1
”Giliranmu, Dik!” kata Kakak. ”Apaa...?”
teriak Adik. ”Giliranmu! Jangan kena pita!”
teriak Kakak.
2
Adik menendang sekuatnya, dan... goool!
Kancing melambung melewati tepi sarang.
” Kancingku!” seru Adik kaget.
3
”Tunggu di sini!” teriak Kakak. Lalu
dia melesat ke bawah.
4
Tiba-tiba Adik menjerit, ”Kucing!”
Semuanya berteriak, ”Kakak, awas kucing!”
5
”Aduuh! Kucing itu hampir menangkapmu!” ”
Enggak kedengaran apa-apa di bawah, Bu!”
6
Ayah mengajak mereka segera pindah. ”Di
sini terlalu bising. Sulit mendengar jika
ada bahaya.” ”Ayo, cepat berkemas!” kata
Ibu.
7
”Dik, sini aku bantu. Kamu mau bawa
apa?” Adik bingung karena semuanya dia
sukai.
8
”Aku mau bawa bulu-bulu kesayanganku.” ”
Jangan banyak-banyak. Nanti Kakak bungkus
bareng kancing ini.”
9
”Cepat! Kucingnya naik!” Seruan Ayah
sungguh mengagetkan. Mereka buru-buru
meninggalkan sarang.
10
Adik tersentak, bulu-bulu kesayangannya
tertinggal. Dengan berat hati Adik
melambai. ”Daah sarang dan bulu-bulu,”
bisiknya.
11
”Daah mesin kuning berisik!” kata
Adik.
12
”Daah jalan! Daah matahari!” tambah
Adik.
13
”Daah pohon-pohon dan pohon lagi! Itu...
itu sarang baru kita?” Adik memandang
takjub.
14
”Dik, cepat lihat sini!” panggil
Kakak.
15
”Bulu-bulu halusku!” seru Adik girang.
Ibu tersenyum. ”Untung Ibu sempat
bawa beberapa.”
16
Hari yang melelahkan sudah usai.
Sarang baru pun sudah terasa nyaman.
17
Brought to you
by
Original Story
Sarang Baru (A New Nest), Author: Ratna Kusuma Halim.
Illustrator: Ratna Kusuma Halim. Published by The Asia
Foundation - Let’s Read, © The Asia Foundation - Let’s Read.
Released under CC
BY-NC 4.0.