Anda di halaman 1dari 7

Kegiatan Belajar 1

HAKIKAT PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

A. Pengertian Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)


Pembelajran Kelas Rangkap (PKR) adalah satu bentuk pembelajaran yang
mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam saat
yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga
mengandung makna seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan
menghadapi murid-murid dengan kemampuan belajar yang berbeda.
B. Alasan PKR Diperlukan
Enam alasan mengapa Pembelajaran Kelas Rangkap diperlukan antara lain :
1. Alasan geogerafis
Sulitnya lokasi, terbatasnya sarana transportasi, pemukiman yang berpindah-pindah
dan adanya mata pencaharian khusus, seperti menangkap ikan, menebang kayu dan
sebagainya, mendorong penggunaan PKR.
2. Alasan Demografis
Untuk mengajar murid dalam jumlah kecil, apalagi tinggal di daerah pemukiman
yang amat jarang maka PKR dinilai sebagai pendekatan pengajar yang praktis
3. Kurang Guru
Walaupun jumlah guru secara keseluruhan mencukupi, sulit untuk mencari guruyang
dengan suka cita siap mengajar di daerah, praktik penempatan guru SD mirip kerucut
terbalik. Yang lancip adalah SD di daerah terpencil dan jumlah guru yang bersedia
bertugas di daerah terpencil.
4. Terbatasnya Ruang Kelas
Jumlah ruang kelas yang tersedia jauh lebih kecil dari pada jumlah rombongan
belajar. Salah satu jalan untuk mengatasi masalah ini adalah mengabungkan 2 atau
lebih rombongan yang diajar oleh seorang guru.
5. Adanya Guru yang Tidak Hadir
Alasan ini tidak hanya berlaku bagi SD daerah terpencil, di kota besar pun juga
berlaku. Seperti di Jakarta, musibah banjir dapat menghambat guru untuk datang
mengajar. Guru yang tidak terkena musibah atau beruntung karena berumah tak jauh
dari sekolah, harus mengajar kelas yang tidak ada gurunya.
6. Alasan Lainnya
Realita yang dihadapi seorang guru, baik ia mengajar di daerah terpencil maupun di
perkotaan adalah ia menghadapi murid dengan tingkat kemampuan dan kemajuan
belajar yang berbeda. Bahkan hal ini pun dapat terjadi di ruang dan tingkat kelas yang
sama. Di daerah perkotaan yang padat penduduknya, ada kemungkinan seorang guru
menghadapi murid lebih dari 40 atau 50 orang. Hal ini pun juga dapat terjadi di satu
sekolah “favorit” karena besarnya minat orang tua untuk mengirimkna anak-anak
mereka ke sekolah tersebut, sementara jumlah ruang kelas dan mungkin pula jumlah
guru tidak mencukupi. Sudah barang tertentu, sulit untuk mengharapkan
berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien jika itu terjadi dalam
sebuah kelas dengan jumlah murid di atas 40 orang.
C. Tujuan, Fungsi dan Manfaat PKR?
Tujuan, fungsi dan manfaat PKR dapatdi kaji dari beberapa aspek sebagai berikut:
1. Quality dan Equity
PKR memungkinkan kita untuk memenuhi asas quantity (Jumlah) dan equity
(pemerataan), yaitu dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.
2. Ekonomis
Dengan seorang guru dan beberapa guru saja proses pembelajaran dapat berlangsung.
Begitu juga dengan satu ruang atau beberapa ruang kelas, proses pembelajaran tetap
dapat berlangsung. Dengan demikian satuan biaya pendidikan yang ditanggung oleh
pemerintah dan masyarakat akan jauh lebh kecil.
3. Pedagogis
Pengalaman sejumlah PKR menunjukan bahwa strategi ini mampu meningkatkan
kemandirian murid. Seorang guru PKR berusaha kuat untuk mendorong anak agar
aktif dan mandiri.murid yang pintar diminta untuk membantu murid yang
ketinggalan. Murid banyak diberikan tugas individual, tugas berpasangan atau bekerja
dalam kelompok kecil. Mereka pun dilibatkan secara aktif untuk menciptakan dan
menambah sumber belajar, khususnya dengan memanfaatkan bahan yang ada
disekitar sekolah, rumah, dan desa mereka
4. Keamanan
D. Prinsip Apakah Yang Mendasari PKR?
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang
perlu dikuasai oleh para guru sekolah dasar (SD). Sebagai salah satu bentuk
pembelajaran, PKR mengikuti prinsp-prinsip pembelajaran secara umum sebagaimana
halnya bentuk-bentuk pembelajaran.
Prinsip-prinsip pembelajaran secara umum, PKR mempunyai prinsip khusus sebagai
berikut :
1. Keserempakan kegiatan pembelajaran
2. Kadar tinggi waktu keaktifan akademik (WKA)
3. Kontak Psikologis guru dan murid yang berkelanjutan
4. Dalam PKR, terjadi pemanfaatan sumber secara efisien

Secara khusus PKR mempunyai prinsip-prinsip yang harus dikuasai oleh guru PKR,
prinsip tersebut adalah

1. Keserempakan kegiatan pembelajaran


2. Kadar tinggi waktu keaktifan akademik (WKA)
3. Kontak Psikologis guru dan murid yang berkelanjutan
4. Dalam PKR, terjadi pemanfaatan sumber secara efisien
5. Kebiasaan untuk mandiri
Kegiatan Pembelajaran 2

Gambaran PKR Yang Ideal Dan Praktik Terjadi Dilapangan

A. Praktik Mengajar Kelas Rangkap Saat Ini


Praktik PKR di lapangan masih banyak yang menyimpang dari gambaran PKR yang
ideal. Pembelajran lebih banyak berlangsung secara bergilir sehingga banyak waktu yang
terbuang. Pemanfaatan sumber belum maksimal, supervisi guru terhadap belajar murid
masih kurang. Sebagai akibat dari semua ini kadar WKA menjadi rendah, pembelajaran
membosankan, dan tentu saja hasil belajar tidak sesuai dengan harapan.
B. Gambaran PKR Yang Ideal
PKR yang ideal secara terencana menerapkan prinsip-prinsip PKR akan menyebabkan
belajar menjadi menyenangkan dan menantang, guru menjadi kreatif memanfaatkan
sumber belajar, murid aktif, iklim kelas ceria, menyenangkan sehingga muncul kerja
sama dan persaingan yang sehat anatar murid. Pembelajaran yang seperti ini jelas
meningkatkan kadar WKA sehingga hasil belajar juga meningkat. Guru PKR yang ideal
harus mampu berpran sebagai administrator, perancang kurikulum, pembawa
pembaharuan dan penasihat, di samping professional serta kreatif.
Modul 2

MODEL PENGELOLAAN DAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

Kegiatan Belajar 1

Prinsip dan Model Pengelolaan PKR

Hakikat pengelolaan PKR adalah upaya mencapai tujuan yang setinggi-tingginya dengan
memanfaatkan segala sumber daya (manusia, alam, sosial, budaya) yang tersedia. Pengelolaan
PKR yang efektif ditandai oleh pemanfaatan sebagian terbesar dari waktu yang tersedia untuk
kegiatan belajar siswa, penampilan kualitas pembelajaran yang menandai dan keterlibatan yang
luas dari seluruh siswa dalam kegiatan belajar. Guru PKR dituntut untuk melakukan aneka cara
mengisi waktu belajar, menampilkan kualitas pembelajaran dan melibatkan siswa dalam belajar.

Tiga model dasar pengelolaan pembelajran kelas rangkap sebagai berikut :

1. 4.1 PKR 221 : Dua kelas, dua mata pelajaran dalam satu ruangan
2. 4.2 PKR 222 : Dua kelas, dua mata pelajaran dalam dua ruangan
3. 4.3 PKE 333 : Tiga kelas, tiga mata pelajaran dalam tiga ruangan

Setiap model memiliki kekuatan dan kelemahan. Dalam praktik semua terpulang pada tujuan
belajar, kemampuan dan sarana belajar yang tersedia
Kegiatan Belajar 2

Prinsip-prinsip Didaktik-Metodik dan Prosedur Dasar PKR

Secara populer didaktik (berasal dari bahasa latin didasco/didascein artinya saya mengajar)
daiartikan sebagai Ilmu mengajar atau pengetahuan tentang bagaimana mengajar. Metodik dilain
pihak (berasal dari bahasa latin yang artinya metodos atau jalan ke) diartikan secara populer
sebagai cara atau strategi mengajar. Cara atau strategi mengajar pada dasarnya secara populer
sebagai cara atau strategi mengajar. Cara atau strategi mengajar pada dasarnya berkenaan dengan
penataan urutan kegiatan pembelajaran, yang secara operasional dapat dirincikan menjadi
bagaimana mengawali pembelajaran mengisi kegiatan inti pembelajaran dan mengakhiri
pembelajaran.

Prinsip-prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar PKR dalam kegiatan belajar ini adalah
sebagai berikut :

1. Konsep-konsep pembelajaran yang relevan dan perlu diterapkan dalam PKR sehingga
membentuk suatu system
2. Keterampilan procedural pembelajaran. Khususnya berkenaan dengan membuka dan
menutup pembelajaran, mendorong belajar aktif dan belajar mandiri dan mengelola PKR
1. Mengawali dan mengakhiri pelajaran
a. Mengawali pelajaran
Dalam membuka pelajaran ada empat hal pokok yang harus dilakukan oleh seorang guru
1. Menarik perhatian siswa
2. Menimbulkan motivasi belajar
3. Memberi acuan belajar
4. Membuat kaitan materi
b. Mengakhiri pelajaran
Mengakhiri pelajaran atau menutup pelajaran sama pentingnya dengan membuka
pelajaran. Walau tentu saja berbeda tujuan dan fungsinya. Dalam rangka menutup
pelajaran ada 3 kegiatan pokok yang harus dilakukan hal-hal berikut:
a. Meninjau kembali
b. Mengadakan evaluasi penugasan siswa
c. Memberikan tindak lanjut
2. Mendorong belajar aktif dan membiasakan belajar mandiri
Belajar mandiri adalah proses memperoleh pengetahuan, nilai dan sikap, keterampilan dan
kebiasaan belajar melalui pemanfaatan rangsangan dari luar diri siswa untuk
membangkitkan kemampuan belajar secara optimal. Untuk dapat menumbuhkan proses
belajar mandiri perlu diciptakan iklim belajar yang baik, yang ditandai oleh adanya suasana
yang hangat, menarik dan menyenagkan.
Beberapa alasan belajar mandiri perlu digalakan
1. Ada bukti yang kuat bahwa individu yang berinisiatif dalam belajar dapat belajar lebih
banyak, dan lebih baik daripada individu yang tergantung pada guru
2. Belajar mandiri lebih sesuai dengan prose salami perkembangan mental individu.
3. Perkembangan baru dalam berbagai aspek pendidikan menempatkan siswa sebagai
pembelajaran yang aktif (Knowles, 1975)

Anda mungkin juga menyukai