TENTANG
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD/MI DAN PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
DOSEN PEMBIMBING
REVY ANGGRAINI, M.Pd
OLEH:
WIWI GUSTRIA PUTRI : 856219465
MODUL 7
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD/MI
Kegiatan Belajar 1
Fokus Pembelajaran Bahasa Indonesia
Oleh karena itu keterampilan berbahasa ada empat, maka guru dapat memfokuskan
pembelajarannya pada salah satu keterampilan yaitu mendengarkan, berbicara, menulis,
atau membaca. Adapu salah satu alternatif contoh model pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan salah satu fokus keterampilan berbahasa untuk SD kelas rendah maupun SD kelas
tinggi yang akan dipelajari pada bahasan berikutnya.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dapat difokuskan pada salah satu aspek yaitu
kebahasaan, keterampilan berbahasa, atau sastra. Dengan demikian guru harus pandai-
pandai membuat atau menyusun perencanaan pembelajaran Bahasa indonesiayang
menyangkut penataan materi,pemilihanstrategi, penetapan alat pelajaran, dan teknik
evaluasinya.
Adapun tujuan dan manfaat pembelajaran Bahasa Indonesia dengan berbagai
fokus tersebut adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang
ditekankan, misalnya yang ditekankan adalah kompetensi dasar mendengarkan maka
porsi untuk pembelajaran mendengarkan lebih banyak daripada yang lain, jika
pembelajarannya ditekankan atau difokuskan pada sastra maka tujuannya
adalahmeningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi sastra.
Kalau dilihat dari segi guru pembelajaran Bahasa Indonesia dengan berbagai
fokus ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran
di kelas, misalnya jika di dalam pembelajaran Bahasa di kelas 1 SD si pembelajar harus
dapat melakukan sesuatu yang sesuai dengan perintah guru misalkan duduk, berdiri,
membuka buku, mendengarkan baik-baik, dan lain-lain. Maka guru dapat merancang
bagaimana pembelajarannya di dalam kelas.
Kegiatan Belajar 2
Model Pembelajaran Bahasa Indonesia
Setiap pembelajaran keterampilan memiliki ciri-ciri tersendiri yang harus dikuasai guru.
Sebagai guru yang profesional, dituntut untuk mengetahui masing-masing ciri (karakter) setiap
pembelajaran keterampilan berbahasa (kompetensi dasar berbahasa), kompetensi dasar
kebahasaan dan juga sastra. Hal yang tak kalah penting bagi guru bahasa adalah : (1) memahami
betul karakteristik pembelajaran untuk masing-masing kompetensi; (2) memahami tuntutan
kurikulum dan masyarakat; (3) menafsirkan secara kritis dan kreatif isi kurikulum; (4)
memahami masing-masing kompetensi dalam pembelajaran BI di SD.
Pembelajaran membaca pada kelas rendah bertujuan untuk mengenalkan huruf, kata, kalimat
sederhana pada anak. Sistem pembelajarannya dikenal dengan istilah membaca awal (membaca
permulaaan), sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak memahami apa yang dibaca
(membaca pemahaman).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode
dan teknik. Untuk membaca di kelas rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat dilakukan
dengan metode langsung, metode eklektik, ataupun metode linguistik. Sedangkan untuk
pembelajaran membaca pemahaman dapat menggunakan (1) teknik membaca sekilas
(skimming), (2) teknik membaca memindai (scanning); dan (3) Teknik SQ3R.
Pembelajaran menulis merupakan yang sering dinilai banyak orang belum berhasil. Untuk
membuat seorang terampil menulis harus dimulai sejak dini. Agar memiliki keterampilan
menulis, seseorang dituntut : 1) memiliki kemampuan mendengarkan (daya simak) yang tinggi;
2) gemar membaca; 3) kemampuan mengungkapkan apa yang disimak dan dibaca; dan 4)
menguasai kaidah penulisan. Pembelajaran menulis pada kelas rendah (menulis permulaan) yang
perlu ditanamkan pada siswa adalah 1) penguasaan tulisan (huruf); 2) penulisan kata; 3)
penulisan kalimat sederhana; 4) kaidah penulisan, sedangkan pada kelas tinggi pembelajaran
menulis menuntut anak untuk 1) menguasai teknik menulis, 2) menuangkan ide ke dalam tulisan;
3) mengembangkan ide yang dimilikinya; 4) mampu memilih kata, kalimat dan gaya dalam
menulis.
Menulis itu sendiri merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis itu dilakukan
secara bertahap, yaitu perencanaan menulis (prapenulis), penulisan, dan revisi (Mc.Crimmon,
1984:10 Akhadiah dkk., 1999:3-5).
Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra, yang
dibacakan anak-anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan pada kesempatan yang
tepat dapat merupakan wahana bagi yang mereka mempelajari dunia sekitarnya. Dengan
membaca sastra anak akan memperoleh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Karya
sastra dapat menolong anak-anak memahami dunia mereka,membentuk sikap positif, dan
menyadari hubungan yang manusiawi.
MODUL 8
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
Adapun tujuan membaca di SD kelas rendah dapat ditentukan atau dicari guru
melalui pemahaman kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang tertera
dalam peta kompetensi pembelajaran bahasa Indonesia.
Dari pendapat I Gustu Ngurah Oka di atas dapat disimpulkan bahwa secara teoritis
tujuan membaca di SD kelas rendah adalah untuk membina kemampuan siswa dalam hal-
hal berikut:
1. Mekanisme membaca
Tujuan membaca di kelas dikelas tinggi merupakan lanjutan dari membaca dikelas
rendah yang biasanya disebut membaca lanjut yang penekanannya pada pemahaman.
Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan dalam
bersifat pemahaman yag mencakup aspek-aspek berikut ini:
1. Memahami pengertian sederhana (leksikal, grametikal, retorikal)
2. Memahami signifikansi atau makna antara lain maksud dan tujuan pengarang relevansi
atau keadaan kebudayaan .
KEGIATAN BELAJAR 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA