Anda di halaman 1dari 24

PEMBELAJARAN

KELAS RANGKAP
MODUL 1
&2
KELOMPOK 1 :
1. DIAN
2. ROHMAWATI
3. SONDANG S.
MODU
L 1 Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap
(PKR)

Apa saja Ciri-ciri PKR itu ?

Bagaimana Proses Pembelajaran yang efektif ?

Apa Saja Model dasar Pengelolaan PKR?


Apa Prinsip DIKDATIK-METODIK dan Prosedur Dasar(PKR)?
Apa peran seorang GURU PKR ?

Apasaja Model Interaksi PKR


Apa yang dimaksud dengan
pembelajaran kelas rangkap (PKR)?

Pembelajaran Kelas Rangkap adalah sebagai suatu bentuk


pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam
satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu yang sama, dan menghadapi
dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda
Mengapa Perlunya pembelajaran
kelas rangkap (PKR) ?
Ada beberapa alasan diperlukannya pembelajaran kelas rangkap
diantaranya ialah:

2.      Alasan Demografis


1.      Alasan Geografis

4.      Terbatasnya
3.      Kurang Guru
Ruang Kelas

5.      Adanya Guru Yang


6.      Alasan Lainnya
Tidak Hadir
Apa tujuan, fungsi dan manfaat

ober 22, 2022


Saturday, Oct
pembelajaran kelas rangkap (PKR)?
 1. Quantity dan equity = memenuhi asas jumlah dan pemerataan.
Caranya dengan mengoptimalkan sumber daya yg ada.
 2. Ekonomis = biaya jauh lebih kecil
 3. Pedagogis
 4. Keamanan
Apa prinsip yang mendasari
pembelajaran kelas rangkap (PKR)?
PKR mengikuti prinsip-prinsip umum (yg sudah di pelajari di
strategi pembelajaran)

PKR memiliki prinsip khusus (4) yaitu:


1. Keserempakan kegiatan pembelajaran:
(Keserempakan ini harus bermutu dan bermakna)
2. Kadar tinggi waktu keaktifan Akademik (WKA)
3. Kontak Psikologis Guru dan murid yang berkelanjutan
4. Pemanfaatan sumber secara efisien.
Peranan Seorang guru PKR

1.Sebagai perancang kurikulum


2.Sebagai administrator
3.Sebagai sumber informasi yang kreatif.
4.Sebagai seorang professional.
5.Sebagai agen pembawa perubahan.
Gambaran PKR yang ideal dan
praktik yang terjadi di lapangan
Pertama, suasana kelas hidup,murid tampak ceria.

Kedua, proses pembelajaran betul – betul berlangsung serempak, lebih – lebih karena murid – murid dari tingkat kelas yang

berbeda duduk bersama dalam satu ruang.

Ketiga, guru memanfaatkan ruang kelas yang ada dengan menciptakan sudut sumber belajar ( walaupun masih amat

sederhana).

Keempat, murid aktif ; disinilah sebenarnya CBSA yang kita inginkan.Murid tidak hanya aktif secara individual, tetapi juga

secara berpasangan.

Kelima, selain menonjolkan asas kooperatif guru juga menyelipkan asas kompetiitf (persaingan) yang sehat

Keenam, belajar pendekatan PKR yang benar itu menyenangkan.

Ketujuh, adanya perhatian khusus bagi anak yang lambat dan cepat.

Kedelapan,guru PKR percaya bahwa sumber belajar tidak hanya diperoleh dari kantor Depdiknas atau Pemerintah Daerah.

Kesembilan, prinsip perangkapan tidak hanya diterjemahkan dalam bentuk mengajar dua tingkat kelas atau labih dalam satu

ruang kelas atau lebih dalam waktu yang bersamaan    ( simultan).

 Kesepuluh, mampu melepaskan diri dari mitos bahwa yang mampu mengajar adalah guru.
Praktik PKR di lapangan masih banyak yang menyimpang dari gambaran PKR
yang ideal. Pembelajaran lebih banyak berlangsung secara bergilir sehingga
banyak waktu yang terbuang.
Pemanfaatan sumber belum maksimal, supervisi guru terhadap belajar murid
masih kurang. Sebagai akibat dari semuanya kadar WKA menjadi rendah,
pembelajaran membosankan, dan tentu saja hasil belajar tidak sesuai harapan.
PKR yg ideal,yg secara terencana menerapkan prinsip-prinsip PKR akan
menyebabkan belajar menjadi menyenangkan dan menantang, guru menjadi
kreatif, murid aktif, iklim kelas ceria, menyenangkan sehingga meningkatkan
kadar WKAshingga hasil belajar meningkat.
Guru PKR IDEAL

Guru PKR yang ideal adalah:

 Mampu berperan sebagai administator


 Perancang kurikulum
 Pembawa pembaruan
 Penasihat
 Profesional
 Kreatif
TAMBAHAN

Pembelajaran Konstruktivisme dan


model Cooperative learning)
a.      Pembelajaran Konstruktivisme
pembelajaran konstruktivisme merupakan satu tehnik
pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk membina
sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan
pengerahuan yang telah ada dalam diri mereka masing-masing
(Nabisi Lapono, dkk, 2010).

b.      Pembelajaran Kooperatif (Cooperative learning)


Strategi pembelajaran kooperatif atau gotong royong
(Cooperative Learning) adalah bentuk pengajaran yang membagi
siswa dalam beberapa kelompok yang bekerjasama antara satu siswa
dengan siswa lainnya untuk memecahkan masalah. trategi kooperatif
ini lebih akrab dengan belajar kelompok. (Rudi Hartono, 2013)
Lanjutan
Arends, menyebutkan paling tidak ada empat pendekatan pembelajaran
kooperatif, penyebab variasi tersebut, ialah STAD (Students Teams Achievement
Divisions), Jigsaw, Penyelidikan kelompok (Group Investigation), dan
pendekatan struktur.

Pendekatan struktural dikembangkan oleh Spencer Kagen, dkk. Pendekatan


ini memberi penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa. Terdapat dua macam struktur PS yang
terkenal (La Iru & Ld. Safiun A., 2012), yaitu numbered-head-togther (NHT)dan
think-pairshare (TPS).
Cara menerapkan PKR dengan Model Cooperative
Learning yang dikaitkan dengan Pembelajaran
Konstruktivisme

1.      Dengan Teori Belajar Konstruktivisme


pembelajaran konstruktivisme adalah satu teknik pembelajaran
yang melibatkan peserta didik untuk membina sendiri secara aktif
pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah ada dalam
diri mereka masing-masing.

2.      Dengan Menggunakan Model Cooperative Learning (CL) pembelajaran


kooperatif ialah bentuk pengajaran yang membagi siswa dalam beberapa
kelompok yang bekerja sama antara satu siswa dengan siswa lainnya untuk
memecahkan masalah. Guru juga mendorong peserta didik untuk belajar secara
kooperatif dalam menyelesaikan suatu masalah atau pokok pikiran yang
berkembang di kelas
MODU
L Model
1 Pengelolaan dan Pembelajaran
Kelas Rangka

Apa Yang Dimaksud Dengan PKR?

Mengapa Perlunya pembelajaran kelas rangkap (PKR)

Apa tujuan, fungsi dan manfaat pembelajaran kelas rangkap (PKR)?


Apa prinsip yg mendasari pembelajaran kelas rangkap (PKR)?
Apa peran seorang GURU PKR ?

Gambaran PKR Ideal dan GURU PKR IDEAL

Cara menerapkan PKR dengan Model Cooperative Learning yang dikaitkan


dengan Pembelajaran Konstruktivisme
Ciri – ciri utama PKR sebagai berikut :

 Seorang guru
 Menghadapi dua kelas atau lebih.
 Satu kelas dengan dua atau beberapa kelompok siswa yang berbeda
kemampuan.
 Untuk membimbing belajar dalam satu mata pelajaran atau lebih.
 Beberapa topik yang berbeda dalam satu mata pelajaran.
 Dalam satu atau lebih dari satu ruangan.
 Pada jam pelajaran yang bersamaan .
Proses pembelajaran yang efektif ditandai oleh 3 hal sebagai berikut :

 Sebagian terbesar dari waktu yang tersedia

benar – benar digunakan untuk belajar siswa.

 Kualitas pembelajaran guru sangat memadai.

 Sebagian terbesar atau seluruh siswa terlibat

secara aktif dlm kegiatan belajar.


Tiga Model Dasar Pengelolaan Pembelajaran Kelas Rangkap

 PKR 221 : Dua kelas, dua mata pelajaran dalam satu ruangan.
 PKR 222 : Dua kelas , dua mata pelajaran dalam dua ruangan.
 PKR 333 : Tiga kelas, tiga mata pelajaran dalam satu ruangan.
PRINSIP DIKDATIK-METODIK
DAN PROSEDUR DASAR PKR
Prinsip-prinsip dikdatik-metodik dan prosedur dasar PKR dalam kegiatan
belajar ini.
 Konsep-konsep Pembelajaran yang relevan perlu diterapkan dalam PKR
sehingga membentuk suatu sistem
 Ketrampilan prosedural pembelajaran, khususnya berkenaan dengan
membuka dan menutup pelajaran, mendorong belajar aktif dan belajar
mandiri, dan mengelola kelas PKR.
Dalam membuka pelajaran ada empat hal pokok
yang harus dilakukan oleh seorang guru yaitu :
1) Menarik perhatian siswa
      

2) Menimbulkan motivasi belajar


      

3) Memberi acuan belajar


      

4) Membuat kaitan materi


      

Keterampilan dasar yang dapat dijadikan latar


pembelajaran dalam PKR adalah keterampilan :

a.Membimbing diskusi kelompok kecil;


b.Mengajar kelompok kecil dan perseorangan;
Untuk dapat menciptakan situasi tersebut
guru seyogyanya terampil dalam hal-hal
berikut:

 Menanggapi dengan penuh kepekaan terhadap hal-hal yang mengganggu


jalannya interaksi belajar-mengajar.
 Memeratakan perhatian terhadap semua kelompok baik secara visual
maupun verbal.
 Memberikan penugasan kepada kelompok dengan jelas sehingga siswa-
siswa memahami tugas dan peranan serta tanggung jawab kegiatan belajar
mengajar.
 Memberi teguran dengan arif dan bijaksana bila melihat terjadinya perilaku
menyimpang dari siswa
 Memberikan penguatan verbal, gestural, kegiatan, kedekatan dan token,
sesuai dengan keperluan dan situasi secara wajar.
Dalam upaya mengatasi perilaku yang menyimpang ada sejumlah teknik
yang dapat dipakai :
1) Mengabaikan sementara yang direncanakan;
      

2) Melakukan campur tangan dengan isyarat;


      

3) Mengawasi dari dekat;


      

4) Menerima perasaan negatif siswa;


      

5) Mendorong siswa mengungkapkan perasaannya;


      

6) Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu;


      

7) Menghilangkan ketegangan dengan humor;


      

8) Mengatasi penyebab gangguan;


      

9) Membatasi secara fisik;


      

10) Menjauhkan pengganggu;


  

Ada tiga hal yang harus dilakukan dalam menutup pelajaran :


a.Meninjau kembali;
b.Mengadakan evaluasi;
c.Memberikan tindak lanjut;
ANEKA MODEL INTERAKSI KELAS RANGKAP
(PKR)

Beberapa model pelajaran yang dapat kita gunakan sesuai dengan


kebutuhan.
1.Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS)
2.Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS) yang meliputi berikut ini :

a. Olah-Pikir Sejoli (OPS).


       

b. Olah-Pikir Berebut (OPB).


      

c. Konsultasi Intra Kelompok (KIK).


       

d. Tutorial Teman Sebaya (TTS).


      

e. Tutorial Lintas Kelas (TLK).


       

f. Diskusi Meja Bundar (DMB).


       

g. Tugas Diskusi dan Resitasi (TDR).


      

h. Aktivitas Tugas Tertutup (ATTu).


      

i. Aktivitas Tugas Terbuka (ATTa).


        
Guru dituntut untuk dapat:

1) Memelihara disiplin kelas untuk memungkinkan setiap siswa selalu


berada dalam tugas belajarnya dan tidak mengganggu siswa lainnya.
2) Menciptakan dan memelihara suasana kelas yang menarik.
3) Selalu sadar dan merasa terikat oleh tujuan belajar yang telah
dirumuskan dengan tepat berani mengambil keputusan transaksional,
yakni keputusan yang diambil pada saat berlangsungnya pembelajaran
demi mencapai hasil belajar siswa yang setinggi-tingginya.
Sekian Materi dari kami
Kelompok 1

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai