PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menurut Gunarsa (dalam Djamarah: 2008) masa kanak-
juga
karena
lingkungan
ikut
membantu
mengembangkannya.
Kemampuan berbahasa pada anak usia prasekolah ini
berkembang lewat pemerolehan. Pemerolehan bahasa pada
anak berlangsung secara alami dan bebas, tidak melalui
pembelajaran formal dan tidak memiliki target yang harus
dicapai. Oleh sebab itu, pada masa ini bahasa anak masih tidak
teratur
dan
tidak
mudah
untuk
dipahami.
Anak
masih
dan
memperhatikan
bahasa
orang-orang
dorongan
berupa
stimulus
dari
lingkungan,
dan
bahasa.
1.2
Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat pada kegiatan penelitian ini adalah
1. Bagaimanakah tahap perkembangan pemerolehan bahasa
pada anak usia 2 4 tahun ?
2. Bagaimanakah perkembangan tersebut dilihat dari aspek
fonologi dan sintaksis ?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1Tujuan Umum
Tujuan umum
penelitian
ini
adalah
menganalisis
pada
penelitian
ini
adalah
untuk
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
18
18
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
1.3-1.4)
mengatakan
bahwa
Pemerolehan
Bahasa
melalui
kegiatan
pembelajaran
formal.
(buku
fitri)
bahasanya
karena
telah
menuranikan
tata
hipotesis
nurani
bahasa
dan
hipotesis
nurani
atau
semua
bagian
dari
bahasa
tidaklah
bahasa
berbahasa
mengatakan
manusia
yang
merupakan
peristiwa-peristiwa lingusitik.
hasil
bahwa
semua
tampak
dalam
dari
integrasi
bahasa
dibentuk
oleh
adanya
a.
18
yang
memiliki
peran
masing-masing
dalam
motor
suplementer,
yang
berfungsi
untuk
itu,
alur
mempersiapkan
hasil
balasan.
Selanjutnya,
memerlukan
berkomunikasi.
diwariskan
orang
Bahasa
secara
lain
yang
genetis
untuk
berinteraksi
diperoleh
atau
anak
keturunan,
dan
tidak
namun
18
semang
(motheresse),
yaitu
Misalnya,
Napa,
cayang
?,
atau
Mau
mimi ?.
b. Parafrase, yaitu pengungkapan kembali ujaran yang
diucapkan
Misalnya
anak
kalimat
dengan
cara
pernyataan
yang
menjadi
berbeda.
kalimat
pertanyaan.
c. Menegaskan kembali (echoing), yaitu mengulang
apa yang dikatakan anak , apabila tuturannya tidak
lengkap atau tidak sesuai dengan maksud.
d. Memperluas (expanding), yaitu mengungkapkan
kembali apa yang diucapkan anak dalam bentuk
yang lebih kompleks.
e. Menamai (labeling), yaitu mengidentifikasi namanama benda. Bisa dalam bentuk benda sebenarnya
atau benda tiruan, gambar, dsb.
f. Penguatan (reinforcement), yaitu menanggapi atau
memberi respon positif atas perilaku bahasa anak.
18
Faktor Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan anak dalam berpikir
atau bernalar. Intelegensi bersifat abstrak dan tak dapat
diamati
secara
seseorang
langsung,
dapat
namun
tingkat
disimpulkan
dari
intelegensi
perilakunya.
kreativitas.
Anak
yang
berintlegensi
tinggi,
dan
lebih
bervariasi
khasanah
bahasanya
Faktor Motivasi
Sumber motivasi anak dalam belajar bahasa ada dua,
yaitu dari dalam dan luar diri anak. Faktor dari dalam anak
dapat berupa dorongan atas kebutuhan dasar yang bersifat
praktis, seperti lapar, haus, dan kebutuhan kasih sayang
dan perhatian (Goodman, 1986; Tompkins dan Hoskisson,
1995; dalam Tarigan, 2005).
Dalam perkembangan selanjutnya, anak merasakan
bahwa komunikasi bahasa yang dilakukannya membuat
orang lain senang dan gembira dan ia pun kerap mendapat
pujian dan respon yang baik. Hal ini memberi dorongan
lebih
bagi
anak
untuk
menguasai
bahasanya.
18
Inilah
2.3
Berbahasa Anak
Perkembangan bahasa pada anak melewati beberapa
tahapan umum yang dialami oleh semua anak. Tahapantahapan ini merupakan perkembangan awal dari kemampuan
berbahasa anak, mencakup Reflexsive vocalization, Babling,
Lalling, Echolalia, dan True speech.
1. Reflexsive Vocalization
Pada usia 0-3 minggu bayi akan mengeluarkan suara
tangisan yang masih berupa refleks. Jadi, bayi menangis
bukan karena ia memang ingin menangis tetapi hal
tersebut dilakukan tanpa ia sadari.
2. Babling
Pada usia lebih dari 3 minggu, ketika bayi merasa
lapar atau tidak nyaman ia akan mengeluarkan suara
tangisan. Berbeda dengan sebelumnya, tangisan yang
dikeluarkan
telah
dapat
dibedakan
sesuai
dengan
namun
belum
jelas.
Bayi
mulai
dapat
mulai
meniru
suara-suara
yang
di
dengar
dari
18
sudut
pandang
yang
berbeda,
misalnya
kosakata
dengan
dan
cepat.
gramatika
Anak-anak
anak
mulai
orang
menggunakan
termasuk
dewasa.
bahasa
bercanda
Anak
untuk
atau
telah
berbagai
menghibur
mampu
keperluan,
(Topkins
dan
Hoskisson, 1995).
2.4
Gangguan Perkembangan Bahasa Pada Anak
Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat berupa
keterlambatan berbicara. Gejala keterlambatan yang muncul
apabila anak pada usia 10 bulan belum dapat mengoceh dan
pada usia 18 bulan belum menguasai kata mama dan papa
atau sejenisnya. Dan, pada usia 2 tahun belum dapat merangkai
kalimat dari dua kata atau bicaranya tidak jelas dan tidak dapat
dimengerti oleh orang tuanya.
Gangguan perkembangan bahasa dapat disebabkan oleh faktor
dari dalam anak (internal) dan faktor dari luar anak (eksternal).
a. Faktor Internal
Faktor dari dalam atau internal anak dijabarkan menjadi
beberapa faktor, yaitu :
Faktor keturunan (konginetal)
Gangguan ini bisa disebabkan oleh faktor bawaan
gangguan saraf-saraf motorik, cacat pada alat bicara,
seperti lidah, gigi, bibir, langit-langit, dan anak lidah.
Gangguan pendengaran
Pada beberapa kasus, hambatan pada pendengaran
berkaitan dengan keterlambatan berbicara. Jika anak
memiliki hambatan dalam pendengaran, maka anak
akan
mengalami
18
kesulitan
dalam
memahami,
menyimak,
dan
meniru
bahasa
orang-orang
di
sekelilingnnya.
Gangguan mental
Gangguan mental yang dimaksudkan berupa penyakit
seperti autism atau keterlambatan perkembangan
otak atau kecerdasan.
b. Faktor eksternal
Yang dimaksud dengan faktor eksternal atau dari luar anak
adalah
terasingnya
berbahasa.
seorang
Keterasingannya
anak
bisa
dari
lingkungan
disebabkan
oleh
18
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Identitas Anak/Objek
Adapun identitas dari anak yang dijadikan objek pada penelitian
ini adalah :
1. Nama
Umur
TTL
Alamat
VII Monjok
Culik
Pekerjaan Orang Tua
Ayah
: Swasta
Ibu
: Ibu Rumah Tangga
2. Nama
Umur
TTL
Alamat
: Melisa Novianti
: 4 tahun 8 bulan
: Monjok, 25 November 2010
: Jln. Ade Irma Suryani Gang Panda
VI Monjok
Culik
Pekerjaan Orang Tua
Ayah
: Swasta
Ibu
: Buruh & Ibu Rumah Tangga
3.2
Peristiwa Penelitian
18
untuk
diwawancarai
perihal
identitas
dan
observasi
atau
data
didukung
dengan
rekaman
audio
dan
rekaman video.
3.4
Hasil Penelitian
Dibawah ini akan diuraikan data-data yang diperoleh dari
Versi asli
Ma, mau tidur di dalam.
Ma, buka
Akila
Nasi
Pancing
Kak yatik
Kacang
Beruang
Turun
Terima kasih
Senyum
Pisang
Lapar
Monyet
Oren
Lagi
Versi asli
Lihat dulu
Siapa namanya ini ?
Kakak yatik fotoin
Ndak mau disenter
Ini namanya pisang
18
3.5
Analisis Perkembangan Pemerolehan Bahasa Anak
3.5.1Aspek Fonologi (pelafalan bunyi dan fonem)
Pada waktu dilahirkan, anak hanya memiliki sekitar 20 %
dari otak dewasanya. Oleh karena itu, pada waktu dilahirkan
anak hanya bisa menangis. Otak anak akan terus berkembang
seiring dengan pertambahan usia. Hal ini kemudian membuat
perkembangan
otak
sejalan
dan
proporsional
dengan
ia
kata
/beruang/,
pertama
ia
18
pelafalan
fonemnya
hampir
sempurna.
Ia
dapat
kalimat
penuh,
tetapi
karena
dia
belum
dapat
masih
menggunakan
mengacungkan
bungkus
kalimat
jajan
/maq,
yang
bukaq/
kalimat
sambil
penuhnya
disesuikan
dengan
konteks.
Hal
ini
disebut
ujaran
18
BAB IV
PENUTUP
4.1
Simpulan
Dari penjelasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan
Saran
Anak memperoleh kemampuan berbahasa dari lingkungan
bahasa
di
sekitarnya
dengan
cara
menyimak
dan
itu,
dalam
mengajarkan
bahasa
alangkah
baiknya
18
DAFTAR PUSTAKA
Blonto.
2014.
Hipotesis
Pemerolehan
Bahasa.
http://umprodipaud.blogspot.com/2010/11/tahapan-
2013.
Gangguan
Bahasa
Pada
Anak.
18
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Melisa Novianti
18