Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

RESUME MODUL 10 DAN 11


PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD
PDGK 4204
TUTOR : RENI MAISATUS SAGITA,M.Pd

ma

OLEH :

Disusun oleh :

EDI SAPUTRA
NIM 858769717

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TERBUKA
PROGAM STUDI S1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ UT MALANG POKJAR NGANJUK
TAHUN 2020
MODUL 10
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MENYIMAK

KEGIATAN BELAJAR 1
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD
A. HAKIKAT PEBELAJARAN
Kimble (dalam Hergenhahn, 1982) mengemukakan bahwa perubahan
tingkah laku siswa setelah melaksanakan pembelakjaran adalah tingkah laku yang
relatif permanen, tingkah laku yang diakibatkan oleh adanya penguatan
(reinforcement) praktis. Beberapa detail hakikat pembelajaran tersebut
dikemukakan sebagai berikut :
1. Pembelajaran menyebabkan tingkah laku, dengan kata lain, proses belajar dapat
diamati, bahwa setelah mengikuti pembelajaran seseorang dapat melakukan
sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya.
2. Perubahan tingkah laku tersebut relatif permanen.
3. Perubahan tingkah laku tidak dapat begitu saja berubah menjadi pengalaman
walaupun potensi untuk itu telah dimiliki.
4. Perubahan tingkah laku disebabkan pengalaman/latihan praktis.

5. Pengalaman /latihan harus selalu ditajamkan, terutam pada tanggapan yang


memerlukan adanya penghargaan (reword).

Pembelajaran dapat membuat seseorang memiliki pengalaman dan tingkah


laku sesuai dengan pengalaman atau pelatihan yang diterimanya. Oleh sebab itu,
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (BI) sebagaia B2 bagi siswa sekolah dasar
(SD) perlu diberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menggunakan
bahasa agar apa yang dilakukan itu dapat mengubah tingkah laku dalam berbahasa
Indonesia.

B. PEMBELAJARAN BAHASA
Pembelajaran yang dimaksud dalam uraian berikut ini adalah pembelajaran
dalam situasi formal. Pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah aktivitas
yang sistemik, sistematik, dan terencana.
Untuk mewujudkan ketiga karakteristik pembelajaran bahasa, terdapat
beberapa pemasalahan yang harus diantisipasi dan didudukkan secara
proporsional. Permasalahan tersebut berkaitan dengan hal-hal berikut.
1. Tujuan pembelajaran
2. Meteri pembelajaran
3. Strategi pembelajaran
4. Evaluasi
5. Pengajar (guru)
6. Siswa

C. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD


Bahasa Indonesia bagi sebagian besar masyarakat Indonesia diperoleh
dengan dua cara, yaitu pemerolehan secara formal dan nonformal. Menurut
kurikulum berbasis kompetensi (KBK), mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan siswa berkomunikasi baik lisan mauun tulis
sebagai alat untuk mempelajari rumpun pelajaran lain, berpikir kritis dalam
berbagai aspek kehidupan, serta mengembangkan sikap menghargai bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan apresiatif terhadap karya sastra Indonesia
(Mulyasa,2003;89)
Untuk kelas rendah, pembelajaran bahasa Indonesia menekankan pada
aspek peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan, sedanagkan
untuk kelas tinggi menekankan pada peningkatan kemampuan berkomunikasi lisan
dan tulis. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standart kompetensi yang tlah
ditentukan dlam kurikulum. Standart kompetensi mata pelajaran BI bersumber
pada hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar bahasa adalah berkomunikasi dan
belajar sastra belajar menghargai manusia dan nlai-nilai kemanusiaan.

D. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MENYIMAK


1. Teori Menyimak
Kegiatan menyimak yang dalam kurikulum 2004 disebut dengan istilah
mendengarkan tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan berbicara sebagai suatu
jalinan komunikasi. Antara menyimak, berbicara, dan menulis memiliki
hubungan dalam jalinan keterampilan berbahasa. Teori menyimak terdiri atas :
a. Hakikat Menyimak
Mendengar, mendengarkan, dan menyimak merupakan kegiatan aktif
reseptif, sedang berbicara merupakan kegiatan aktif produktif yang melibatkn
unsur kejiwaan dan metakognitif seseorang.
b. Jenis-jenis Menyimak
1) Menyimak ekstensif adalah proses menyimak yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti mendengarkan radio, televisi. Ada
bebrapa jenis kegiatanekstensif, antara lain : Menyimak osial, Menyimak
Sekunder, Menyimak Estetika.
2) Menyimak Intensif
Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan
dengan sungguh-sungguh dan dengan tingkat konsentrasi yang tinggi
untuk memahami makna yang dikehendaki.
c. Unsur-unsur Menyimak
Unsur-unsur dasar menyimak adalah pembicara, penyimak bahan simakan
dan bahasa lisan yang digunakan.
d. Teknik Menyimak Efektif
Agar dapat menyimak dengan baik, penyimak perlu mengetahui syarat
menyimah efektif. Adapaun syarat tersebut adalah:
1. Menyimak dengan berkonsentrasi
2. Menelaah materi simakan
3. Menyimak dengan kritis
4. Membuat catatan

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak


Pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan secara terpadu antara 4
aspek keterampilan berbahasa, kebahasaan. Dari keempat aspek ketersmpilan
tersebut pembelajarannya dapat difokuskan pada salah satu saja.
Aspek keterampilan berbahasa (kompetensi dasar) yang menjadi fokus
harus mendapatkan penekanan dalam pembelajaran.
KEGIATAN NELAJAR 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDINESIA DENGAN FOKUS MENYIMAK

A. MATERI ATAU BAHAN YANG SESUAI UNTUK KEGIATAN MENYIMAK


Di dalam kurikulum 2004, yakni kurikulum bebasis kompetensi (KBK),
bahwa standar kompetensi “mendengarkan” terdiri atas mendengarkan berita,
penguuman perintah, bunyi ayau penjelasan, laporan, dialog atau percakapan.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan fokus menyimak adalah
pembelajarann bahas Indonesia yang menekankan aspek menyimak sevagai pusat
kegiatan aktivitas belajar siswa.
Materi atau bahan pelajaran menyimak dapat diambil dari berbagai
sumber. Dalam menyusun bahan ajar yang perlu diperhatikan adalah siswa,
pendekatan, tema (khusus kelas rendah), media, lingkungan, kompetensi dasar
kebahasaan, sarana
Teknik pembelajaran menyimak yang dapat digunakan untuk pembelajaran
bahasa Indonesia di SD adalah teknik simak-ulang ucap, simak-tulis, simak-terka,
simak-cerita, simak-jawab, simak- baca, simak-rangkum, simak-lengkapi, simak-
kerjakan, imak-lakukan,simak-bisik berantai, simak-sanggah, dan simak- temukan
benda/objek.

MODUL 11
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS BERBICARA

KEGIATAN BELAJAR 1
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD

A. HAKIKAT PEMBELAJARAN
Kimble (dalam Hergenhahn, 1982) mengemukakan bahwa perubahan
tingkah laku siswa setelah melaksanakan pembelakjaran adalah tingkah laku yang
relatif permanen, tingkah laku yang diakibatkan oleh adanya penguatan
(reinforcement) praktis. Beberapa detail hakikat pembelajaran tersebut
dikemukakan sebagai berikut :
1. Pembelajaran menyebabkan tingkah laku, dengan kata lain, proses belajar dapat
diamati, bahwa setelah mengikuti pembelajaran seseorang dapat melakukan
sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya.
2. Perubahan tingkah laku tersebut relatif permanen.
3. Perubahan tingkah laku tidak dapat begitu saja berubah menjadi pengalaman
walaupun potensi untuk itu telah dimiliki.
4. Perubahan tingkah laku disebabkan pengalaman/latihan praktis.

5. Pengalaman /latihan harus selalu ditajamkan, terutam pada tanggapan yang


memerlukan adanya penghargaan (reword).

Pembelajaran dapat membuat seseorang memiliki pengalaman dan tingkah


laku sesuai dengan pengalaman atau pelatihan yang diterimanya. Oleh sebab itu,
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (BI) sebagaia B2 bagi siswa sekolah dasar
(SD) perlu diberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menggunakan
bahasa agar apa yang dilakukan itu dapat mengubah tingkah laku dalam berbahasa
Indonesia.

B. PEMBELAJARAN BAHASA
Pembelajaran yang dimaksud dalam uraian berikut ini adalah pembelajaran
dalam situasi formal. Pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah aktivitas
yang sistemik, sistematik, dan terencana.
Untuk mewujudkan ketiga karakteristik pembelajaran bahasa, terdapat
beberapa pemasalahan yang harus diantisipasi dan didudukkan secara
proporsional. Permasalahan tersebut berkaitan dengan hal-hal berikut.

1. Tujuan pembelajaran
2. Meteri pembelajaran
3. Strategi pembelajaran
4. Evaluasi
5. Pengajar (guru)
6. Siswa

C. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD


Bahasa Indonesia bagi sebagian besar masyarakat Indonesia diperoleh
dengan dua cara, yaitu pemerolehan secara formal dan nonformal. Menurut
kurikulum berbasis kompetensi (KBK), mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan siswa berkomunikasi baik lisan mauun tulis
sebagai alat untuk mempelajari rumpun pelajaran lain, berpikir kritis dalam
berbagai aspek kehidupan, serta mengembangkan sikap menghargai bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan apresiatif terhadap karya sastra Indonesia
(Mulyasa,2003;89)
Untuk kelas rendah, pembelajaran bahasa Indonesia menekankan pada
aspek peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan, sedanagkan
untuk kelas tinggi menekankan pada peningkatan kemampuan berkomunikasi lisan
dan tulis. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standart kompetensi yang tlah
ditentukan dlam kurikulum. Standart kompetensi mata pelajaran BI bersumber
pada hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar bahasa adalah berkomunikasi dan
belajar sastra belajar menghargai manusia dan nlai-nilai kemanusiaan.
Agar dapat melaksanakan pembelajaran berbicara di SD, terlebih dhulu
mempelajari tentang hal-hal berikut ini:
1. Teori Berbicara
2. Komponen Berbicara
3. Hakikat Berbicara
4. Jenis-jenis Berbicara

E. TEKNIK BERBICARA
Berbicara di depan umu memerlukan teknik-teknik tertentu. Penguasaan
tenik yang digunakan untuk menyajikan pikiran dan gagasan secara oral merupakan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon pembicara. Sebagai salah satu metode
penyampaian lisan yang ditunjukkan kepaa pendengar (khalayak). Ada beberapa
syarat untuk melatih kemampuan berbicara adalah sebagai berikut :
1. Memiliki keberanian dan tekad yang kuat
2. Memiliki pengetahuan yang luas
3. Memahami proses komunikasi massa
4. Menguasai bahasa yang baik dan lancar
5. Pelatihan yang memadai
F. EFEKTIVITAS BERBICARA
Hal –hal yang perlu diperhatikan argar komunikasi bisa efektif aalah sebagai
berikut :
1. Adanya kesamaan kepentingan antara pembicara dan pendengar
2. Adanya sikap saling mendukung dari kedua belah pihak
3. Adanya sikap positif, artimya pikiran atau ide yang diutarakan dapat diterima
4. Sebagai sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi keduanya
5. Adanya sikap keterbukaan yang disampaikan kedua belah pihak
6. Adanya usaha dari masing-masing pihak untuk menempatkan diri dengan
sebaik-baiknya(ada unsur empati) pada mitra bicara.
Tarigan (1990:218) mengemukakan ciri-ciri pembicara yang baik, antara
lain:
1. Pandai menemukan topik yang tepat dan up to date (terkini)
2. Menguasai materi
3. Memahami pendengar
4. Memahami situasi
5. Merumuskan tujuan dengan jelas
6. Memiliki kemampuan linguistik yang memadai
7. Menjalin kontak dengan pendengar
8. Menguasai pendengar
9. Memanfaatkan alat bantu
10. Berpenampilan meyakinkan
11. Mempunyai rencana

G. PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS BERBICARA


Pembelajaran keterampilan berbahasa pada hakikaynya merupakan upaya
meningkatkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dalam
pelaksanaannya keempat keterampilan ini harus mendapatkan porsi pembelajaran
yang seimbang dalam konteks yang alami. Pembelajaran yang dibuat-buat akan
menjadikan keterampilan yang dilatih terasa aneh dan bersifat artificial. Hal ini
siswa harus dilakukan agar siswa
1. Konsep Pembelajaran Berbicara Terpadu
Pembelajaran berbicara terpadu adalah bentuk pembelajaran berbicara yang
dilakukan dengan cara memadukan pembelajaran berbicara tersebut dengan
pembelajaran yang lain.
2. Isi/Aktivitas Pembelajaran Berbicara
Aktivitas pembelajaran berbicara dapat dilakukan dengan 3 teknik, yaitu :
a. Teknik terpimpin
b. Teknik semi terpimpin
c. Teknik bebas

H. TUJUAN PEMBELAJARAN BERBICARA DI SEKOLAH DASAR


Tujuan orang berbicara adalah untuk menghibur, menginfrmasikan,
mestimulasi, meyakinkan, atau menggerakkan pendengar (Tarigan, 1990:177).
Tujuan pembelajaran di SD dikelompokkan atas
1. Tujuan pembelajaran berbicara di depan kelas rendah
a. Melatih keberanian siswa
b. Melatih siswa menceritakan pengetahuan dan pengalaman
c. Melatih menyampaikan pendapat
d. Membiasakan siswa untuk bertanya
2. Tujuan pembelajaran berbicara di depan kelas tinggi
a. Memupuk keberanian siswa
b. Mengungkapkan pengetahuan dan wawasan siswa
c. Melatih siswa menyanggah/menolak pendapat orang lain
d. Melatih siswa berpikir logis
e. Melatih siswa menghargai pendapat orang lain

KEGIATAN BELAJAR 2
MODEL PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS BERBICARA

A. MATERI DAN BAHAN YANG SESUAI UNTUK KEGIATAN BERBICARA


Materi pembelajaran berbicara di SD menurut kurikulum 2004 dapat dilihat
di standar kompetensi dari semua kompetensi dasar tersebut yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana dan materi mana yang anda ajarkan terlebih
dahulu.

B. METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBICARA


Dalam proses pembelajaran, coles(1995) menyatakan bahwa berbhasa lisan
merupakan inti dari setiap kurikulum pengajaran. Pada kenyataannya sebagian
besar kegiatan belajar dan mengajar dilakukan melalui media komunikasi
lisan(Pollard dan Tann, 1993). Model pembelaajran BI dengan fokus berbicara di
sekolah yang satu dengan yang lainnya tentulah amat berguna. Ada hal-hal yang
perlu anda perhatikan dalam pembelajaran berbicara antara lain (1) suasana
belajar di sekolah (dikelas) dan (2) kegiatan berbicara.
Beberapa metode pembelajaran berbicara yang dapat diterapkan (Tarigan
dalam Idra 2002:56) adalah :
1. Metode Ulang Ucap
2. Metode Lihat Ucap
3. Metode Memerikan
4. Metode Menjawab Pertanyaan
5. Metode Bertanya
6. Metode Bertanya Menggali
7. Metode Melanjutkan Cerita
8. Metode Menceritakan Kembali
9. Metode Bercakap-cakap
10. Mereka Cerita Gambar
11. Metode Bercerita
12. Memberi Petunjuk
13. Melaporkan
14. Bermain Peran
15. Wawacara
16. Diskusi
17. Bertelepon
18. Dramatisasi

Anda mungkin juga menyukai