Anda di halaman 1dari 8

Tugas Tutorial Ke-I

MATA KULIAH
PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PDGK4302)

Resume Modul 1 dan 2

Disusun Oleh:
Melda Fitri
NIM: 856260495

Tutor Pengampu:
Vita Nova Anwar, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023

0
RESUME MODUL 1
HAKIKAT PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

KB.1 Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap

A. Apakah Yang Dimaksud Dengan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)?

PKR adalah satu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang


guru mengajar dalam suatu ruang kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan
menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga mengandung
makna, seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan menghadapi
murid-murid dengan kemampuan belajar yang berbeda-beda.

B. Mengapa PKR Diperlukan?


1. Alasan Geografis. Sulitnya lokasi, terbatasnya sarana transportasi,
permukiman yang berpindah-pindah, dan adanya mata pencaharian khusus,
mendorong penggunan PKR.
2. Alasan Demografis. Untuk mengajar murid dalam jumlah yang kecil, apalagi
tinggal di daerah pemukiman yang amat jarang maka PKR dinilai sebagai
pendekatan pengajaran yang praktis.
3. Kurang Guru.
Walaupun jumlah guru secara keseluruhan mancukupi, sulit untuk mencari
guru yang bersedia bertugas/mengajar didaerah terpencil dan terbatasnya
sarana transportasi, alat dan media komuikasi di daerah terpencil.
4. Terbatasnya Ruang Kelas. Di SD Ketuk Ketimpun, memang tidak diperlukan
ruang kelas lebih dari satu karena jumlah muridnya kecil.
5. Adanya Guru yang Tidak Hadir
Alasan ini tidak hanya berlaku bagi SD daerah terpencil, di kota besar pun
juga berlaku. Seperti dijakarta, musibah banjir dapat menghambat guru untuk
datang mengajar.
6. Alasan lainnya
Realita yang dihadapi seorang guru, baik megajardi daerah terpencil maupun
di perkotaan adalah ia menghadapi murid dengan tingkat kemampuan dan
kemajuan belajar yang berbeda.

C. Apa Tujuan, Fungsi, Dan Manfaat PKR?

Tujuan, fungsi, dan manfaat PKR dapat kita kaji dari berbagai aspek berikut:
1. Quantity dan Equity. PKR Memungkinkan kita untuk memahami atas
quantyti (jumlah) dan equity (pemerataan), yaitu dengan mengoptimalkan
sumber daya yang ada.
2. Ekonomis. Dengan seorang guru atau beberapa guru saja proses pembelajaran
dapat berlangsung. Begitu juga dengan satu ruang atau beberapa ruang kelas,
proses pembelajaran tetap dapat berlangsung.

1
3. Pedagogis. Sejak lama dan hingga saat ini , Pendidikan kita dkritik sebagai
system yang belum mampu menghasilkan lulusan atau tenaga kerja yang
mandiri.
4. Keamanan. Dengan pendekatan PKR, pemerintah dapat mendirikan SD
dilokasi yang mudah dijangkau oleh anak. Dengan demikian, kekhawatiran
orang tua terhadap kemungkinan terjadi kecelakaan terhadap anak-anak
mereka, berkurang.

D. Prinsip Apakah Yang Mendasari PKR?

Sebagai salah satu bentuk pembelajaran PKR mengikuti prinsip-prinsip


pembelajaran secara umum. Misalnya, prinsip perbedaan kemampuan individual
murid yang harus diperhatikan guru, membangkitkan motivasi belajar murid, dan
guru harus berusaha mengaktifkan murid dalam pembelajaran.
Disamping prinsip-prinsip pembelajaran secara umum, PKR mempeunyai
prinsip Khusus sebagai berikut:
1. Keserempakan Kegiatan Pembelajaran
Dalam PKR, guru menghadapi dua kelas atau lebih pada waktu yang sama.
Oleh karena itu, prinsip utama PKR adalah kegiatan pembelajaran yang
terjadi secara bersamaan atau serempak. Kegitan tersebut mempunyai tujuan
yang sesuai dengan tuntutan kurikulum murid dan dikelola secara benar.
2. Kadar Tinggi Waktu Keaktifan Akademik (WKA)
Selama berlangsungnya PKR, semua murid harus secara aktif menghayati
pengalaman belajar yang bermakna, baik yang berkaitan dengan tuntutan
kurikulum, maupun yang berkaitan dengan tujuan-tujuan yang bersifat jangka
Panjang seperti kemampuan berpikir kritis, mandiri bertanggung jawab, dan
bekerja sama.
3. Kontak Psikologis Guru dan Murid yang Berkelanjutan
Dalam, PKR, guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar setiap
dan semua murid merasa mendapat perhatian dari guru secara terus menerus.
Agar mampu melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai teknik.
4. Dalam PKR, Terjadi Pemanfaatan Sumber Secara Efisien, yaitu berupa
peralatan/sarana, nara (orang), dan waktu, agar terjadi WKA Yang tinggi,
semua jenis sumber tersebut harus dimanfaatkan secara efisien.

Disamping keempat prinsip diatas, masih ada satu prinsip lagi yang
perlu dikuasai guru PKR, Yaitu membiasakan murid untuk mandiri. Prinsip
ini sebenarnya merupakan akibat langsung dari keempat prinsip diatas.

2
KB. 2 Gambaran PKR Yang Ideal dan Praktik Yang Terjadi di Lapangan

A. Bagaimanakah Praktik Mengajar Kelas Rangkap Saat Ini?

Format pembelajaran hampir sepenuhnya berorientasi pada guru. Tidak


sekalipun muncul proses pembelajaran yang berlangsung dalam kelompok kecil.
Begitu pula secara berpasangan dimana murid yang lebih pintar membantu murid
yang ketinggalan. Pembelajatran melalui kerja sama akan melahirkan tidak hanya
murid yang pandai belajar, tetapi juga murid yang pandai mengajar. Kekuatan
PKR jika dilaksanakan dengan baik akan melahirkan kondisi yang memungkinkan
murid belajar tentang bagaimana cara belajar “learning how to lear”. Dengan
demikian guru belum mampu memanfaatkan sumber secara efisien.
Dalam keadaan normal jika seorang guru mengajar banyak (baik dari segi
waktu dan materi pelajaran) maka muridnya juga belajar banyak, begitupun
sebaliknya.
Mengajar kelas rangkap, bukanlah keadaan yang amat pantas dituding
sebagai penyebab. Ketidakmampuan guru, ditambah lagi enggannya guru untuk
mengeluarkan keringat, itulah yang menjadi penyebab utama.

B. Gambaran PKR Yang Ideal (Yang Diinginkan)


Berikut ini dapat kita kaji sebuah ilustrasi tentang PKR yang dilaksanakan
di salah satu kelas. Ilustrasi ini menggambarkan unsur-unsusr penting dalam PKR
sehingga dapat menemukan perbedaanya dari praktik mengajar kelas rangkap
yang sudah di kaji. Sebagaimana bisa di lihat dan di baca dalam cerita kotak 4 a
dan kotak 4 b.
Dapat dilihat perbedaan antara PKR yang ideal dengan praktik yang terjadi
dilapangan;
1. Sebagai perancang kurikulum. Kita akan mungkin segera akan mengira
bahwa hal ini mengada-ada.
2. Sebagai administrator. Seorang guru harus merencanakan dan mengatur
kelasnya dan jadwal pelajarannya dengan satu maksud utama, yaitu agar
dapat mencapai hasil yang maksimal.
3. Sebagai sumber informasi yang kreatif, dengan fasilitas yang minimal PKR
harus kreatif.
4. Sebagai seorang professional, guru PKR harus senantiasa berusaha untuk
meningkatkan kompetensinya dan meningkatkan gaya mengajarnya.
5. Sebagai agen pembawa perubahan. Guru berperanan sebagai pengayom, juga
mewakili misi moral dan nilai dari masyarakat tempat ia bertugas, harus
menyampaikan perubahan yang positif terhadap sikap dan perilaku anggota
masyrakat melalui interaksi dengan anggota masyarakat melalui proses
pembelajaran di sekolah.

3
RESUME MODUL 2
MODEL PENGELOLAAN DAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

KB. 1 Prinsip dan Model Pengelolaan PKR

Prinsip dalam pembelajaran kelas rangkap adalah ketentuan-ketentuan umum


dan khusus yang bersifat memandu dan mengarahkan pikiran dan perilaku guru
dalam menyikapi dan mengelola pembelajaran. Pembelajaran kelas rangkap seperti
pembelajaran pada umumnya memiliki prinsip-prinsip umum baik yang bersifat
psikologis-paedagogis maupun didaktik-metodik.
Bersifat psikologis-paedagogis adalah yang berkenaan dengan perubahan
perilaku siswa, sedangkan yang bersifat didaktik-metodik adalah yang berkenaan
dengan strategi atau prosedur pembelajaran.

Beberapa prinsip umum psikologis-paedagogis antara lain sebagai berikut.


a) Perbedaan individual anak dalam perkembangan kognitif, sikap dan perilakunya
menuntut perlakuan pembelajaran yang cocok dengan tingkatannya. Misalnya
perlakuan terhadap siswa kelas I tentu harus berbeda dengan perlakuan
terhadap siswa kelas V. Pada tingkat usia kelas I proses berpikir kongkrit lebih
dominan, sedangkan siswa kelas V sudah mulai dapat berpikir abstrak (Piaget
dalam Bell-Gredler : 1986).
b) Motivasi sangat diperlukan dalam belajar baik yang datang dari dalam diri siswa
atau “motivasi instrinsik” maupun yang datang dari luar diri siswa atau motivasi
instrumental. Oleh karena itu pembelajaran harus diawali dengan menumbuhkan
motivasi siswa agar merasa butuh dan mau belajar.
c) Belajar sebagai proses akademis dalam diri individu untuk membangun
pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui transformasi pengalaman. Proses
tersebut dapat dipandang sebagai suatu siklus proses pengalaman kongkrit,
pengamatan mendalam, pemikiran abstrak dan percobaan atau penerapan secara
aktif (active experimentation). (Kolb : 1986).
d) Belajar dari teman seusia atau “peer group” terutama mengenai sikap dan
keterampilan sosial dapat berhasil dengan baik melalui interaksi sosial yang
sengaja dirancang.
e) Pencapaian dampak instructional atau “instructional effects” dan “dampak
pengiring” atau “nurturant effect” menuntut lingkungan dan suasana belajar
yang memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar yang dirancang
dengan baik oleh guru dan terciptanya suasana belajar secara kontekstual.

Implementasi dari prinsip umum psikologis-paedagogis terhadap pembelajaran


adalah munculnya prinsip-prinsip didaktik-metodik sebagai berikut:
a) Penganekaragaman pembelajaran agar dapat melayani perbedaan individual siswa.
b) Pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar agar dapat membangkitkan,
memelihara, dan meningkatkan motivasi siswa.

4
c) Penerapan aneka pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang berpotensi
mengaktifkan siswa dalam keseluruhan siklus proses belajar.
d) Penekanan pada pencapaian dampak instruksional dan dampak pengiring.

Disamping memiliki prinsip umum tersebut di atas, pembelajaran kelas


rangkap memiliki beberapa prinsip khusus seperti berikut:
a) Keserempakan kegiatan belajar-mengajar
Dalam PKR seorang guru dalam waktu yang bersamaan, misalnya dari
pukul 08.00-09.20 (2 jam pelajaran) menangani pembelajaran IPA untuk kelas V
dan IPS kelas VI dalam satu atau dua ruangan secara serempak belajar dibawah
bimbingan seorang guru.
b) Kadar tinggi waktu keaktifan akademik
Waktu keaktifan akademik atau disingkat WKA adalah waktu yang
benar-benar digunakan oleh siswa untuk belajar (membaca, menyimak, menulis,
berlatih keterampilan, berdiskusi). Dengan menerapkan PKR seorang guru dapat
mengurangi lama waktu kosong karena dua kelas ditangani secara serempak.
c) Kontak psikologis guru-murid yang berkelanjutan
Dengan menerapkan PKR interaksi guru-murid baik yang berupa
perhatian, pengarahan, bimbingan pembelajaran, dan monitoring menjadi suatu
proses akan berlangsung secara bervariasi dan terus menerus terutama dalam
PKR dengan satu ruangan. Pemanfaatan sumber belajar yang efisien. Dengan
menerapkan PKR sumber belajar tertulis yang jumlahnya terbatas dapat
digunakan secara bersama-sama.
d) Belajar dari teman sebaya.
e) Penekanan pada pencapaian dampak instruksional dan pengiring.

Proses Pembelajaran yang baik adalah Proses Pembelajaran yang efektif


yang menurut Korweit (1987) ditanda oleh 3 hal sebagai berikut :
1. Sebagian terbesar dari waktu yang tersedia benar-benar digunakan untuk
belajar siswa.
2. Kualitas pembelajaran guru sangat memadai
3. Sebagian terbesar atau seluruh siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan
belajar.

KB. 2 Prinsip-Prinsip Didaktik-Metodik dan Prosedur Dasar PKR

Didaktik berasal dari bahasa latin didasco/didascein, artinya saya


mengajar. Jadi diartikan sebagai ilmu mengajar atau pengetahuan tentang
bagaimana mengajar. Metodik berasal dari bahasa latin yaitu metodos adalah
sebagai cara atau strategi mengajar.

1. Bagaimana mengawali pelajaran


Dalam membuka pelajaran ada empat hal pokok yang harus dilakukan
olehseorang guru dalam PKR, yaitu:

5
a. Menarik perhatian siswa
Menarik perhatian siswa dalam pembelajaran kelas rangkap dapat
dilakukan, seperti memperlihatkan benda, alat, dan gambar yang
berhubungan dengan materi pelajaran. Menimbulkan motivasi

Ada 4 cara yang dapat dilakukan oleh guru PKR, yaitu:


1) Kehangatan dan semangat seorang guru terhadap siswanya Tercermin
dari penampilan yang ceria dan bersahabat, perhatian yang penuh
kesungguhan dan ketulusan, penggunaan bahasa yangsantun dan akrab.
2) Rasa penasaran/ingin tahu siswa
Tercermin dari perhatian siswa pada saat guru berbicara dan suasana
kelas yang semangat untuk bertanya kepada guru.

3) Ide yang bertentangan


Adanya ide atau pendapat yang bertentangan dapat menimbulkan
terjadinya situasi dalam pikiran seseorang yang penuh pertanyaan.
Sehingga menimbulkan dorongan belajar bagi siswa.
4) Minat siswa, Diartikan sebagai rasa tertarik pada sesuatu. Minat
seseorang dapat terpusat pada sesuatu hal yang dirasakan memberi
kepuasan batiniah atau karena bermula dari tuntutan.

b. Memberi acuan belajar


Adapun acuan belajar dalam situasi PKR, yaitu:
1) Tujuan dan batas-batas tugas
2) Langkah-langkah yang akan ditempuh
3) Masalah pokok sebagai pusat perhatian
4) Pertanyaan pemicu belajar

c. Membuat kaitan atau jalinan konseptual


Pada pembukaan pelajaran guru harus membangun kaitan antara materi
melalui cara-cara berikut:
1. Penyampaian pertanyaan apersepsi
2. Perangkuman materi pelajaran yang lalu

2. Bagaimana mengakhiri pelajaran


a. Meninjau kembali
b. Mengadakan evaluasi penguasaan siswa
c. Memberikan tindak lanjut

3. Bagaimana mendorong belajar aktif dan membiasakan belajar mandiri


a. Membimbing diskusi kelompok kecil
Dimana siswa yang ditugasi untuk menjadi ketua kelompok atau tutor
kakak dalam menata diskusi atau kerja kelompok kecil
b. Mengajar kelompok kecil dan perseorangan
c. Mengadakan variasi

6
4. Bagaimana mengelola kelas PKR dengan baik
a. Menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal
1) Menanggapi dengan penuh kepekaan terhadap hal-hal yang
mengganggu jalannya interaksi belajar mengajar
2) Memeratakan perhatian terhadap semua kelompok
3) Memberikan penugasan kepada kelompok dengan jelas
4) Memberikan teguran dengan arif dan bijaksana

b. Mengendalikan kondisi belajar yang optimal


1) Mengajarkan dan memberi contoh perilaku yang baik
2) Menguatkan perilaku yang baik dengan pujian yang wajar
3) Memberi hukuman yang benar dan wajar terhadap perilaku
menyimpang.

KB. 3 Aneka Model Interaksi kelas rangkap dalam PKR

Dalam rangka pelaksanaan PKR , ada beberapa model pembelajaran yang


dapat kita gunakan sesuai dengan kebutuhan. Format atau model pembelajaran
tersebut, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Proses belajar arahan sendiri (PBAS)
2. Proses belajar melalui kerja sama (PBMKS) Yang meliputi berikut ini:
a. Olah-pikir sejoli (OPS)
b. Olah-pikir berebut (OPB)
c. Konsultasi intra kelompok (KIK)
d. Tutorial teman sebaya (TTS)
e. Tutorial lintas kelas (TLK)
f. Diskusi meja bundar (DMB)
g. Tugas diskusi dan resitasi (TDR)
h. Aktivitas tugas tertutup (ATTu)
i. Aktivitas tugas terbuka (ATTa)

Dengan kata lain, seorang guru harus menangani serbaneka atas aneka
ragam hal pada satu saat oleh seorang diri.
Menghadapi keadaan seperti itu anda sebagai guru dituntut untuk dapat:
1. Memelihara disiplin kelas untuk siswa selalu berada dalam tugas belajarnya
dan tidak mengganggu siswa lainnya
2. Menciptakan dan memelihara suasana kelas yang menarik.

3. Selalu sadar dan merasa terikat oleh tujuan belajar yang telah dirumukan
dengan tepat berani mengambil keputusan transaksional.

REFERENSI: Djalil, Aria dkk. (2023). Pembelajaran Kelas Rangkap. Tangeran Selatan:
Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai