Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.2 Genap (2023.1)

Nama Mahasiswa
: AMALIA SYAFITRI
Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 856063966

Tanggal Lahir : 13 MEI 1991

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK 4302/ Pembelajaran Kelas Rangkap

Kode/Nama Program Studi : 119/PGSD S1

Kode/Nama UPBJJ : 12/MEDAN

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu, 8 Juli 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : AMALIA SYAFITRI


NIM : 856063966
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK 4302/ Pembelajaran Kelas Rangkap
Fakultas : FKIP
Program Studi : PGSD S1
UPBJJ-UT : MEDAN

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Medan, 8 Juli 2023

Yang Membuat Pernyataan

AMALIA SYAFITRI
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Mengacu pada situasi pada soal nomor 1, hasil Analisa saya tentang alasan diberlakukannya
Pembelajaran kelas rangkap (PKR) yaitu:
- Alasan geografis
Sebab, Indonesia dengan ribuan pulau yang tersebar menyebabkan di daerah pedalaman, sarana
transportasi menjadi salah satu hal yang menyulitkan bagi guru maupun siswa. Hal ini tentu dapat
menyebabkan guru maupun siswa tidak banyak yang mau ke sekolah di daerah pedalaman sehingga
ruang kelas menjadi kekurangan guru dan siswa. Dengan jumlah siswa yang sedikit dan tingkat kelas
yang bervariasi, serta jumlah guru yang terbatas pula, menyebabkan PKR ini menjadi sangat
diperlukan.

- Alasan terbatasnya ruang kelas


Dengan kondisi bangunan sekolah yang tidak layak untuk digunakan atau bahkan mengalami
kerusakan parah sehingga ruang kelas yang semestinya dapat difungsikan menjadi penghalang dan
mengurangi jumlah ruang kelas yang tersedia untuk proses belajar mengajar. Tentu guru harus
mengambil Langkah yaitu menerapkan PKR dengan model Pembelajaran yang tepat.

- Kurang guru
Walaupun jumlah guru Indonesia secara keseluruhan mencukupi, namun sulit mencari guru yang
dengan suka cita siap mengajar di daerah terpencil. Jumlah guru yang tersedia oleh pemerintah
maupun swasta tentu lebih banyak yang memilih daerah dengan kemudahan sarana dan prasarana
sekolah tersebut. Ditambah, di daerah terpencil, kebutuhan yang tak jarang lebih mahal dari daerah
di perkotaan. Maka dari itu, Pembelajaran Kelas Rangkap perlu diterapkan agar semua siswa
mendapat hak mengenyam Pendidikan yang sama seperti anak di daerah yang lain yang
berkecukupan guru.

2a. menurut saya, model PKR paling ideal untuk kasus pada soal yaitu model 222. Yaitu, 2 kelas, 2
mata pelajaran, 2 ruangan. Sebab kondisi jumlah siswa lebih dari 20 orang, yang tidak mungkin
diitampung dalam satu ruangan. Penerapan ini mempunyai dampak antara lain, perhatian tatap muka
sebagai wahana pedagogis control guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus karena guru
harus terus menerus karena masing-masing kelas harus menunggu guru secara fisik.

2b. Rancangan pengelolaan kelas bu Ratih yaitu:

MODEL PKR 222


DUA KELAS-DUA MATA PELAJARAN-DUA RUANGAN

Langkah Waktu
Kelas V KELAS VI
1. Pendahuluan (10 menit)
Matematika : Skala Pada Ipa : Cara Makhluk Hidup
Denah Menyesuai Diri Dengan
Lingkungan

pengantar dan pengarahan umum diberikan secara bersama dalam dua


ruangan yang berhubungan , penjelasan skenario dan hasil belajar Masing-
masing Tingkatan Kelas

2. Pendahuluan (15 menit) Penjelasan Guru Kegiatan Individual

3. Kegiatan Inti I (15 menit) Tanya Jawab Kegiatan Individual


Guru – Murid (OPD)

4. Kegiatan Inti II (15 menit) Kerja Individual Tanya jawab


Guru - murid

5. Kegiatan Inti III (15 menit) Kerja Individual Tanya jawab


Guru – murid

6. Penutup (10 menit) Review Umum, Pergantian, Penguatan, Tindak Lanjut Tugas, Pengantar
Jam Pelajaran Berikutnya

3a. Alasan penggunaan model PBAS yaitu:


Penggunaan model Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) dalam pembelajaran memiliki alasan yang
berkaitan dengan tujuan pembelajaran dan peran guru. Model PBAS bertujuan untuk mengembangkan
tanggung jawab dan kemandirian peserta didik. Dalam model ini, peserta didik diberikan kesempatan
untuk dapat mengatur waktu, sumber daya yang dibutuhkan dan proses belajar yang mereka jalankan.
Jadi, tujuan model PBAS yaitu :
• Membuat Siswa belajar untuk mengatur diri sendiri, mencari informasi dan menemukan solusi
secara mandiri.
• Membuat siswa menjadi pembelajar yang aktif, kritis dan mandiri dalam Pengembangan
Kemampuan Belajar.
• Membuat peserta didik mengembangkan kemampuan belajar yang lebih efektif dan efisien karena
mereka harus belajar bagaimana mengatur diri sendiri, mengatur waktu, merencanakan
pembelajaran dan memantau kemajuan belajar mereka
• Dengan demikian, model PBAS memfokuskan pada perkembangan keterampilan peserta didik, yang
dapat membantu mereka menjadi pembelajar yang lebih baik dalam jangka waktu yang panjang.
• memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, gaya belajar, dan minat
mereka sendiri. Peserta didik memiliki kesempatan untuk dapat memilih materi yang ingin mereka
pelajari, mengeksplorasi topik belajar dengan lebih mendalam, bekerja pada tingkat yang sesuai
dengan kemampuan mereka.

Peran guru dalam model Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) yaitu:

• Guru sebagai fasilitator dan penasehat yang membantu peserta didik menetukan tujuan
pembelajaran mereka sendiri, memberikan arahan, dan memberikan umpan balik yang dibutuhkan
peserta didik.
• Guru sebagai Fasilitator Pembelajaran
Dalam model PBAS peran guru bergeser dari pengajar yang dominan menjadi fasilitator
pembelajaran. Guru memberikan arahan awal, menyediakan sumber belajar, membantu siswa
dalam pengaturan tujuan dan pembuatan rencana pembelajaran, serta memberikan umpan balik
yang konstruktif. Guru juga berfungsi sebagai sumber inspirasi dan motivasi bagi peserta didik,
mendukung mereka dalam mengatasi hambatan belajar, dan mendorong refleksi diri.

b. Alasan penggunaan model PBMKS tipe Olah-Pikir Sejoli (OPS) :


• Tujuan Pembelajaran Kolaboratif. Dalam model PBMKS OPS bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan kerja sama dan kolabarsi antar peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Melalui kerja sama dalam kelompok, peserta didik dapat saling belajar,
bertukar informasi, dan membangun pengetahuan secara bersama-sama. Tujuan utama
PBMKS OPS adalah membantu peserta didik menjadi pembelajar yang mampu
berkolaborasi, menghargai perbedaan, dan bekerja secara efektif dalam suatu tim.
• Pembelajaran Aktif dan Konstruktif. Dalam model PBMKS OPS ini, peserta didik secara aktif
terlibat dalam berbagai kegiatan diskusi, Tanya jawab, pemecahan masalah, dan
pembelajaran berbasis proyek. Mereka bekerja sama untuk mencapai pemahaman yang
lebih dalam dan mebangun pengetahuan secara bersama-sama. Dalam model ini
memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan pemikiran kritis, keterampilan
berkomunikasi, dan kemampuan bekerja dalam tim.
• Diversitas dan Keberagaman. Dalam model PBMKS OPS ini mendorong keragaman dalam
kelompok. Peserta didik dengan latar belakang, keahlian dan pendekatan yang berbeda
dapat saling melengkapi dan belajar dalam satu sama lain. Dalam proses ini, peserta didik
juga belajar menghargai perbedaan, beradaptasi dan bekerja secara efektif dalam tim.

Adapun tujuan model PBMKS tipe Olah-Pikir Sejoli (OPS) adalah:


• Guru sebagai Pembimbing dan Fasilitator. Dalam model PBMKS OPS ini, peran guru sebagai
pembimbing dan fasilitator pembelajaran. Guru memberikan arahan awal , menyediakan
materi dan sumber belajar yang relevan, serta membantu dalam membentuk kelompok
yang efektif. Guru memberikan dukungan dan bimbingan kepada peserta didik dalam proses
pembelajaran, memfasilitasi diskusi, mengelola waktu dan memberikan umpan balik yang
konstruktif.
• Pengembangan Keterampilan Sosial. Dalam model PBMKS OPS ini, membantu peserta didik
dalam mengembangkan keterampilan sosial yang penting, seperti kemampuan
berkomunikasi, bekerja dalam tim, memecahkan masalah secara bersama-sama dan
berkolaborasi. Peserta didik belajar menghargai pendapat orang lain, menghargai
perbedaan, bernegosiasi, dan mencapai konsesnsus dalam mengambil keputusan. Guru
mendukung peserta didik dalam mengembangkan keterampilan sosial ini melalui panduan
dan umpan balik yang relevan.

c. Alasan penggunaan model PBMKS tipe Tutorial Teman Sebaya (TTS) yaitu
Tujuan Pembelajaran Kolaboratif adalahberikut ini:

• Dalam model PBMKS TTS ini, bertujuan mendorong kolaborasi dan interaksi antar peserta
didik dalam proses pembelajaran. Melalui tutor teman sebaya, peserta didik dapat saling
membantu dan mendukung satu sama lain dalam pemahaman materi pelajaran. Tujuan
utama PBMKS TTS ini adalah memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan meningkatkan
pemahaman siswa melalui interaksi antar siswa.
• Pembelajaran Aktif dan Konstruktif. Dalam model PBMKS TTS ini, peserta didik terlibat
secara aktif dalam membantu dan mengajar teman sebaya mereka. Mereka membangun
pengetahuan mereka sendiri dengan menjelaskan konsep, memberikan contoh atau
merangkum materi kepada teman sebayanya. Model ini mendorong peserta didik untuk
berpikir secara mendalam, mengorganisasi informasi dengan baik, dan mengembangkan
keterampilan mengajar yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.
• Peningkatan Kemampuan Sosial. Dalam model PBMKS TTS ini, membantu peserta didik
dalam mengembangkan keterampilan sosial yang penting, seperti kemampuan
berkomunikasi, empati dan kerja sama. Peserta didik belajar untuk memahami perspektif
teman sebaya mereka, memahami kebutuhan individu, dan menyampaikan informasi
dengan cara yang efektif. Melalui interaksi tutor teman sebaya peserta didik juga
mengembangkan keterampilan mendengarkan dan memberikan umpan balik yang
konstruktif.

Adapun, peran guru dalam model PBMKS TTS ini yaitu:

• Guru sebagai Pendukung Fasilitator. Dalam model PBMKS TTS ini, peran guru adalah sebagai
pendukung dan fasilitator pembelajaran. Guru memberikan arahan awal, memberi contoh,
dan memberikan pedoman kepada peserta didik dalam menjalankan peran sebagai tutor
teman sebaya. Guru juga memantau dan memberikan umpan balik yang relevan kepada
siswa untuk memastikan kualitas pembelajaran yang efektif.
• Guru sebagai supervisor dalam Peningkatan Kepercayaan Diri dan Motivasi. Dalam model
PBMKS TTS ini, peserta didik yang bertindak sebagai tutor teman sebaya, dapat merasa lebih
percaya diri dan termotivasi karena mereka memiliki kesempatan untuk mengajar dan
membantu teman sekelas mereka. Hal ini membantu peserta didik membangun
kepercayaan diri, meningkatkan pemahaman mereka sendiri, dan memperkuat rasa
tanggung jawab terhadap pembelajaran.

4. a. Tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh Pak Roni, rancangan PKR nya sudah cukup baik
berikut alasannya :
▪ Indikator pelajaran Bahasa Indonesianya cukup jelas menggambarkan apa yang diharapkan kepada
siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Memahami kata sapaan dan ciri-cirinya merupakan
hal yang relevan dengan KD yang telah ditetapkan.
▪ Tujuan pembelajaran bahasa Indonesianya sudah sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
Tujuannya daripada Pembelajaran Bahasa Indonesia yakni memberikan arah yang jelas mengenai
apa yang ingin dicapai oleh siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Tujuannya terukur dan terarah
membantu memfokuskan upaya pembelajaran.
▪ Indikator pelajaran PPKn sudah mencerminkan substansi KD PPKn yang telah ditetapkan.
Indikatornya dapat diobservasi dan dinilai dengan jelas.
▪ Tujuan pembelajaran PPKn sudah mencerminkan indikator yang telah ditetapkan. Tujuannya
memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang ingin dicapai oleh siswa dalam pembelajaran
PPKn. Tujuan pembelajaran yang terukur dan terarah membantu mengarahkan kegiatan
pembelajaran dengan tepat.

b. Rumusan indikator mengacu pada KD yang telah ditetapkan :


• Indikator Bahasa Indonesia :
- Menemukan kata sapaan dalam dongeng
- Menuliskan kata sapaan

• Indikator PPkn :
- Memahami kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga berkaitan dengan makanan
- Menelaah gambar yang mencerminkan kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dalam hal
berpakaian.

c. Rumusan tujuan pembelajaran mengacu pada KD yang telah ditetapkan :


• Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia :
- Siswa mampu menemukan kata sapaan dalam dongeng dengan benar
- Siswa dapat menulis kalimat menggunakan kata sapaan pada dongeng dengan tepat.

• Tujuan Pembelajaran PPKn :


- Setelah mengamati teks, siswa dapat mengidentifikasi kewajiban dan hak sebagai anggota
keluarga berkaitan dengan makanan dengan tepat.
- Setelah kegiatan mengamati gambar pakaian yang tidak terawat, siswa mampu menelaah
dampak dari tidak melaksanakan kewajiban sebagai anggota keluarga berkaitan dengan pakaian
dan menetukan kalimat saran yang sesuai untuk penyelesaiannya.

d. Rancangan kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Kelas 2 Kegiatan Kelas 2


Bahasa Indonesia PKn
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
1. Salam
2. Do’a
3. Presensi
4. Apersepsi berupa : Memberikan gambaran tentang kegiatan pembelajaran
Menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti (45 Menit)
1 Membacakan sebuah dongeng, dan Menampilkan beberapa gambar anggota
meminta siswa mendengarkan keluarga
2. Membacakan dongeng sekali lagi secara Membacakan teks tentang kegiatan
bergantian oleh siswa. anggota keluarga tentang makanan 4
sehat 5 sempurna
3. Meminta siswa menemukan kata sapaan Menampilkan gambar tentang kegiatan
dari dongeng yang telah dibacakan anggota keluarga tentang pakaian yang
terawat
4 Meminta siswa untuk menuliskan kata Meminta siswa untuk menuliskan tugas
sapaan yang telah ditemukan setiap anggota keluarga
Kegiatan Penutup (15 menit)
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang kurang dipahami.
2. Menyimpulkan materi pelajaran
3. Memberikan tindak lanjut berupa penugasan kepada siswa
4. Menyampaikan materi pelajaran pada jam berikutnya
5. Berdo’a bersama dan mengucap salam sembari menutup pelajaran

------------------------------------------------------------S E L E S A I ------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai