Anda di halaman 1dari 10

RESUME

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD


MODUL 10

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia di
SD
(PDGK 4204)

Tutor: Indra Nugrahayu Taufik, M.Pd.

Disusun oleh :

SITI SAODAH
857453289
POKJAR GARUT

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
MODUL 10

Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak

Kegiatan Belajar 1
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
A. HAKIKAT PEMBELAJARAN
Kimble (dalam Hergenhanh,1982) mengemukakan bahwa perubahan tingkah laku
siswa setelah melaksanakan pembelajaran adalah tingkah laku yang relatif permanen,
tingkah laku yang diakibatkan oleh adanya penguatan (reinforcement) praktis. Hakikat
pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran menyebabkan tingkah laku, dengan kata lain, proses belajar dapat
diamati, bahwa setelah mengikuti pembelajaran, seseorang dapat melakukan sesuatu
yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya.
2. Perubahan tingkah laku tersebut relatif permanen.
3. Perubahan tingkah laku tidak dapat begitu saja berubah menjadi pengalaman
walaupun potensi untuk itu telah dimiliki.
4. Perubahan tingkah laku disebabkan pengalaman/latihan prktis.
5. Pengalaman/latihan harus selalu ditajamkan, terutama pada tanggapan yang
memerlukan adanya penghargaan (reward).
B.F. Skinner menyatakan bahwa perubahan tingkah laku adalah pembelajaran dan
tidak melalui proses yang dapat disimpulkan, sedangkan para ahli yang lain menyatakan
bahwa perubahan tingkah laku merupakan akibat dari proses pembelajaran. Kecuali
Skinner, para ahli berpendapat bahwa pembelajaran merupakan mediator perubahan
tingkah laku. Pembelajaran adalah sesuatu yang melibatkan seperangkat pengalaman dan
berbagai hal sebelum terjadinya perubahan itu sendiri. Dalam definisi ini pembelajaran
merupakan pemberian variabel internal.
Pembelajaran dapat membuat seseorang memiliki pengalaman dan tingkah laku
sesuai dengan pengalaman atau pelatihan yang diterimanya. Oleh sebab itu, dalam
pembelajaran bahasa Indonesia (BI) sebagai B2 bagi siswa sekolah dasar (SD) perlu
diberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menggunakan bahasa agar apa yang
dilakukan itu dapat mengubah tingkah laku dalam berbahasa Indonesia.
B. PEMBELAJARAN BAHASA
Pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah aktivitas yang sistemik,
sistematis, dan terencana. Dikatakan sistematik karena didalamnya terdapat seperangkat
subsistem yang saling berkaitan dan berinteraksi secara fungsional untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Dikatakan sistematik karena dalam pelaksanaannya
terdapat tatanan dan tahapan yang bersifat prosedural dan berhubungan secara kronologis-
kausatif. Selanjutnya, dikatakan terencana karena dalam pembelajaran terlihat jelas dan
tegas adanya dasar, arah/tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai. Untuk melaksanakan
pembelajaran perlu perencanaan yang dipersiapkan dan evaluasi sebagai tindak lanjut
untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran tersebut.
Untuk mewujudkan ketiga karakteristik pembelajaran bahasa, terdapat beberapa
permasalahan yang harus diantisipasi dan didudukan secara proporsional. Permasalahan
tersebut berkaitan dengan hal-hal berikut.
1. Tujuan pembelajaran;
2. Materi pembelajaran;
3. Strategi pembelajaran;
4. Evaluasi;
5. Pengajar (guru);
6. Siswa.
Masing-masing subsistem tersebut mempunyai peran yang penting dan seimbang
terhadap keberhasilan pembelajaran, termasuk pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam
pembelajaran bahasa khususnya pembelajaran bahasa Indonesia (B1) sebagai bahasa
kedua (B2), salah satu segi yang sering disorot dan dipertanyakan adalah strategi atau
teknik, metode, dan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

C. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD


Bahasa Indonesia bagi sebagian besar masyarakat Indonesia diperoleh dengan dua
cara yaitu pemerolehan secara formal dan nonformal. Secara formal, BI diperoleh melalui
lembaga formal, yakni lembaga pendidikan, sedangkan secara nonformal diperoleh
melalui membaca buku, koran, majalah, menonton TV, mendengarkan siaran radio,
bergaul dengan masyarakat pemakai BI, dan sebagainya.
Menurut kurikulum, 2004 yakni kurikulum berbasis kompetensi (KBK) mata
pelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa
berkomunikasi baik lisan maupun tulisan sebagai alat untuk mempelajari rumpun
pelajaran lain, berpikir kritis dalam berbagai aspek kehidupan, serta mengembangkan
sikap menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan apresiatif terhadap karya
sastra Indonesia (Mulyasa, 2003:89).
Untuk kelas I dan II (kelas rendah), pembelajaran bahasa Indonesia menekankan
pada aspek peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan, sedangkan untuk
kelas III-VI (kelas tinggi) menekankan pada peningkatan kemampuan berkomunikasi
lisan dan tulis.

D. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MENYIMAK


Pada bagian ini berisi pemaparan tentang (1) teori menyimak yang terdiri atas (a)
hakikat menyimak, (b) jenis-jenis menyimak, (c) unsur-unsur menyimak, (d) teknik
menyimak efektif,dan (e) teknik peningkatan daya simak. Dan (2) pembelajaran BI
dengan fokus menyimak.
1. Teori Menyimak
Kegiatan menyimak yang dalam kurikulum 2004 disebut dengan istilah
mendengarkan tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan berbicara sebagai suatu jalinan
komunikasi. Karena keduanya merupakan kegiatan yang resiprokal. Kegiatan
menyimak selalu didahului dengan bunyi. Pada dasarnya komunikasi dapat
berlangsung secara lisan atau tulis. Komunikasi lisan meliputi aktivitas menyimak
(listening) dan berbicara (speaking). Komunikasi tulis meliputi aktivitas membaca
(reading) dan menulis (writing). Berikut adalah hubungan kedudukan dan hubungan
antara menyimak,berbicara,membaca ,dan menulis dalam keterampulan berbahasa
(Tarigan,1983).
Menyimak Berbicara
Langsung
Aprsiasif Komunikasi tatap muka Langsung
Resetif Produktif
fungsional ekspresif
Keterampilan berbahasa

Tak langsung Tak langsung


Produktif Komunikasi tidak tatap Apresiasif
Ekpresif muka Fungsional
menulis membaca

a. Hakikat menyimak
Menurut Kamidjan (2001:4) menyimak adalah suatu proses mendengarkan
lambang-lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh penuh perhatian,
pemahaman, apresiatif yang dapat disertai dengan pemahaman makna komunikasi
yang disampaikan secara nonverbal.
Dalam pembelajaran dengan fokus menyimak aspek keterampilan berbahasa
(kompetensi dasar) yang menjadi fokus harus mendapatkan penekanan dalam
pembelajaran. Jadi, aspek keterampilan yang menjadi fokus tersebut harus
menjadi pusat aktivitas pembelajaran dan penilaian. Misalnya, ketika memilih
menyimak (mendengarkan) sebagai fokus pembelajaran maka materi yang
diajarkan, disampaikan dengan teknik menyimak, yaitu kegiatan dimulai dengan
kegiatan siswa menyimak, dan hasil menyimak menjadi tujuan mencapai hasil
belajar. Oleh karena itu, seandainya materi pelajaran berupa bahan bacaan maka
pembelajarannya harus dilakukan dengan teknik membaca nyaring, bukan dengan
membaca dalam hati.
b. Jeni-jenis menyimak
Menyimak ekstensif adalah proses menyimak yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti mendengarkan siaran radio, televisi, percakapan
orang diangkot, di pasar, kotbah di masjid, pengumuman di stasiun kereta api, dan
sebagainya. Dalam hal ini dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu:
1) Menyimak sosial, adalah kegiatan menyimak yang dilakukan oleh masyarakat
dalam kehidupan sosial, seperti di pasar, di terminal, stasiun, kantor, dan
sebagainya. Kegiatan menyimak ini menekankan pada faktor status sosial,
sopan santun, dan tingkatan dalam masyarakat.
2) Menyimak sekunder, adalah kegiatan menyimak yang terjadi secara kebetulan.
Misalnya secara kebetulan ketika melewati ruang tamu kita mendengarkan
percakapan orang lain yang sedang mengobrol, mendengarkan suara radio,
mendengarkan suara televisi, ataupun suara-suara di sekitar rumah. Dengan
kata lain suara tersebut sempat kita dengar, namun kita tidak merasa
terganggu.
3) Menyimak estetika atau menyimak apresiatif, adalah kegiatan menyimak
untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak pembacaan
puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak
estetika ini lebih menekankan pada aspek emosional penyimak.
4) Menyimak pasif, adalah menyimak suatu bahasa yang dilakukan tanpa sadar.
Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari kita mendengarkan bahasa daerah,
maka dalam jangka beberapa tahun kita dapat berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa daerah tersebut.
Menyimak intensif, adalah proses menyimak yang menekankan pada
kemampuan penyimak untuk memahami bahan simakan. Misalnya, menyimak
pelajaran di sekolah. Proses menyimak ini dilakukan dengan sungguh-sungguh
dan dengan tingkat konsentrasi yang tinggi. Beberapa hal yang berkaitan dengan
menyimak intensif, diantaranya adalah:
1) Menyimak intensif pada dasarnya menyimak pemahaman, adalah proses
memahami suatu objek. Pemahaman dalam kegiatan menyimak merupakan
proses memahami suatu bahan simakan. Oleh karena itu, proses menyimak
intensif adalah memahami makna pembicaraan.
2) Menyimak intensif memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi, artinya
penyimak harus memusatkan konsentrasi dengan segenap jiwa, seperti pikiran,
perasaan, ingatan, perhatian, dan sebagainya terhadap bahan yang disimak.
Cara agar penyimak dapat melakukan konsentrasiyang tinggi antara lain (a)
menjaga pikiran agar tidak pecah, (b) perasaan tenang dan tidak bergejolak,
(c) perhatian terpusat pada objek yang sedang disimak, dan (d) penyimak
harus mampu menghindari berbagai hal yang dapat mengganggu kegiatan
menyimak, baik internal maupun eksternal.
3) Menyimak intensif pada dasarnya memahami bahasa formal, artinya bahasa
yang digunakan dalam situasi formal atau situasi komunikasi resmi. Misalnya,
diskusi, berdebat, temu ilmiah, kegiatan belajar mengajar, dan sebagainya.
4) Menyimak intensif memerlukan produksi materi yang disimak, artinya sesuatu
yang sudah dipahami diungkapkan kembali baik dalam bentuk lisan maupun
tulisan. Fungsi kegiatan tersebut diantaranya yaitu (a) mengukur kemampuan
integratif antara menyimak dan berbicara, (b) mengukur kemampuan integratif
antara menyimak dengan menulis atau mengarang, (c) mengetahui
kemampuan daya serap seseorang, dan (4) mengetahui tingkat pemahaman
seseorang terhadap bahan yang telah disimak. Menyimak intensif terdiri dari
beberapa jenis yaitu:
(a) meyimak kritis, adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh untuk memberikan penilaian secara objektif,
menentukan keaslian, kebenaran, dan kelebihan serta kekurangan-
kekurangannya.
(b) menyimak konsentratif, adalah menyimak yang dilakukan dengan penuh
perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi
yang disimak.
(c) menyimak eksploratif, adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan
penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru.
(d) menyimak kreatif, adalah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk
mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas menyimak.
(e) menyimak introgatif, adalah kegiatan menyimak yang bertujuan
memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang diarahkan kepada informasi tersebut.
(f) menyimak selektif, adalah kegiatan yang dilakukan secara selektif dan
terfokus untuk mengenal bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi
homogen, kata-kata, frase, klausa, kalimat, dan bentuk-bentuk bahasa yang
sedang dipelajarinya.
c. Unsur-unsur menyimak
Unsur-unsur menyimak terdiri dari (1) pembicara, (2) penyimak, (3) bahan
simakan, dan (4) bahasa lisan yang digunakan.
d. Teknik menyimak efektif
Syarat menyimak efektif antara lain (1) menyimak dengan berkonsentrasi, (2)
menelaah materi simakan, (3) menyimak dengan kritis, dan (4) membuat catatan.
e. Teknik peningkatan daya simak
Untuk meningkatkan daya simak ada beberapa teknik yang dapat dilakukan
diantaranya:
1) Teknik Loci (Loci System), adalah teknik yang dilakukan dengan cara
memvisualkan materi yang harus diingat.
2) Teknik penggabungan, merupakan teknik mengingat dengan cara
menghubungkan (menggabungkan) pesan pertama yang akan diingat dengan
pesan kedua, ketiga, dan seterusnya.
3) Teknik fonetik, adalah teknik yang menggabungkan angka-angka, bunyi-bunyi
fonetik, dan kata-kata yang mewakili bilangan-bilangan itu dengan pesan yang
akan diingat.
4) Teknik akronim, adalah teknik untuk meningkatkan daya simak dengan cara
device atau trik memori. Memori device ini berupa singkatan atau akronim
dari butir yang akan diingat.
5) Teknik pengelompokan katagorial, teknik yang dilakukan dengan cara
memberikan struktur baru pada informasi sebelumnya. Misalnya, untuk
mengingat atau menghafal pesan tentang asoka, teratai, combrang, mawar,
merah, biru, kuning, kelinci, sapi, dan kucing maka kata-kata tersebut
dikelompokan berdasarkan kategorinya, yaitu asoka, teratai, combrang,
mawar, kemudian merah, biru, kuning, dan kelinci, sapi, kucing.
6) Teknik pemenggalan, teknik ini dilakukan dengan memenggal pesan-pesan
yang panjang. Misalnya, untuk mengingat nomor telepon kita dapat
memenggal menjadi beberapa angka, contoh 08123399815 menjadi 0812-
3399-815.
2. pembelajaran BI dengan fokus menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan secara terpadu antara 4 aspek
keterampilan berbahasa, kebahasaan, dan sastra. Menyimak (mendengarkan) sebagai
fokus pembelajaran maka materi yang diajarkan disampaikan dengan teknik-teknik
menyimak, yaitu kegiatan mulai dengan kegiatan siswa menyimak dan hasil
menyimak menjadi tujuan mencapai hasil balajar.
Tujuan pembelajaran menyimak di Sekolah Dasar dikelompokan berdasarkan
tingkatan (kelas rendan dan kelas tinggi). Dikelas rendah tujuan pembelajaran
berbicara bertujuan untuk melatih keberanian siswa, melatih siswa menceritakan
pengetahuan dan pengalamannya, melatih menyampaikan pendapat, dan
membiasakan siswa untuk bertanya. Sedangkan di kelas tinggi tujuan pembelajaran
berbicara yaitu untuk memupuk keberanian siswa, mengungkapkan pengetahuan dan
wawasan siswa, melatih siswa menyanggah/menolak pendapat orang lain, melatih
siswa berfikir logis dan kritis, serta melatih siswa menghargai pendapat orang lain.
Dengan kata lain di kelas rendah tujuan pembelajaran berbicara hanya difokuskan
pada pengenalan dan pembiasaaan diri dalam berbicara, sedangkan pada kelas atas
tujuannya sudah mengalami peningkatan dimana mulai diajarkan cara
mengemukakan pendapat dengan baik, serta bagaimana cara menyampaikan
sanggahan terhadap pendapat orang lain dengan tetap menghargai lawan bicara.
Kegiatan
Belajar 2

Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak


A. MATERI ATAU BAHAN YANG SESUAI UNTUK KEGIATAN MENYIMAK
Materi atau bahan ajar menyimak dapat diambil dari berbagai sumber, seperti
ceramah, kotbah, percakapan sehari-hari, pidato, rekaman, siaran radio, televisi, artikel
majalah, prosa, puisi, drama, dan sebagainya. Dalam menyusun bahan ajar yang perlu
diperhatikan adalah (1) siswa, (2) pendekatan, (3) tema (khusus untuk kelas rendah), (4)
media, (5) lingkungan, kompetensi dasar kebahasaan, dan (6) sarana. Dua hal yang
merupakan syarat uatama untuk memilih teks yang diperdengarkan adalah menarik dan
dekat dengan kebutuhan siswa. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini adalah:
1. Keluasan bahan ajar, dalam hal ini materi memiliki beberapa tujuan diantaranya
(a) materi yang bertujuan untuk mendapatkan respon dari penyimak, (b) materi
yang bertujuan untuk membandingkan atau mempertentangkan dengan
pengalaman menyimak, (c) materi yang memerlukan pemusatan perhatian, (d)
materi yang bertujuan untuk menuntun penyimak berfikir kritis, (e) materi yang
bertujuan menghibur, (f) materi yang tujuannya informatif, dan (g) materi yang
tujuannya deskriftif.
2. Keterbatasan waktu, waktu yang tersedia telah diatur dalam kurikulum sehingga
dalam pembelajaran guru dituntut untuk menyesuaikan waktu yang tersedia
dengan bahan yang akan diajarkan.
3. Perbedaan karakteristik siswa,dituntut oleh faktor minat, bakat, intelegensi, dan
sikap.
4. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, artinya bahan
pembelajaran menyimak harus menyesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang sedang berkembang di masyarakat.

B. METODE ATAU TEKNIK PEMBELAJARAN MENYIMAK


Guru yang profesional, selain mampu menyusun bahan ajar juga harus terampil
dalam menyampaikan materi tersebut kepada siswa. berikut beberapa contoh teknik
pembelajaran menyimak yang dapat digunakan dalampembelajaran diantaranya:
1. Teknik Simak-Ulang Ucap
Teknik simak ulang ucap biasanya digunakan dalam memperkenalkan bunyi bahasa
dan cara pengucapannya. Teknik ini sangat cocok untuk pembelajaran mendengarkan
di SD kelas satu. Guru sebagai model membacakan atau mengucapkan bunyi bahasa
tertentu yang telah dipilih sesuai dengan kebutuhan siswa dibaca pelan-pelan, jelas,
dengan lafal dan intonasi yang tepat. Siswa meniru ucapan guru. Pengucapan
dilakukan kembali secara klasikal, berkelompok, atau individu. Namun, supaya guru
dapat menilai daya simak siswa, maka penilaian dapat dilakukan secara individu.
2. Teknik Simak Jawab
Teknik ini paling sering digunakan guru karena pada setiap kesempatan guru pasti
memberi pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Materi dapat berupa pengetahuan
yang baru, yang sedang diajarkan, atau materi yang sudah diajarkan.
3. Teknik Simak-Tulis
Teknik simak salin, dapat digunakan untuk melatih siswa menulis yang
disimak/didengarnya atau sering disebut dikte atau imla. Tekniknya mula-mula guru
mengucapkan kata, kalimat, atau paragraf. Kemudian, siswa disuruh menulis kembali
kata, kalimat, atau paragraf yang telah digunakan guru dalam buku kerjanya.
4. Teknik Simak-Baca
Pada pelaksanaan teknik simak baca, guru terlebih dahulu menyiapkan bahan simakan
tulis. Sebelum siswa membaca guru memberikan rambu-rambu apa yang harus
dibaca. Setelah siswa membaca, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang ada
kaitannya dengan isi bacaan.
5. Teknik Simak-Kerjakan
Teknik ini menuntut siswa untuk melaksanakan perintah yang telah diinstruksikan
oleh guru. Oleh karena itu, guru hendaknya memberikan perintah/petunjuk yang jelas
sebelum memberikan tugas yang harus dikerjakan siswa. Misalnya, pada kegiatan
belajar memperkenalkan huruf guru menyediakan beberapa kartu kata dan kartu
huruf, kemudian siswa diminta memilih dan memperlihatkan kepada teman-temannya
salah satu kata atau huruf yang diucapkan guru.

Anda mungkin juga menyukai