Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aspek keterampilan berbahasa dan unsur-unsur kebahasaan (dalam kurikulum
2004 disebut standar kompetensi dan kompetensi kebahasaan) yang harus
dilaksanakan dalam tugas sekolah. Salah satu standar kompetensi tersebut adalah
menyimak (mendengarkan). Menyimak merupakan aktivitas untuk mengembangkan
aspek keterampilan yang lain, yaitu berbicara, membaca, dan menulis. Oleh karena
itu pembelajaran menyimak bagi siswa sangatlah penting agar mereka dapat
mengembangkan kemampuan berbahasanya.

B. Rumusan Masalah
a) Apa itu hakikat pembelajaran?
b) Bagaimana pembelajaran bahasa?
c) Bagaimana pembelajaran Bahasa Indonesia di SD?
d) Bagaimana pembelajaran Bahasa Indonesia dengan fokus menyimak?
e) Bagaimana teori menyimak ?
f) Apa itu hakikat menyimak?
g) Apa dan bagaiman jenis-jenis menyimak?
h) Apa dan bagaimana unsur-unsur menyimak?
i) Bagaimana teknik menyimak efektif?
j) Apa dan bagaimana teknik peningkatan daya simak ?
k) Apa saja tujuan pembelajaran menyimak di SD?
l) Bagaimana materi yang sesuai untuk kegiatan menyimak?
m) Bagaimana metode dan teknik pembelajaran menyimak?

Bahasa Indonesia – Menyimak | 1


BAB II
PEMBAHASAN

Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak


Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
A. Hakekat pembelajaran
Kimble (dalam Hergenhan, 1982) mengemukakan bahwa perubahan tingkah laku
siswa setelah melaksanakan pembelajaran adalah tingkah laku yang relatif permanen,
tingkah laku yang diakibatkan oleh adanya penguatan (reinforcement) praktis.
Beberapa detail hakikat pembelajaran tersebut dikemukakan sebagai berikut :
1. Pembelajaran menyebabkan tingkah laku, dengan kata lain, proses belajar
dapat diamati, bahwa setelah mengikuti pembelajaran, seseorang dapat
melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya.
2. Perubahan tingkah laku tersebut relatif permanen
3. Perubahan tingkah laku tidak dapat begitu saja berubah menjadi pengalaman
walaupun potensi untuk itu telah dimiliki
4. Perubahan tingkah laku disebabkan pengalaman/ latihan praktis
5. Pengalaman/ latihan harus selalu ditajamkan, terutama pada tanggapan yang
memerlukan adanya penghargaan (reward)

BF skinner menyatakan bahwa perubahan tingkah laku adalah pembelajaran dan


tidak melalui proses yang dapat disimpulkan, sedangkan para ahli yang
menyatakan bahwa perubahan tingkah laku merupakan akibat dari proses
pembelajaran. Kecuali Skinner, para ahli berpendapat bahwa pembelajaran
merupakan mediator perubahan tingkah laku. Pembelajaran adalah sesuatu yang
melibatkan seperangkat pengalaman dan berbagai hal sebelum terjadi perubahan
itu sendiri. Dalam definisi ini pembelajaran pembelajaran merupakan pemberian
variabel internal.

Bahasa Indonesia – Menyimak | 2


A. Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu aktifitas yang sistemik, sistematis dan
terrencana. Dikatakan sistemik karena dialamnya terdapat seperangkat subsistem yang
saling berkaitan dan berinteraksi secara fungsional untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Dikatakan sistematis karena dalam
pelaksanaannya terdapat tatanan dan tahapan yang bersifat prosedural dan
berhubungan secara kronologis-kausatif. Selanjutnya, dikatakan terrencana karena
dalam pembelajaran terlihat jelas dan tegas adanya dasar, arah/tujuan, dan sasaran
yang ingin dicapai. Untuk melaksanakan pembelajaran perlu perencanaan yang
disiapkan dan evaluasi sebagai tindak lanjut untuk mengetahui berhasil tidaknya
pembelajaran tersebut.
Untuk mewujudkan ketiga karakteristik pembelajaran bahasa, terdapat beberapa
permasalahan yang harus diantisipasi dan didudukkan secara proporsional.
Permasalahan tersebut berkaitan dengan hal-hal berikut :
1. Tujuan Pembelajaran
2. Materi Pembelajaran
3. Strategi Pembelajaran
4. Evaluasi
5. Pengajar (guru)
6. Siswa
Masing-masing subsistem tersebut mempunyai peran yang penting dan seimbang
terhadap keberhasilan pembelajaran, termasuk pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam
pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Indonesia (BI), sebgai bahasa kedua (B2),
salah satu segi yang sering disorot dan dipertanyakan adalah strategi atau tekhnik,
metede dan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Sukses tidaknya suatu program pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua
sering dinilai dari strategi dan metode yang digunakan. Hal ini cukup beralasan
karena pembelajaran BI selama ini belum mencapai hasil yang diinginkan, yaitu
mampu berkomunikasi dengan baik dan benar baik lisan maupun tulis sehingga
semua pihak perlu memikirkan bagaimana pembelajaran yang baik agar tujuan yang
telah ditetapkan dalam kurikulum dapat tercapai. Pembelajaran tersebut adalah
perubahan tingkah laku yang relative permanen dan tingkah laku potensial yang
diakibatkan adanya pembelajaran yang baik untuk BI.
Bahasa Indonesia – Menyimak | 3
A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Bahasa Indonesia bagi sebagian besar masyarakat Indonesia diperolehdengan
dua cara, yaitu peerolehan secara formal dan nonformal. Secara formal BI diperoleh
melalui lembaga formal, yakni lembaga pendidikan, sedangkan nonfomal diperoleh
melalui membaca buku, Koran, majalah, menonton TV, mendengarkan siaran radio,
bergaul dengan masyarakat pemakai BI dan sebagainya.
Bahasa Indonesia disekolah digunakan sebagai pengantar sejak SD sampai
perguruan tinggi (PT), sedangkan sebagai mata pelajaran pokok diajarkan sejak SD
sampai SLA, di perguruan tinggi BI diajarkan sebagai mata kuliah dasar umum
(MKDU) pada jurusan nonbahasa Indonesia. Walaupun di SD BI diajarkan sebagai
mata pelajaran pokok, akan tetapi pada kelas-kelas rendah padadaerah tertentu maih
digunakan bahasa daerah (BD) sebagai alat berinteraksi dalam proses belajar
mengajar (PMB) dikelas. Pembelajaran BI diajarkan secara penuh sebagai mata
pelajaran dengan menggunakan BI sebagai alat berinteraksi dalam PMB diberikan
pada kelas-kelas tinggi yaitu kelas III-VI.
Menurut kurikulum 2004 yakni kurikulum berbasis kompetensi (KBK), mata
pelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa
berkomunikasi baik lisan maupun tulis sebagai alat untuk mempelajari rumpun
pelajaran lain, berfikir kritis dalam berbagai aspek kehidupan, serta mengembangkan
sikap menghargai Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan apresiatif terhadap
karya sastra Indonesia (Mulyasa, 2003;89)
Untuk kelas I dan II,pembelajaran bahasa Indonesia menekankan pada aspek
B. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
1. Teori Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan manusia.
Manusia sejak lahir sudah mulai belajar menyimak sehingga ia memaham alam
sekitarnya. Ia mulai belajar meniukan apa yang ia simak, dan dapat
memproduksinya sesuai apa yang ia simak.
Kegiaan menyimak yang dalam kurikulum 2004 disebut dengn istilah
mendengarkan tidak bisa dilepaskan denga kegiatan berbicara sebagai suatu
jalinan komunikasi.

Bahasa Indonesia – Menyimak | 4


Karena keduanya merupakan kegiatan yang resiprokal. Pada dasaranya
komunikasi lisan meliputi aktivitas menyimak (listening) dan berbicara
(speaking). Komunikasi tulis meliputi aktivitas membaca (reading) dan menulis
(writing)
a) Hakikat Menyimak
Bahwa mendengar, mendengarkan, dan menyimak meupakan kegiatan aktif
produktif yang melibatkan unsur kejiwaan dan metakognitif seseorang. Dari
segi tingkat pemaknaan, mendengarkan lebih tinggi daripada mendengar,
danmenyimak lebih tinggi daripada mendengarkan.
Menurut kamidjan (2001:4) menyimak adalah suatu proses mendengarkan
lambing-lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh penuh perhatian,
pemahaman, apresiatif yang dapat disertai dengan pemahaman makna
komunikasi yang disampaikan secara nonverbal.
b) Jenis-jenis menyimak
Secara garis besar, Tarigan (1983:22) membagi jenis menyimak menjadi dua
macam, yaitu:
(1) Menyimak ekstensif
Adalah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa jenis kegiatan ekstensif
a. Menyimak sosial
Kegitan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status sosial,
sopan satun, dan tingkatan dalam masyarakat
b. Menyimak Sekunder
Menyimak sekunder adalah menyimak yang terjadi secara kebetulan
c. Menyimak Estetika
Adalah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu.
Kegiatan menyimak estetika ini lebih menekankan pada aspek
emosional penyimak, seperti dalam menghayati dan memahami sebuah
bacaan puisi atau menyimak sinetron televisi.
d. Meyimak Pasif
Adalah menyimak suatu bahasan yang dilkukan tanpa sadar.
Menyimak pasif ini banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam
kehidupan sehari-hari.
Bahasa Indonesia – Menyimak | 5
(1) Menyimak intensif
Pada menyimak intensif lebih menekan pada kemampuan penyimak untu
memahami bahan simakan. Beberapa hal yang berkaitan dengan
menyimak intensif, antara lain :
a. Menyimak Intensif Pada Dasarnya Menyimak Pemahaman
Pemahaman adalah proses memahami suatu objek. Pemahaman dalam
kegiatan menyimak merupakan poses memahami suatu bahan simakan.
b. Menyimak Intensif Memerlukan Tingkat Konsentrasi Tinggi
Konsentrasi adalah memusatkan semua gejala jiwa, seperti pikiran,
perasaan, ingatan, perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek
c. Menyimak Intensif Adalah Memahami Bahasa Formal
Bahasa formal dalah bhsa yang digunakan dlam situasi formal.
Misalnya, diskusi, berdebat, temu ilmiah dan sebagainya. Bahasa yang
digunakan pada kegiatan-kegiatan tersebut adalah bahasa resmi atau
bahasa baku.
d. Menyimak Intensif Diakhiri dengan Reproduksi Bahan Simakan
Repoduksi adalah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang
telah dipahami.
Jenis-jenis menyimak intensif antara lain, adalah :
a. Menyimak Kritis
Adalah kegiatan menyimak yang dilkukan dengan sungguh-
sungguh untuk memberikan penilaian secra objektif, menentukan
keaslian, kebenaran, dan kelebihan, serta kekurangan-
kekurangannya
b. Menyimak Konsentratif
Adalah menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk
memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang
disimak
c. Menyimak eksploratif
Adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh
perhatian untuk mendapatkan informasi baru.

Bahasa Indonesia – Menyimak | 6


d. Menyimak Kreatif
Adalah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan
daya imjinasi dan kreativitas penyimak
e. Menyimak Interogratif
Adalah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang di arahkan
kepada pemerolehan informasi.
f. Menyimak Selektif
Adalah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan
terfokus untuk mengenal bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-
bunyi homogeny kata-kata, frase, klaua, kalimat, dan beuk-bentuk
bahasa yang sedang dipelajari.

a) Unsur-unsur Menyimak
Unsur-unsur dasar menyimak adalah
1. Pembicara
Pembicara adalah orng yang menyampaikan pesan yang berupa informai
yang di butuhkan oleh penyimak. Seorang pembicara harus mengetahui
siapa penyimaknya.
2. Peyimak
Penyimak yang baik adalah penyimak yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang banyak dan luas. Selain itu, penyimak yang baik adalah
penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif.
Kamidjan, (2001:6) menyatakan bahwa penyimak yang baik adalah
penyimaka yang memiliki dua sikap, yaitu sikap objektif dan sikap
kooperatif.
Sikap objektif adlah pandangan penyimak terhadap bahan simakan,
sedangkan sikap kooperatif adalah sikap penyimak yang siap bekerja sama
dengan pembicara.
3. Bahan Simakan
Bahan simakan merupakan unsur terpenting dlam komunikasi lisan,
terutama dalam menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan
adalah pesan yang akan disampaikan oleh pembicara kepada penyimak.
Bahasa Indonesia – Menyimak | 7
Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi.
4. Bahasa Lisan
Bahasa lisan (premier) merupakan media yang dipakai untuk menyimak.
Pembicara menyampaikan gagasan dengan bahasa lisan. Bahasa lisan
merupakan tuturan yang disampaikan pembicara dan diterima penyimak
melalui alat pendengaran. Untuk menyampaikan gagasan, pembicara dapat
memilih kata-kata, frase, kalimat, lagu, gaya yang paling tepat untuk
mewadahi gagasan agar ia dapat menyampaikan gagasan.
Unsure bahasa lisan yang digunakan dalam berkomunikasi ada dua
macam, yaitu aspek linguistic dan nonlinguistic. Aspek linguistic ialah
kata-kata, frase, kalimat yang diucapkan pembicara kepada penyimak.
Aspek nonlinguistic sering disebut dengan istilah kinestetik atau kinesik.

a) Teknik menyimak efektif


Agar dapat menyimak dengan baik penyimak perlu mengetahui syarat efektif
menyimak berikut ini
1. Menyimak dengan berkonsentrasi
Menyimak dengan berkonsentrasi adalah kegiatan memusatkan pikiran,
perasaan dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaiakan
pembicara.
2. Menelaah materi simakan
Menelaah materi simakan bias dilakukan dengan cara sebagai berikut
1) Mencari arah dan tujuan pembicaraan
2) Mencoba membuat pengalaman-pengalaman dari awal sampai akhir
3) Menemukan pokok pembicaraan
4) Mengamati dan memahami media sebagai penegas materi simakan
5) Memperhatikan rangkuman yang disampaikan pembicara
1. Menyimak dengan kritis
Menyimak dengan kritis adala aktivitas menyimak yang para penyimknya
tidak dapat secara langsung menerima gagasan pembicara atau tidak
searah dalam memahami suatu konsep dengan pembicara sehingga mereka
meminta argument pembicara.

Bahasa Indonesia – Menyimak | 8


a) Teknik Peningkatan Daya Simak
Untuk meningkatkan daya simak, berikut ini ada beberapa teknik yang apat
dilakukan, di antaraya adalah
1. Teknik Locy (Locy system)
Teknik ini merupakan salah satu teknik mengingat yang paling tradsional.
Teknik ini dapat dilakukan dengan cara mempelajari urutan informasi lain
yang serupa, mempelajari lokasi yang ada di sekitar, dan mencocokkan
hal-hal yang akan diingat dengan lokasi tersebut
2. Teknik Penggabungan
Teknik mengingat dengan cara menghubungkan (menggabungkan) pesan
utama yang akan ddiingat dengan pesan kedua, ketiga dan seterusnya
3. Teknik Fonetik
Teknik ini melibatkan angka-angka, bunyi-bunyi fonetik, dan kata-kaa
yang mewakili bilangan-bilangan itu dengan pesan yang akan diingat.
4. Teknik Akronim
Memory device atau trik memori. Memory device ini berupa akronim atau
singkatan dari butir-butir yang akan diingat
5. Teknik Pengelompokan Kategorial
Teknik ini dapat dignakan untuk memodifikasi informasi baru dengan cara
memberikan struktur baru pada informasi-informasi tersebut.
6. Teknik Pemenggalan
Merupakan teknik mengingat pesan dengan cara memenggal pesan-pesan
panjang.

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak


Pembelajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan secara terpadu antara 4
(empat) aspek keterampilan berbahasa, kebahasaan, dan sastra. Aspek
keterampilan berbahasa (kompetensi dasar) yang menjadi fokus harus
mendapatkan penekanan dalam pembelajaran.jadi, aspek keterampilan (standar
kompetensi) yang menjadi fokus tersebut harus menjadi pusat aktivitas
pebelajaran dan penilaian.

Bahasa Indonesia – Menyimak | 9


a. Tujuan pembelajara menyimak di Sekolah Dasar
1. Tujuan Menyimak
Salah satu aktivitas menyimak adalah memahami pesan yang disampaikan
pembicara. Pemahaman yang dilakukan penyimak meliputi dua aspek,
yaitu (1) pemahaman pesan dan tanggapan pembicara, (2) tanggapan
penyimak terhadap pesan sesuai dengan kehendak pembicara. Tujuan
menyimak dapat diperinci lebih jauh (Universitas Terbuka, 1985;21),
antara lain:
(a) Menyimak untuk mendapatkan fakta
(b) Menyimak untuk menganalisis fakta
(c) Menyimak untuk mengevaluasi fakta
(d) Menyimak untuk mendapatakan informasi
(e) Menyimak untuk mendapatkan hiburan
(f) Menyimak untuk memperbaiki kemampuan berbicara

a. Tujuan Pembelajaran Menyimak di SD


Secara khusus, tujuan pembelajaran menyimak di SD adalah :
(1) Melatih Siswa Menghargai Orang Lain
Dengan pelajaran menyimak dapat melatih siswa untuk lebih menghargai
guru yang sedang mejelaskan di depan kelas
(2) Melatih Siswa Disiplin
Melalui pembelajaran menyimak, displin dapat dilatihkan pada anak.
Karena menyimak memerlukan konsentrasi untuk mencurahkan segala
pikiran, perasaan, pengetahuan, pengalaman, dan sebainya agar
mendapatkan hasil maksimal
(3) Melatih Siswa Berpikir Kritis
Berpikir kritis dapat digunakan untuk memperoleh informasi baru bagi
siswa. Berpikir kritis akan mempercepat perkembangan pengetahuan dan
keterampilan seseorang.
(4) Melatih Siswa Meningkatkan Daya Nalar
Dengan menyimak, siswa dilatih untu mengidentifikasi, mencocokan,
menganalisis, dan menyimulkan hasil simakan berdasrkan pengetahuan
dan pengalamannya untuk meningkatkan daya nalarnya.
Bahasa Indonesia – Menyimak | 10
(5) Melatih Siswa untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Melalui proses menyimak, siswa dapat menguasai pengucapan fonem,
kosakata, makna kata, dan kalimat. Hal itu sangat membantu anak dalam
kegiatan berbicara sebagai aktivitas aktif produtif (Tarigan, 1990:10).
Karena kosaata hasil simakan, seseorang akan berpengaruh terhadap
kemampuan berbicaranya (Idra,dkk, 2002:9)

a. Tujuan Pembelajaran Menyiak di SD Kelas Rendah


Tujuan menyimak (mendengarkan) untuk kelas I dan II, lebih diutamakan
pada membiasakan siswa menyimak apa yang didengar untuk
mengembangkan kemampuannya dalam membaca dan menulis. Kegiata ini
untuk melaih kepeaan siswa terhadap lingkungan sekitar. Hal ini sesuai
dengan mental anak yang masih pada tahap praoperasional (5-7 tahun)

b. Tujuan Pembelajaran Menyiak di SD Kelas Tinggi


Usia siswa pada kelas tinggi beraa pada tahap operasional nyata (7-11 tahun),
pembelajaran menyimak diaahkan untuk meningkatkan kemampuan dan
pemahaman terhadap apa yang mereka dengarkan dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan dan tulis.
Dengan kemampuan menyimak yang baik, sisa dapat lebih memahami ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya yang dipelajari dari seluruh mata
pelajaran yang diterima disekolahsehingga mampu mengembangkan
pengetahuan, wawasan, serta keterampilan untuk mengaktualisasi dirinya
dalam kehidupan disekolah maupun dimasyarakat

Model Pembelajaran Menyimak dengan Fokus Menyimak


A. MATERI ATAU BAHAN YANG SESUAI UNTUK KEGIATAN MENYIMAK
Dalam kurikulum 2004, yaki kurikulum berbasis kompetensi (KBK), standar
kompetensi “mendengarkan” (meyimak lisan) terdiri atas mendengarkan berita,
petunjuk, pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan,
penjelasan, laporan, ceramah, kotbah, pidato, pembicaraan, narasumber, dilog atau
percakapan, perintah dan mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-
anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi, syair lagu, pantun, dan drama anak
Bahasa Indonesia – Menyimak | 11
Dua hal yang merupakan syarat utama untuk memilih teks yang
dipedengarkan adalah menarik minat dan dekat dengan kebutuhan siswa. Hal yang
perlu dipertimbangkan dalam hal ini adalah sebagai berikut :
(1) Keluasan bahan ajar
(2) Keterbatasan waktu
(3) Perbedaan karakteristik siswa
(4) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

A. METODE ATAU TEKNIK PEMBELAJARAN MENYIMAK


Macam-macam metode pembelajaran bahasa dapat dipelajari pada modul 3
(tiga), yaitu :
(1) Simak-tulis
Teknik simak salin, dapat digunakan untuk melatih siswa menulis yang
disimak/didengarnya atau sering disebut dikte atau imla.

(2) Simak – Terka


Untuk melaksanakan pembelajaran dengan teknik simak terka, guru
mempersiapkan deskripsi suatu benda tanpa menyebut namanya. Deskripsi itu
dibacakan guru, kemudian siswa diminta menerka nnama benda yang dimaksud.
(3) Simak –Cerita
Teknik ini biasanya digunakan untuk kelas rendah dan tinggi. Pada kelas,
ceritayang digunakan sebagai bahan ajar diuakan cerita yang pendek dan
bahasanya sederhana supaya udah diterima. Sedangkan untuk kelas tinggi yang
bercerita dapat saja siswa yang dianggap mampu atau siswa disuruh menyimak
salah satu cerita yang ada di radio atau televisi. Ada beberapa teknik pembelajaran
menyimak yang esuai dan dapat dilakuka di SD (Sutari dkk., 1997 ; 122) di
antaranya, sebagai berikut.
a. Simak - Ulang Ucap
b. Simak – Tulis
c. Simak – Terka
d. Simak – Cerita
e. Simak – Jawab
f. Simak – Baca
Bahasa Indonesia – Menyimak | 12
g. Simak – Rangkum
h. Simak – Lengkapi
i. Simak – Kerjakan
j. Simak – Lakukan
k. Simak – Bisikan Berantai
l. Simak – Sanggah
m. Simak – Temukan Benda/Objek, dan sebagainya

Bahasa Indonesia – Menyimak | 13


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kimble (dalam hergenhan, 1982) mengemukakan bahwa perubahan tingkah
laku siswa setelah melaksanakan pembelajaran adalah tingkah laku yang relatif
permanen, tingkah laku yang diakibatkan oleh adanya penguatan (reinforcement)
praktis. BF skinner menyatakan bahwa perubahan tingkah laku adalah pembelajaran
dan tidak melalui proses yang dapat disimpulkan, sedangkan para ahli yang
menyatakan bahwa perubahan tingkah laku merupakan akibat dari proses
pembelajaran. Kecuali Skinner, para ahli berpendapat bahwa pembelajaran
merupakan mediator perubahan tingkah laku. Pembelajaran adalah sesuatu yang
melibatkan seperangkat pengalaman dan berbagai hal sebelum terjadi perubahan itu
sendiri. Dalam definisi ini pembelajaran pembelajaran merupakan pemberian variabel
internal.
Bahwa mendengar, mendengarkan, dan menyimak meupakan kegiatan aktif
produktif yang melibatkan unsur kejiwaan dan metakognitif seseorang. Dari segi
tingkat pemaknaan, mendengarkan lebih tinggi daripada mendengar, danmenyimak
lebih tinggi daripada mendengarkan. Menurut kamidjan (2001:4) menyimak adalah
suatu proses mendengarkan lambing-lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh
penuh perhatian, pemahaman, apresiatif yang dapat disertai dengan pemahaman
makna komunikasi yang disampaikan secara nonverbal.

Bahasa Indonesia – Menyimak | 14

Anda mungkin juga menyukai