Anda di halaman 1dari 8

BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Keberhasilan pengajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pemilihan
metode pengajaran yang diterapkan oleh pembelajar. Ketepatan pemilihan metode dapat
memengaruhi penguasaan bahasa dan berbahasa pemelajar BIPA lebih cepat. Berdasarkan
beberapa prinsip pengajaran BIPA yang harus diterapkan sesuai dengan kebutuhan pemelajar.
Rivers dalam Rahmina (2002 : 8) prinsip-prinsip pengajaran BIPA, yakni proporsi materi
keterampilan dan non keterampilan berbahasa, pertimbangan lintas budaya pembelajar dan
pengajar, karakteristik pembelajar, tujuan pembelajar belajar BIPA, penentuan penggunaan
metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, penentu-an penggunaan media
pembelajaran yang efektif, penentuan penggunaan alat evaluasi pembelajaran yang tepat.
Para pemelajar tidak hanya menguasai aturan tata bahasa Indonesia saja, tetapi juga harus
mampu menggunakannya dalam kegiatan komunikasi sesuai dengan konteks sosial.
Pada dasarnya, pendekatan komunikatif adalah pendekatan pembelajaran bahasa yang lebih
menekankan pembelajaran pada penguasaan kecakapan berbahasa daripada penguasaan
struktur bahasa. Karena hakikat tujuan pengajaran dalam pendekatan komunikatif adalah
untuk berkomunikasi, maka kemampuan bahasa yang dikembangkan adalah kemampuan
berkomunikasi, bukan kemampuan tentang pengetahuan bahasa. Terdapat beberapa konteks
sosial yang dapat dipelajari pemelajar BIPA untuk meningkatkan motivasi menguasai bahasa
Indonesia. Seperti ketika belajar kebudayaan, pariwisata, ekonomi, dan lain sebagainya.
Berbagai aktivitas sehari-hari yang dilalui pemelajar BIPA di Indonesia dapat mempercepat
penguasaan bahasa Indonesia sesuai konteks sosial. Salah satunya dalam aktivitas wisata di
Indonesia.
Bahasa Indonesia untuk penutur asing diibaratkan sebagai «tunas» yang baru tumbuh dan
perlu dikembangkan secara matang sehingga dapat membuahkan hasil yang kokoh serta
bermanfaat bagi semua kalangan. Hingga saat ini masih ditemukan perbedaan pendapat
tentang cara mengajarkan bahasa Indonesia kepada penutur asing secara efektif, baik yang
berkaitan dengan alat-alat untuk mencapai tujuan, materi yang semestinya diajarkan, maupun
metode pengajarannya . Praktik yang terjadi di lapangan banyak ditemukan variasi strategi
pembelajaran BIPA. Inilah yang bisa menyebabkan kebosanan bagi penutur asing. Berbeda
dengan penutur asing yang belajar bahasa Indonesia di Indonesia. Seperti contohnya, penutur
asing program Darmasiswa. Penutur asing program Darmasiswa secara langsung dihadapkan
dengan kondisi lingkungan, sosial, budaya, serta penutur asli bahasa Indonesia. Oleh sebab
itu, salah satu hal yang penting dan mendasar bagi penutur asing dalam belajar bahasa
Indonesia adalah dengan memberikan muatan-muatan kondisi budaya Indonesia di dalam
bahan ajar BIPA. Kesadaran penutur asing terhadap budaya Indonesia dapat membantu
penutur asing dalam mengaktualisasikan diri secara tepat di dalam bahasa Indonesia.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian metode komunikatif?
2. Apa karakteristik metode komunikatif?
3. Bagaimana tahapan – tahapan metode komunikatif dan rancangan dalam
pembelajaran komunikatif?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan metode komunikatif ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode komunikatif
Pendekatan komunikatif dipandang sebagai pendekatan yang sangat dekat dengan tujuan
pembelajaran BIPA yang mengutamakan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia. Pendekatan ini memiliki ciri yang menggunakan prinsip bahwa belajar bahasa
tidak hanya belajar tata bahasa tetapi juga mengenai fungsinya (Harmer, 1998). Fungsi ini
berkaitan dengan ketepatan penggunaan bahasa sesuai konteks dan situasi. Pengajar yang
menggunakan pendekatan komunikatif dalam pembelajarannya setidaknya melakukan tiga
tahap alur yang harus dilalui, Engage, Study, and Activate atau Mengajak, Belajar, dan
Beraktivitas (Harmer, 1998). Ketiga tahap ini diterapkan dengan cara memberi pancingan
terhadap materi yang akan disampaikan, lalu guru mengarahkan untuk belajar dari hasil
pancingan tersebut. Alur ini kemudian berujung pada penugasan yang diberikan kepada
pelajar.
Selain pembelajaran yang diarahkan pada Engage, Study, and Active, pendekatan
komunikatif juga dijalankan dengan pembelajaran yang berbasis Presentation, Practice,
Production (PPP) atau presentasi, latihan, dan produksi (Harmer, 1998). Pada dasarnya kedua
dasar pemikiran ini sama-sama bertujuan akhir untuk dapat berkomunikasi dan pengajar
hanya berperan sebagai fasilitator. Pembelajaran dengan PPP dapat dilaksanakan utamanya
bagi kelas pemula. Pada kelas yang menengah dan lanjut, bagian presentation dapat lebih
dikurangi porsinya. Hal ini mengingat masih terbatasnya pengetahuan bahasa pelajar tingkat
pemula dibandingkan dengan tingkat di atasnya.
Tentang komponen-komponen kompetensi komunikatif, Canale dan Swain (dalam Ghazali,
2013) menyatakan terdapat tiga komponen, yaitu komponen linguistik, pragmatik, dan
sosiolinguistik. Kompetensi gramatikal mencakup morfologi dan sintaksis, yang keduanya
tentu bergradasi sesuai dengan tingkat kemampuan berbahasa seseorang. Tataran faonologi
dan ortografi tidak dimasukkan dalam kompetensi ini dikarenakan keduanya dipandang
sebagai saluran, bukan komponen komponen dalam komunikasi.
2.2 Karakteristik metode komunikatif
Karakteristik Umum
a. Penggunaan bahasa dikaitkan dengan konteks sosial.
b. Para pembelajar berinteraksi secara lisan dan tulisan
Karakteristik pendekatan komunikatif adalah sebagai berikut.
a) Tujuan pembelajaran bahasa adalah mengembangkan kemampuan pelajar untuk
berkomunikasi secara langsung dengan menggunakan bahasa target dalam konteks
komunikasi yang sesungguhnya atau dalam situasi kehidupan yang nyata (real). Tujuan
pendekatan komunikatif ini tidak diarahkan untuk penguasaan gramatika atau kemampuan
membuat kalimat gramatikal yang bersifat pasif-teoretik saja, melainkan pada kemampuan
memproduk ujaran yang sesuai dengan konteks.
b) Hal yang mendasar dari pendekatan komunikatif adalah kebermaknaan dari setiap
bentuk bahasa yang dipelajari dan keterkaitan bentuk, ragam, dan makna bahasa dalam situasi
dan konteks bahasa itu.
c) Dalam proses belajar-mengajar siswa bertindak sebagai komunikator yang berperan
aktif dalam aktivitas komunikasi yang sesungguhnya, sedangkan pengajar memprakarsai dan
merancang berbagai pola interaksi antarsiswa,dan berperan sebagai fasilitator.
d) Aktivitas dalam kelas diwarnai secara nyata dan dominan oleh kegiatan–kegiatan
komunikasi, bukan latihan-latihan manipulatif dan peniruan-peniruan tanpa makna.
e) Materi yang disajikan bervariasi, tidak hanya mengandalkan buku teks, tetapi lebih
ditekankan pada bahan-bahan otentik (berita koran, menu, iklan, dan sebagainya). Dari
bahan-bahan tersebut, pemerolehan bahasa pelajar diharapkan meliputi bentuk, makna,
fungsi, dan konteks sosial.
f) Penggunaan bahasa pertama dalam kelas tidak dilarang sama sekali, tetapi alangkah
baiknya dikurangi.
g) Dalam pendekatan komunikatif, kesiapan siswa ditoleransi untuk mendorong
keberanian berkomunikasi.
h) Evaluasi dalam pendekatan komunikatif ditekankan pada kemampuan menggunakan
bahasa dalam kehidupan nyata, bukan pada penguasaan struktur bahasa atau gramatika.

Ciri-ciri utama pendekatan pembelajaran komunikatif ada dua kegiatan yang saling berkaitan
yakni adanya kegiatan-kegiatan:
1) Komunikasi Fungsional
Terdiri atas empat yakni: mengolah informasi, berbagi dan informasi, berbagi informasi
dengan kerja sama terbatas, dan
berbagi informasi dengan kerja sama tak terbatas.
2) Kegiatan yang sifatnya interaksi sosial.
Terdiri dari 6 hal yakni: improvisasi, lakon-lakon pendek yang lucu, aneka simulasi (bermain
peran), dialog dan bermain peran, sidang – sidang konversasi dan diskusi, serta berdebat.
2.3 Tahap – tahap metode komunikatif dan implementasi metode komunikatif

Prosedur Pelaksanaan Pendekatan Komunikatif


Berkenaan dengan prosedur pembelajaran dalam kelas bahasa yang berdasarkan pendekatan
komunikatif, Finochiaro dan Brumfit (dalam http://sriekamomotailung.blogspot.com/)
memaparkan garis besar kegiatan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a) Penyajian Dialog Singkat
Penyajian ini didahului dengan pemberian motivasi dengan cara menghubungkan situasi
dialog dengan pengalaman pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
b) Pelatihan Lisan Dialog yang Disajikan
Pelatihan ini diawali dengan contoh yang dilakukan oleh guru. Para siswa mengulang contoh
lisan gurunya, baik secara bersama-sama, setengah, kelompok kecil, atau secara individu.
c) Tanya Jawab
Hal ini dilakukan dua fase. Pertama, Tanya jawab yang berdasarkan topik dan situasi dialog.
Kedua, tanya jawab tentang topik itu dikaitkan dengan pengalaman pribadi siswa.
d) Pengkajian
Siswa diajak untuk mengkaji salah satu ungkapan yang terdapat dalam dialog. Selanjutnya,
para siswa diberi tugas untuk memberikan contoh ungkapan lain yang fungsi komunikatifnya
sama.
e) Penarikan Simpulan
Siswa diarahkan untuk membuat simpulan tentang kaidah tata bahasa yang terkandung dalam
dialog.
f) Aktivitas Interpretatif
Siswa diarahkan untuk menafsirkan beberapa dialog yang dilisankan.
g) Aktivitas Produksi Lisan
Dimulai dari aktivitas komunikasi terbimbing sampai kepada aktivitas yang bebas.
h) Pemberian Tugas
Memberikan tugas tertulis sebagai pekerjaan rumah.
2.4 Kelemahan dan kelebihan metode komunikatif
Kelebihan pendekatan komunikatif diantarnya:
a) Siswa termotivasi dalam belajar.
b) Siswa lancar dalam berkomunikasi.
c) Suasana kelas hidup dengan berbagai model aktivitas belajar.
Kelemahan pendekatan komunikatif diantaranya:
a) Memerlukan guru yang menguasai keterampilan komunikasi secara memadai.
b) Keterampilan membaca tidak mendapat perhatian yang cukup.
c) Loncatan langsung pada keterampilan komunikasi dapat menyulitkan siswa pada
tingkat permulaan.
BAB III
Penutup

Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Putri Ramadhani, Riski., dan Alim Harun Pamungkas. 2019. Grammar Learning With
Cimmunicative Approach For Foreign Students In BIPA Education and Training. Jurnal
Pendidikan Luar Sekolah. Vol.7. No.1. Halaman 77.
Utami, Sri., dan Wahyu Widayati. 2017. Pengembangan Bahan Ajar BIPA Bermuatan
Budaya Bagi Penutur Asing Tingkat Pemula dengan Model Pembelajaran Komunikatif
Integratif. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Universitas Dr. Soetomo. Surabaya.
Mahadika Ramdha, Ilham., dan Rahayu Trisna.2020. Pendekatan Komunikatif
(Communicative Approach) dalam Pembelajaran BIPA.diakses pada 28 september 2021, dari
https://inimushroom.blogspot.com/2020/07/pendekatan-komunikatif.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai