Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Cilegon 21 Desember 2021
Nama Mahasiswa
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
Soal 1
Analisis Karakterstik Kelebihan dan kekurangan dari 10 model Pembelajaran, dan mana model
yang paling tepat untuk di terapkan? di sekolah Sd,berikan alasannya!
Jawaban
Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek
sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang digunakan secara
langsung maupun tidak langsung dalam proses pembelajaran. Ada sepuluh model terpadu menurut
Fogarty, dan dibawah ini ada lah kekurangan dan kelebihan dari 10 model pembelajaran yaitu :
1. Model Penggalan (Fragmented)
Kelebihan pembelajaran model ini adalah siswa menguasai secara penuh satu kemampuan
tertentu untuk tiap mata pelajaran, ia ahli dan terampil dalam bidang tertentu. Sedangkan
Kekurangannya adalah Ia belajar hanya pada tempat dan sumber belajar dan kurang mampu
membuat hubungan atau integrasi dengan konsep sejenis.
Model ini lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa dapat
memperoleh pengalaman secara langsung. Dengan pengalaman secara langsung siswa mudah
memahami konsep yang akan dipelajari.
Model keterhubungan atau connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja
diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain,
satu keterampilan dengan keterampilan lain yang dipelajari dalam satu bidang studi. Guru
mengkaitkan pelajaran yang satu dengn yang lainnya sehingga pengalaman belajar peserta didik
lebih luas dan menyeluruh.
Model keterpaduan atau integrated adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan antar mata pelajaran. Menurut fogarty model keterpaduan pembelajaran yang
menggabungkan bidang studi yang tumpang tindih dengan topik, konsep, sikap yang saling
berhubungan di dalam beberapa matapelajaran.
Alasannya Model pembelajaran terpadu dengan menggunakan model jaring laba-laba (webbing),
model keterhubungan (connected), dan model keterpaduan (integrated).dipandang layak untuk
dikembangkan dan mudah dilaksanakan pada pendidikan formal (sekolah dasar)
Soal 2
Buat Sebuah Kegiatan Rancangan pembelajaran Terpadu dari salah satu model sesuai
prosedur atau Tahap/langkah-langkah pembelajaran terpadu.!
Jawaban :
b. Menetukan Tema
Pemilihan tema ini dapat datang dari staf pengajar yaitu guru kelas atau guru bidang studi
dan siswa. Biasanya guru yang memilih tema dasarnya dan dengan musyawarah siswa
memilih unit tema.
1. Tema merupakan perekat antar Kompetensi Dasar.
2. Tema selain relevan dengan Kompetensi Dasar, sebaiknya juga relevan dengan
pengalaman pribadi siswa dalam arti sesuai dengan keadaan lingkungan setempat.
3. Dalam menentukan tema isu sentral yang sedang berkembang saat ini dapat menjadi
prioritas yang dipilih dengan tidak menngabaikan keterkaitan antar Kompetensi Dasar
yang dipetakan.
Tabel 1 : Penjabaran Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas I smtr 1 Sekolah Dasar
Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bilangan
Melakukan Penjumlahan
1.1 Membilang banyak benda
dan pengurangan bilangan
sampai 20
Matematika 2.1 Menentukan waktu (pagi,
Geometri dan pengukuran siang, malam),(hari, jam)
Menggunakan pengukuran 2.2 Mengelompokkan berbagai
waktu dan panjang bangun ruang sederhana (balok,
prisma, tabung, bola dan kerucut)
Mendengarkan
Bahasa Memahami bunyi bahasa,
1.1 Membedakan bunyi bahasa
Indonesia perintah dogeng yang
dilisankan
Berbicara
Mengungkapkan pikiran,
2.1 Memperkenalkan diri sendiri
perasaan dan informasi secara
dengan kalimat sederhana dan
lisan dengan perkenalan dan
berbahasa yang santun.
tegur sapa, pengenalan benda
dan fungsi anggota tubuh
Membaca
3.1 Membaca nyaring suku kata
Memahami teks pendek
dan kata dengan lafal yang tepat
dengan membaca nyaring
Menulis
Menulis permulaan dengan 4.1 Menjiplak berbagai bentuk
menjiplak, menebalkan, gambar, lingkaran dan bentuk
mencontoh, melengkapi, dan huruf
menyalin
Berdasarkan n kompetensi mata pelajaran diatas, maka kompetensi dasar yang akan
pemetaa pada mata dipadukan PKn, IPS, Matematika dan Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
pelajaran
ompetensi Dasar yang dipadukan pada mata pelajaran PKn, IPS, Matematika
Tabel 2 : Pemetaan K dan
Bahasa Indonesia
Matematika IPS PKn Bahasa Indonesia
1. 2. Penentuan Tema
Setelah pemetaan Kompetensi Dasar, langkag berikutnya adalah pemetaan tema. Dalam
menentukan tema harus relevan dengan kompetensi dasar yang telah dipetakan. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam menentukan tema:
1. Tema merupakan perekat antar Kompetensi Dasar.
2. Tema selain relevan dengan Kompetensi Dasar, sebaiknya juga relevan dengan pengalaman
pribadi siswa dalam arti sesuai dengan keadaan lingkungan setempat.
3. Dalam menentukan tema isu sentral yang sedang berkembang saat ini dapat menjadi prioritas
yang dipilih dengan tidak menngabaikan keterkaitan antar Kompetensi Dasar yang dipetakan.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dan memperhatikan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran
IPS, PKn, Matematika dan Bahasa Indonesia maka tema yang akan digunakan dalam
pembelajaran bertemakan “Diri Sendiri” dengan sub tema “Identitas Diri” karena menjadi
perekat antar Kompetensi Dasar.
1. 3. Penjabaran Kompetensi Dasar dalam Indikator
Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Bilangan
Melakukan 1.1.1 Membilang atau
1.1 Membilang
Matematika Penjumlahan dan menghitung secara
banyak benda
pengurangan bilangan urut
sampai 20
1.1.2 Menyebutkan
banyak benda
1.1.3
Membandingkan dua
kumpulan benda
melalui istilah lebih
banyak, lebih sedikit
atau sama banyak
1.1.1 Menyebutkan
nama lengkap dan
nama panggilan
Memahami identitas diri
1.1Mengidentifikasi
dan keluarga, serta sikap 1.1.2 Menyebutkan
IPS identitas diri, keluarga
saling menghormati dalam alamat tempat tinggal
dan kerabat
kemajemukan keluarga
1.1.3 Menyebutkan
nama ayah, ibu dan
saudara dan wali
Berbicara
Mengungkapkan pikiran,
2.1.1 Menyebutkan
perasaan dan informasi 2.1 Memperkenalkan
data diri (nama, kelas,
Bahasa secara lisan dengan diri sendiri dengan
sekolah, dan tempat
Indonesia perkenalan dan tegur sapa, kalimat sederhana dan
tinggal) dengan
pengenalan benda dan bahasa yang santun.
kalimat sederhana
fungsi anggota tubuh
Matematika
– Membilang atau Menghitung secara urut.
– Menyebutkan banyak benda.
PKN
– – Menyebutkan jenis kelamin anggota keluarga
– – Menyebutkan jenis kelamin teman sebangku
Bahasa Indonesia
– Berbicara:
– – Menyebutkan identitas diri dengan kalimat sederhana dengan bahasa yang santun.
– Menanyakan data diri, orang
tua,saudara dan teman sekelas.
IPS
– Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan.
– Menyebutkan alamat tempat tinggal.
– Menyebutkan nama ibu, ayah dan saudara
Diri sendiri
Keterangan
Diagram yang menggambarkan pembelajaran terpadu model webbed dijelaskan antar bidang studi
matematika, IPS, PKN dan Bahasa Indonesia dengan tema ”Diri Sendiri” sub tema ”Identitas Diri”
Soal 3
Buat perencanaan penilain dan format penilaian dalam ranah multi domain dengan prinsip2
pembelajaran terpadu sesuai model yang telah diterapkan!
Jawaban :
1. Ranah Penilaian Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala
upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif
berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal,
memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang
terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud
adalah:
a. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
b. Pemahaman (comprehension)
c. Penerapan (application)
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (syntesis)
f. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
No Tingkatan Deskripsi
1 Pengetahuan Arti: Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi,
nama, peristiwa, tahun, daftar, teori, prosedur,dll.
Contoh kegiatan belajar:
Mengemukakan arti
Menentukan lokasi
Mendriskripsikan sesuatu
Menceritakan apa yang terjadi
Menguraikan apa yang terjadi
2 Pemahaman Arti:pengertian terhadap hubungan antar-faktor, antar
konsep, dan antar data hubungan sebab akibat penarikan
kesimpulan
Contoh kegiatan belajar:
¨ Mengungkapakan gagasan dan pendapat dengan kata-
kata sendiri
¨ Membedakan atau membandingkan
¨ Mengintepretasi data
¨ Mendriskripsikan dengan kata-kata sendiri
¨ Menjelaskan gagasan pokok
¨ Menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri
2) Pemahaman (C2) yaitu kemampuan seseorang untuk memahami tentang sesuatu hal.
Ditandai dengan kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, menentukan,
menginterprestasikan.
Contoh:
1. Siswa mampu merinci peralatan berkemah.
2. Siswa mampu mencontohkan perbuatan yang sesuai dengan tata aturan agama.
3. Siswa mampu membandingkan ukuran bangun datar.
3) Penerapan (C3), yaitu kemampuan berpikir untuk menjaring & menerapkan dengan tepat
tentang teori, prinsip, simbol pada situasi baru/nyata. Ditandai dengan kemampuan
menghubungkan, memilih, mengorganisasikan, memindahkan, menyusun, menggunakan,
menerapkan, mengklasifikasikan, mengubah struktur.
Contoh:
1. Setelah mengikuti pelatihan peserta dapat mencegah jatuhnya korban jiwa saat terjadi
gempa.
2. Siswa dapat mendemonstrasikan cara pencegahan demam berdarah.
4) Analisis (C4), Kemampuan berfikir secara logis dalam meninjau suatu fakta/ objek menjadi
lebih rinci. Ditandai dengan kemampuan membandingkan, menganalisis, menemukan,
mengalokasikan, membedakan, mengkategorikan.
Contoh:
1. Siswa dapat mendeteksi terjadinya kerusakan pada komponen sepeda motor.
2. Peserta dapat menyeleksi buah yang layak dipasarkan.
5) Sintesis (C5), Kemampuan berpikir untuk memadukan konsep-konsep secara logis sehingga
menjadi suatu pola yang baru. Ditandai dengan kemampuan mensintesiskan, menyimpulkan,
menghasilkan, mengembangkan, menghubungkan, mengkhususkan.
Contoh:
1. Siswa dapat mengatur keuangannya sehari-hari.
2. Siswa dapat mengarang puisi sesuai dengan kaidahnya.
3. Siswa dapat mengembangkan model pembelajaran dengan tepat.
6) Evaluasi (C6), Kemampuan berpikir untuk dapat memberikan pertimbangan terhadap sustu
situasi, sistem nilai, metoda, persoalan dan pemecahannya dengan menggunakan tolak ukur
tertentu sebagai patokan.
Contoh:
1. Siswa dapat menyimpulkan isi suatu bacaaan.
2. Siswa dapat menilai keefektifan suatu kalimat.
2. Ranah Penilaian Afektif
Guru melakukan penilaian kompetensi sikap melalui :
a. observasi atau pengamatan perilaku dengan alat lembar pengamatan atau observasi,
b. penilaian diri,
c. penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik,
d. jurnal, dan
e. wawancara dengan pedoman wawancara (pertanyaan-pertanyaan) langsung,
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah
daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa
catatan pendidik dan pada wawancara berupa daftar pertanyaan.
Dalam melakukan penilaian kompetensi sikap dapat melalui observasi, penilaian diri, penilaian
“teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk
melaksanakan observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
Langkah-langkah perencanaan penilaian sikap sebagai berikut:
1) Guru menentukan sikap yang akan diamati di sekolah dengan mengacu pada KI-1 dan KI-2.
2) Guru menentukan indikator sikap. Contoh sikap pada KI-1 dan KI-2 beserta indikatornya dapat
dibaca pada Lampiran 2.
Guru menyusun format penilaian sikap. Format penilaian sikap ini dibuat sedemikian rupa, agar
proses penilaian sikap dapat dilakukan secara mudah dan praktis. contoh format lembar penilaian diri,
penilaian antarteman, dan jurnal peserta didik
Contoh PENILAIAN AFEKTIF (SIKAP)
Lembar observasi Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai afektif peserta didik dalam
melakukan diskusi kelompok. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti. Berilah
skor sesuai dengan kondisi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Nama Kelompok :
Kelas :
3. Ranah Penilaian psikomotorik
Implementasinya dapat dilakukan dengan menggunakan observasiatau pengamatan. Observasisebagai
alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya
suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik.
Misalnya tingkah laku peserta didik ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta
didik dalam simulasi.
Jenis Perangkat Penilaian Psikomotor
Untuk melakukan pengukuran hasil belajar ranah psikomotor, ada dua hal yang perlu dilakukan oleh
pendidik, yaitu membuat soal dan membuat perangkat/ instrumen untuk mengamati unjuk kerja
peserta didik. Soal untuk hasil belajar ranah psikomotor dapat berupa lembar kerja, lembar tugas,
perintah kerja, dan lembar eksperimen. Instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat
berupa lembar observasi atau portofolio.
Lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk mengobservasi keberadaan suatu benda atau
kemunculan aspek-aspek keterampilan yang diamati. Lembar observasi dapat berbentuk daftar
periksa/check list atau skala penilaian (rating scale).
Skala penilaian adalah lembar yang digunakan untuk menilai unjuk kerja peserta didik atau menilai
kualitas pelaksanaan aspek-aspek keterampilan yang diamati dengan skala tertentu, misalnya skala 1 -
5. Portofolio adalah kumpulan pekerjaan peserta didik yang teratur dan berkesinambungan sehingga
peningkatan kemampuan peserta didik dapat diketahui untuk menuju satu kompetensi tertentu.
Penilaian ranah psikomotorik biasanya dilakukan dilakukan dengan tes unjuk kerja atau tes perbuatan
(praktek).
Aspek penilaian psikomotor terdiri dari:
–Meniru (perception)
–Menyusun (manipulating)
–Melakukan dengan prosedur (precision)
–Melakukan dengan baik dan tepat (articulation)
–Melakukan tindakan secara alami (naturalization)
Jawaban :
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda
tertentu dan kualitas produk tersebut. Jadi dalam penilaian produk terdapat dua tahapan penilaian
yaitu :
(1) Penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta prosedur kerja siswa;
(2) Penilaian tentang kualitas teknis maupun estetik hasil karya/kerja siswa.
Produk kerja siswa yang bisa saja terbuat dari kain, kertas, metal, kayu, plastik, keramik, dan hasil
karya seni seperti lukisan, gambar, dan patung. Hasil kerja yang berupa aransemen musik,
koreografi.
Contoh keterampilan siswa yang dapat dinilai pada waktu proses pembuatan suatu produk.
1. Tahap persiapan: keterampilan siswa untuk membuat perencanaan, kemampuan siswa untuk
merancang suatu produk, atau kemampuan siswa untuk menggali dan mengembangkan suatu ide.
2. Tahap produksi: kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahan, peralatan, dan teknik kerja.
3. Tahap akhir: kemampuan siswa untuk menghasilkan produk yang memenuhi kriteria (fungsi dan
aestetika); kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.
Perencanaan Dalam Menilai Produk
Pada waktu melakukan penilaian produk, guru harus menentukan dulu produk yang mana saja yang
akan dijadikan dasar dalam menentukan tingkat kompetensi siswa. Berikut ini kriteria yang dapat
digunakan untuk menentukan hasil kerja yang akan dipilih guru untuk penilaian.
Jumlah dan objektivitas hasil kerja.
Semakin banyak hasil kerja yang dinilai untuk masing-masing kompetensi maka kesimpulan yang
dihasilkan akan semakin handal. Untuk memperoleh penilaian hasil kerja yang handal biasanya
digunakan portofolio kerja siswa. Penilaian hasil kerja yang objektif adalah penilaian yang tidak
dipengaruhi oleh jenis dan bentuk produk, serta tidak dipengaruhi oleh guru yang menilai.
Terdapat beberapa strategi untuk memastikan keadilan dan kehandalan penilaian hasil kerja, antara
lain sebagai berikut:
a. Menggunakan berbagai produk untuk menilai satu kompetensi. Agar hasil penilaian dapat
memberikan kesimpulan tentang tingkat kompetensi siswa secara akurat maka penilaian harus
didasarkan pada beberapa produk (seperti portofolio), dan bukan hanya berdasar pada satu hasil
kerja.
b. Membuat rincian yang cukup detail tentang produk yang akan dinilai.
c. Menyusun kriteria penilaian secara jelas dan rinci. Rincian tentang aspek, kompetensi, langkah,
kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara eksplisit dan disertai nilainya supaya siswa
memahami keterampilan atau kompetensi apa saja yang dinilai dari dirinya.
Sebaiknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut:
o Menentukan kompetensi yang akan diamati dan bagaimana mengamati-nya. Misalnya guru akan
mengamati kemampuan siswa mengorganisasi dan menerapkan prosedur kerja yang benar maka
hal-hal yang diamati adalah kerapian ruang kerja siswa, penggunaan alat secara aman, dan
penerapan prinsip-prinsip kenyaman-an ergonomik dalam kerja.
o Menentukan secara sistematis siswa yang akan diamati karena guru tidak mungkin mengamati
seluruh siswa dalam satu kali kegiatan belajar mengajar. Dengan cara bergantian tersebut semua
siswa akhirnya akan dapat diamati daripada mengamati seluruh siswa dalam satu kegiatan. Cara
seperti itu akan mengakibatkan ada beberapa siswa yang tidak teramati dengan benar.