MODEL 221
NAMA : TARI INSTANTI DEWI BANGUN
NIM : NIM
KELAS : B
SEMESTER : III
Kemunculan
Komponen Contoh / Komentar
Ya Tidak
A. Mengadakan pendekatan secara pribadi Dalam pembelajaran guru
1. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan V menunjukkan kehangatan, terlihat dari
guru yang menanyakan kabar siswa dan
2. Mendengarkan secara simpatik V mengecek kehadiran masing-masing
3. Memberikan respons positif V siswa tiap kelas. Guru mendengarkan
4. Membangun hubungan saling mempercayai V siswa secara simpatik dan memberi
respons positif ketika murid
5. Menunjukkan kesiapan membantu siswa V mengemukakan pendapatnya. guru
6. Menerima perasaan siswa V juga membantu siswa untuk bersiap
7. Mengendalikan situasi V sebelum memulai pelajaran.
UNIVERSITAS TERBUKA
Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sumber dari segala sumber kemajuan suatu bangsa, karena
dengan melalui pendidikan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa tersebut dapat
ditingkatkan. Sumber daya manusia merupakan aset utama dalam membangun suatu
bangsa, tidak terkecuali bagi bangsa Indonesia. Kemajuan suatu bangsa di masa sekarang
dan masa datang akan sangat ditentukan generasi muda yang akan menjadi penerus
bangsa itu sendiri. Sistem pendidikan yang bermutu membutuhkan manajemen
pendidikan yang baik.
Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap orang, karena itu pendidikan
menjadi hak bagi setiap warga negara. Pemerintah harus memberikan jaminan kepada
setiap warganya untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Maka dari itu pemerintah
telah berupaya untuk mewujudkan komitmennya dalam rangka pemenuhan hak
pendidikan bagi warga negara melalui wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, sebagai
wujud pembangunan pendidikan secara utuh bagi seluruh warga negaranya. Rendahnya
kualitas pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dikarenakan oleh kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak bangsa, terlebih lagi
kurangnya peran serta pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan menjadi
penghambat kualitas pendidikan di Indonesia.Contohnya penyebaran alokasi dana
program pendidikan yang tidak tersebar secara merata, kurangnya bahan belajar
mengajar, rendahnya kualitas tenaga pendidik dan tidak tersedia fasilitas yang memadai.
Layanan pendidikan dasar tidak hanya memenuhi kebutuhan pendidikan yang formal saja
namun juga individu yang memerlukan layanan khusu, seperti Anak Berkebutuhan
Khusus, anak-anak yang tinggal did daerah terpencil dan anak-anak yang berasal dari
keluarga miskin.
Suatu kondisi yang bertolak belakang bahwa memang sekolah-sekolah yang
terletak di daerah perkotaan padat penduduk atau sekolah-sekolah favorit mempunyai
jumlah siswa yang stabil. Tetapi di daerah lain, beberapa sekolah di daerah terpencil
memiliki jumlah siswa di bawah ambang batas kelayakan. Kondisi tersebut merupakan
fenomena baru dalam pendidikan dasar, akibatnya banyak sekolah yang kekurangan
siswa. Bahkan di beberapa daerah yang sekolahnya didirikan pada tahun 1980-an harus
tutup karena tidak ada siswanya. Maka dari itu kondisi ini membutuhkan kebijakan
khusus dari Pemerintah.
Adapun kebijakan dari pemerintah dalam menghadapi masalah ini ada dua jenis.
Kebijakan pertama adalah melakukan regrouping sekolah (merger), sehingga sekolah
memiliki jumlah siswa sesuai persyaratan. Akibat regrouping ini akan ada sekolah yang
ditutup. Akibat negatif lainnya, seperti siswa terpaksa berhenti sekolah karena lokasi
sekolah regrouping jauh dan guru juga terpaksa pindah ke sekolah yang mungkin lebih
jauh. Meskipun secara ekonomis kebijakan regrouping berdampak positif bagi
pemerintah, di beberapa daerah ternyata mempunyai dampak negatif bagi guru maupun
siswa.
Kebijakan selanjutnya yaitu tetap mempertahankan sekolah-sekolah kecil dengan
menerapkan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR). Melalui model ini, jumlah siswa yang
tidak memenuhi ambang batas dibiarkan seperti apa adanya, kemudian dilakukan
penggabungan dua atau tiga tingkat kelas dalam kelas yang sama dengan satu guru. Maka
guru harus dibekali dengan pengelolaan siswa heterogen dalam satu kelas yang sama.
Pembelajaran kelas rangkap mengatasi masalah kekurangan tenaga guru, jumlah siswa
yang sedikit, letak geografis yang sulit dijangkau, keterbatasan ruangan dan
ketidakhadiran guru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah Pembelajaran Kelas Rangkap bisa dijadikan suatu model pembelajaran
untuk saat ini ?
C. Tujuan Pendidikan
Mengacu pada rumusan masalah di atas, tujuan penulisan laporan ini yang ingin
dicapai yaitu :
1. Untuk mengetahui Pembelajaran Kelas Rangkap bisa dijadikan model
pembelajaran unntuk saat ini.
BAB II
ISI LAPORAN
https://www.inovasi.or.id/id/practices/bangkitkan-semangat-guru-dan-siswa-melalui-
model-pembelajaran-kelas-rangkap/
Di SDN Sukapura 3 Probolinggo merupakan salah satu sekolah di lereng Gunung Bromo
yang memiliki permasalahan kekurangan guru. Dengan jumlah 51 siswa, sekolah hanya
memiliki satu guru PNS dan empat guru honorer. Sang Kepala Sekolah pun tak bisa
berbuat banyak, karena kekurangan guru memang sudah menjadi masalah di wilayah-
wilayah terpencil di Kabupaten Probolinggo. Kehadiran program rintisan kelas rangkap
yang dikembangkan di Kecamatan Sukapura, Probolinggo, sangat memberikan
pencerahan pada SDN Sukapura 3 Probolinggo.
https://surabaya.tribunnews.com/2019/09/16/dorong-efisiensi-pembelajaran-di-sekolah-
terpencil-pemprov-jatim-jajaki-model-kelas-rangkap
Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Balitbang Kemendikbud
untuk mulai menjajaki model penerapan kelas rangkap di sejumlah sekolah dasar di Jawa
Timur. Program ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan, terutama pada kemampuan
literasi baca tulis dan hitung. Menurut Emil Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur saat itu,
program ini menunjukkan progress yang baik. Dilihat dari nilai anak didik yang semakin
baik.
Di samping memiliki prinsip umum di atas, PKR memiliki prinsip khusus seperti
berikut:
Keserempakan kegiatan belajar-mengajar
Kadar tinggi waktu keaktifan akademik.
Kontak psikologis guru-murid yang berkel
Lanjutan.Pemanfaatan sumber belajar yang efisien.
Belajar dari teman sebaya.
Penekanan pada pencapaian dampak instruksional dan pengiring.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Mengajar kelompok kecil dan perseorangan adalah suatu bentuk pembelajaran
yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan
menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara
peserta didik dengan peserta didik. Dan memberi kesempatan siswa untuk belajar sesuai
minat dan kemampuan, adanya bantuan dari guru serta kemungkinan keterlibatan siswa
dalam perencanaan pembelajarannya.
Bagi seorang guru PKR, penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan akan sangat membantu dalam mengorganisasikan kegiatan belajar
mengajar. Berbagai keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat
dilakukan dengan mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian, dengan
memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas, membimbing dan
memudahkan belajar, yang mencakup penguatan, proses awal, supervisi, dan interaksi
pembelajaran, perencanaan penggunaan ruangan serta pemberian tugas yang jelas,
menantang, dan menarik.
Maka pembelajaran model PKR sangat memungkinkan untuk diterapkan sebagai
solusi dan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran dimana dalam penerapannya mampu
menjadi solusi untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi tiap-tiap sekolah di
daerah.
B. Saran
Sekolah yang melaksanakan PKR dalam sekolah hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip agar nantinya jika pelaksanaan ini terwujud , dapat menjadi Pembelajaran
Kelas Rangkap yang ideal. PKR yang ideal dan terencana menerapkan prinsip-prinsip
PKR akan menyebabkan belajar menjadi menyenangkan dan menantang, dan guru pun
menjadi kreatif dalam memanfaatkan sumber belajar, menciptakan iklim kelas yang ceria,
membuat murud menjadi aktif dan menyenangkan sehingga muncul kerjasama dan
persaingan yang sehat antar murid.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.inovasi.or.id/id/practices/bangkitkan-semangat-guru-dan-siswa-
melalui- model-pembelajaran-kelas-rangkap/
https://surabaya.tribunnews.com/2019/09/16/dorong-efisiensi-pembelajaran-di-
sekolah- terpencil-pemprov-jatim-jajaki-model-kelas-rangkap
Terbuka, 2020)