Anda di halaman 1dari 23

MODUL 10

APRESIASI SENI
RUPA ANAK

Hidayatul Asra, S.Sn.,


M.A

2 0 2 2.1
KEGIATAN
BELAJAR 1
Manfaat Belajar Seni Bagi Anak
Usia SD

2022.2
Secara garis besar manfaat belajar seni rupa dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Seni rupa sebagai bahasa visual
contohnya ketika anak menciptakan boneka
yang ia buat dari kayu yang digambari mata,
hidung dan diberi pakaian serta aksesoris
lainnya sebenarnya mempunyai arti yang
konotatif. Boneka merupakan media komunikasi
kepada ibu, teman ataupun kakak tentang
keinginannya mempunyai adik karena anak yang
bersangkutan berstatus anak bungsu. Jika
boneka tersebut diperagakan oleh anak yang
menggendong maka menjadi ungkapan perasaan
keibuan dengan berperilaku seperti ibu yang
sedang menggendong adiknya.
2022.2
2. Seni membantu pertumbuhan mental
Perkembangan intelektual dapat dikategorikan
sebagai perkembangan mental. Usia anak
berumur 6 tahun terus berkembang sesuai
dengan tahun. Usia kronologis ini kebetulan
mempunyai perkembangan sejajar dan seiring
dengan usia mental. Perkembangan usia ini
sedikit banyak mempengaruhi pola berkarya
seni rupa.
Contoh disamping merupakan perkembangan
simbol rupa yang terjadi pada saat anak ingin
menyatakan bentuk yang dipikirkan,
dirasakan atau dibayangkan. Bentuk-bentuk
tersebut hadir bersamaan dengan
perkembangan usia mental anak.

2022.2
3. Seni rupa membantu belajar bidang yang lain
Secara konseptual pembelajaran seni rupa kepada anak adalah suatu
proses berlatih mempelajari ide, gagasan, memahami sesuatu yang
diwujudkan dalam gambar. Dalam proses pembelajaran, siswa belajar
memindahkan hakiki bentuk, peristiwa atau disebut dengan nilai objek
yang diubah ke dalam gambar ( transfer of value). Keinginan mengamati
objek disekelilingnya juga mencakup pengamatan terhadap perilaku
manusia. Misalnya ketika anak belajar IPA, tentang pengembangbiakan
sapi akan teringat struktur tubuhnya karena pernah mengamati sapi
dalam pembelajaran menggambar. Proses ini dinamakan transfer of
training.
4. Seni sebagai media bermain
Anak adalah makhluk bermain (homo luden), hampir setiap saat orang
memperlakukan kondisi untuk bermain. Dalam bermain ini peristiwa imajinasi,
pikiran dan perasaan bergerak menciptakan permainan. Dalam dunia anak,
bermain merupakan modal yang kuat untuk melatih pikiran, perasaan dan
imajinasi. Kegiatan bermain diartikan oleh seorang guru sebenarnya merupakan
tugas pencermatan terhadap bentuk, misalnya : keindahan, konstruksi dan
teknologi ataupun proses. Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan
serapan keindahan bentuk (estetik) dapat dilakukan pelatihan menggambar,
membentuk dan melukis. Dalam proses ini sering dikatakan sebagai proses
pencipta karya seni. Dalam proses ini sering mengutarakan isi hatinya,
gagasannya, serta mengungkapkan kembali peristiwa yang pernah dialami dan
dilihat oleh anak. Karya seni rupa difungsikan sebagai ungkapan perasaan,
keinginan maupun pandangannya terhadap dunia sekelilingnya.
KEGIATAN BELAJAR 2
Karakteristik Seni Rupa Anak
1. Istilah menggambar
dan melukis
Menggambar
Menggambar diangkat dari bahasa
Inggris to draw yang berarti
menggores atau membuat garis atau
berpa garis. Terkait dengan karya
seni rupa menggambar adalah
kegiatan menggores sehingga
membentuk bidang gambar.

Melukis
Melukis atau to paint berarti
mengecat atau membuat blok dengan
warna. Istilah melukis untuk
menunjukkan karya gambar yang
dihasilkan dari kegiatan memblok
warna.
Kegiatan menggambar merupakan
perilaku naluriah, seperti halnya
makan, minum dan juga kegiatan
bermain. Disamping menggores
kertas sebenarnya merupakan
proses berimajinasi. Ketika proses
berkarya sedang berlangsung Sedangkan melukis merupakan
tangan dan pikiran secara spontan kegiatan mengekspresikan
saling mengontrol. bayangan yang ada dalam benak
seniman. Mungkin wujud karya
gambar bisa berupa goresan atau
komposiis warna hasil mengecat.
2. Tema karya seni rupa anak
Menurut Shadily tema berasal dari bahasa Inggris theme dalam kesusastraan artinya
suatu soal atau buah pikiran yang diuraikan dalam suatu karangan, dalam seni rupa
suatu hal yang dijadikan isi dari suatu ciptaan, hal ini biasanya dikutip dari
kenyataan tetapi dilukiskan dengan memakai alat-alat kesenian semata-mata. Dari
uraian tersebut menunjukkan bahwa pengertian tema adalah masalah pokok yang
ditawarkan yang akan di bahas atau menjadi pembahasan. Jika dikaitkan dengan
lukisan maka yang dimaksud tema adalah ide pokok dalam sebuah cerita yang
dikemukakan seniman. Tema lukisan akan hadir sebelum seorang seniman memulai
berkarya seni, di dalamnya terjadi proses persiapan berkarya seperti persepsi,
motivasi, atau dorongan yang berupa keinginan yang kuat untuk mencipta karya seni.

2022.2
Tema-tema yang sering dijadikan dorongan berkarya seni bagi anak
adalah

a. Lingkungan yang paling menarik dilihat dari mata pandang anak (misal hiasan tutup meja)
b. Keikutsertaan dalam peristiwa (misal bernyanyi dan bertamasya)
c. Kejadian yang menimpa anak (misal sedih dan senang)
d. Keinginan anak (seperti berkunjung ke rumah saudara)
e. Pikiran masa depan ( misal cita-cita)
f. Apa yang pernah dilihat dalam peristiwa sekejap (misal melihat film di tv)
g. Imajinasi akan peristiwa imajiner (misal tabrakan pesawat, serangan para pahlawan)
h. Cerita kepahlawanan atau wiracarita.
Tema yang muncul dari anak sebenarnya sangat bergantung dari
faktor yang mempengaruhi, diantaranya :
a. Tingkat kemampuan berpikir atau kecerdasannya
b. Sesuai dengan kemampuan gerakan otot yang sedang mengalami pertumbuhan
kuantitatif
c. Sesuai dengan perkembangan usia, mental dan pengetahuannya
d. Media yang diinginkan
e. Hasrat
3. Ciri umum lukisan anak
a. Gaya lukisan anak
1. Gaya wiracarita (heroisme) yaitu lukisan yang menggambarkan cerita kepahlawanan,
kepatriotan.
2. Gaya dekoratif ditandai dengan munculnya bentuk-bentuk konturistik berupa garis dan
jika warna yang dipilih berupa blok warna dengan sedikit nuansa.
3. Gaya komik merupakan gaya lukisan anak dengan memanfaatkan cerita terlebih dahulu
oleh karenanya gaya ini mirip dengan cerita bergambar.
4. Gaya potret merupakan menggambar wajah seseorang baik tokoh idola maupun tokoh
yang sering bergaul dengan kehidupan sehari-hari seperti ibuku, kakakku, atau yang lain
yang bisa di lihat oleh anak.
b. Komposisi karya seni rupa anak
1. Posisi tumpang tindih (juxta position) pada tahap ini dalam menggambar anak meletakkan posisi
objek yang jauh berada di atas. Misal binatang yang di gambar seperti kuda, zebra monyet maupun
lainnya diletakkan diatas ular atau jerapah
2. Bertumpu pada garis dasar (folding over). Karakter lukisan ini merupakan kebiasaan anak, jika
dilihat dari sudut perkembangan kejiwaannya anak masih mengalami kebingungan menentukan
bentuk perspektif. Alam pikiran yang muncul adalah setiap benda atau orang hidup itu berdiri
maka dalam kehidupan ini benda-benda yang digambar hendaknya berada diatas garis dasar.
3. Rebahan (rabatement). Rebahan yang dimaksud adalah penggambaran objek secara rebahan atau
tidur. Komposisi ini tidak jauh berbeda dari sifat menggambar di atas garis dasar.
4. Stereo type adalah susunan elemen bentuk yang diulang-ulang. Contohnya gambar pengulangan
yang paling banyak terlihat adalah padi yang mengisi kotak sawah.
5. X-ray atau transparent atau yang disebut tembus pandang. Bentuk tembus pandang ini
memperlihatkan figur yang seharusnya tidak tampak. Diperkirakan gambar tembus pandang ini
akibat pengaruh dari gambar teknik anatomi binatang yang mengurai isi dalam bagian tubuh
makhluk yang bergerak.
c. Type gambar anak
1. Haptic
jika dikaitkan dengan gambar anak maka tipe haptic adalah jenis karya gambar anak yang lebih
cenderung mengungkapkan rasa daripada pikiran sehingga membentuk model atau tampilannya
terlihat ekspresif dan menghasilkan bentuk-bentuk perasaan. Jika bentuk dapat diidentifikasi
dengan objek realistis namun kadang kala maksudnya tidak jelas atau mirip dengan lukisan
abstark (bagi pandangan orang dewasa)
2. Non haptic
Lebih cenderung mendapat pengaruh dari intellectual motivation. Oleh karenanya figur-figur
atau alur ceritanya tampak jelas. Pikiran anak dapat dibaca dalam gambar karena bentuknya
yang mudah dikenali maksudnya.
3. Willing type
Diambil dari kata will yang berarti akan atau hendak, maka istilah willing type merujuk pada
makna tipe seseorang yang mengharapkan akan sesuatu. Tipe harapan (willing type) dalam
gambar anak ditunjukkan oleh tema yang diangkat dalam materi pokok gambar berupa ungkapan
harapan anak terhadap keinginan, cita-cita atau yang lainnya.
KEGIATAN BELAJAR
3
Periodisasi Gambar Anak
1. Masa coreng moreng : usia 1 – 4 tahun

a. Judul gambar yang berubah-ubah b. Mulai mengidentifikasi objek


dengan judul yang mantap

Usia perkembangan sekitar 1-2 tahun anak Ketika anak mulai menyadari bahwa
masih melatih diri mengkoordinasikan bentuk gambarnya sudah dapat dibaca orang lain,
garis yang sempurna maupun yang kurang dan seiring dengan perkembangan usia
tepat. Usia perkembangan garis ini seiring biologis dimana mata telah mampu
tanggapan terhadap lingkungan sekitarnya, melihat objek dengan detail, maka
seperti melihat objek masih menyatu seperti gambarpun mulai berubah. Figur manusia
bentuk bulatan dan garis miring. kini mulai berubah menjadi bulatan yang
bersinar. Contohnya matahari.
2. Masa prabagan (preschematic) : usia 4-7 tahun
Pada masa prabagan ini anak sudah mulai mengenal dirinya baik jenis kelamin atau eksistensi
dirinya juga dalam hubungan keluarga maupun masyarakat sekitar. Perkembangan anak dalam
gambar pun mulai meningkat, baik dari figur manusia seperti kepala – kaki menjadi manusia –
tulang, atau manusia batang. Dikatakan sebagai manusia tulang karena gambar tubuh manusia
berupa tulang-tulang yang tersusun. Dalam hal warna periode prabagan belum banyak
memberikan arti yang sangat kuat. Warna yang dipilih kadang tidak relevan dengan gambarnya.
Namun beberapa anak perempuan sudah memberikan arti warna dengan menyesuaikan bentuk
objek, sedangkan anak laki-laki menguat pada bentuk gambarnya.

3. Masa bagan (schematic) : usia 7-9 tahun


Pada masa ini anak mulai mengenal perspektif sederhana, pengenalan perspektif makin
tampak misal anak belajar matematika dimana bentuk tiga dimensi sudah menjadi dasar
pandangannya. Beberapa sifat yang muncul diantaranya adalah stressing point karena pada
masa ini difat egosentris anak sangat tinggi, stereo type karena keasyikan menikmati
bentuk yang menarik perhatiannya anak lupa mengamati kondisi nyata.

2022.2
4. Masa realisme awal (dwaning realism) usia 9-11 tahun
Pada periode ini adalah kemampuan pengindraan, bentuk yang detail mampu diungkapkan terutama
hal-hal yang ada di lingkungan sekitar. Pemahaman tentang postur tubuh manusia telah dipahami
secara nyata, namun hambatan dalam menggambar adalah mengkoordinasikan tekanan-tekanan
objek. Bagi anak laki-laki visualisasi, bentuk sangat kuat terutama pada objek yang bergerak.
Akibatnya gambar yang detail tertumpang oleh gambar berikutnya yang paling menarik. Bagi anak
perempuan sesuai dengan sifat alaminya perkembangan pengamatan terhadap objek sebenarnya
sudah mampu secara detail. Kadangkala sifat detail ini membuat bentuk tidak seimbang antara
gambar seharusnya dinyatakan dalam realistis membuat objek lain tersingkir. Akibatnya, kesukaan
perempuan yang di indikasikan berupa pot, bunga dan taman muncul sesuai pengamatannya.

2022.2
5. Masa realisme semu (pseudo realism) : usia 11-14 tahun
Pada usia ini anak sudah mampu membedakan dengan jelas kedudukan dirinya dan
fungsi masing-masing organ tubuh. Cara berpikir pun sudah realistis sehingga posisi
dirinya tidak mau dikatakan usia anak, sedangkan dilihat dari usia mental masih belum
dewasa sepenuhnya. Gambar anak pada usia ini sudah detail, namun mengalami
kesulitan mengungkapkan bentuk-bentuk visual. Pikiran anak telah detail, rasional dan
realistis, pengalaman melihat dan mengamati bentuk sudah cukup detail akan tetapi
koordinasi tangan belum sesuai sehingga karya-karya bisa dikatakan setengah jadi. Jika
pada suatu ketika karyanya di anggap anak-anak karena sebagian bentuk menyerupai
karya anak, dirinya merasa tidak mampu menggambar maka mulailah anak usia ini
meninggalkannya. Bagi anak pada usia ini sudah menyadari akan makna keindahan dan
estetika berani mempertahankan gambarnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai