Anda di halaman 1dari 23

MODUL 3 DAN 4

Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar


Dan
Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

Disusun Oleh:
1. ARINI NOPI SUSANTI
NIM: 858031886
2. ARDI TIAWARMAN
NIM: 858031926
3. DWI PRIYANA
NIM: 858091933
4. YAYAN HIDAYAT
NIM : 858032129
5. ZULKARNAIN
NIM : 858031919

PROGRAM STUDI S-1 PGSD


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH KOTA SINGKAWANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS TERBUKA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Pemurah,  karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas materi tentang
“ Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar dan Karakteristik Perkembangan
Siswa Sekolah Dasar”.
          Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam  pemahaman mata
kuliah Perspektif Pendidikan SD yang sangat diperlukan dalam materi
perkuliahan demi mendapatkan pemahaman yang maksimal dalam melakukan
kegiatannya dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa untuk
memenuhi tugas pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa penulis tidak
dapat menyusun makalah ini tanpa ada bantuan, bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih atas dukungan sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
          Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis akan dengan senang hati
menerima saran maupun kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan
selanjutnya.
          Akhir kata penulis mohon maaf  apabila ada kekurangaan dalam pembuatan
makalah ini, semoga makalah yang telah dibuat dapat bermanfaat bagi semua
pembaca.

19 Oktober 2020
Penulis

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar.....................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan.............................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan...................................................................................2
BAB II Pembahasan...........................................................................................3
Modul 3 Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar..............................3
Kegiatan Belajar 1......................................................................................3
A. Ketentuan perundang-undangan terkait pendidikan SD..........................3
B. Berbagai kebijakan strategis terkait dan/atau tentang pendidikan SD.....3
C. Isi dan proses pendidikan SD..................................................................4
Kegiatan Belajar 2......................................................................................5
A. Ketentuan perundang-undangan terkait pendidikan SD..........................5
B. Berbagai kebijakan strategis terkait dan/atau tentang pendidikan SD
dalam konteks pembangunan pendidikan Nasional.................................5
C. Mengapa diperlukan standar Nasional pendidikan ?...............................6
D. Bagaimana visi dan missi pendidikan Nasional ?....................................7
E. Apakah esensi dari SISDIKNAS tersebut ?.............................................7
F. Bagaimana hak dan kewajiban warganegara, orang tua, masyarakat dan
pemerintah...............................................................................................7
G. Bagaimana kelembagaan sistem pendidikan Nasional............................8
H. Isi dan proses pendidikan SD..................................................................8
Modul 4 Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah Dasar................9
Kegiatan Belajar 1......................................................................................9
A. Karakteristik perkembangan fisik............................................................9
B. Karakteristik perkembangan motorik......................................................9

ii
C. Karakteristik perkembangan emosi.......................................................10
D. Karakteristik perkembangan sosial........................................................11
Kegiatan Belajar 2....................................................................................12
A. Perkembangan fisik intelektual............................................................12
B. Karakteristik perkembangan bahasa anak............................................13
C. Perkembangan moral............................................................................14
D. Perkembangan agama...........................................................................15
BAB III Penutup................................................................................................17
A. Kesimpulan............................................................................................17
B. Saran......................................................................................................17
Daftar Pustaka...................................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan anak pada usia sekolah dasar (enam sampai dua belas tahun)
merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya banyak faktor yang turut berpengaruh dan
saling terjalin dalam berlang sungnya proses perkembangan anak. Baikunsur-unsur bawaan
maupun unsur-unsur pengalaman yang diperoleh dalam berinteraksi denganling kungan,
saling memberikan kontribusi tertentu terhadap arah dan laju perkembangan anak tersebut.
Guru, terutama guru SD diharapkan mempunyai pemahaman konseptual tentang
perkembangan dan cara belajar anak di SD. Pemahaman konseptual tersebut meliputi
gambaran tentang siapa anak SD dan bagaiamana mereka berkembang, yang mencakup
tentang karakteristik perkembangan anak usia SD dalam berbagai aspek fisik dan motorik,
intelektual emosi, bahasa, sosial, moral, sikap dan kesadaran beragama. Di sekolah dasar,
anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang dianggap
penting untuk keberhasilan melanjutkan studi dan penyesuaian diri dalam kehidupannya
kelak. Dengan bekal pemahaman konstektual tersebut, guru diharapkan dapat
mengaplikasikan pemahaman tersebut dalam menyelenggarakan proses pembelajaran yang
berorientasi pada perkembangan anak SD.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah perkembangan pendidikan sekolah dasar di Era OrdeBaru?


2. Bagaimanakah perkembangan pendidikan sekolah dasar di Era Reformasi?
3. Bagaimanakah Karakteristik perkembangan fisik, motori, emosi dan sosialanak?
4. Bagaimanakah Karakteristik perkembangan intelektual, bahasa, moral dan spiritual
anak?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan sekolah dasar di Era OrdeBaru.


2. Untuk mengetahui  perkembangan pendidikan sekolah dasar di Era Reformasi.
3. Untuk mengetahui  Karakteristik perkembangan fisik, motori, emosi dan sosialanak.

1
4. Untuk mengetahui  Karakteristik perkembangan intelektual, bahasa, moral dan
spiritual anak.
D. MANFAAT PENULISAN
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan kita dapat mengetahui dan mengerti
perkembangan peserta didik, sehingga nantinya kita dapat menerapkan ketika menghadapi
peserta didik usia SD.

2
BAB II
PEMBAHASAN
MODUL 3
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
Kegiatan Belajar 1 
Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar di Era Orde Baru
Pemerintahan di bawah Presiden Soekarno (1945-1965) yang kemudian secara
politik disebut Era Orde Lama, kemudian dilanjutkan pada pemerintahan Soeharto (1967-
1998) atau lebih dikenal dengan Era Orde Baru. Era Orde Baru berakhir pada masa
kepemimpinan BJ Habibie (21 Mei 1998) yang dikenal sebagai Era Reformasi.

A. KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT PENDIDIKAN SD


Ketentuan perundang-undangan pertama yang mengatur sistem pendidikn nasional
sesuai Pasal 31 UUD 1945 adalah : Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Pengajaran
No. 104/Bhg O, Tanggal 1 Maret 1946 tentang pembentukan Panitia Penyelidik Pengajaran
RI di bawah Ki Hajar Dewantara. UU No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan
Pengajaran dan Kebudayaan (PKK) . UU No.12 Tahun 1954 tentang Dasar-dasar
Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PKK), yang merupakan pemberlakuan UU No.4
Tahun 1950 di seluruh RI. Keputusan Presiden No.145 Tahun 1965 tentang perumusan
Tujuan Pendidikan sesuai dengan Manipol-USDEK. Ketetapan MPRS No.
XXVII/MPRS/1966, tentang Agama, Pendidikan dan Kebudayaan, yang mengganti
rumusan Tujuan Pendidikan Nasioal. UU No. 22 Tahun 1961, khusus mengatur tentang
Perguruan Tinggi, mewadahi dinamika pemikiran tentang arah dn tujuan pndidikan
nasional dan manajemennya. UU No 2 Tahun 1989, aturan sistem pendidikan nasional
(SISDIKNAS).

B. BERBAGAI KEBIJAKAN STRATEGIS TERKAIT DAN/ATAU TENTANG


PENDIDIKAN SD
Strategic policy atau kebijakan strategi artinya kebijakan atau keputusan
manajemen/politik yang bersifat mendasar dan menyeluruh dari sebuah organisasi, dalam
hal ini negara yang merupakan organisasi tertinggi yang memiliki kekuatan dan alat-alat

3
untuk memaksa warganya. Kebijakan strategi bersifat nasional yang mencakup seluruh
sektor kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (ideologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan, dan agama. 
Pengembangan pendidikan nasional pada Repelita V (1990/1991-1993/1994) secara
keseluruhan, didasarkan pada UU tersebut, sehingga setiap warga negara RI diharapkan
“...memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan dan kemampuan dasar, yang meliputi
kemampuan membaca, menulis, dan behitung, serta menggunkan Bahasa Indonesia, yang
diperlukan oleh setiap warga negara untuk dapat berperan serta dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

C. ISI DAN PROSES PENDIDIKAN SD


Secara singkat isi dan proses pendidikan mencakup kurikulum dan perangkat
pendidikan lainnya serta pengelolaan pendidikan secara keseluruhan. Dengan keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 ditetapkan Kurikulum Pendidikan
Dasar yang mencakup 10 mapel (PPKn, Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS,
Kerajinan Tangan dan Kesenian, PJOK, Bahasa Inggris, dan Muatan Lokal). Sistem
Pendidikan Nasional berdasarkan UU No. 2 Tahun 1989 dikenal sebagai Sistem
Pendidikan yang sangat Sentralistik. Untuk mewujudkan program wajib belajar, ditetapkan
tiga kriteria daerah penyebaran, yaitu: Daerah terpencil secara geografis karena letaknya
berjauhan dengan daerah lain dan komunikasi yang sulit. Daerah dengan penduduk yang
padat. Daerah normal. Untuk daerah terpencil perluasan program wajar dikdas dilakukan
melalui pengembangan SD Kecil, yakni SD yang terdiri atas dua atau tiga guru untuk
melayani murid pada 6 kelas dengan diterapkan pembelajaran kelas rangkap melalui
program satuan bakti guru daerah terpencil seperti di Kepulauan Riau. Daerah dengan
penduduk yang padat, di daerah perkotaan dikembangkan gedung bertingkat dengan ruang
belajar lebih dari 6 ruangan agar dapat menampung murid lebih dari 300 orang. Daerah
normal, daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk di bawah 1000 orang per
kilometer persegi, sehingga dibangun gedung SD dengan enam ruangan untuk enam kelas. 

SD Tradisional (Konvensional) merupakan SD biasa yang memiliki tempat belajar


atau gedung yang dibangun dengan biaya pemerintah melalui program Inpres. Madrasah
Ibtidaiyah (MI) merupakan lembaga pendidikan formal setingkat SD yang dalam proses

4
pendidikannya mengajarkan bidang studi agama Islam dengan beban belajar lebih banyak
dari SD biasa.  SD Pamong merupakan program pendidikan SD kolaborasi dengan
masyarakat. Program Kejar (Paket A) merupakan program pendidikan luar sekolah yang
bermakna bekerja sambil belajar (Kejar). Sekolah Luar Biasa (SLB) merupaka lembaga
pendidikan yang diperuntukkan bagi anak berkebutuhan khusus. Sekolah Terpadu
merupakan lembaga pendidikan yang bersifat inklusif, yakni pendidikan yang
menggabungkan anak yang normal dan mengalami ketunaan untuk belajar secara bersama
dan gurunya terdiri atas guru biasa dan guru pembimbing khusus untuk anak yang
memiliki ketunaan tersebut.

Kegiatan Belajar 2 
Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar di Era Reformasi

A. KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT PENDIDIKAN SD


Ketentuan perundang-undangan yang mengatur Sistem Pendidikan Nasional pada
Era Reformasi adalah Pasal 31 UUD 1945 sebelum dan sesudah amandemen yang terjabar
atas: UU No.2 Thn.1989 tentang SISDIKNAS yang mengatur pendidikan nasional sampai
dengan tahun 2003 UU No.20 Thn.2003 tentang SISDIKNAS yang mengatur pendidikan
nasional dari tahun 2003 sampai dengan saat ini  PPRI No.19 Thn.2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagai salah satu ketentuan perundang-undangan turunannya.
Perlu dikemukakan bahwa proses pendidikan nasional termasuk pendidikan SD tetap
dikelola secara nasional dalam bingkai politik NKRI, namun dalam paradigma yang
berbeda yakni semula menerapkan paradigma sentralisasi pendidikan yang ditandai dengan
peran Pemerintah Pusat yang sangat besar, sekarang menjadi Paradigma desentralisasi
pendidikan yang menekankan pada otonomi daerah, melalui peran pemerintah daerah.

B. BERBAGAI KEBIJAKAN STRATEGIS TERKAIT DAN/ATAU TENTANG


PENDIDIKAN SD DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
NASIONAL
Kebijakan nasional dalam sektor pendidikan pada awal era Reformasi adalah
lanjutan  Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) awal Repelita VI (1994/1995 –

5
1998/1999) yang merupakan kelanjutan Repelita I hingga Repelita V era Orde Baru. hal ini
diarahkan pada perwujudan komitmen nasional terhadap Pancasila dan UUD 1945 sebagai
landasan dan tujuan akhir pendidikan. Rincian prioritas yang terkait pendidikan SD adalah
sebagai berikut.:
Penyelenggaraan Wajar Dikdas 9 tahun
Penyelenggaraan Pendidikan nonformal yang bermutu
Pengembangan kurikulum SD yang disesuaikan dengan IPTEK
Pengembangan pendidikan Kewarganegaraan, multikultural, budi pekerti dan
lingkungan hidup
Penyediaan pendidik yang profesional
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai
Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi pendidik
Mengembangkan TIK
Mengembangkan sistem evaluasi, akreditasi dan sertifikasi 
Menyempurnakan manajemen pendidikan
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan
Menata sistem pembiayaan pendidikan
Peningkatan anggaran pendidikan hingga 20% dari APBN dan APBD
Meningkatkan penelitian dan pengembangan untuk mendukung pelaksanaan Wajar
Dikdas 9 tahun.

C. MENGAPA DIPERLUKAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN?


Sebagai sarana penjaminan mutu pendidikan nasional, yang pengembangan dan
pemantauannya dilakukan oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan sehingga
diperlukan Standar Nasional Pendidikan yang mencakup :
SKL
Standar isi
Standar proses
Standar penilaian 
Standar pendidik dan tenaga kependidikan
Standar pendanaan

6
Standar pengelolaan dan pengawasan
Standar sarana prasarana. 

D. BAGAIMANA VISI DAN MISI PENDIDIKAN NASIONAL?


Visi Pendidikan Nasional “ Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial
yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab
tantangan zamn yang selalu berubah” Misi Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang
bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak
usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat
pembudayaan ilmu pengetahun, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai
berdasarkan standar nasional dan global
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks NKRI

E. APAKAH ESENSI DARI SISDIKNAS TERSEBUT?


Pasal 1 UU Sisdiknas 20/2003 yang mengartikan pendidikan sebagai “ Usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik mampu secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”

F. BAGAIMANA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA, ORANG TUA,


MASYARAKAT DAN PEMERINTAH?
Proses pencerdasan warga negara dilaksanakn melalui sistem pendidikan yang
dijamin secara konstitusional sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 5 UU Sisdiknas

7
20/2003 sebagai berikut. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu.Warga negara yang mempunyai kelainan fisik,
emosional, mental, intelektual, dan/ sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Warga
negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang tepencil berhak
memperoleh pendidikan layanan khusus. Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa berhak untuk memperoleh pendidikan khusus. Setiap warga negara
berhak mendapat kesempatan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.
Namun demikian mereka juga dituntut untuk melaksanakan kewajiban “Menjaga norma-
norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan
dan ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang
dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku”.

G. BAGAIMANA KELEMBAGAAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL?


Pendidikan nasional diselenggarakan dalam suatu struktur pendidikan yang bersifat
nasional-sistematik, yang tercakup dalam suatu jalur ( pendidikan formal, nonformal, dan
informal), jenjang (pendidikan dasar, menengah, dan tinggi), dan jenis pendidikan ( umum,
kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. 

H. ISI DAN PROSES PENDIDIKAN SD


Isi dan proses pendidikan mencakup kurikulum dan perangkat pendidikan lainnya
serta pengelolaan pendidikan secara keseluruhan. Selain tujuan dan cakupan kelompok
mata pelajaran sebagai bagian dari kerangka dasar kurikulum, dikemukakan beberapa
prinsip pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip tersebut dikemukankan sebagai berikut.:
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya Beragam dan terpadu Tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan,teknologi, dan seni Relevan dengan kebutuhan kehidupan Menyeluruh dan
berkesinambungan Belajar sepanjang hayat Seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan 

8
MODUL 4
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

Kegiatan Belajar 1 : Karakteristik Perkembangan Fisik, Motorik, Emosi, dan Sosial anak.

A. Karakteristik Perkembangan Fisik


1.    Pengaruh Keluarga/Keturunan
Yang dimaksud adalah faktor keturunan. Anak akan mewarisi gen dari orang tuanya.
2.    Gizi
Anak yang dalam pertumbuhannya dibesarkan dengan gizi maupun perawatan yang serba
berkecukupan, akan terlihat lebih besar, lebih tinggi dan sehat untuk seumurnya.
3.    Tingkat Sosial Ekonomi
Anak yang dibesarkan oleh keluarga dengan tigkat sosial ekonomi sosial yang lebih tingg
biasanya akan lebih terpenuhi semua kebutuhan hidupnya, terutama kebutuhan fisik.
4.    Faktor Emosional
Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan berkurangnya
pembentukan hormon pertumbuhan.
5.    Jenis Kelamin
Sekitar umur 11-12 tahun, anak perempuan lebih cepat tinggi dan berat daripada anak laki-
laki.
6.    Kesehatan
Anak yang sehat dan jarang sakit, akan terlihat sehat dan segar penampilannya, aktif
bergerak seakan tidak mengenal lelah
7.    Suku Bangsa/Ras
Keadaan anak dapat juga dipengaruhi oleh suku bangsa/ras yang diwarisi dari nenek
moyangnya.

B. Karakteristik Perkembangan Motorik


Motorik merupakan gerakan-gerakan tubuh yang terkoordinasi karena adanya kerja
sama antara otot, otak dan saraf. Keterampilan motorik akan berkembang dengan baik bila
dipelajari dan adanya bimbingan. Keterampilan anak menggunakan jari-jarinya, seperti

9
menulis, atau memegang sendok disebut sebagai keterampilan motorik halus. Sedangkan
keterampilan anak berjalan, melompat, melempar, menangkap, berlari serta menjaga
keseimbangan badannya disebut sebagai keterampilan motorik kasar.
Semakin bertambah usia anak, maka semakin sempurna gerakan motoriknya, seperti
gerakan-gerakan berikut.
1.    Cara memegang
Anak-anak yang masih kecil, cara memegang sesuatu masih asal-asalan saja, setelah
lebih dewasa, cara memegang sesuatu sudah sempurna dan siap untuk melakukan segala
aktivitas tanganya dengan baik.
2.    Cara berjalan
Anak kecil yang berjalan, seolah-olah seluruh tubuhnya ikut bergerak. Namun, pada
anak yang lebih dewasa, mereka hanya mempergunakan otot yang perlu saja, karena
mereka sudah dapat mengoordinasi anggota badanya.
3.    Cara memegang
Anak kecil yang menendang bola, kedua belah tangannya mengayun ke depan dengan
berlebihan, seakan seluruh anggota badannya ikut bergerak. Namun, pada anak yang
lebih dewasaakan menendang bola dengan menggunakan kakinnya dengan
menempatkan pada objek sasaran dengan tepat.

C. Karakteristik Perkembangan Emosi


Anak usia Sekolah Dasar sudah mulai tahu bahwa ungkapan emosi terutama emosi
yang kurang baik, secara sosial tidak diterima oleh teman sebaya atau orang lain, sehingga
anak mulai berusaha mengendalikan ungkapan-ungkapan emosinya tersebut.
Cara mendidik anak yang bersifat demokratis dan permisif akan meninjang ekspresi
emosi yang menyenangkan. Anak akan lebih terbuka, santai, dan mudah bergaul. Usia
Sekolah Dasar merupakan masa peralihan antara masa anak dan menjelang remaja,
sehingga emosi anak kadang-kadang kurang stabil. Dengan menanamkan pengertian
perlunya menahan luapan emosi yang sangat berlebihan. Hal tersebut akan membawa
kerugian bagi diri sendiri maupun orang lain. Melalui bimbingan tersebut, emosi anak bisa
terkendali.

10
D. Karakteristik Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial berarti suatu gambaran tentang perilaku anak dalam kehidupan
sosialnya. Pada usia Sekolah Dasar perkembangan sosial anak dapat disebut sebagai usia
berkelompok. Pada usia ini ditandai dengan adanya minat anak terhadap aktivitas bersama
teman-teman. Mereka merasa puas dengan perilaku hidup berkelompok dan bahagia
apabila dapat diterima menjadi anggota dalam suatu kelompok tersebut.
Agar anak dapat bersosialisasi dengan baik, perlu belajar mengenal, menafsirkan dan
melakukan reaksi secara tepat terhadap situasi sosial yang mereka hadapi. Motivasi
berteman pada anak Sekolah Dasar dapat dibedakan dalam tiap tahap, yaitu: tahap
pemenuhan kebutuhan, tahap balas jasa, dan tahap teman akrab.
1.    Tahap Pemenuhan Kebutuhan
Pada tahap ini anak menghargai teman sebagai individu bukan karena status sosial
ekonomi atau yang lainnya, tetapi mereka lebih tertarik kepada anak lain yang mau
bermain bersama, sehingga terjalin persahabatan. Sebab, anak mengaggap bahwa
berteman dan bersahabat merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhannya.
2.    Tahap Balas Jasa
Pada tahap ini, anak mendapatkan teman karena adanya suatu kepentingan rasa
keadilan.
3.    Teman Akrab
Pada tahap ini, anak-anak menjalin persahabatan yang betul-betul akrab. Mereka saling
berbagi perasaan, masalah maupun konflik, bercanda, tertawa, bercerita, dan kadang-
kadang juga terjadi pertengkaran kecil yang kemudian bercanda lagi, sehingga akan
terbentuk ikatan emosional yang mendalam.
Perkembangan sosial anak usia SD merupakan suatu tahapan yang dapat menentukan
kkualitas sosial mereka setelah dewasa. Guru memegang peran untuk membangun
kehidupan sosial siswanya. Untuk mengetahui hubungan antar siswa dalam satu kelas, guru
dapat mempergunakan teknik sosiometri. Dalam hal ini, guru dapat mempergunakan teknik
sosiometri untuk mengetahui hubungan sosial mereka. Sosiometri adalah suatu teknik
untuk menggambarkan struktur hubungan yang ada dalam bentuk sosiogram. Adapun
kegunaan sosiometri bagi guru atau konselor adalah dengan sosiometri tersebut dapat

11
diidentifikasi siswa mana yang memerlukan bantuan dalam menyesuaikan dirinya
teerhadap kelompok.

Kegiatan Belajar 2 : Karakteristik Perkembangan Intelektual, Bahasa, Moral, dan


Spiritual Anak

A. Karakteristik Perkembangan Intelektual


Intelegensi atau intelek, pada adasarnya mempunyai arti yang sama, dalam hal ini
intelek maksudnya ialah pikir, sedang intelektual adalah kemampuan kecerdasan. Berpikir
merupakan perbuatan menimbang-nimbang, menguraikan, menghubungkan, sampai pada
akhirnya mengambil keputusan. Sedang kecerdasan merupakan kemampuan kemampuan
seseorang dalam memecahkan masalah dengan cepat.
1.    Desentrasi dan konservasi
Anak punya konsep bahwa perubahan pada satu dimensi, dapat dikompensasikan
dengan perubahan dari dimensi lain.
2.    Seriasi
Karakteristik lain dari tahap operasional konkret adalah kemampuan utuk mengatur
benda sesuai dengan beberapa dimensi kuantitatif, seperti berat atau ukuran.
3.    Pemikiran rasional
Anak dapat membandingkan dua benda atau lebih atau suatu kejadian. Dalam hal ini
anak dapat berpikir secara rasional sesuai dengan yang mereka lihat.
4.    Inklusi kelas
Anak pada tahap operasi konkret dapat berpikir secara bersamaan tentang bagian dan
keseluruhan.Selain itu, anak dalam tahap operasi konkret dapat mengerti bahwa sifat
khusus dari benda dapat termasuk lebih dari satu golongan yang mempunyai hubungan
pada satu saat yang disebut dengan prinsip penggandaan kelas atau relasi.
Di sekolah, guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang dapat
memberi kesempatan pada siswa untuk beraktivitas baik dalam kelas maupun di luar kelas
untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman belajar yang lain. Anak harus diberi
kesempatan untuk bergerak, berbuat, bertindak, dan sekaligus berpikir.

12
B. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak
Manusia mempunyai kemampuan berbahasa lebih tinggi derajatnya daripada
binatang. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran, juga mempunyai ragam bahasa.
Nilai-nilai moral harus diberikan sedini mungkin, agar tertanam dalam diri anak
tentang hal-hal yang baik dan buruk, yang boleh dan tidak boleh dilakukan, bagaimana
bersikap, bertutur kata yang baik terhadap oranng lain.
1.    Perkembangan Bahasa
Komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa. Bahasa yang
digunakan dapat dalam bentuk percakapan, tulis, isyarat tangan, gerak tubuh, ekspresi
wajah, ungkapan musik, dan sebagainya.
Tiap individu dituntut memiliki kemampuan untuk menyatakan/mengekspresikan
pikirannya dan menanngkap pemikiran orang lain melalui bahasa, sehingga komunikasi
dapat berlangsung secara efektif.
Semakin matang organ-organ yang berkaitan dengan proses berbicara, anak akan
semakin jelas mengutarakan kemauan, pikiran maupun perasaannya melalui ucapan atau
bahasanya. Hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh lingkungan, orang tua atau orang
yang selalu dekat dengan anak yangn mampu memberikan rangsangan dengan cara
mengajak berbicara. Dengan sering mengajak berbicara, maka anak akan cepat
berbicara dan mengenal bahasa. Keluarga sebagai salah satu model yang dapat dicontoh
anak dalam belajar bicara, dapat mempengaruhi kelancaran anak dalam berbahasa.
2.    Fungsi Bahasa
a.      Untuk mengekspresikan perasaan
b.      Untuk memengaruhi orang lain
c.      Untuk menyampaikan informasi
3.    Tahap-tahap Berbicara
a .     Menangis
Menangis merupakan cara bayi untuk berkomunikasi dan juga melakukan hubungan
sosial dengan sekelilingnya. Melalui irama, intensitas maupun gerakan badan yanng
mengiringinnya tersebut akan diketahui arti tagisan bayi.

13
b.      Berceloteh Mengobrol merupakan bentuk berbicara yang mempunyai makna sosial,
bertujuan agar pembicaraannya didengar dan dimengerti oleh orang lain.
Inti dari berkomunikasi adalah mengerti apa yang dikatakan orang lain.

Dengan bertambahnya umur dan semakin berkembangnya mekanisme suara, bayi


dapat mengeluarkan sejumlah bunyi eksplosif. Suara-suara yang dikeluarkan kalau
didengar tidak menimbulkan arti, hanya beberapa huruf hidup atau mati yang
digabungkan sehingga menimbulkan bunyi.
c.     Holofrase
Selain sebagai sarana berkomunikasi, berbicara juga berfungsi sebagai sarana
bersosialisasi. Disamping sebagai sarana berkomunikasi dan bersosialisasi, berbicara
dapat berfungsi untuk memperoleh kemandirian.
d.     Mengobrol
4.    Faktor-faktor yang Memacu Anak Cepat Berbicara
a.      Keluarga
Peran orang tua sebagai pembimbing bicara dan bahasa anak, sehingga akan memacu
anak berani mengutarakan pendapatnya.
b.      Media elektronik
Media elektronik dapat membantu anak untuk belajar bicara dan menambah
kosakata.
c.      Sekolah
Melalui buku pelajaran, komunikasi dengan guru dan teman-teman di sekolah, anak-
anak dapat meningkatkan penguasaan kosakata. Mereka juga mampu mennngkatkan
pemahaman terhadap kalimat-kalimat yang dibaca, dan didengar di sekolah.

C. Perkembangan Moral
Dalam pergaulan sehari-hari kita sering mendengar kata moral yang dihubungkan
dengan tingkah laku orang. Tingkah laku yang bermoral adalah tingkah laku yang sesuai
dengan nilai-nilai tata cara/adat yang terdapat dalam kelompok atau masyarakat.
Nilai moral bukanlah sesuatu yang diperoleh dari lahir, melainkan sesuatu yang
diperoleh dari luar. Pada mulanya anak mempelajari nilai-nilai moral yang beerlaku di

14
rumah, kemudian di sekolah, dan selanjutnya setelah mereka bergaul dan menyesuaikan
dengan dengan norma kelompoknya.
1.    Perkembangan Moral Menurut Pakar
a      Menurut Piaget
Anak usia 5 tahun mempunyai konsep bahwa benar salah masih dipahami dengan
kaku. Tetapi pada anak usia 11 tahun, proses berpikirnya sudah mulai berkembang,
banyak bergaul dengan teman sebayanya dan adanya pengaruh dari lingkungan,
kadang-kadang mengangggap bahwa berbohong tidak selalu buruk.
b      Menurut Kohlberg
Kohlberg menamakan moralitas anak baik untuk tinngkat pertama pekembangan
moral anak-anak. Pada tahap ini anak mengikuti semua peratutan yang telah
diberikan, dengan tujuan untuk mengambil hati orang lain dan berharap dapat
diterima dalam kelompok. Sedangkan pada tingkat kedua tingkat perkembangan
anak, ia sebut dengan morallitas konvensional atau moralitas dari aturan-aturan.
Pada tahap ini anak menyesuaikan diri pada aturan-aturan yang ada dalam
kelompok dan disepakati bersama oleh kelompok tersebut.
2.    Fakto-faktor yang mempengaruhi moral
a      Lingkungan Rumah
b      Lingkungan Sekolah
c      Teman Sebaya dan Aktivitasnya
d     Intelegensi dan Jenis Kelamin

D. Perkembangan Agama
Agama menjadi pengarah dan penentu dalam siap dan perilaku dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam ajaran agama terkandung nilai-nilai moral dan etika yang harus dipakai
sebagai pedoman hidup yang universal dan abadi sifatnya. Selain itu, agama mengajarkan
untuk bertingkah laku dan berakhlak yang baik, seperti kejujuran maupun keadilan.
Pendidikan agama di sekolah meliputi dua aspek, yaituaspek pembentukan
kepribadian (ditujukan kepada jiwa) dan pengajaran agama (ditujukan kepada pikiran).
Belajar agama dengan mencontoh, melalui pendengaran, penglihatan dan berbagai panca
indera lainnya. Selanjutnya dengan semakin bertambahnya usia, anak mampu berpikir

15
secara abstrak, sehingga dapat mencerna pendengaran dan penglihatan yang diterimanya
dan menjalankan agama dengan penuh kesadaran.
Metode-metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran agama, antara lain.
1.    Metode Bercerita
2.    Metode Bermain
3.    Metode Karyawisata
4.    Metode Demonstrasi
5.    Metode Pemberian Tugas
6.    Metode Diskusi dan Tanya Jawab

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
a. Karakteristik perkembangan anak usia SD dapat dilihat dari berbagai aspek
perkembangan, meliputi fisik, motorik, emosi dan sosial
b. Peserta didik diartikan sebagai anggota msyarakat yang berusaha mengembangkan
dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jejang dan jenis pendidikan tertentu.
c. Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu factor penentu kelancaran
proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. Oleh karen
aitu, perkembangan motoric sangat menunjang keberhasilan belajar peserta didik.
d. Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai factor utama, antara
lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua.
Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan
(pembiasaan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua dalam mengndalikan
emosinya sangatlah berpengaruh pada anak.
e. Bahasa telah berkembang sejak anak berusia 4 - 5 bulan. Orang tua yang bijak selalu
membimbing anaknya untuk belajar berbicara mulai dari yang sederhana sampai
anak memiliki keterampilan berkomunikasi dengan mempergunakan bahasa. Oleh
karena itu bahasa berkembang setahap demi setahap sesuai dengan pertumbuhan
organ pada anak dan kesediaan orang tua membimbing anaknya.
f. Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok
teman sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Moral
pertamakali diperkenalkan oleh lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan
masyarakat. Moral itu dikenalkan kepada anak agar anak bisa membedakan mana
yang benar, mana yang salah dan bisa menentukan sikap anak sehubungan dengan
perkembangan sosial nilai dan sikap.
g.   Agama diperkenalkan kepada anak agar, anak dalam bertidak dapat sesuai dengan
ajaran agama.
B. SARAN
C. Sebagai calon guru hendaknya kita tahu dan memahami siapa sebenarnya anak
didik kita, agar nantinya dalam kegiatan belajar tidak terjadi salah arah. Hendaknya kita

17
bisa menjadi panutan yang baik untuk anak-anak didik kita, karena segala tingkah laku kita
akan mudah sekali ditiru oleh peserta didik kita.
D. Dengan materi yang kami sajikan dalam makalah ini, kami beharap saudara-
saudara dapat menjadikan referensi untuk bekal kelak saudara dalam mengetahui dan
mahami perkembangan peserta didik. Sehingga nanti pada saat anda mengajar anda dapat
melakukan proses pembelajaran berdasarkan perkembangan peserta didik tersebut.

18
DAFTAR PUSTAKA

Wardani, IG.A.K, dkk. 2014. Perspektif Pendidikan di SD. Tangerang: Universitas Terbuka

19

Anda mungkin juga menyukai