NIM : 857000359 KELAS : BI PGSD POKJAR : AMBARAWA MATA KULIAH : PDGK 4207/ PENDIDIKAN SENI DI SD TUTOR : SILVISTA SITA MAHARANI,S, Sn, M.PD.
1. Apa yang anda ketahui tentang apresiasi musik dan tari :
Belajar berapresiasi yang dimaksudkan adalah bagaimana sebaiknya kita sebagai guru mengapresiasi atau menghargai karya seni anak terutama terutama anak murid kita sendiri, dengan demikian kita dapat secara tepat menilai karya dan sikap berkesenian anak didik dalam kapasitasnya sebagai pelaku seni usia muda. Penilaian yang proposional sesuai dengan kemampuan dan karakteristik berkesenian anak adalah suatu apresiasi yang adil bagi anak. Pada apresiasi musik : pertama perlu mencermati karya musik yang diciptakan untuk anak dan juga komponis yang menciptakan lagu anak-anak baik yang berasal dari indonesia maupun dari dari negara lain selanjutnya mengapresiasikannya. Sedangkan pada apresiasi tari : pertama akan diperkenalkan tarian tradisional dan tarian kreasi baru selanjutnya akan diungkapkan bagaimana manfaatnya dapat mengapresiasi tari bagi anak didik. a) Jelaskan tentang apresiasi musik anak : Apresiasi musik diperlukan untuk memahami suatu karya musik. Mendengarkan merupakan pintu suatu kegiatan apresiasi. Mendengarkan sambil membaca intonasi sangat membantu dalam memberi pemahaman akan suatu karya musik. Apresiasi terhadap karya musik dapat dilakukan melalui proses berikut ini : mendengarkan musik, mendengarkan sambil membaca intonasi musik, membaca latar belakang pencipta karya musik, membaca biografi pencipta. b) Jelaskan tentang apresiasi tari anak : Apresiasi tari diperlukan untuk memahami suatu karya tari, baik tari tradisional, maupun tari modern. Menyaksikan pertunjukkan sambil menghayati isi teks atau naskah cerita membantu memberi pemahaman akan suatu karya tari. Apresiasi tari menghasilkan dari proses : menyaksikan pertunjukkan tari, mengamati sambil memahami teks atau naskah tari, membaca latar belakang pencipta karya tari, membaca biografi pencipta (koreografer).
c) Manfaat apa dalam mengapresiasi tari anak :
Manfaat kegiatan mengapresiasi tari bagi anak, adalah sebagai berikut : Apresiasi sebagai media komunikasi : apresiasi ini bermanfaat untuk memberikan sentuhan estetis bagi anak serta mengasah kepekaan rasa melalui berbagai ekspresi karya seni yang ada dan untuk mengenal dan memahami berbagai cabang seni, juga dapat melatih diri anak untuk peka terhadap lingkungan serta tanggap terhadap rangsangan sensoris. Apresiasi sebagai media pendidikan : dengan adanya apresiasi ini dapat menumbuhkan pengalaman berpikir kreatif bagi anak dan untuk mengembangkan bakat yang ada pada diri anak itu sendiri. Apresiasi sebagai media bermain : apresiasi ini juga digunakan sebagai ajang untuk bermain bagi anak-anak. ekspresi alami yang akan dikeluarkan anak akan memberikan sentuhan estetis bagi perkembangan dunia anak. Mengapresiasi karya dan koreografer tari : hal ini digunakan untuk mengenal lebih dekat pada karya tari dan koreografernya, siswa perlu diberi pengalaman untuk menyaksikan pertunjukkan secara langsung. Langkah ini akan mendukung upaya untuk memperkenalkan karya seni dan seniman penciptanya sekaligus kepada anak- anak. Mengenal tari dari sumber tema : untuk memberi apresiasi pada anak juga diperlukan pengenalan tema cerita pada anak. Dengan begitu anak akan mampu memadukan unsur tari, tari, tema cerita anak dan pemerannya.
2. Jelaskan tentang apresiasi seni rupa anak :
Salah satu aspek pembelajaran yang cukup penting dalam pendidikan seni rupa adalah melakukan apresiasi, dengan kegiatan mengapresiasi diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan suatu karya seni menjadi lebih baik dimasa mendatang. a) Manfaat apa saja dalam belajar seni bagi anak usia SD: Secara garis besar manfaat belajar seni rupa dapat diuraikan sebagai berikut : Seni Rupa Sebagai Bahasa Visual Hampir bisa dikatakan bahwa prilaku anak dekat dengan kegiatan berkesenian, tiada hari tanpa gambar atau seni. Berseni merupakan kebutuhan anak dalam : Mengutarakan pendapat, Berkhayal-berimajinasi, Bermain, Belajar, Memahami bentuk yang ada disekitar anak, Merasakan : Kegembiraan,Kesedihan, dan Rasa Keagamaan. Dalam proses karya seni, pikiran dan perasaan anak aktif bahkan pikiran anak bercampur dengan perasaanya. Anak pada usia dini belum dapat membedakan makna befikir dengan merasakan : semua masih menyatu dalam kegiatan bersifat refleksi. Alam pikiran dan perasaan anak ini terungkap dalam karya seni rupa anak. Proses komunikasi yang terjadi ketika anak menggambar sebenarnya adalah komunikasi intrapersonal yang egois semua kejadian ingin disatukan dalam gambar anak. Komunikasi ini sebagai bahasa rupa (visual), dimana angan dan pkiran diungkapkan lewat bentuk-bentuk. Bisa saja gambar tesebut menjadi suatu bentuk yang tidak kelihatan karena proses yang tidak terkendali. Seni Membantu Pertumbuhan Mental Pada saat anak ingin menyatakan bentuk yang dipikirkan,dirasakan dan dibayangkan. bentuk-bentuk tersebut hadir bersamaan dengan perkembangan usia mental anak usia anak sekitar 7 sampai 8 tahun merupakan usia perkembangan penalaran anak, pikiran dan perasaan anak pun mulai memisah. Pada pandangan psikiologi humanistik dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Teori psikoanalisis menjelaskan bahwa internal faktor sebagai modal awal, seperti : dasar pikiran, perasaan. Biasanya kedua faktor tersebut berjalan saling mempengaruhi secara seimbang. Misalnya : fisik, intelektual, emosional, dam intrapersonal dan didalam jiwa manusia berkembang kognisi, afeksi dan psikomotor yang mempengaruhi mental dan selanjutnya berpengaruh terhadap cara cipta seni rupa. Kecerdasan visual yang ada dalam pelajaran seni rupa sebenarnya dibutuhkan oleh anak dalam menanggapi lingkungan. Berarti pelajaran seni adalah upaya untuk memahami sekeliling melalui latihan daya ingat. Seni Rupa Membantu Belajar Yang Lain Secara garis besar peranan pelajaran seni rupa adalah membantu menggembangkan daya nalar anak. Jikalau pendidikan metematika diutamakan mengembangkan daya pikir, pendidikan sejarah mengembangkan persepsi global perkembangan umat manusia maka pendidikan seni rupa melatih perasaan dan wawasan komperehesif melalui pengalaman bentuk.
b) Jelaskan seni sebagai media bermain :
Manusia dalah makhluk bermain (homo luden) hampir setiap saat orang memerlukan kodisi untuk bermain. Dalam dunia anak bermain merupakan modal yang kuat untuk melatih pikiran, perasaan dan imajinasi. Hal ini terdapat dalam mencipta karya seni. Ketika anak berkarya seni sebenarnya pikiran tertuju pada hal yang dicita-citakan atau ingin mengungapkan peristiwa masa lalu serta ungkapan perasaan terhadap kejengkelan, kegembiraan, kesedihan. Oleh karenanya bermainpun dapat dikategorikan sebagai belajar karna dalam bermain terjadi pelatihan pemahaman dan pengamatan terhadap ligkungan sekitar, maka kondisi ini dapat dijadikan sebagai titik tolak pendidikan anak. c) Bagaimana karakteristik seni rupa anak SD: Istilah menggambar dan melukis : istilah menggambar diangkat dari bahasa inggris to draw, sedangkan melukis dari kata to paint. To draw berarti menggores atau membuat garis, berkaitan dengan karya seni rupa istilah menggambar ialah kegiatan menggores sehingga membentuk bidang gambar. To paint berarti mengecat atau membuat blok dengan warna, istilah melukis dalam menunjukkan karya gambar yang dihasilkan dari kegiatan memblok warna. Kegiatan anak menggambar merupakan perilaku naluriah, disamping mencipta menggores dan mengecat kertas sebenarnya juga merupakan proses imajinasi. Tema karya seni rupa anak : tema adalah masalah pokok yang ditawarkan yang akan menjadi pembahasan, jika dikaitkan dengan lukisan maka yang dimaksudkan tema adalah ide pokok dalam sebuah cerita yang dikemukakan senimannya, tentu saja lewat medium karya lukis. Tema lukisan akan hadir sebelum seorang seniman memulai berkarya seni, didalam terjadinya proses persiapan berkarya, seperti persepsi, motivasi, atau dorongan berupa keinginan yang kuat untuk menciptakan karya seni. Motivasi sendiri terdapat 3 bentuk dasar yaitu : yang pertama Motivasi Artistik yang dimaksud adalah dorongan menggambar karena melihat suatu objek yang indah sehingga tampak dalam gambar berupa tata susunan yang artiskik, yang kedua Motivasi Penalaran merupakan dorongan berkarya seni dari pandangan objek yang mempunyai struktur menarik sehingga anak berkeinginan menggambar. Sedangkan yang ketiga Motivasi Imajinasi adalah dorongan menggambar yang berasal dari imajinasi anak, anak membayangkan sesuatu mungkin cita cita atau bentuk yang lain hingga terwujud gambar. Ciri umum lukisan anak terbagi menjadi 3 yaitu : Yang pertama gaya sesuai motivasi (minat) atau dorongan berkarya, anak melukis kejadian sehari-hari. Contohnya gaya wiracarita (heroisme) yang menggambarkan cerita kepahlawanan, gaya dekoratif ditandai dengan munculnya bentuk berupa garis, gaya komik yang mirip dengan cerita bergambar dan penuh dengan sedikit tulisan, gaya potret yang menggambarkan wajah seseorang. Yang kedua yaitu komposisi karya seni rupa anak seperti :posisi tumpang tindih, bertumpu pada garis dasar, rebahan, stereo tipe, x-ray atau transparent. Kemudian yang ketiga yaitu tipe gambar anak, seperti : heptic yang jenis karya gambar anak yang lebih cenderung mengungkapkan rasa daripada pikiran, non-haptic yang mengandalkan rasa atau hadir dari dorongan emosional, willing tipe yang berarti gambar anak ditunjukkan oleh tema yang diangkat dari materi pokok gambar berupa ungkapan harapan anak terhadap keingnan atau cita-cita. d) Periodisasi gambar anak adalah : Gambar anak masih labil, perkembangan pikiran dan perasaan sangat kuat menentukan sifat dan bentuk lukisan anak. sifat ini dimulai sejak anak mengenal bentuk dan mengungkapkan objek dalam gambarnya sampai kesadaran memahami arti gambar bagi dirinya. Perkembangan ini dapat di kategorikan dalam beberapa tingkatan (periodisasi). Periodisasi gambar anak akan diungkapkan berdasarkan perkembangan usia mentalnya, antara lain : Masa Coreng-Moreng pada usia 2-4 tahun, ditandai dengan gambar yang masih belum stabil. Anak memberi judu belum tetap dan kadang kala gambarnyapun masih berupa manusia tulang. Masa Prabagan usia 4-7 tahun, masih melanjutkan manusia tulang namun sebagian sudah memberikan pakaian dan menandainya dengan bentuk rambut, pakaian, serta properti. Masa Bagan usia 7-9 tahun, anak sudah mampu membedakan dengan jelas jenis kelamin dalam gambarnya, namun belum menunjukkan konsep yang matang tentang judul terhadap bentuk gambar. Pada usia tertentu anak masih bersifat stereotype. Masa Realisme Awal usia 9-11 tahun, anak mampu mengungkapkan perspektif namun belumlah sempurna. Hal ini disebabkan masa egoisme masih kuat sehingga komposisi gambar berupa juxta dan rabatnment Masa realisme semu, anak mampu mengemukakan detail gambar sesuai dengan posisi: gambar potret dan gambar manusia mulai dilakukan dengan mengidentifikasi karakter, jenis kelamin, namunanak kesulitan menggambar perspektif.
3. Konsep pendidikan seni adalah :
Konsep pendidikan seni di sekolah dasar yaitu makna, fungsi, tujuan arah dan strategi pembelajaran dan materi cakupan pendidikan seni. Makna dan fungsi tersebut merupakan dasar filsafat kehadiran pendidikan seni, kita sebagai guru diharapkan menguasai konsep pendidikan seni sebagai bagian dari kurikulum umum yang mempunyai tugas mengembangkan estetika melalui pelajaran praktik berkarya. Oleh sebab itu pembelajaran pendidikan seni di SD diharapkan sebagai pembelajaran terpadu, sedangkan model pembelajaran pendidikan seni di SD disesuaikan dengan tingkat perkembangan kejiwaan. a) Bagaimana konsep pendidikan seni di SD Konsep pendidikan seni diangkat dari subtansi produksi seni dengan subtansi pendidikan, oleh karenanya pendidikan seni merupakan bagian dari pendidikan umum sama seperti halnya dengan Matematika, Bahasa, Agama dan lainnya. Seni membantu pengembangan daya pikir, rasa, dan karsa. Seni membantu belajar memahami materi pelajaran lain Dari hasil penelitian ditemukan bahwa ternyata seni dapat membatu pengembangan daya pikir anak, mengembangkan kepekaan anak, dapat membantu memahami materi pelajaran lain, dan melalui kegiatan produksi karya seni mampu membangkitkan karsa anak. b) Bagaimana fungsi pendidikan seni Pendidikan seni dapat berfungsi diantaranya sebagai berikut: Seni sebagai media ekspresi: bahwa secara harfiahnya manusia itu selalu mengungkapkan angan-angan dan pikirannya, perasaan dalam berbagai hal sebagai pernyataan, komunikasi maupun ungkapan segala macam kebutuhannya. Oleh karenanya, manusia membutuhkan media atau alat menyalurkan ungkapan tersebut apalagi anak kecil hingga dia berusia sekolah dasar, anak terkadang sulit menyampaikan isi perasaan karena kemampuan berbahasa anak masih terbatas, maka melalui berbagai medium anak mencoba mengungkapkan pada kesempatan ini pendidikan adalah usaha untuk memfasilitasi anak mengungkapkanya Seni sebagai media komunikasi: sebenarnya anak membutuhkan media untuk menuangkan pikiran dan perasaan, maka cara pengungkapan ini bertumpu pada komunnikasi. Komunikasi adalah usaha anak untuk mampu mengutarakan pendapat dengan jelas, teratur dan mudah dipahami orang lain. Jika anak telah menemukan media ekspresi yang cocok, kini saatnya ide dan perasaan itu keungkapkan secara teratur,atau dikomunikasikan dengan teratur. Seni sebagai media pembiaan kreatifitas: peran seni dalam pendidikan memberikan inspirasi dalam pelaksanaan pendidikan pada umumnya bahwa seni memberikan andil dalam pendidikan anak adalah meningkatkan kreatifitas. Kreatifitas dapat diartikan sebagai kiat seseorang untuk mempertahankan hidup melalui usaha yang ulet, tekun dan inovasi sehingga tidak kekurangan akal dalam menghadapi kesulitan dan tantangan hidup. Prilaku ini sangat banyak dimiliki oleh pendidikan seni. Pada dasarnya pendidikan seni adalah pendidikan kreatif, yaitu pendidikan untuk memberikan kesempatan anak untuk berkembang sesuai dengan naluri dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari-hari secara mandiri. Seni sebagai model pelatihan pengembangan hobi dan bakat: salah satu tugas pendidikan seni adalah mengenali potensi yang ada. Potensi anak secara kodratnya mempunyai sifat yang berbeda, maka hasil karya mereka mempunyai 100 sifat. Sebab setiap anak mempunyai corak, karakter, dan penampilan yang berbeda-beda. c) Apa saja ruang lingkup pendidikan seni Ruang lingkup seni diantaranya: Pengetahuan seni tersusun atas berbagai materi yang bersifat komprehensif. Didaamnya termuat unsur-unsur pengetahuan yang bersifat organis yaitu pengetahuan yang dapat dipelajari secara berkesinambungan dan saling berkaitan dengan pengetahuan lain. Pengetahuan ini membutuhkan kinerja analisis dan komprehensif. Susunan jenis pengetahuan ini mempunyai struktur jelas sehingga mudah di rekonstruksi kembali. Apresiasi: apresiasi seni adalah menilai dengan melalui proses menghargai dan bertujuan untuk menghargai dan mengerti maupun memahami karya orang lain. Karya tersebut berupa karya tari,karya musik atau pun karya seni grupa dan bersifat kompleks Pengalaman kreatif: pengetahuan seni anak dapat diperoleh dari pengalaman anak ketika sedang berproduksi seni. Pengalaman seni atau sering pula disebut pengalaman kreatif sebenarnya pengetahuan yang aplikatif yang diperoleh dari berprilaku seni. d) Jelaskan karakteristik pendidikan seni di SD Karakteristik peserta didik dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Begitu juga dalam pembelajaran seni, dengan mengenal peserta didik seorang guru dengan mudah memberikan pendidikan secara tepat. Dalam rangka mendukung hal tersebut keharusn seorang guru yaitu mampu memahami hakikat, sifatdan karakteristik peserta didik dalam pendidikan seni pun demikian. Ada beberapa karakteristik anak diusia sekolah dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat sekolah dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya, selain karakteristik yang perlu diperhatikan kebutuhan peserta didik. Adapun karakteristik dan kebutuhan peserta didik adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang memeragakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Model pembelajaran seni terdapat 2 jenis yaitu: Pendekatan belajar seni: bersifat lebih luwes (fleksibel) tidak kaku, kapan seorang guru akan melakukan perubahan pendekatan tidak dapat diduga. Dalam hal ini sewaktu-waktu guru dapat melakukan perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi. Situasi yang dimaksut adalah kedaan siswa ketika diajar mendapatkan kesulitan, maka guru dapat mengubah gaya dan pendekatan belajar siswa. Model pembelajran seni: medel pembelajaran disekolah dasar untuk beberapa jenis mata pelajaran hampir mempunyai kesamaan langkah dan strateginya karena mereka mendasarkan langkah mengajarnya dari sifat dan karakter siswanya. Secara keseluruhan model pembelajaran tersebut adalah model bermain, model pendidikan kreatif, serta model pendidikan intergratif.
4. Apa yang anda ketahui tentang pembelajaran seni terpadu :
Pembelajaran seni terpadu adalah seni yang menekankan pada hubungan antara dua atau lebih bidang keilmuan yang berbeda melalui pendekatan tematik. a) Apa saja dasar dasar pembelajaran seni terpadu Dasar dasar pembelajaran seni terpadu, diuraikan sebagai berikut : Pengertian Pembelajaran Terpadu : model pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa dalam bentuk informasi yang utuh. Karakteristik pembelajaran terpadu yang paling menonjol adalah memadukan materi beberapa mata pelajaran. (sesuai dengan topik dan tema yang ada dalam kurikulum) berdasarkan sifat dan fungsinya. Prinsip Pembelajaran Terpadu : Belajar pada prinsipnya adalah usaha mencari tahu sesuatu lewat kinerja tersistem maupun tidak. Pada hakikatnya peristiwa belajar adalah perilaku mencari tahu terhadap permasalahan, dimana permasalahan merupakan jarak antara tahu dengan belum tahu. Pengembangan materi dalam pembelajaran terpadu dapat bersifat Vertikal dan Horizontal : a. Pembelajaran Terpadu Vertikal : Pengembangan materi secara vertikal pada pembelajaran terpisah mempunyai arah materi yang dikemas secara mendalam tanpa melihat keterkaitan dengan materi pelajaran lain. b. Pembelajaran Terpadu Horizontal : Pengembangan materi pembelajaran terpadu horizontal dilakukan oleh guru dengan cara menggabungkan beberapa mata pelajaran seperti perbedaan materi dalam lintas bidang sesuai dengan akselerasi belajar siswa. Model Pembelajaran Terpadu : Mengenai pembelajaran terpadu ada sepuluh alternatif pengembangan dalam kurikulum maupun strategi pembelajaran di kelas dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu : a. Terpadu Prinsip, dilaksanakan terpisah dalam mata pelajaran, model ini dilaksanakan secara : fragmented, connected dan nested b. Terpadu Materi yang disinggungkan (across several disciplines) yang termasuk di dalamnya adalah : sequenced, threaded, shared, Integrated, webbed. c. Terpadu Pengelolaan Kelas (within and across learners), yang berkecenderungan pada pengaturan kelompok belajar siswa dan struktur kelas. Yang termasuk di dalamnya adalah model : immersed dan networked b) Prinsip pembelajaran seni adalah Prinsip pembelajaran seni, diuraikan sebagai berikut : Arah pembelajaran pendidikan seni : Secara garis besar jiwa kurikulum seni memiliki cakupan : 1.Kurikulum Akademis (academic curriculum) yang mengantarkan anak memiliki pengetahuan akademis dibidangnya. 2.Kurikulum Praktis (practical curriculum of instrumental) dirancang untuk memberi bekal pengetahuan praktis melalui keterampilan hidup. 3.Kurikulum Humanistic (cultural curriculum) dirancang untuk mengembangkan kepribadian anak sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaannya. Substansi Pendidikan Kesenian : Dilihat dari substansi kependidikan, pendidikan kesenian merupakan hasil tumpuan (common ground) dua disiplin keilmuan, yaitu pendidikan dan berkesenian. Pendekatan Partisipatif Produksi Seni : Adalah salah satu model pembelajaran seni dimana siswa harus aktif berkarya/berproduksi seni. Pendekatan Tematis Pembelajaran Produksi Seni : Tema merupakan hal pokok yang menjadi dasar berfikir dan bertindak atau sebagai motivasi penciptaan karya seni. Pendekatan Medium Produksi Seni : Terdapat 3 contoh yaitu seni rupa, tari, dan musik. Bentuk Pembelajaran Terpadu Kesenian : Terdapat 3 keterpaduan dalam pembelajaran seni : Keterpaduan kurikulum, Keterpaduan Pembelajaran dan Keterpaduan Kelas. c) Bagaimana merancang pembelajaran seni terpadu Rancangan Pembelajaran Terpadu : Indikator, Pelaksanaan Kegiatan (Pendahuluan, Kegiatan Inti, Penutup) Aplikasi Pembelajaran Terpadu Seni : Ada beberapa macam keterpaduan yang dapat dilakukan guru ketika menyajikan pembelajaran terpadu pendidikan kesenian yakni : keterpaduan murni, keterpaduan topik, keterpaduan konsep, keterpaduan kelas dalam satu mata pelajaran, keterpaduan mata pelajaran, dan keterpaduan tugas kerja, serta keterpaduan misi dan tujuan. Keterpaduan murni dalam penampilannya tidak terdeteksi dan baru di akhir pembelajaran kita akan megetahui kompentensi apa yang hendak dicapai. Keterpaduan topik dapat dirancang untuk satu hari kegiatan belajar siswa, dengan mengangkat satu topik yang dapat dibahas dalam sejumlah mata pelajaran dalam satu hari. Keterpaduan konsep lebih menekankan pada bentuk tugas yang dapat diselesaikan dalam mata pelajaran yang berbeda. Keterampilan kelas dalam satu mata pelajaran lebih ditujukan bagi sekolah yang tidak memiliki guru yang cukup. Dalam memanfaatkan pembelajaran kesenian terpadu yang menekankan pada korelasi mata pelajaran perlu diperhatikan mata pelajaran yang dipadukan harus memiliki nuansa, ciri, dan teknik belajar yang sama. Keterpaduan dicirikan dengan pemberian tugas tunggal untuk dua atau tiga mata pelajaran sekaligus. Sedangkan pada keterpaduan tujuan mengkaitkan beberapa mata pelajaran untuk mencapai tujuan bersama.