Anda di halaman 1dari 36

MODUL 1

HAKIKAT PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

KEGIATAN BELAJAR 1. HAKIKAT PEMBELAJARAN KELAS


RANGKAP

A. Apakah Dimaksud Dengan Pembelajaran Kelas Rangkap


(PKR)?
Di negeri kita tercinta ini, sedikitnya ada 12.000 Sd yang guru-
gurunya harus mengajar lebih dari satu kelas. Kita bukanlah satu-
satunya Negara yang harus menghadapi kelas rangkap, terdapat
beberapa Negara yang juga menerapkan PKR:
 Di Republik Rakyat China misalnya, ada 420.000 sekolah yang
mempraktikkan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR).
 Di Meksiko dan Kolumbia; 22% dari sekolah dasar di Meksiko
dan 18% dari sekolah dasar di Kolumbia menerapkan PKR.
 Di Negara maju sekalipun PKR dikenal. Di Northern Territory
of Australia, 40% dari sekolah yang ada di kawasan ini
menerapkan PKR.
 Dua puluh Sembilan persen dari kelas-kelas yang ada di
negeri kincir angin Belanda, juga melakukannya.
 Bahkan di negeri adikuasa sekalipun, Amerika Serikat, masih
dijumpai 1000 sekolah dengan hanya satu ruang kelas.

PKR adalah satu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan


seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam
saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang
berbeda. PKR juga mengandung makna, seorang guru mengajar
dalam satu ruang kelas atau lebih dan menghadapi murid-murid
dengan kemampuan belajar yang berbeda-beda.

1
B. Mengapa PKR diperlukan?
1. Alasan Geografis
Sulitnya lokasi, terbatasnya sarana transportasi, permukiman
yang berpindah-pindah, dan adanya mata pencaharian khusus,
seperti menangkap ikan, menebang kayu, dan sebagainya,
mendorong penggunaan PKR. Saat itu (1995), demam mencari
emas sedang memanas di Kalimantan Tengah. Di Desa
Karombang misalnya, di antara para penambang mas tradisional
ada yang memboyong anak-anaknya yang sudah berumur seusia
anak SD. Di antaranya bahkan ada yang sudah duduk di SD.
Dengan kondisi ini, sekolah dengan satu guru ( one-school
teacher) adalah jawabannya.
2. Alasan Demografis
Untuk mengajar murid dalam jumlah yang kecil, apalagi tinggal
di daerah permukiman yang amat jarang maka PKR dinilai
sebagai pendekatan pengajaran yang praktis. Di daerah
perkotaan sekalipun alasan demografis ini juga berlaku. PKR
merupakan solusi yang praktis dan ekonomis.
3. Kurang Guru
Walaupun jumlah guru secara keseluruhan mencukupi, sulit
untuk mencari guru yang dengan suka cita siap mengajar di
daerah. Terbatasnya sarana transportasi, alat, dan media
komunikasi menciutkan nyali guru untuk bertugas di daerah
terpencil, ditambah faktor gaji yang tidak mencukupi keperluan
sehari-hari yang jauh lebih mahal daripada di daerah perkotaan.
4. Terbatasnya ruang kelas
Jumlah ruang kelas yang tersedia jauh lebih kecil daripada
jumlah rombongan belajar. Salah satu jalan untuk mengatasi
masalah ini adalah menggabungkan 2 atau lebih rombongan
yang diajar oleh seorang guru, seperti yang dilakukan di dalam
praktik PKR.

2
5. Adanya guru yang tidak hadir
Guru yang terhambat untuk datang karena terkena musibah atau
sakit, dapat digantikan oleh guru yang hadir, dengan mengajar
kelas yang tidak ada gurunya tersebut.

C. Apa Tujuan, Fungsi, dan Manfaat PKR?


1. Quantity dan Equity
PKR memungkinkan kita untuk memenuhi asas quantity (jumlah)
dan equity (pemerataan), yaitu dengan mengoptimalkan sumber
daya yang ada.
2. Ekonomis
Dengan menerapkan PKR, biaya pendidikan yang ditanggung
oleh pemerintah dan masyarakat akan jauh kebih kecil.
3. Pedagogis
Praktik PKR dapat meningkatkan kemandirian murid, karena
dalam PKR seorang guru akan berusaha kuat untuk mendorong
anak agar aktif dan mandiri. Murid yang pintar diminta untuk
membantu murid yang ketinggalan. Murid banyak diberi tugas
individual, tugas berpasangan, atau bekerja dalam kelompok
kecil.
4. Keamanan
Dengan pendekatan PKR, pemerintah dapat mendirikan SD di
lokasi yang mudah dijangkau dari tempat tinggal anak.

D. Prinsip Apakah yang Mendasari PKR?


Di samping prinsip pembelajaran secara umum, PKR mempunyai
prinsip khusus sebagai berikut:
1. Keserempakan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam PKR terjadi secara bersamaan atau
serempak, namun harus bermutu dan bermakna, yang artinya
mempunyai tujuan yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum/kebutuhan murid dan dikelola secara benar.

3
2. Kadar Tinggi Waktu Keaktifan Akademik (WKA)
PKR tidak memberi toleransi pada banyaknya WKA yang hilang
karena guru tidak terampil mengelola PKR. Kualitas dan lamanya
kegiatan berlangsung menentukan tinggi rendahnya kadar WKA.
3. Kontak Psikologis Guru dan Murid yang Berkelanjutan
Dalam PKR guru harus selalu berusaha agar setiap murid merasa
mendapat perhatin dari guru secara terus-menerus. Guru harus
mampu melakukan tindakan instruksional dan tindakan
pengelolaan.
4. Dalam PKR, Terjadi Pemanfaatan Sumber Secara Efisien
Dalam pembelajaran, sumber dapat berupa peralatan/sarana,
nara (orang), dan waktu. Agar terjadi WKA yang tinggi, semua
jenis sumber tersebut harus dimanfaatkan secara efisien.
5. Membiasakan murid agar mandiri
Prinsip terakhir ini akan terwujud apabila guru dengan mantap
dapat menerapkan keempat prinsip terdahulu. Sebaliknya, dengan
diterapkannhya prinsip kelima ini akan memungkinkan guru
semakin mudah menerapkan keempat prinsip yang lain.

KEGIATAN BELAJAR 2. GAMBARAN PKR YANG IDEAL DAN


PRAKTIK YANG TERJADI DI LAPANGAN

A. Bagaimanakah Praktik Mengajar Kelas Rangkap Saat Ini?


Praktik PKR di lapangan masih banyak yang menyimpang dari
gambaran PKR yang ideal, di antaranya:
1. Pembelajaran lebih banyak berlangsung secara bergilir
sehingga banyak waktu yang terbuang.
2. Pemanfaatan sumber belum maksimal
3. Supervisi guru terhadap belajar murid masih kurang

4
Akibatnya adalah kadar WKA menjadi rendah, pembelajaran
membosankan, dan tentu saja hasil belajar tidak sesuai dengan
harapan.

PKR ideal yang secara terencana menerapkan prinsip-prinsip PKR


akan menyebabkan:
1. belajar menjadi menyenangkan dan menantang
2. guru menjadi kreatif memanfaatkan sumber belajar
3. murid aktif
4. iklim kelas ceria
5. muncul kerjasama dan persaingan yang sehat antar murid
6. meningkatkan kadar WKA sehingga hasil belajar meningkat.

Peranan seorang guru PKR yang ideal:


1. Sebagai perancang kurikulum
2. Sebagai administrator
3. Sebagai sumber informasi yang kreatif
4. Sebagai seorang professional
5. Sebagai agen pembawa perubahan

5
MODUL 2
MODEL PENGELOLAAN DAN PEMBELAJARAN KELAS
RANGKAP

KEGIATAN BELAJAR 1. PRINSIP DAN MODEL PENGELOLAAN PKR

Persoalan yang dihadapi oleh guru agar dapat melaksanakan PKR dengan
baik adalah mengenai pengelolaan atau manajemen. Secara umum
hakikat dari pengelolaan PKR adalah mencapai tujuan yang setinggi-
tingginya dengan memanfaatkan segala sumber daya manusia, alam,
sosial, budaya yang tersedia.

Adapun ciri-ciri utama PKR adalah:


1. Satu orang guru
2. Menghadapi dua kelas atau lebih
3. Satu kelas dengan dua atau beberapa kelompok siswa yang berbeda
kemampuan.
4. Untuk membimbing belajar dalam satu mata pelajaran atau lebih.
5. Beberapa topik yang berbeda dalam satu mata pelajaran.
6. Dalam satu atau lebih dari satu ruangan.
7. Pada jam pelajaran yang bersamaan.

Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang efektif


yang menurut Karweit (1987) ditandai oleh 3 hal sebagai berikut:
1. Sebagian terbesar dari waktu yang tersedia benar-benar digunakan
untuk belajar siswa
2. Kualitas pembelajaran guru sangat memadai
3. Sebagian terbesar atau seluruh siswa terlibat secara aktif dalam
kegiatan belajar

6
Model-model PKR :
A. Model Utama : PKR Murni
PKR 221  2 kelas, 2 mata pelajaran, 1 ruangan
B. Model Alternatif : PKR Modifikasi
1. PKR  222  2 kelas, 2 mata pelajaran, 2 ruangan
2. PKR 333  3 kelas, 3 mata pelajaran, 3 ruangan

Setiap model memiliki kekuatan dan kelemahan. Dalam praktik semua


terpulang pada tujuan belajar, kemampuan, dan sarana belajar yang
tersedia.

KEGIATAN BELAJAR 2. PRINSIP DIDAKTIK-METODIK DAN


PROSEDUR DASAR PKR

Prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar PKR dalam kegiatan belajar


ini adalah:
1. Konsep-konsep pembelajaran yang relevan dan perlu diterapkan
dalam PKR sehingga membentuk suatu sistem.
2. Keterampilan procedural pembelajaran, khususnya berkenaan
dengan membuka dan menutup pembelajaran, mendorong belajar
aktif dan mandiri, dan mengelola kelas PKR.

A. Bagaimana Mengawali dan Mengakhiri Pelajaran


1. Mengawali pelajaran
Dalam membuka pelajaran ada empat hal pokok yang harus kita
lakukan:
a) Menarik perhatian siswa
 Memperlihatkan benda, alat, dan gambar yang
berhubungan dengan materi pelajaran
 Memberikan aba-aba perhatian dan ucapan salam
pembuka
 Membunyikan sesuatu, misalnya peluit

7
b) Menimbulkan motivasi (ekstrinsik/instrumental dan intrinsik)
Motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri siswa dan
dari luar diri siswa untuk mengalami perubahan perilaku
dalam bentuk pengetahuan, sikap, nilai, keterampilan.
Ada 4 cara yang dapat dilakukan oleh guru PKR:
 Kehangatan dan semangat (warmth and enthusiasm)
 Rasa penasaran / ingin tahu siswa (curiosity)
 Ide yang bertentangan (conflicting/ controversial ideas)
 Minat siswa
c) Memberikan acuan belajar
 Tujuan dan batas-batas tugas
 Langkah-langkah yang akan ditempuh
 Masalah pokok sebagai pusat perhatian
 Pertanyaan pemicu belajar
d) Membuat kaitan atau jalinan konseptual
 Penyampaian pertanyaan apersepsi, yakni pertanyaan
mengenai bahan lama yang telah dipelajari sebelumnya.
 Perangkuman materi pelajaran yang lalu dengan maksud
untuk memetakan apa-apa yang telah dipelajari siswa.

2. Mengakhiri Pelajaran
Mengakhiri pembelajaran sama pentingnya dengan membuka
pembelajaran, walau berbeda fungsi dan tujuannya. Ada 3
kegiatan pokok yang dapat kita lakukan dalam mengakhiri
pembelajaran:
a) Meninjau Kembali (merangkum, membuat ringkasan)
b) Mengadakan evaluasi penguasaan siswa
 Mendemonstrasikan keterampilan siswa
 Menerapkan ide baru pada situasi lain
 Mengemukakan pendapat sendiri
 Mengerjakan soal-soal tertulis

8
c) Memberikan tindak lanjut
Tindak lanjut berfungsi sebagai:
 Jembatan materi dan pengalaman belajar baru dengan
pengalaman yang akan dating
 Pengetesan prinsip yang telah dipahami
Tindak lanjut dapat dilakukan dengan cara:
 Memberi pekerjaan rumah
 Merancang sesuatu
 Mengkomunikasikan sesuatu

B. Bagaimana Mendorong Belajar Aktif dan Membiasakan


Belajar Mandiri

Hakikat belajar adalah berubah. Perubahan yang terjadi berlangsung


dalam diri individu siswa sebagai pembelajar. Pembelajaran yang
manusiawi adalah proses yang memungkinkan siswa belajar secara
mandiri.

Belajar mandiri adalah proses memperoleh pengetahuan, nilai dan


sikap, keterampilan, dan kebiasaan belajar melalui pemanfaatan
rangsangan dari luar diri siswa untuk membangkitkan kemampuan
belajar secara optimal.

Siswa perlu didorong untuk belajar aktif dan membiasakan belajar


mandiri, karena:
1. Individu yang berinisiatif dalam belajar dapat belajar lebih baik
dari pada yang tergantung pada guru.
2. Lebih sesuai dengan perkembangan mental individu
3. Perkembangan baru dalam berbagai aspek pendidikan
menempatkan siswa sebagai pembelajar yang aktif (Knowles,
1975).

9
Untuk dapat mengembangkan siswa sebagai pembelajar yang aktif
guru PKR perlu menguasai semua keterampilan dasar mengajar, di
antaranya:
 Membimbing diskusi kelompok kecil, dengan keterampilan guru
PKR yang harus dimiliki:
Memusatkan perhatian siswa dengan cara merumuskan
tujuan, masalah, dan langkah yang akan ditempuh.
Memperjelas masalah yang menjadi pusat perhatian
diskusi.
Menganalisis pendapat siswa.
 Mengajar kelompok kecil dan perseorangan, dengan
menghayati beberapa peranan guru berikut:
Guru sebagai penata kegiatan belajar-mengajar
Guru sebagai sumber informasi bagi siswa
Guru sebagai pendorong belajar siswa
Guru sebagai penyedia materi dan pembuka kesempatan
belajar siswa
Guru sebagai pendiagnosis kebutuhan belajar siswa.
Guru sebagai pemberi kemudahan belajar sesuai dengan
kebutuhan siswa.
Guru sebagai mitra kerja dalam kegiatan belajar.
 Mengadakan variasi
Guru PKR perlu memiliki sejumlah keterampilan di antaranya:
a) Mengadakan pendekatan secara pribadi
Hal ini dapat dilakukan dengan menunjukkan perhatian
yang hangat, mendengarkan pendapat siswa, memberikan
respons yang positif, menciptakan hubungan saling percaya,
menunjukkan kesediaan membantu siswa, menunjukkan
sikap terbuka terhadap peranan siswa, dan mengendalikan
situasi agar siswa merasa aman.
b) Menata kegiatan belajar-mengajar
Guru perlu memperhatikan dan melakukan hal-hal berikut:

10
Mengadakan pengenalan umum mengenai isi dan
latar kegiatan belajar yang akan dilaksanakan
Menggunakan variasi kegiatan sesuai dengan
kebutuhan
Mengadakan pengelompokkan siswa yang sesuai
dengan tujuan
Mengkoordinasikan aneka kegiatan yang berlangsung
Memberikan perhatian pada berbagai tugas yang
diberikan
Mengusahakan agar pada akhir kegiatan selalu ada
penyimpulan
c) Mengarahkan dan member kemudahan belajar
Hal ini dapat dilakukan dengan:
Memberikan penguatan terhadap perilaku siswa yang
baik
Bersikap tanggap terhadap keadaan siswa
Memberikan bantuan belajar sesuai kebutuhan untuk
belajar lebih lanjut
Mengadakan pemantapan terhadap kegiatan
kelompok dan perorangan

Variasi artinya keanekaragaman. Variasi dibagi menjadi tiga


jenis, yaitu:
a) Variasi gaya mengajar
Teaching style adalah pola penampilan guru dalam
mengolah dan mengelola rangsangan belajar dan
lingkungan belajar yang memungkinkan tumbuhnya
dinamika proses belajar siswa.

b) Variasi media dan sumber


Media adalah alat dan bahan yang digunakan oleh guru
untuk menyampaikan pesan yang dapat berupa ide,

11
informasi, dan pendapat kepada siswa. Media dapat
berbentuk visual, audio, atau taktil (teraba).

Keterampilan guru dalam memanfaatkan aneka ragam


media dan sumber secara tepat guna dan layak akan dapat
membangun iklim atau suasana belajar yang menarik,
menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan.

c) Variasi pola interaksi dan kegiatan


 Pola Interaksi perseorangan (Pola INPERS)
 Pola Interaksi Pasangan (Pola INPAS)
 Pola Interaksi Kelompok Kecil (Pola INKK)
 Pola Interaksi Kelompok Besar atau kelas tunggal (Pola
INKB)
 Pola Interaksi Klasikal atau kelas banyak (Pola INKLAS)

Bila dilihat dari kegiatannya terdapat beberapa jenis yang dapat


digunakan di kelas antara lain:
1) Membaca
2) Menggunakan lembar kerja
3) Bercerita
4) Berdialog/berdiskusi
5) Mengadakan percobaan
6) Mendengarkan kaset/radio
7) Bernyanyi
8) Mengamati lingkungan

12
C. Bagaimana Mengelola Kelas PKR dengan Baik?
Waktu belajar efektif seperti dirumuskan oleh Karweit (1987) adalah
sebagai berikut:

Waktu Kualitas Keterlibatan Waktu


belajar X pembelajaran X siswa = belajar
efektif

Untuk dapat menciptakan suasana kelas yang memungkinkan


optimalnya kualitas pembelajaran dan keterlibatan siswa, perlu
classroom management yang baik. Untuk itu guru perlu menguasai
keterampilan mengelola kelas, yang mencakup kemampuan guru
untuk:
1. Menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal
Untuk dapat menciptakan situasi kelas yang optimal, seyogyanya
terampil dalam:
 Peka terhadap hal-hal yang mengganggu jalannya interaksi
belajar mengajar
 Memeratakan perhatian terhadap semua kelompok baik
secara visual maupun verbal
 Memberikan tugas pada siswa dengan jelas
 Memberi teguran dengan arif dan bijaksana bila terjadi
perilaku menyimpang dari siswa
 Memberikan penguatan verbal, gestural, kegiatan, kedekatan,
dan token sesuai dengan keperluan dan situasi secara wajar.

2. Mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan mengubah


perilaku menyimpang
Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
 Mengajarkan dan memberi contoh perilaku yang diinginkan
 Menguatkan perilaku yang baik dengan pujian yang wajar
 Memberi hukuman yang benar dan wajar terhadap perilaku
yang menyimpang

13
Dalam upaya mengatasi perilaku yang menyimpang ada sejumlah
teknik yang dapat digunakan yaitu:
1) Mengabaikan sementara yang direncanakan.
2) Melakukan campur tangan dengan isyrat
3) Mengawasi dari dekat.
4) Menerima perasaan negative dari murid
5) Mendorong murid mengungkapkan perasaannya.
6) Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu.
7) Menghilangkan ketegangan dengan humor.
8) Mengatasi penyebab gangguan.
9) Membatasi secara fisik.
10) Menjauhkan pengganggu.

KEGIATAN BELAJAR 3. ANEKA MODEL INTERAKSI KELAS


RANGKAP DALAM PKR

Aneka model pembelajaran kelas PKR sesuai kebutuhan, di antaranya:


A. Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS)
1. Langkah-langkah

Kategori Kegiatan Bentuk Kegiatan


Penyelesaian  Menemukan informasi esensial
 Membuat catatan tentang hal yang
penting
 Mengeksplorasikan ide pokok
Pemahaman  Melihat bahwa lebih awal
 Menggunakan bahasa isyarat
kontekstual
 Mencari sumber bahan
Penguatan Ingatan  Mengkaji ulang bahan
 Mengingat butir penting
 Mengetes sendiri

14
 Merancang cara belajar sendiri
Penjabaran Lanjutan  Bertanya pada diri sendiri
 Membentuk citra sendiri
 Menarik analogi dan metafora
Pengintegrasian  Mengungkapkan sendiri
 Membuat ilustrasi atau diagram
 Menggunakan banyak sumber
 Mengaitkan dengan pengetahuan yang
dimiliki
 Menjawab permasalahan sendiri
Pemantauan  Mengecek apa yang telah dikuasai
 Menyadari kekuatan dan kelemahan
diri sendiri

2. Saran Penggunaan
Model ini digunakan sebagai model belajar mandiri. Belajar
mandiri bisa dilakukan secara perorang atau kelompok. Belajar
mandiri adalah mencari dan mengolah informasi atas dasar
dorongan belajar dari dalam diri. Maksudnya murid tanpa
menunggu datangnya tugas dari orang lain.

Peran guru dalam model ini benar-benar sebagai pengarah dan


pemberi kemudahan dalam belajar bagi murid. Dalam hubungan
ini guru bertugas memelihara kelangsungan belajar. Keberhasilan
belajar sebagian besar terletak pada berhasil tidaknya PBAS
dibiasakan di lingkungan sekolah.

B. Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS)


1) Olah-Pikir Sejoli (OPS)
Model ini mempunyai langkah-langkah pelaksanaan sebagai
berikut:
Tahapan Rincian Kegiatan
 Murid menyimak pertanyaan yang diajukan
1
oleh guru
2  Semua murid diberi kesempatan untuk

15
memikirkan jawaban atas pertanyaan tersebut
 Guru memberi isyarat agar murid secara
berpasangan duduk untuk mendiskusikan
3
jawaban yang telah dipikirkan sendiri dan
merumuskan jawaban mereka.
 Masing-masing pasangan diminta untuk
4 menyampaikan jawabannya dalam diskusi
kelas dengan bimbingan guru

Model ini memiliki ciri pada komunikasi banyak arah secara


bertahap. Tahap pertama dan kedua mewadahi komunikasi satu
arah yaitu guru-murid. Tahap ketiga mewadahi komunikasi
timbal balik dalam kelompok kecil dua orang sebagai persiapan
komunikasi banyak arah pada tahap keempat. Pada dasarnya
model ini memiliki tujuan membina kerjasama dan komunikasi
sosial. Dalam penggunaanya model ini guru berperan sebagai
moderator, pengatur dan manager atau pengelola kelas.

2) Olah-Pikir Berebut (OPB)


Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan Rincian Kegiatan
 Guru mengajukan pertanyaan yang meminta
1
banyak jawaban
 Murid secara perorangan berpikir dan
2
selanjutnya memberi jawaban secara lisan

Model ini termasuk ke dalam proses mengemukakan pendapat


yang dirangsang dengan pertanyaan menyebar dan memiliki
kemungkinan banyak jawaban. Tujuan dari model ini adalah
untuk melibatkan sebanyak mungkin murid dalam menggali
jawaban dari murid, untuk mengemukakan pendapatnya. Peran
guru yang utama adalah sebagai penanya, moderator dan
manager kelas.

16
3) Konsultasi Intra Kelompok (KIK)
Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

Tahapan Langkah
Murid diminta menyiapkan alat tulis di tempat dan
1
di atas meja masing-masing.
Satu orang untuk setiap kelompok diminta
2 membacakan pertanyaan pertama dari beberapa
pertanyaan yang telah disiapkan
Semua murid berusaha untuk menjawab
3 pertanyaan dari buku yang tersedia atau dari hasil
diskusi kelompok
Murid yang tidak bertugas membaca pertannyaan
pada setiap kelompok ditugasi untuk mengecek
4 apakah murid dalam kelompok lain mengerti
maksud pertanyaan yang diberikan dan
menyepakati jawaban yang diberikan.
Bila telah dicapai kesepakatan mengenai jawaban
atau pertanyaan itu. Semua murid mengambil alat
5
tulis dan menuliskan jawaban dengan kata-kata
sendiri pada buku catatan masing-masing
Meneruskan kegiatan untuk pertanyaan ke-2 dan
6 seterusnya sampai merata keseluruhan murid
dalam masing-masing kelompok.

Tujuan model ini adalah untuk mengembangkan kemampuan dan


kebiasaan saling membagi ide dan membuat kesempatan bersama
mengenai suatu hal serta menuangkan hasil kesepakatan itu
dengan bahasa sendiri. Model ini mungkin lebih cocok digunakan
untuk kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar

17
4) Tutorial Teman Sebaya (TTS)
Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

Tahapan Langkah
Pilihlah murid yang memiliki kemampuan di atas
1
rata-rata
Berikan tugas khusus untuk membantu temannya
2 dalam bidang tertentu

Guru selalu memantau proses saling membantu


3
tersebut
Berikan penguatan kepada kedua belah pihak agar
4 murid yang membantu dan yang dibantu merasa
senang

Model ini dirancang untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan


saling membantu antar teman sebaya. Hal yang perlu
diperhatikan untuk keberhasilan program tutorial ini adalah
sebagai berikut:
1. Mulailah dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai.
2. Jelaskan tujuan itu kepada seluruh murid
3. Siapkan bahan dan sumber belajar yang memadai
4. Gunakan cara yang praktis
5. Hindari kegiatan yang bersifat mengulang yang telah
dilakukan oleh guru
6. Pusatkan kegiatan tutorial kepada keterampilan pikiran yang
diminta di kelas.
7. Berikan latihan singkat mengenai kegiatan yang akan
dilakukan tutor
8. Lakukan pemantauan terhadap proses belajar yang terjadi
melalui tutorial

18
5) Tutorial Lintas Kerja (TLK)
Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

Tahapan Langkah
Pilihlah murid yang memiliki kemampuan di atas
1
rata-rata di kelas di atasnya
Berikan tugas khusus untuk membantu siswa adik
2
kelasnya
Guru selalu memantau proses saling membantu
3 antara murid

Berikan penguatan kepada kedua belah pihak


4 agar murid yang membantu dan yang dibantu
merasa senang

Model TLK ini digunakan secara lintas kelas. Murid yang lebih
tinggi dan mempunyai kepandaian ditugasi untuk membantu
kelompok murid kelas dibawahnya. Misalnya murid kelas VI
membantu murid kelas V atau kelas V.

6) Diskusi Meja Bundar (DMB)


Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

Tahapan Langkah
Murid dibagi kedalam kelompok kecil berjumlah 3-4
1
orang
2 Pelaksanaan diskusi kelompok murid

19
3 Pelaporan hasil diskusi murid

Model ini dirancang untuk membangun keterampilan


mengemukakan ide secara tertulis melalui situasi kerja kelompok.
Model ini hampir sama dengan model OPB, hanya dalam model
OPB jawaban murid disampaikan secara lisan. Penggunaan model
ini lebih tepat di kelas IV ke atas.

7) Tugas Diskusi Resitasi (TDR)


Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

Tahapan Langkah
1 Pemberian tugas dari guru
2 Pelaksanaan diskusi kelompok murid
3 Pelaporan hasil diskusi murid

Model TDR ini merupakan kombinasi dari metode pemberian


tugas dan diskusi. Metode ini cocok digunakan di kelas IV ke
atas. Tujuan model ini mengembangkan keterampilan akademis
yang digapai melalui situasi kerja sama. Dalam model ini guru
berperan sebagai manager kelas dan nara sumber.

8) Aktifitas Tugas Tertutup (ATTu) dan Aktivitas Tugas


Terbuka (ATTa)
Model ATTu dan ATTa, tidak memiliki langkah-langkah khusus,
karena itu berlaku prosedur pemberian tugas biasa. Yang
menjadi ciri khas dalam kedua model ini ialah dalam sifat
tugasnya. Tugas tertutup berbentuk tugas yang hanya
memerlukan satu jawaban yang benar. Sedang tugas terbuka
berbentuk tugas yang menuntut hasil yang beraneka ragam,
misalnya membuat karangan.

20
Model ini dapat digunakan untuk berbagai bidang studi. Dalam
kelas PKR model ini lebih tepat digunakan di kelas IV ke atas.
Peran guru adalah sebagai narasumber dan manager kelas.
Tujuan dari model ini adalah melatih keterampilan berpikir
kognitif dan komunikasi secara tertulis.

Saran Penggunaan Proses Belajar Melalui Kerja Sama


(PBMKS)

Peran guru dalam model ini adalah sebagai narasumber dan manager
kelas. Misi utama model ini adalah keterampilan berpikirkognitif dan
komunikasi secara tertulis.
Bagaimana memelihara suasana belajar?
1. Memelihara disiplin kelas untuk memungkinkan setiap siswa
selalu berada dalam tugas belajarnya dan tidak mengganggu
siswa lainnya.
2. Menciptakan dan memelihara suasana kelas yang menarik
3. Selalu sadar dan merasa terikat oleh tujuan belajar yang telah
dirumuskan dengan tepat

21
MODUL 3
PENGORGANISASIAN KELAS

KEGIATAN BELAJAR 1. PENATAAN RUANG KELAS

Penataan ruang kelas merupakan salah satu unsur dari


pengorganisasian kelas secara kesuluruhan yang memerlukan
perhatian dan perencanaan yang serius. Dalam PKR penataan ruang
kelas perlu dilaksanakan dengan terencana untuk mendukung
pembelajaran. Ini disebabkan karena aktivitas dan mobilitas siswa
dalam belajar sangatlah tinggi. Murid dituntut untuk dapat aktif
belajar secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas, mengambil dan
mengembalikan bahan belajar, menyimpan alat-alat, dan melakukan
pengamatan, baik secara individual maupun kelompok, semuanya
dilakukan secara terarah tanpa pengawasan yang terus menerus dari
guru.

Untuk mendukung kegiatan seperti ini maka ruangan kelas harus


ditata secara sempurna, untuk menciptakan lingkungan yang kondusif
agar mereka dapat belajar secara efektif.

Dalam menghadapi murid yang bervariasi baik umur, kemampuan,


kematangan maupun minat, perlu diciptakan lingkungan yang

22
bervariasi. Maka, untuk menunjang hal itu semua harus mengetahui
hal-hal sebagai berikut:
A. Penataan Ruang
Pada umumnya penataan ruang kelas di sekolah dasar adalah
berbentuk persegi, dalam hal ini guru hanya bertugas untuk
mengidentifikasi dan mendaftar aset-aset yang ada di dalam kelas.

1. Penataan Fisik Kelas


a. Daerah pajangan
Guru harus bisa menentukan letak-letak pajangan di
dalam kelas, dan sebaik-baiknya untuk memanfaatkan
ruang dinding yang kosong agar pajangan terlihat rapi.
b. Kemudahan bergerak
Dalam suatu ruangan hendaknya murid dan guru merasa
nyaman dan tidak terasa sesak serta guru bisa leluasa
bergerak di dalam kelas. Idealnya ruangan kelas berisi
sekitar 30 orang murid.
c. Sinar
Sinar matahari akan sedikit mengganggu kegiatan
pembelajaran murid apabila posisi bangku berhadapan
langsung dengan cahaya matahari.
d. Panas dan ventilasi
Ruangan kelas identik dengan pengap atau lembab dan
minim cahaya, maka posisi ventilasi sangatlah
diperhatikan.
e. Papan tulis
Pada pembelajaran PKR harus tersedia minimal 2 papan
tulis untuk masing-masing kelas yang diajarkan.
f. Bangku dan kursi

23
Sebaiknya kursi yang digunakan ialah satu kursi untuk
satu murid atau bukan bangku panjang, ini dilakukan agar
pada posisi melingkar dalam pembelajaran diskusi tidak
menyulitkan murid.
g. Meja guru
Meja guru diposisikan agar pandangan luas terhadap
murid.
h. Sudut aktivitas
Sudut aktivitas yaitu sudut dimana murid-murid dapat
melakukan kegiatan belajar secara individu tanpa
menggangu murid lain yang belajar. Di antara contoh-
contoh sudut aktivitas yaitu ;
1. Sudut membaca.
2. Sudut IPA.
3. Sudut hasil seni.
4. Warung.
5. Sudut rumah tangga.
6. Gudang/tempat menyimpan alat-alat pembelajaran.

2. Pengaturan Denah Ruang Kelas


Secara garis besar masih banyak sekolah dasar yang
menggunakan denah ruang kelas persegi, pengaturan denah
tersebut kurang efektif untuk pembelajaran PKR dikarenakan oleh
hal-hal berikut:
a. Tidak luwes atau kurang sigap jika guru beralih dari bentuk
kegiatan klasikal menjadi kegiatan kelompok.
b. Sulit mengadakan kegiatan bervariasi dalam satu waktu
bersamaan.
c. Terbatasnya ruang gerak guru dalam melakukan supervise dan
memberikan umpan balik secara individual.

3. Mengatur Pajangan

24
Pajangan mempunyai peranan penting untuk menjadikan ruang
kelas menarik dan membuat murid-murid betah di dalam kelas.
Pajangan-pajangan tersebut bisa berbentuk grafik, gambar atau
hasil karya murid yang mengandung nilai kependidikan.

KEGIATAN BELAJAR 2. PENGORGANISASIAN MURID

Ada dua hal yang mencakup pengorganisasian murid, di antaranya


kelompok belajar dan tutor. Perlu diingat bahwa ruang kelas bukan
hanya sebagai tempat guru mengajar dan murid duduk
mendengarkan apa yang diajarkan oleh guru.

Ruangan kelas adalah tempat kegiatan belajar yang menitikberatkan


pada interaksi dan aktifitas belajar murid. Oleh karena itu,
keharmonisan perpaduan pengorganisasian kelas dan
pengorganisasian murid akan sangat mendukung terciptanya kelas
yang berinteraksi pada kegiatan pembelajaran. Salah satu dari dua
hal tersebut terlepas maka pembelajaran yang diharapkan tidak akan
terjadi dengan efektif.

A. Kelompok Belajar
Kelompok belajar sangatlah penting karena guru tidak selamanya
dapat bersama-sama murid di satu kelas. Terkadang guru harus
melihat kelas lain untuk membelajarkan kelas tersebut.

Kelompok belajar adalah sekumpulan murid yang terdiri dari


beberapa orang misalnya 5-6 orang murid yang diorganisasikan

25
untuk mencapai tujuan belajar secara bersama dan dalam waktu
yang telah ditetapkan (dimodifikasi dari Karolyn J. Snyder, 1986:
211).

Dalam pembentukan kelompok belajar harus dipertimbangkan


agar guru dapat menggerakkan kelompok belajar menjadi
kelompok aktif belajar (KAB).

1. Cara Membentuk Kelompok Belajar


Kelompok belajar dibentuk untuk mengaktifkan murid-murid
belajar secara mandiri dalam rangka mencapai keberhasilan
belajar.Kelompok belajar dapat dibentuk sesuai kebutuhannya.
a. Kelompok belajar berdasarkan persamaan kemampuan
Yaitu murid-murid dikelompokkan sesuai kemampuannya
masing-masing. Keuntungan dari kelompok belajar ini
adalah:
1) Memungkinkan murid-murid bekerja sana dengan
kemampuan yang sama.
2) Memudahkan bagi guru untuk menyampaikan materi.
b. Kelompok belajar berdasarkan kemampuan yang berbeda
Kelompok ini terdiri dari murid-murid yang kemampuannya
berbeda satu dengan yang lainnya.Kelompok ini cocok
untuk kegiatan bersama-sama, misalnya pengamatan,
studi wisata, olaharaga dan kesenian.
Pengelompokan seperti ini akan menguntugkan bagi murid
yang memiliki kemampuan kurang dari murid yang lain,
keuntungan lainnya dalah mereka akan terbimbing oleh
murid yang pintar dan murid yang pintar jadi berkembang.
c. Kelompok belajar berdasarkan pengelompokan sosial

26
Kelompok ini didasarkan pada kecocokan diantara murid,
dan mencerminkan keharmonisan dalam lingkungan
belajar. Kelompok seperti ini mempunyain manfaat untuk
meningkatkan keyakinan diri pada murid yang lemah dan
mereka juga tidak akan canggung atau segan karena yang
dipilih adalah kelompok teman-teman akrabnya. Kelompok
belajar ini cocok dalam pembelajaran PKK, olahraga dan
kesenian.

2. Merencanakan Kegiatan Kelompok Belajar


Perencanaan kegiatan belajar dalam kelompok mutlak
diperlukan, apabila kelompok belajar ingin berhasil.Salah satu
keuntungannya adalah menentukan waktu yang tepat, dan
memprogramkan kegiatan yang mantap. Ada 5 (lima) aspek
dalam perencanaan yang harus diperhatikan:
a. Menentukan bagaimana cara murid bekerja sama
b. Menentukan program pelatihan bagi pengembangan
keterampilan bekerja sama.
c. Memberikan tugas yang dapat dihasilkan oleh kelompok.
d. Meletakkan dasar-dasar kerja secara mandiri.
e. Memutuskan bagaimana belajar bersama akan dievaluasi.

3. Cara Meningkatkan Ketrampilan Belajar Kelompok


Morris (Cohen, 1996) memberikan ilustrasi tentang jenis
ketrampilan yang diperlukan sebagai panduan agar semua
murid aktif berpartisipasi. Oleh karena itu, murid hendaknya
diberikan penjelasan seperti berikut:
a. Setiap murid diharuskan mengemukakan gagasan
b. Setiap murid diberikan kesempatan untuk berbicara

27
c. Murid memperhatikan dan dapat menangkap gagasan
atau pendapat orang lain.
d. Menanyakan pada murid lainnya apakah mempunyai
gagasan.
e. Berikan alasan untuk setiap gagasan, dan diskusikan
apabila ada gagasan yang berbeda.
f. Mendorong murid-murid untuk bertanya.

B. Bagaimana Memaksimalkan Pemanfaatan Sumber Belajar


yang Ada Agar Para Murid Belajar Mandiri

Belajar mandiri adalah pendidikan yang menekankan pada inisiatif


individu dalam belajar, atau suatu kondisi dimana seseorang
mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain, baik
dalam mendiagnosis kebutuhan belajar, menunjukkan sumber
manusia dan sumber bahan untuk kepentingan belajar, memilih
dan melaksanakan strategi belajar yang cocok, serta
mengevaluasikan hasil belajarnya sendiri. Bisa juga disebut belajar
yang sepenuhnya atau sebagian besar di bawah kendali muridnya
sendiri.

Dalam konsep mandiri dalam mengajar seorang guru dituntut


tidak terlalu bergantung kepada cukupnya jumlah guru yang ada
di sekolah, lengkapnya fasilitas, memadainya buku paket dan lain-
lain.

Prinsip mandiri adalah menciptakan berbagai situasi belajar


mengajar yang terlepas dari ketergantungan terhadap alasan yang
serba kekurangan. Lingkungan menjadi salah satu sarana

28
penunjang dalam pembelajaran atau bisa disebut dengan “
Laboratorium Raksasa “. Baik lingkungan alam maupun lingkungan
social bisa menjadi pendukung murid untuk melaksanakan belajar
mandiri.

Agar sumber belajar dapat dimanfaatkan, para murid harus


diaktifkan untuk bekerja yang dalam artian belajar.Lembar Kerja
Murid (LKM) merupakan suatu sarana agar murid lebih aktif dalam
belajar secara mandiri.LKM merupakan panduan untuk melakukan
sesuatu kegiatan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang
diberikan, misalnya melakukan pengamatan, percobaan,
demonstrasi dan simulasi.
1. Bagaimana memanfaatkan Pusat Sumber Belajar?
Pusat sumber belajar (PSB) adalah suatu cara yang baik untuk
memantapkan dan memperkaya belajar murid-murid. Contoh
memanfaatkan PSB adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan ketrampilan atau konsep, yang meliputi :
1) Kecermatan
2) Penerapan konsep.
b. Menempatkan semua hasil karya murid dimana murid-
murid lain dapat belajar dengan cara belajar mandiri.
c. Mengembangkan beberapa bentuk penyimpanan sehingga
baik guru maupun murid dapat menghabiskan waktunya
untuk belajar di PSB.
Salah satu cara agar murid dapat belajar mandiri, dapat
dilakukan dengan menggunakan Lembar Kerja Murid (LKM).
LKM merupakan panduan bagi murid untuk melakukan
pengamatan, percobaan, demonstrasi, simulasi, berdiskusi dan
memecahkan masalah.LKM merupakan sarana yang paling
efektif untuk menunjang penggunaan PSB.

2. Tutor Sebagai Organisator Kelas

29
Tutor adalah orang yang dipilih dari kalangan murid atau
orang lain yang mempunyai kemampuan lebih untuk
membantu murid lain dalam belajar. Oleh karena itu, peranan
tutor sangatlah penting dan diperlukan untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi waktu.Tutor juga bisa dikatakan
sebagai “perpanjangan tangan guru” (membantu guru dalam
proses pembelajaran murid karena ia bukan pengganti guru).

Tutor ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu tutor sebaya,


tutor kakak, tutor tamu dari masyarakat, dan penjagan
sekolah. Sebelum program tutorial ada 5 hal yang perlu
diperhatikan:
a. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai
b. Menetapkan siapa yang akan ikut dalam tutorial
c. Menetapkan tempat dimana tutorial dilaksanakan
d. Penjadwalan tutorial.
e. Menentukan materi mana yang diberikan dalam tutorial.
Ada dua arahan yang harus diperhatikan:
 Dalam memilih materi perlu diarahkan terhadap materi
akademik (academic content)
 Diarahkan terhadap belajar terbuka ( open ended
learning) di mana tutor memberikan bantuan kepada
murid yang memerlukan bimbingan dan petunjuk
untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Perbedaan antara academic content dan open-ended
learning terletak pada keterbukaan tugas. Dalam academic
content adanya kejelasan pada hasil yaitu benar atau
salah. Sedangkan pada open ended learning mungkin hasil
yang ingin dicapai oleh murid bisa berlainan satu sama
lain. Open ended learning lebih menekankan pada
pengawasan dan dorongan.

30
3. Bagaimana Cara Memilih dan Mempersiapkan Tutor?
Dalam pemilihan seorang tutor tidak lah sembarangan, ada
beberapa jenis tutor yang perlu diketahui seperti yang telah
diuraikan diatas ;
a. Tutor sebaya
Tutor sebaya yaitu seorang murid yang pandai yang
membantu belajar murid lainnya pada tingkatan kelas
yang sama. Dalam memanfaatkan tutor ada 2 cara, yaitu:
1) Mempersiapkan tutor secara matang
Artinya murid yang dipilih haruslah yang lebih pandai
dari murid lain.
2) Tutorial berlangsung tanpa terencana
Maksudnya tutorial yang berlangsung secara spontan
karena situasi, kondisi dan kebutuhan.

Murid yang akan menjadi tutor harus diberi pelatihan


secara singkat terlebih dahulu. Cara melatih tutor secara
singkat adalah sebagai berikut:
a. Memperkenalkan materi dalam buku yang harus
ditutorialkan
b. Memberikan penjelasan kepada murid yang belum bisa
dan membantu untuk mengetahui kesalahan dan
membantu mencoba untuk memecahkan sendiri.
c. Memberi penjelasan agar perlu untuk membahas suatu
materi yang dipelajari
d. Dilatih membuat penilaian.

Tutor dapat dimanfaatkan dalam kelompok, secara


individual atau berpasangan,
1) Tutor dalam kelompok
2) Memanfaatkan tutor untuk membantu individual
3) Memanfaatkan tutor secara berpasangan

31
b. Tutor kakak
Adalah tutor yang dipilih dari kelas yang lebih tinggi, tentu
saja tutor kakak ini kemampuannya harus di atas rata-rata
karena ia mempunyai peranan penting untuk membantu
pembelajaran adik-adik kelasnya. Tutor kakak pada
umumnya diambil dari kelas tinggi.

Penggunaan tutor kakak dapat dilakukan dengan 2 cara:


1. Cara 1, pemanfaatan tutor kakak yang dilakukan pada
kelas yang dirangkap oleh satu guru.
2. Cara 2, pemanfaatan tutor kakak yang dilakukan pada
kelas yang dirangkap pleh 2 guru.

c. Tutor dari masyarakat


Tutor ini berasal atau diambil dari masyarakat yang
berperan untuk membantu guru dalam menangani
kegiatan pembelajaran di sekolah. Peran tutor ini baru
dapat dilaksanakan apabila seorang guru merangkap 3
kelas sekaligus. Tidak ada kriteria khusus untuk tutor dari
masyarakat ini, yang terpenting orang tersebut memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang melebihi muridnya.

d. Tutor dari penjaga sekolah


Dalam hal ini situasi tertentulah yang dapat guru lakukan
untuk memanfaatkan penjaga sekolah sebagai tutor. Akan
tetapi guru harus mampu menganalisa keadaan untuk
menempatkan kapan penjaga sekolah dapat dimanfaatkan
sebagai tutor.

32
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan ketika memilih
memanfaatkan tutor sebaya dan tutor kakak, adalah
sebagai berikut:
1) Prestasi, yaitu pintar, murid yang termasuk maju
dikelasnya.
2) Penampilan, yaitu luwes, dapat bergaul dengan semua
murid.
3) Mental, yaitu ramah, tidak pemarah, dan penyabar.

Bagi tutor kakak atau tutor sebaya, imbalan dapat dikaitkan


dengan cara yang sifatnya mendidik dan mendorong mereka
untuk belajar, yaitu:
1. Memberikan pinjaman buku untuk dipelajari bersama
dengan tutor lainnya.
2. Pada saat kenaikan kelas, guru mengumumkan bahwa
keberhasilan belajar murid-murid atas bantuan “guru cilik”
dari temannya sendiri, yaitu tutor.
3. Mempertimbangkan untuk memberikan nilai lebih untuk
mata pelajaran yang ditutorkan.

KEGIATAN BELAJAR 3. DISIPLIN KELAS

Dalam hal ini yang dimaksud dengan disiplin kelas bukanlah murid-
murid yang tenang, diam dan tidak rebut, melainkan suatu kondisi
dimana murid-murid tetap dituntut aktif belajar sehingga suasana
kelas menjadi hidup dan “hangat”. Suasana seperti ini akan terasa
gaduh, namun tetap terarah sehingga tujuan pembelajaran akan
tercapai. Disiplin kelas yang dimaksudkan adalah guru menciptakan
peraturan dan kegiatan agar murid terikat oleh kegiatan belajar
sehingga mereka tidak sempat lagi melakukan kegiatan-kegiatan yang

33
mengganggu ketertiban dan disiplin kelas. Aturan itu dinamakan “
Aturan Rutin Kelas “(ARK) dan “Kegiatan Siap” (KS).

A. Apa yang dimaksud ARK ?


Aturan rutin kelas (ARK) adalah aturan-aturan dan prosedur yang
dirumuskan oleh guru serta dimengerti oleh murid, untuk
mengatur kegiatan dan perilaku sehari-hari (Ian Collingwood, h.
79), terutama dalam kegiatan belajar. AKR mencakup semua aspek
dalam kelas, bahkan sekolah secara keseluruhan.

1. ARK Bagaimana yang Harus Anda Persiapkan Bagi Anda


Sendiri?
Seorang guru harus mempersiapkan ARK terlebih dahulu, dan
seyogyanya seorang guru harus sudah mempunyai nya. Berikut
contoh-contoh ARK :
a. Papan tulis
b. Alat tulis
c. Sumber bahan
d. Tutor
ARK yang efektif adalah yang memungkinkan murid untuk
dapat memulai kegiatannya secara terarah dan cepat. Murid
sudah mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan
kerjakan, dan tugas guru selanjutnya hanya memberikan
pengarahan dan bimbingan.

2. Apa yang Dimaksud dengan “Kegiatan Siap” atau


Stand-by Activities?
Kegiatan siap (KS) adalah suatu kegiatan yang sudah
dipersiapkan oleh guru jauh sebelum kegiatan pembelajaran
yang dapat diberikan apabila ada murid yang sudah selesai
mengerjakan pekerjaannya lebih cepat dari yang diperkirakan
atau lebih cepat dari murid yang lain (early-finisher).

34
Kegiatan PKR dapat dilakukan dalam berbagai jenis lingkungan
baik itu klasikal, kelompok atau individual. Masalah yang akan
dering dihadapi yaitu adanya murid yang cepat selesai
mengerjakan tugasnya (Early-finisher). Untuk mengatasinya
maka digunakanlah KS ini.

Satu hal yang penting apabila menghadapi murid yang lebih


cepat selesai adalah memanfaatkan mereka untuk menjadi
tutor. Sebagaimana yang diuraikan diatas mengenai jenis-jenis
kegiatan PKR adalah sebagai berikut ;
a. Pembelajaran secara klasikal
Pembelajaran ini merupakan kunci keberhasilan dalam PKR
karena memupuk kebersamaan dalam bekerja. Dalam
pembelajaran ini dapat berupa pengajaran percakapan,
bercerita, olahraga, kesenian dan studi lingkungan.
b. Pembelajaran individual
Pembelajaran ini dapat diartikan bahwa guru dapat
memberikan pelajaran secara individual. Pembelajaran ini
bukanlah diberikan kepada satu per satu murid dalam satu
kelas, melainkan memberikan pembelajaran kepada murid
yang lemah atau belum bisa.
c. Pembelajaran dalam kelompok
Kelompok murid yang dapat diubah-ubah sesuai dengan
kebutuhannya.Kelompok murid campuran dapat diberikan
tugas pengamatan percobaan atau jenis permainan
kelompok.Sedangkan bagi kelompok yang terdiri dari
kelompok social, tidak banyak berbeda dengan kelompok
campuran di atas, misalnya dalam melakukan percobaan,
pengamatan atau simulasi.
Berikut ini adalah cara-cara pembelajaran dalam KB:
Kelompok belajar campuran

35
Kelompok ini terdiri dari kumpulan orang yang terdiri
dari berbagai kemampuan dan keterampilan. Kelompok
ini sebaiknya cukup 4-5 orang saja agar setiap murid
memperoleh kesempatan untuk mengeluarkan
pendapatnya. Kegiatan yang cocok untuk kelompok ini
adalah pembuatan proyek.
Kelompok sama kemampuan (achievement level)
Pengelompokan seperti ini dapat berupa kelompok murid
yang pintar, sedang, dan kelompok murid yang
berkemampuan rendah. Keuntungan dari kelompok
seperti ini adalah murid dapat bekerja sama dengan
murid yang tingkat kemampuannya sama sehingga
mereka juga dapat menyelesaikan pekerjaan secara
bersamaan pula.
Kegiatan yang cocok untuk kelompok ini adalah simulasi,
pengamatan, dan percobaan.
Kelompok sosial
Kegiatan yang cocok untuk kelompok ini adalah
pengamatan, percobaan, dan simulasi.

36

Anda mungkin juga menyukai