Anda di halaman 1dari 22

RANCANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

MODEL 221 2 MATA PELAJARAN 2 TINGKATAN KELAS BERBEDA 1 RUANGAN

Satuan Pendidikan : SDN 1 KRAJAN


Mata Pelajaran/Topik : 1. Matematika / penjumlahan dan pengurangan bilangan
2. Bahasa Indonesia / membaca dan menentukan denah
Kelas / Semester : I dan II / 1 (Satu)
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan sekolah sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
Kelas 1 : Matematika
3.1 Menjelaskan bilangan dan nilai tempat penyusun bilangan menggunakan kumpulan
benda konkrit serta cara membacanya
4.4 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan
cacah sampai dengan 40 dalam kehidupan sehari-hari.
Kelas 2 : Bahasa Indonesia
3.3 Menentukan kosakata dan konsep tentang lingkungan geografis, kehidupan
ekonomi, sosial, dan budaya di lingkungan sekitar dalam bahasa Indonesia atau
bahasa daerah melalui teks tulis, lisan, visual dan/atau eksplorasi lingkungan.
4.3 Melaporkan penggunaan kosakata bahasa Indonesia yang tepat atau bahasa daerah
hasil pengamatan tentang lingkungan geografis,kehidupan ekonomi, sosial dan
budaya di lingkungan sekitar dalam bentuk teks tulis, lisan,dan visual.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI Kelas 1 : Matematika
 Memahami bilangan cacah sampai dengan 40 dan nilai tempat penyusun bilangan.
 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah sampai dengan 40 dalam kehidupan sehari-hari
Kelas 2 : Bahasa Indonesia
 Memahami isi teks berkaitan lingkungan geografis sekolah.
 Menemukan kosakata berkaitan lingkungan geografis sekolah.
 Menemukan makna kosakata berkaitan lingkungan geografis sekolah.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Kelas 1 : Matematika
 Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat memahami bilangan cacah
dan nilai tempat penyusun bilangan.
 Dengan menggunakan benda yang terdapat di lingkungan sekolah, siswa dapat
melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah.
Kelas 2 : Bahasa Indonesia
 Dengan mengamati lingkungan sekolah, siswa mampu membuat gambar denah
lingkungan sekolah.
 Dengan mengamati gambar denah lingkungan sekolah yang disajikan, siswa
mampu menemukan kosakata berkaitan lingkungan geografis sekolah.
 Dengan mengamati gambar denah lingkungan sekolah yang disajikan, siswa
mampu menemukan makna kosakata berkaitan lingkungan geografis sekolah.
E. POKOK MATERI
Kelas 1 : Matematika: bilangan cacah sampai dengan 40
Kelas 2 : Bahasa Indonesia : denah geografis lingkungan sekolah
F. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
 Lingkungan sekolah
 Benda – benda yang terdapat di lingkungan sekolah, misal:batu, dun, ranting, sedotan
dan lain-lain.
 Alat tulis : pensil, penggaris, penghapus, buku tulis, papan tulis, kapur.
 Adellina, Novilia, yun Kusumawati, dan Lubna Assegaf. 2016. Kegiatanku edisi
revisi 2016. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
 Hidyah, Nurul. 2019. Buku Pengayaan Tema 3 Tugasku : Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017. Klaten : Grafika Dua Tujuh.
 Srikaton. 2019. Buku Pengayaan Tema 3 Kegiatanku : Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017. Klaten : Grafika Dua Tujuh
 Lembar Kerja Siswa kelas 1
 Lembar Kerja Siswa kelas 2
G. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
 Pendekatan: Saintifik
 Metode: Pengamatan, eksperimen, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan / Sintaks Waktu
Kegiatan Guru-Siswa
Pembelajaran
Kelas I Kelas II
 Salam 5 menit
 Doa
 Presensi
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran untuk
Kegiatan Awal: dua kelas yakni: agar memahami penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah (kelas 1) dan
memahami denah lingkungan sekolah (kelas 2)
5 menit
 Guru membentuk tim / kelompok diskusi dengan
anggota 5 siswa untuk masing-masing kelas
 Guru membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok
 Guru menjelaskan tugas masing-masing kelas.
Kegiatan inti:  Guru menjelaskan  Guru meminta siswa
bilangan cacah membaca dan
sampai dua angka dan mencatat materi
nilai tempatnya, serta mengenai pengertian
teknik penjumlahan denah dan fungsinya
dan pengurangan. dari buku paket
 Guru melakukan Tematik.
tanya jawab dan  Guru menjelaskan
menjelaskan materi materi yang belum
yang belum dipahami dipahami siswa.
siswa  Guru membagikan
 Siswa mencatat LKS pada masing-
materi. masing kelompok dan
 Guru membagikan  Siswa melakukan
LKS dan meminta pengamatan di
masing-masing lingkungan sekolah
kelompok dan mengerjakan LKS 40 menit
mengerjakan soal bersama kelompoknya
dengan bantuan media  Guru melakuan
yang terdapat di monitoring dan
lingkungan sekolah membantu siswa /
 Siswa mengerjakan kelompok yang
LKS dengan timnya kesulitan
 Guru melakuan  Masing-masing
monitoring dan kelompok
membantu kelompok mempresentasikan
yang kesulitan hasil kerja di depan
 Masing-masing kelas
kelompok  Guru melakukan
mempresentasikan konfirmasi dan tanya
hasil kerja di depan jawab.
kelas
LEMBAR KERJA SISWA
(KELAS 1)

Petunjuk pengerjaan:
1. Tulislah nama anggota dan kelompok di bagian pojok kanan atas!
2. Bacalah soal dengan seksama!
3. Lakukan penjumlahan / pengurangan dengan bantuan benda-benda yang terdapat
di halaman sekolah (misalnya: daun, batu, pohon atau yang lainnya)!
4. Kerjakan bersama kelompokmu!

Soal :
1. 7 + 8 =
2. 13 + 5 =
3. 18 + 21 =
4. 28 + 9 =
5. 24 – 3 =
6. 27 – 9 =
7. 29 – 13 =
8. 32 - 17 =
9. Rino memiliki 12 daun mangga. Rafika memberinya 16 daun mangga kepadanya.
Hitunglah daun mangga milik Rino sekarang!
10. Safitri mengumpulkan 30 batu. Sebanyak 20 batu ia gunakan untuk membuat
patung. Berapa sisa batu milik Safitri sekarang?

KUNCI LEMBAR KERJA SISWA


(KELAS 1)

1. 7 + 8 = 15
2. 13 + 5 = 18
3. 18 + 21 = 39
4. 28 + 9 = 37
5. 24 – 3 = 21
6. 27 – 9 = 18
7. 29 – 13 = 16
8. 32 - 17 = 15
9. Rino memiliki 12 daun mangga. Rafika memberinya 16 daun mangga kepadanya.
Hitunglah daun mangga milik Rino sekarang! 12 + 16 = 28
10. Safitri mengumpulkan 30 batu. Sebanyak 20 batu ia gunakan untuk membuat
patung. Berapa sisa batu milik Safitri sekarang? 30 – 20 = 10
SOAL EVALUASI / TES SISWA MANDIRI
KELAS 1

1. 5 + 5 =
2. 8 + 18 =
3. 13 + 17 =
4. 10 – 7 =
5. 21 – 9 =

KUNCI SOAL EVALUASI / TES SISWA MANDIRI


KELAS 1

1. 5 + 5 = 10
2. 8 + 18 = 26
3. 13 + 17 = 30
4. 10 – 7 = 3
5. 28 – 9 = 19
LEMBAR KERJA SISWA
(KELAS 2)

Petunjuk pengerjaan:
1. Tulislah nama anggota dan kelompok di bagian pojok kanan atas!
2. Lakukan pengamatan terhadap lingkungan sekolah untuk menjawab pertanyaan –
pertanyaan di bawah ini!
3. Kerjakan bersama kelompokmu!

Soal :
1. Lengkapilah denah sekolah SDN 1 Krajan di bawah ini sesuai dengan pengamatan kalian!

2. Berdasarkan gambar denah di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!


a. Di sebelah kanan halaman sekolah adalah ruangan ...
b. Di depan Ruang Kelas 4 B adalah ruangan ...
c. Di samping kiri Ruang Kelas 3A adalah ruang ...
d. Ruang ke 4 sebelah timur Ruang Kantor adalah ruang ...
e. Diantara Ruang Kantor dan Ruang Kelas 4A terdapat ruang ...
f. Ruang Kelas 2 di sebelah.......Ruang Kelas 1.
g. Gerbang berada di sebelah........Ruang Perpustakaan.
h. Toilet berada di ruang ke 3 setelah Ruang Parkir Guru dan Karyawan ke arah ...
i. Ruang ke 2 ke arah barat setelah Ruang Kelas 2 adalah ruang ...
j. Selatan ruang Kelas 4B adalah ruang ... dan ruang ....
KUNCI LEMBAR KERJA SISWA
(KELAS 2)

1.

2.
a. Kantin
b. Ruang Parkir Siswa
c. Ruang Parkir siswa
d. Ruang Perpustakaan
e. Ruang Kelas 3B
f. Barat atau Kiri
g. Utara atau depan
h. Utara atau kanan
i. Ruang Kantor
j. Ruang kelas 3B dan ruang kelas 4A.
SOAL EVALUASI / TES SISWA MANDIRI
KELAS 2

1. Berdasarkan gambar tersebut, depan Bank Swadaya terdapat ....


2. SDN Cemara terletak di jalan...
3. Sebelah Utara rumah Ani terdapat ....
4. Rumah Sakit Medika terletak di jalan Semeru, tepatnya di depan .... dan ...
5. SDN SDN Cemara terletak tepat disebelah....Bank Swadaya.

KUNCI SOAL EVALUASI / TES SISWA


MANDIRI KELAS 1

1. Berdasarkan gambar tersebut, depan Bank Swadaya terdapat lapangan


2. SDN Cemara terletak di jalan Rinjani
3. Sebelah Utara rumah Ani terdapat Kantor Polisi
4. Rumah Sakit Medika terletak di jalan Semeru, tepatnya di depan Kantor Polisi dan
Rumah Ani
5. SDN SDN Cemara terletak tepat disebelah kiri / Selatan Bank Swadaya.
LEMBAR PENILAIAN

1. PENILAIAN TES
Instrumen penilaian: Tes Tertulis (isian)
Pedoman Penskoran
Skor Maksimal = 100

𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡


Skor = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐌𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎

Skor Predikat Klasifikasi


81 – 100 A SB ( SangatBaik)
66 – 80 B B (Baik)
51 – 65 C C (Cukup)
0 – 50 D K (Kurang)

2. PENILAIAN UNJUK KERJA MEMBACA DENAH


a) Penilaian Penulisan Dalam Melengkapi Denah
Kriteria Bobot
Menjawab lengkap sesuai gambar 4
Menjawab sebagian besar benar 3
Menjawab sebagian kecil benar 2
Tidak dapat menjawab dengan benar 1

b) Penilaian Membaca Hasil Diskusi


Perlu
Baik Sekali Baik Cukup
Kriteria Bimbingan
4 3 2 1
Kejelasan suara Membaca Membaca Membaca Membaca
dan ketepatan dengansuara dengan dengan dengan
bahasa yang yang lantang suara yang suara yang suara yang
digunakan dan tidak ada lantang, cukup kurang
kesalahan ejaan namun ada lantang, lantang,
kesalahan namun ada namun ada
ejaan kesalahan kesalahan
ejaan ejaan
Sikap Sangat percaya Cukup Kurang Tidak
diri percaya percaya percaya
diri diri diri

𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡


Skor = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐌𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥 𝐱 𝟏𝟎𝟎
RINGKASAN MATERI KELAS 1

MATEMATIKA

1. Bilangan cacah 0-40

Bilangan cacah merupakan bilangan yang diawali dari 0. Bilangan cacah 0 sampai 40

berarti terdapat bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20,

21, 22....40.

2. Nilai Tempat

Pada bilangan cacah dua bilangan 0-40, terdapat angka yang terdiri dari satu angka dan

dua angka. Bilangan satu angka memiliki nilai tempat satuan. Bilangan dua angka

memiliki nilai tempat puluhan pada bilangan depan dan nilai tempat satuan di bilangan

belakang. Misal pada angka 15

3. Nilai Bilangan

Nilai bilangan bisa dilihat dari nilai tempat suatu bilangan.


4. Penjumlahan Bilangan

Penjumlahan adalah proses menambah sehingga hasilnya menjadi lebih besar.

5. Pengurangan Bilangan

Pengurangan adalah proses mengambil sebagian atau seluruhnya, sehingga hasil atau

sisanya menjadi lebih sedikit.


RINGKASAN MATERI KELAS 2

BAHASA INDONESIA

1. Pengertian Denah

Denah adalah suatu gambar yang menunjukkan letak kota, jalan atau tempat lain. Denah

bisa juga dikatakan bagian tampak atas dari sebuah bangunan atau dari suatu

tempat/lokasi.

2. Fungsi Denah

Fungsi denah adalah sebagai penunjuk suatu lokasi / mengetahui letak dari suatu tempat

dengan mudah.

3. Cara Membaca Denah

Yang perlu kita perhatikan sebelumnya adalah jika akan membaca denah, maka perhatikan

juga mata angin sebagai salah satu patokan utama agar kita tidak salah membaca denah

dengan baik dan benar.

Biasanya, denah lokasi suatu tempat, memiliki mata angin utara yang akan menghadap ke

atas. Secara otomatis, maka :

 Atas adalah utara

 Kanan adalah timur

 Bawah adalah selatan

 Kiri adalah barat


Contoh Denah:

J
a
Rumah Aldy SDN 1 Krajan K.Kelurahan
t
JL. Krajan - kayumas i
n

Masjid
o
m

m
K. DPU Barbershop K. KUA
u
n Toko Buku
d
u

K. Korwil

Keterangan Denah:
1. Kantor kelurahan terletak di sebelah kiri atau utara Kantor Kelurahan.
2. SDN 1 Krajan terletak di depan atau barat Barbershop.
3. Masjid berada di jalan Jatinom-Mundu, tepatnya disebelah kanan atau barat toko
buku.
4. Rumah Aldy terletak di depan Kantor DPU atau disebelah kanan atau selatan SDN 1
Krajan.
5. Kantor korwil terletak di sebelah kanan atau timur Kantor KUA.
TUGAS TUTORIAL 1
PEMBELAJARAN KELAS
RANGKAP

NAMA : PUTRI ARBA’I YAHSA Klaten, 18 Oktober 2020

NIM : 857787601

PRODI : PGSD – BI

KELAS B/SEMESTER 3 (Putri Arba’i Yahsa)

ULASAN ILMIAH

1. PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP: IMPLEMENTASI PELAKSANAANNYA PADA


SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN JAYAPURA (AISYAH ALI DAN SUDARYANA,
2019)
Beberapa sekolah dasar di daerah Kabupaten Jayapura mengharuskan guru melakukan
pembelajaran kelas rangkap. Alasan / faktor penyebabnya adalah karena kurangnya guru,
kehadiran guru dan keterbatasan ruang kelas.
Sekolah Dasar di Papua masih mengalami kekurangan guru, hampir diseluruh Papua
masih kekurangan guru. Meskipun ada guru, tetapi tidak pernah melaksanakan tugas.
Kesenjangan kualitas pendidikan di pedalaman dengan di perkotaan nampak masih mencolok.
Salah satu faktor utama kesenjangan ini adalah kurangnya tenaga pengajar profesional di daerah
pedalaman. Berbagai kendala mengajar di sekolah pedalaman membuat sebagian besar guru
lebih memilih mengajar di kota. Sarana penunjang proses belajar mengajar di pedalaman masih
sangat minim. Seperti gedung sekolah yang tidak layak dan kurangnya buku untuk bahan
mengajar. Belum lagi kondisi geografis sekolah yang sulit dijangkau.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui alasan pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap,
model pengelolaan pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap, model interaksi pada pembelajaran
kelas rangkap dan kompetensi pedagogik guru sekolah dasar pada pembelajaran kelas rangkap di
Kabupaten Jayapura. Subjek penelitian adalah kepala sekolah dan guru sekolah dasar di
Kabupaten Jayapura yang saat ini berstatus sebagai mahasiswa PGSD kelas Kabupaten Jayapura.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Juli 2018.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan observasi terhadap pelaksanaan “pembelajaran kelas rangkap” pada guru sekolah
dasar di Kabupaten Jayapura, wawancara, dan studi dokumenter.
Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap
oleh guru Sekolah Dasar di Kabupaten Jayapura terjadi karena beberapa hal, diantaranya: jumlah
guru yang terbatas, jumlah siswa yang terbatas, dan jumlah ruang kelas yang terbatas. Model
pengelolaan pelaksanaan perangkapan kelas yang dilakukan di beberapa sekolah dasar di
Kabupaten Jayapura belum sesuai dengan hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap. Model interaksi
pada perangkapan kelas yang terjadi di beberapa sekolah dasar di Kabupaten Jayapura belum
sesuai dengan hakikat model pembelajaran kelas rangkap. Pada umumnya kompetensi pedagogik
guru sekolah dasar pada pembelajaran kelas rangkap di Kabupaten Jayapura perlu ditingkatkan
pemahamannya.
Hambatan : beberapa guru belum pernah tahu ataupun mendapatkan pemahaman tentang
Pembelajaran Kelas Rangkap. Salah satu sekolah dengan Rombongan belajar dari kelas 1 sampai
klas 6, jumlah guru kelas sebanyak 4, 1 tenaga administrasi yang merangkap sebagai guru agama
dan kepala Sekolah. Jumlah murid masing-masing terdiri dari 10 sampai 20 orang murid tiap
kelasnya. Kondisi ini sebenarnya memungkinkan terjadinya pembelajaran kelas rangkap, namun
karena kurangnya pengetahuan “sang” Guru maka yang terjadi adalah pembelajaran menggilir
kelas, sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif dan efisien.

2. MODEL PENGELOLAAN KELAS RANGKAP (PKR) UNTUK SEKOLAH DASAR


YANG MENGALAMI KEKURANGAN GURU DI DAERAH PERBATASAN ATAU
TERPENCIL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (ELSJE THEODORA MAASAWET,
2015)
Kalimantan Timur Sebagai salah satu provinsi yang memiliki beberapa pulau terluar dan
berbatasan langsung dengan negara tetangga, menghadapi masalah distribusi atau penyebaran dan
masalah disparitas atau perbedaan. Dalam masalah distribusi guru misalnya, kita belum mampu
untuk menyebarkan guru SD secara merata hingga ke pelosok tanah air. Padahal, jumlah guru SD
secara keseluruhan tidaklah termasuk kurang. Akibatnya, terjadilah kekurangan guru secara lokal
di mana-mana, khususnya di daerah kecil, sulit dan terpencil.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui masalah, cara pengelolaan kelas dan
mengembangkan model yang terjadi pada pembelajaran yang selama ini dilaksanakan di Sekolah
Dasar yang mengalami kekurangan guru di daerah perbatasan atau terpencil Provinsi Kalimantan
Timur.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis pengembangan yang terdiri dari: model
pengembangan, prosedur pengembangan dan uji coba hasil pengembangan model pengelolaan
kelas rangkap Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Oktober 2014.
Subjek Penelitian semua siswa SD dan Guru SD di Pulau Sebatik.
Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan :
a. Cara pengelolaan kelas adalah guru memberikan tugas kepada siswa kelas lain dan cenderung
lebih mementingkan berada dalam proses pembelajaran dengan siswa yang memang menjadi
tanggung jawabnya.
b. Guru tidak dapat mengontrol sepenuhnya siswa yang diberinya tugas karena guru tidak berada
di kelas saat siswa mengerjakan tugas yang diberikannya. Akibatnya motivasi belajar siswa
baik aktif maupun tidak aktif tidak terekam oleh guru dan guru cenderung menyamaratakan
kemampuan siswa
c. Model pengelolaan kelas rangkap yang sesuai untuk mengatasi permasalahan di SD pulau
sebatik adalah model pengelolaan kelas 221 karena keadaan di pulau sebatik yang belum
pernah menerapkan model pengelolaan kelas rangkap. Model pengelolaan 221 adalah model
yang paling sederhana dari ketiga model dalam pengelolaan kelas rangkap.
Hambatan yang terjadi di lapangan:
a. Permasalahan pada guru SD di pulau sebatik terjadi pada kompetensi yakni kompetensi
professional dan kompetensi pedagogik.
b. Hasil observasi terhadap sarana penunjang pembelajaran yang berada di 5 Kecamatan di
Pulau Sebatik adalah masih belum optimal karena buku pelajaran yang digunakan adalah
buku yang berasal dari buku paket, atau buku penerbit yang belum tentu sesuai dengan
kondisi atau permasalahan yang pendidikan dialami di pulau Sebatik.
c. Kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anak masih rendah, sehingga ada anak-anak yang
diajak melaut bersama orang tua pada saat-saat tertentu dalam waktu yang panjang.
3. PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DI SDN BANTUL TIMUR
MELALUI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR)
DENGAN COOPERATIVE LEARNING (CL) (PAIDI, C. ASRI BUDININGSIH DAN SITI
NURJANAH, 2008)
Gempa yang terjadi di DIY, khususnya Bantul, tanggal 27 Mei 2006 yang lalu,
merupakan bencana alam yang bukan saja meluluhlantakkan rumah-rumah penduduk, sekolah,
tempat-tempat ibadah, dan sarana fisik lainnya, namun juga menimbulkan korban jiwa, hilangnya
harta benda, cacat fisik, dan trauma, serta suramnya masa depan sejumlah besar warga
masyarakat. Dalam dunia pendidikan, gempa tersebut mengakibatkan banyak bangunan sekolah
(khususnya SD) roboh, sarana atau fasilitas belajar mengajar rusak, data-data administrasi hilang,
dan jatuhnya
korban jiwa siswa, orangtua siswa, dan guru, serta trauma berkepanjangan yang dialami oleh
sebagian besar anggota komunitas sekolah.
Hasil observasi di SDN Bantul Timur, sebagai salah satu SD terkemuka di Bantul,
Gempa 27 Mei tersebut telah merobohkan sebagian besar ruang kelas dan ruang-ruang kerja
lainnya, rusaknya sebagian besar sarana belajar-mengajar, korban fisik sejumlah siswa, guru dan
keluarganya, serta trauma sejumlah besar siswa dan guru, serta TU.
Kekurangan dan atau ketidakhadiran sebagian guru akibat bencana Gempa Yogya 2006,
mengharuskan seorang guru di SDN Bantul Timur merangkap di dua atau lebih kelas dan atau
rombongan belajar dalam waktu yang bersamaan. Dalam kondisi ini, jelas pembelajaran tidak
akan berjalan efektif tanpa adanya tindakan tertentu. Penelitian tindakan kelas di SDN Bantul
Timur ini ditujukan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran yang dilakukan seorang guru
pada dua kelas secara bersamaan, mencakup kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar
siswa.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan mengacu pada model Stephen Kemmis
(McNiff, 1992) dan panduan PTK (Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999). Sebagai treatment untuk
tindakan dalam PTK ini adalah implementasi Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) dengan
menggunakan Cooperative Learning (CL) tipe Pendekatan Struktur, untuk mapel Sains dan IPS.
Data berupa kualitas pembelajaran, tingkat partisipasi siswa dalam belajar, kompetensi sosial
siswa, dan kualitas hasil belajar siswa dikumpulkan menggunakan instrumen lembar observasi
dan soal tes.
Hasil dari penelitian, implementasi PKR dengan CL mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran di SDN Bantul Timur, ditandai dengan peningkatan aktivitas dan keterlibatan
siswa dalam kegiatan belajar, berkurangnya kegaduhan, optimalnya penggunaan waktu belajar,
dan peningkatan kinerja guru dalam mengelola kelas dan menggunakan waktu. Implementasi
PKR dengan CL juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa di SDN Bantul Timur, khususnya
kemampuan penguasaan materi pelajaran, yang ditandai dengan adanya peningkatan jumlah
siswa yang mencapai SKBM pada setiap siklusnya.
Hambatan yang terjadi dalam penelitian ini adalah perlunya guru dalam managemen
waktu supaya proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

Kesimpulan:
Berdasarkan beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1) Latar belakang diadakannya Pembelajaran Kelas Rangkap dikarenakan:
a. Kurangnya guru dalam proses pembelajaran (bisa dikarenakan jumlah guru yang kurang
disuatu sekolah, kurangnya pemerataan guru, atau jumlah siswa yang terlalu banyak).
b. Ketidakhadiran guru saat proses pembelajaran.
c. Kurangnya local kelas.
d. Mengurangi anggaran, bagi suatu sekolah yang memiliki siswa dengan jumlah kecil.
2) Hambatan yang terjadi jika Pembelajaran Kelas Rangkap diterapkan mayoritas karena:
a. Permasalahan kompetensi professional dan kompetensi pedagogic guru.
b. Buku ajar yang digunakan siswa belum tentu sesuai dengan kondisi atau permasalahan
yang pendidikan dialami di wilayah sekolah.
c. Kurangnya kerjasama antara orang tua siswa / wali murid dengan guru.

Analisis saya:
Meskipun dari paparan di atas banyak membahas kekurangan dan hambatan dari
pelaksanaan kelas rangkap, namun terdapat kelebihan / hal yang menguntungkan dari
terlaksananya pembelajaran kelas rangkap. Di bawah ini akan disajikan hal-hal yang
menguntungkan dari pembelajaran kelas rangkap beserta solusi-solusi untuk mengatasi hambatan
yang terjadi dalam proses pembelajaran kelas rangkap.
1) Hal-hal yang menguntungkan dari pembelajaran kelas rangkap yaitu:
a. Peserta didik dapat belajar dalam berbagai situasi tanpa tergantung pada pendidik;
b. Kegiatan belajar mengajar terjadi secara bersamaan atau serempak, selama pembelajaran
kelas rangkap berlangsung, peserta didik aktif menghayati pengalaman belajar yang lebih
bermakna;
c. Dalam pembelajaran kelas rangkap, pendidik harus selalu berusaha dengan berbagai cara
(kreatif, efektif, inovatif dan integratif) agar semua peserta didik merasa mendapat
perhatian dari pendidik secara terus menerus;
d. Sumber belajar dapat menggunakan fasilitas lingkungan sekitarnya;
e. Penilaian dan evaluasi didasarkan pada kompetensi peserta didik dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
f. Pembelajaran Kelas Rangkap dapat digunakan sebagai upaya mengurangi angka tingkat
putus sekolah, pengulangan kelas dan meningkatkan ketuntasan belajar.
2) Solusi
Pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap tidak hanya melakukan pembelajaran dengan
menggabungkan kelas, namun perlu memperhatikan langkah maupun strategi pembelajaran yang
tepat agar kompetensi yang seharusnya dicapai dapat terpenuhi. Seorang guru yang mengajar di
kelas rangkap tentunya harus memiliki keterampilan pembelajaran dalam PKR, meliputi
keterampilan dalam mengawali dan mengakhiri dalam proses pembelajaran PKR, cara
mendorong belajar asik dan membicarakan belajar mandiri, cara mengelolo kelas PKR dengan
baik, kemitraan antar guru dan antara guru dan masyarakat serta pembinaan professional guru
PKR oleh kepala sekolah. Akan lebih baik kiranya jika pengupayaan pengadaan tenaga pengajar
bagi masyarakat pedalaman lebih mendapat perhatian. Demi pendidikan yang lebih baik untuk
seluruh rakyat Indonesia.
Daftar Pustaka:
Ali, Aisyah dan Sudaryana. 2019. Pembelajaran Kelas Rangkap: Implementasi Pelaksanaannya
pada Sekolah Dasar Di Kabupaten Jayapura. Jurnal Prosiding Seminar Hasil Penelitian
Pengembangan Ipteks dan Seni Edisi V, 2019 LPPM UNCEN 99 ISBN 978-602-7905-39-9
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JET/article/download/5269/4414

Maasawet, Elsje Theodora. 2015. Model Pengelolaan Kelas Rangkap (PKR) untuk Sekolah
Dasar yang Mengalami Kekurangan Guru di Daerah Perbatasan atau Terpencil di Provinsi
Kalimantan Timur. Jurnal BIOEDUKASI Volume 8, Nomor 1 Halaman 1-7 ISSN: 1693-
2654 https://jurnal.uns.ac.id/bioedukasi/article/view/2944

Paidi; Budiningsih, C. Asri dan Siti Nurjanah. 2008. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran di
SDN Bantul Timur melalui Implementasi Strategi Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
dengan Cooperative Learning
(CL).
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132048519/penelitian/Pembelajaran+Kelas+Rangkap+-
+Paidi+UNY+-+2008.pdf

Anda mungkin juga menyukai