Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.2 Genap (2023.1)

Nama Mahasiswa : Wa Ode Feni Suriani


Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 859745283

Tanggal Lahir : 19 DESEMBER 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4302/PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

Kode/Nama Program Studi : PGSD

Kode/Nama UPBJJ : 83/KENDARI

Hari/Tanggal UAS THE : SABTU / 08 JULI 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Wa Ode Feni Suriani


NIM : 859745283
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4302/PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
Fakultas : FKIP
Program Studi : PGSD
UPBJJ-UT : 83/ KENDARI

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari
aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan
mengakuinya sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS
THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan
dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Wanci , 08 Juli 2023
Yang Membuat Pernyataan

Wa Ode Feni Suriani


1. Berikut adalah beberapa alasan diterapkannya PKR dalam konteks tersebut:
a. Minimnya akses transportasi dan jarak yang jauh. Dalam kondisi seperti ini, sulit bagi
guru-guru untuk mengajar disetiap sekolah secara terpisah.dengan menerapkan PKR
guru dapat mngajar dibeberapa sekolah dalam waktu yang lebih efisien. Hal ini
memungkinkan guru untuk mencakup area yang lebih luas dengan sumber daya yang
terbatas.
b. Kondisi bangunan sekolah yang tidak layak. Dalam situasi ini, PKR dapat membantu
memaksimalkan pemanfaatan ruang yang tersedia. Dengan menggabungkan beberapa
kelas dalam satu ruangan yang masih layak digunakan.
c. Kurangny jumlah guru dibandingkan jumlah kelas. Salah satu faktor penyebab
kurangnya jumlah guru adalah minimnya minat guru yang siap ditugaskan didaerah
terpencil. Dengan memanfaatkan PKR, guru dapat memberikan pembelajaran kepada
beberapa kelas secara bergantian dalam satu waktu. Hal ini membantu mengatasi
kekurangan jumlah guru dengan tetap memastikan adanya kegiatan pembelajaran
yang belangsung.
2.
a) Berdasarkan kasus Bu Ratih, model PKR yang paling sesuai adalah Model Flippping
Classroom. Model ini paling ideal karena memungkinkan Bu Ratih untuk
memberikan pengajaran kepada dua kelas sekaligus dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang fleksibel.
b) Bagan pengelolaan kelas Bu Ratih dalam model Flipping Classroom selama 80 menit.
No. Kegiatan Waktu
1. Bu Ratih memberikan pengantar singkat tentang topik matematika "Skala 0-10 Menit
Pada Denah" dan memastikan siswa telah menonton atau mempelajari
materi pra-kelas yang disediakan.
2. Bu Ratih mengorganisir kegiatan kelompok kecil di mana siswa bekerja 10-20 Menit
dalam kelompok untuk mempraktikkan penerapan skala pada denah. Bu
Ratih berkeliling untuk memberikan bimbingan dan mendukung siswa.
3. Diskusi kelompok besar, Bu Ratih meminta siswa untuk berbagi temuan 20-30 Menit
dan pemahaman mereka tentang penerapan skala pada denah. Siswa dapat
bertanya dan berdiskusi tentang masalah yang mereka hadapi.
4. Pemberian Tugas, Bu Ratih memberikan tugas individu kepada siswa 30-40 Menit
yang mencakup soal-soal latihan dan pemecahan masalah terkait skala
pada denah. Bu Ratih memberikan petunjuk tentang bagaimana siswa
dapat menggunakan rumus atau teknik yang relevan.
5. Siswa mengerjakan tugas individu mereka. Bu Ratih tersedia untuk 40-60 Menit
memberikan bimbingan langsung kepada siswa yang membutuhkan
bantuan tambahan.
6. Diskusi kelompok besar tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri 60-80 Menit
dengan lingkungan. Bu Ratih memfasilitasi diskusi, mendorong siswa
untuk berbagi contoh dan membangun pemahaman yang lebih dalam.
3.
a. Alasan penggunaan model Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) ditinjau dari tujuan
dan peran guru adalah sebagai berikut:
 Tujuan Pembelajaran Mandiri:
Model PBAS bertujuan untuk mengembangkan kemandirian dan tanggung jawab
belajar siswa. Dalam model ini, siswa diberikan kesempatan untuk mengelola
waktu, sumber daya, dan proses pembelajaran mereka sendiri. Mereka belajar
untuk mengatur diri sendiri, mencari informasi, dan memecahkan masalah secara
mandiri. Tujuan utama PBAS adalah membantu siswa menjadi pembelajar yang
aktif, kritis, dan mandiri.
 Pengembangan Kemampuan Belajar:
Dalam model PBAS, siswa diajak untuk mengembangkan kemampuan belajar
yang lebih efektif dan efisien. Mereka belajar bagaimana mengatur diri sendiri,
mengatur waktu, merencanakan pembelajaran, dan memantau kemajuan belajar
mereka. Dengan demikian, model PBAS memfokuskan pada pengembangan
keterampilan metakognitif siswa, yang membantu mereka menjadi pembelajar
yang lebih baik dalam jangka panjang.
 Pemenuhan Kebutuhan Individu:
Model PBAS memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan, gaya
belajar, dan minat mereka sendiri. Siswa memiliki kesempatan untuk memilih
materi yang ingin mereka pelajari, mengeksplorasi topik dengan lebih mendalam,
atau bekerja pada tingkat yang sesuai dengan kemampuan mereka. Guru berperan
sebagai fasilitator dan penasihat yang membantu siswa menentukan tujuan
pembelajaran mereka sendiri, memberikan arahan, dan memberikan umpan balik
yang dibutuhkan.
 Guru sebagai Fasilitator Pembelajaran:
Dalam model PBAS, peran guru bergeser dari pengajar yang dominan menjadi
fasilitator pembelajaran. Guru memberikan arahan awal, menyediakan sumber
daya pembelajaran, membantu siswa dalam pengaturan tujuan dan pembuatan
rencana pembelajaran, serta memberikan umpan balik yang konstruktif. Guru juga
berfungsi sebagai sumber inspirasi dan motivasi bagi siswa, mendukung mereka
dalam mengatasi hambatan belajar, dan mendorong refleksi diri.
b. Alasan penggunaan model Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS) tipe Olah-
Pikir Sejoli (OPS) ditinjau dari tujuan dan peran guru adalah sebagai berikut:
 Tujuan Pembelajaran Kolaboratif:
Model PBMKS OPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kerja sama
dan kolaborasi siswa dalam pembelajaran. Melalui kerja sama dalam kelompok
atau pasangan, siswa dapat saling belajar, bertukar informasi, dan membangun
pengetahuan secara bersama-sama. Tujuan utama PBMKS OPS adalah membantu
siswa menjadi pembelajar yang mampu berkolaborasi, menghargai perbedaan,
dan bekerja secara efektif dalam tim.
 Pembelajaran Aktif dan Konstruktif:
Dalam model PBMKS OPS, siswa secara aktif terlibat dalam berbagai kegiatan
diskusi, tanya jawab, pemecahan masalah, dan pembelajaran berbasis proyek.
Mereka bekerja bersama untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam dan
membangun pengetahuan secara bersama-sama. Model ini memungkinkan siswa
untuk mengembangkan pemikiran kritis, keterampilan komunikasi, dan
kemampuan bekerja dalam tim.
 Diversitas dan Keberagaman:
Model PBMKS OPS mendorong keragaman dan keberagaman dalam kelompok
atau pasangan kerja sama. Siswa dengan latar belakang, keahlian, dan pendekatan
berbeda dapat saling melengkapi dan belajar satu sama lain. Dalam proses ini,
siswa juga belajar menghargai perbedaan, beradaptasi, dan bekerja secara efektif
dalam tim yang terdiri dari anggota dengan keahlian dan latar belakang yang
beragam.
 Guru sebagai Pembimbing dan Fasilitator:
Dalam model PBMKS OPS, peran guru adalah sebagai pembimbing dan
fasilitator pembelajaran. Guru memberikan arahan awal, menyediakan materi dan
sumber daya yang relevan, serta membantu dalam membentuk kelompok atau
pasangan kerja sama yang efektif. Guru memberikan dukungan dan bimbingan
kepada siswa dalam proses pembelajaran, memfasilitasi diskusi, mengelola
waktu, dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
c. Alasan penggunaan model Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS) tipe Tutorial
Teman Sebaya (TTS) ditinjau dari tujuan dan peran guru adalah sebagai berikut:
 Tujuan Pembelajaran Kolaboratif:
Model PBMKS TTS bertujuan untuk mendorong kolaborasi dan interaksi antara
siswa dalam proses pembelajaran. Melalui tutor teman sebaya, siswa dapat saling
membantu dan mendukung satu sama lain dalam pemahaman materi pelajaran.
Tujuan utama PBMKS TTS adalah memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan
meningkatkan pemahaman siswa melalui interaksi antar siswa.
 Pembelajaran Aktif dan Konstruktif:
Dalam model PBMKS TTS, siswa secara aktif terlibat dalam membantu dan
mengajar teman sebaya mereka. Mereka membangun pengetahuan mereka sendiri
dengan menjelaskan konsep, memberikan contoh, atau merangkum materi kepada
teman sebaya. Model ini mendorong siswa untuk berpikir secara mendalam,
mengorganisasi informasi dengan baik, dan mengembangkan keterampilan
mengajar yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.
 Peningkatan Keterampilan Sosial:
Model PBMKS TTS membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan sosial
yang penting, seperti kemampuan berkomunikasi, empati, dan kerjasama. Siswa
belajar untuk memahami perspektif teman sebaya mereka, mengenali kebutuhan
individu, dan menyampaikan informasi dengan cara yang efektif. Melalui
interaksi tutor teman sebaya, siswa juga mengembangkan keterampilan
mendengarkan dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
 Guru sebagai Pendukung danFasilitator:
Dalam model PBMKS TTS, peran guru adalah sebagai pendukung dan fasilitator
pembelajaran. Guru memberikan arahan awal, memberi contoh, dan memberikan
pedoman kepada siswa dalam menjalankan peran tutor teman sebaya. Guru juga
memberikan pemantauan dan umpan balik yang relevan kepada siswa untuk
memastikan kualitas pembelajaran yang efektif.
 Peningkatan Kepercayaan Diri dan Motivasi:
Dalam model PBMKS TTS, siswa yang bertindak sebagai tutor teman sebaya
dapat merasa lebih percaya diri dan termotivasi karena mereka memiliki
kesempatan untuk mengajar dan membantu teman sekelas mereka. Hal ini
membantu dalam membangun kepercayaan diri, meningkatkan pemahaman
mereka sendiri, dan memperkuat rasa tanggung jawab terhadap pembelajaran.
Dengan menggunakan model PBMKS tipe TTS, tujuan pembelajaran yang
berorientasi pada kolaborasi, pembelajaran aktif, pengembangan keterampilan
sosial, dan peningkatan kepercayaan diri dapat tercapai. Guru berperan sebagai
pendukung dan fasilitator yang membantu siswa dalam berinteraksi, mengajar,
dan memastikan kualitas pembelajaran yang baik antara tutor teman sebaya dan
penerima bantuan.
4.
a) Dalam rancangan pembelajaran Pak Roni, terdapat indikator yang jelas untuk masing-
masing muatan pembelajaran, seperti memahami kata sapaan dan ciri-cirinya, serta
mengenal kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga. Tujuan pembelajaran yang
ditetapkan pun lengkap, memastikan siswa mampu mencapai kompetensi yang
diharapkan. Dengan adanya rancangan yang baik, siswa akan mengembangkan
pemahaman yang lebih baik dalam Bahasa Indonesia dan PPKn.
b)
c) Tujuan pembelajaran yang ditetapkan pun lengkap, memastikan siswa mampu
mencapai kompetensi yang diharapkan. Dengan adanya rancangan yang baik, siswa
akan mengembangkan pemahaman yang lebih baik dalam Bahasa
Indonesia dan PPKn.
Tujuan Pembelajaran PPKn:
 Siswa dapat mengidentifikasi kewajiban yang harus dilakukan sebagai anggota
keluarga.
 Siswa dapat menjelaskan hak-hak yang dimiliki sebagai anggota keluarga
d) Pengalaman belajar dengan alokasi waktu 2 jam
 Kegiatan Pendahulua
Pak Roni memperkenalkan konsep kata sapaan dalam bahasa Indonesia dan
membahas pengertian dan contohnya.
Pak Roni meminta siswa untuk berdiskusi dalam kelompok kecil tentang peran
mereka sebagai anggota keluarga dan apa yang mereka ketahui tentang kewajiban
dan hak-hak dalam keluarga.
 Kegiatan Inti
Pak Roni membagikan dongeng kepada siswa dan meminta mereka untuk mencari
dan mengidentifikasi kata sapaan dalam teks tersebut secara individu.
Siswa berdiskusi dalam kelompok kecil untuk membandingkan hasil identifikasi
kata sapaan dan ciri-cirinya.
Pak Roni memfasilitasi diskusi kelas mengenai kata sapaan dan ciri-cirinya, serta
memberikan contoh-contoh tambahan.
 Kegiatan Penutup
Siswa diminta untuk membuat daftar kewajiban sebagai anggota keluarga dan
hak-hak yang mereka miliki.
Beberapa siswa dipilih untuk berbagi daftar mereka di depan kelas.
Pak Roni menyimpulkan pelajaran dengan mengingatkan siswa tentang
pentingnya memahami kata sapaan dan memahami kewajiban serta hak-hak
sebagai anggota keluarga.
Penting untuk dicatat bahwa rancangan pengalaman belajar ini hanya merupakan
contoh dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa

Anda mungkin juga menyukai