. Pembelajaran BI mengidentifikasi diri sama kuat dan memuaskannya dengan kelompok
sosial lainnya.
4. Jelaskan dengan contoh perbedaan metode dengan teknik!

 Metode diartikan sebagai 'cara mengajar'. Sebenarnya pengertian yang tepat untuk cara
mengajar adalah teknik mengajar, sedangkan metode pada hakikatnya adalah suatu prosedur
untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi hal-hal berikut.
a. Pemilihan bahan.
b. Urutan bahan.
c. Penyajian bahan.
d. Pengulangan bahan.

Tentang pemilihan bahan atau materi pelajaran dapat digunakan prinsip alamiah atau
random. Prinsip alamiah dalam pemilihan bahan adalah sesuai dengan apa yang diperlukan,
seperti halnya kalau kita mempelajari bahasa sendiri. Pemilihan bahan secara random, yaitu
pemilihan bahan yang dirasa penting (oleh guru) dan sesuai pula dengan situasi yang dihadapi.
Baik secara alamiah atau random, berdasarkan pemilihan kriteria berikut ini.
a. Bagian-bagian yang paling sering digunakan.
b. Paling berguna.
c. Paling mudah mengerjakannya.
d. Gabungan ketiganya.

Penentuan bahan dan pengelompokannya akan mempermudah serta memperlancar


proses belajar-mengajar. Untuk itu dapat dikemukakan kriteria berikut ini.

a. Bagian-bagian yang lebih sederhana didahulukan dari bagian-bagian yang kompleks.


b. Bagian-bagian yang lebih berguna dan sering digunakan didahulukan dari bagian-
bagian yang kurang berguna dan jarang digunakan.
c. Diperhatikan tingkat kesukarannya, artinya mendahulukan bahan yang lebih mudah
daripada yang sukar.
d. Diperhatikan kesinambungan bahan pengajaran itu sendiri.

 Teknik
Sebenarnya baik pendekatan maupun metode masih bersifat teoretis karena masih ada alat
lain yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Alat itu
adalah teknik yang mengandung makna cara-cara dan alat-alat yang digunakan guru dalam
kelas. Dengan demikian, teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang
digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di
implementasional. dalam kelas pada saat itu. Jadi, teknik ini bersifat implementasional,
tentunya Memang pendekatan bersifat aksiomatis, sedangkan metode bersifat prosedural.
Karena kata teknik mengandung makna cara-cara, dan metode juga mengandung makna
'penyajian bahan yang dalam hubungan ini, yaitu 'cara penyajian bahan maka kedua istilah
ini adakalanya dipakai dalam arti yang sama. Hal ini dapat kita lihat pada komponen satuan
pelajaran yang berbunyi Metode/Teknik.
5. Sebutkan dan jelaskan dua fungsi kurikulum bagi guru!
Adapun fungsi kurikulum bagi guru sebagai pedoman dalam menyusun dan mengorganisasikan
pengalaman belajar siswa serta sebagai pedoman mengevaluasi perkembangan siswa. Bagi kepala
sekolah fungsi kurikulum sebagai pedoman supervisi, sebagai pedoman dalam pengembangan
kurikulum, dan sebagai pedoman mengevaluasi kegiatan belajar mengajar.

Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kerangka inti yang memiliki empat komponen, yaitu
Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah, Kegiatan Belajar Mengajar, Penilaian Berbasis Kelas,
dan Kurikulum Hasil Belajar.

Anda mungkin juga menyukai