Anda di halaman 1dari 7

KEMENTRIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI RI,

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ UT JAKARTA
PRORAM PENDAS MASA REGISTRASI 2019

Nama Mata Kuliah :PEMBELAJARAN Masa Registrasi : 2023.1


KELAS RANGKAP
Program Study : S1 PGSD
Kode Mata Kuliah : PDGK4302
Nama Mahasiswa : Aye Ekaryati
Tutor/ Dosen : Dr. Arisno, S.Pd.
MM
NIM : 857063905

1. Jelaskan secara singkat alasan-alasan mengapa pembelajaran kelas rangkap perlu


dipelajari di era digital ini? Berikan contoh kasus yang dapat Saudara ambil di
berita untuk menjelaskan salah satu alasan tersebut!

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa pembelajaran kelas rangkap
merupakan suatu kajian strategi pembelajaran, yang menjadi pilihan dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Pembelajaran kelas rangkap yang disingkat (PKR) relatif baru di
dalam dunia pendidikan dan tidak banyak sekolah yang melaksanakan PKR ini.
Sedangkan pengertian pembelajaran kelas rangkap sesungguhnya adalah dimana seorang
guru atau sekelompok guru mengelola kelas, yang terdapat berbagai siswa dari tingkatan
kelas yang berbeda atau usia yang bervariasi dengan kemampuan yang bervariasi pula
dalam satu ruangan untuk tujuan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Di negara Indonesia sendiri alasan dilakukannya Pembelajaran Kelas Rangkap


(PKR) tidak hanya karena faktor kekurangan guru. PKR juga sering diterapkan karena
alasan letak geografis yang sulit dijangkau, ruangan kelas terbatas, kekurangan tenaga
guru, jumlah siswa yang relatif sedikit, guru berhalangan hadir, atau mungkin faktor
keamanan seperti di daerah pengungsi atau daerah pedalaman.

Pada Era Digital ini, masih ada beberapa sekolah yang masih menggunakan
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) terutama di daerah daerah terpencil. Indonesia
memiliki wilayah yang luas dan terdiri dari ribuan pulau. Dalam sistem pendidikan, hal
yang tidak dapat dihindari adalah penyebaran dan distribusi guru secara merata, yang
masih menjadi suatu tantangan yang harus diatasi.
Di banyak Sekolah Dasar berukuran kecil di Indonesia, mengelompokkan anak-
anak dari beberapa jenjang kelas ke dalam satu kelas bisa menjadi salah satu cara agar
pendidikan dapat tetap berjalan. Misalnya, menggabungkan kelas tiga dan empat dalam
satu kelas. Ini yang disebut dengan model pembelajaran kelas rangkap, yaitu situasi
ketika seorang guru harus mengajar lebih dari satu kelas di waktu dan tempat yang
bersamaan. Dalam hal ini, kemampuan guru dituntut mampu mengelola kelas dengan
baik dan menjadikan siswa aktif sehingga kondisi kelas tidak gaduh atau ada siswa tidak
belajar karena guru mengajar bergantian kelas.

Pembelajaran kelas rangkap perlu dipelajari di era digital ini karena dengan
kemajuan teknologi dewasa ini dapat mengatasi tantangan – tantangan yang dihadapi
dalam pembelajaran PKR, seperti keterbatasan sarpras, murid, atau guru.Namun, guru
perlu terlebih dulu memiliki pengalaman melakukan pendekatan pembelajaran aktif,
sebelum diperkenalkan dengan model pembelajaran kelas rangkap.

Berikut contoh kasus penerapan PKR di Indonesia


Sumber Berita:

https://timesindonesia.co.id/pendidikan/352620/kekurangan-guru-116-sdn-di-
kabupaten-probolinggo-terapkan-kelas-rangkap

Untuk mengatasi kekurangan ratusan tenaga guru di Kabupaten Probolinggo,


Jawa Timur. Dinas Pendidikan setempat kini akan menerapkan kelas rangkap atau
multigrade. Penerapan pembelajaran kelas rangkap ini mulai dilakukan pada 2019
melalui pendampingan dari program INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah
Indonesia) di Kecamatan Sukapura.

2. Jelaskan prinsip-prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap dan berikan


contohnya!

PKR merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang perlu dikuasai oleh para
guru SD. Sebagai salah satu bentuk pembelajaran, PKR mengikuti pembelajaran-
pembelajaran secara umum dan khusus, adapun prinsip yang mendasari PKR ini yaitu:

1) Keserempakan Kegiatan Pembelajaran

Dalam PKR, guru menghadapi dua kelas atau lebih pada waktu yang sama. Oleh
karena itu, prinsip utama PKR adalah kegiatan pembelajaran terjadi secara bersamaan
atau serempak. Kegiatan yang terjadi secara serempak ini tentu harus bermutu dan
bermakna, artinya kegiatan tersebut mempunyai tujuan yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum/kebutuhan murid dan dikelola secara benar.

2) Kadar Tinggi Waktu Keaktifan Akademik (WKA)

Selama berlangsungnya PKR, semua murid harus secara aktif menghayati


pengalaman belajar yang bermakna, baik yang berkaitan dengan tuntutan kurikulum,
maupun yang berkaitan dengan tujuan-tujuan yang bersifat jangka panjang seperti
kemampuan berfikir kritis, mandiri, bertanggung jawab, dan bekerjasama.oleh karena
itu, PKR tidak memberi toleransi pada banyaknya WKA yang hilang karena guru
tidak terampil mengelola PKR. Misalnya, waktu tunggu yang terlampau lama,
pembentukan kelompok yang berkepanjangan atau pindah kelas yang menyita waktu.

3) Kontak Psikologis Guru Dan Murid Yang Berkelanjutan

Dalam PKR, guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar setiap dan semua
murid merasa mendapat perhatian dari guru secara terus-menerus. Agar mampu
melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai teknik. Menghadapi dua kelas atau
lebih pada saat yang sama, kemudian mampu meyakinkan murid bahwa guru selalu
berada bersama mereka, bukanlah pekerjaan yang mudah. Tindakan instruksional
adalah tindakan yang langsung berkaitan dengan penyampaian isi kurikulum, seperti
menjelaskan, memberi tugas atau mengajukan pertanyaan.

4) Dalam PKR, Terjadi Pemanfaatan Sumber Secara Efisiensi

Dalam pembelajaran, sumber dapat berupa peralatan/sarana, nara (orang), dan waktu.
Agar terjadi WKA yang tinggi, semua jenis sumber tersebut harus dimanfaatkan
secara efesien. Lingkungan, barang-barang bekas, dan segala peralatan yang ada
disekolah dapat dimanfaatkan oleh guru PKR sehingga ketiga prinsip terdahulu dapat
dipenuhi, demikian juga dengan orang dan waktu. Murid yang mempunyai
kemampuan lebih tinggi dapat dimanfaatkan sebagai tutor, dan waktu harus
dialokasikan secara cermat sehingga menghasilkan WKA yang berkadar tinggi. Oleh
karena itu, seorang guru PKR harus mampu memanfaatkan waktu secara efesien
sehingga waktu yang terbuang dapat diperkecil, bahkan dihindari.
3. Jelaskan model pembelajaran kelas rangkap 221 dan 222 beserta contoh
penerapannya disesuaikan dengan tema dalam pembelajaran kurikulum 2013!

1. Model PKR 221

Pada model PKR 221 ini, seorang guru mengajar dua kelas misalkan kelas 5 dan kelas
6, dengan dua mata pelajaran IPS dan IPA, dalam satu ruangan. Langkah-langkah
pembelajaran pada model ini, dapat diperhatikan matrik berikut ini.

Kegiatan/waktu Kelas V (IPS) Kelas VI (IPS)

1. Pendahuluan(10’) Pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan;


penjelasan skenario dan hasil belajar

2. Kegiatan Inti 1(20’) Tugas Individual Kerja Kelompok

3. Kegiatan Inti 2(20’) Kerja Kelompok Ceramah, Tanya jawab

4. kegiatan Inti 3(20’) Ceramah, kerja kelompok Diskusi, Tanya jawab

5. Penutup (10’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut.


Persiapan kegiatan belajar berikutnya.

Dalam penerapan model PKR ini, ikutilah petunjuk sebagai berikut.

a. Pada kegiatan pendahuluan, lebih kurang 10 menit pertama, guru memberikan


pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu
papan tulis dibagi dua. Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas 5
dan kelas 6. Ikuti langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akan ditempuh
selama pertemuan.

b. Pada kegiatan inti 1,2,3, lebih kurang 60 menit, terapkan aneka metode yang sesuai
dengan tujuan untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan berlangsung adakan
pemantapan, bimbingan, balikan sesuai dengan keperluan. Gunakan keterampilan
dasar mengajar yang sesuai.

c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir, berdirilah di depan kelas
menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw atas materi dan kegiatan yang
baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Kemudian berikan
tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya
atau mungkin untuk hari berikutnya.

2. Model PKR 222

Pada model pembelajaran kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas. Misalnya
kelas 5 dan kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran matematika di kelas 5 dan IPA di
kelas 6. Topik yang diajarkan tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran
berlangsung dalam dua ruangan berdekatan yang berhubungan dengan pintu.
Langkah-langkah pembelajaran dapat diperhatikan matrik berikut ini.

Kegiatan/waktu Kelas V (Matematika) Kelas VI (IPA)

1. Pendahuluan(10’) Pengantar dan pengarahan umum diberikan secara


bersama dalam dua ruangan yang berhubungan,
penjelasan skenario dan hasil belajar

2. Kegiatan Inti 1(15’) Penjelasan guru Kegiatan Kegiatan individual


individual

3. Kegiatan Inti 2(15’) Tanya jawab Kegiatan individual

4. kegiatan Inti 3(15’) Kerja individual Tanya jawab

5. kegiatan Inti 3(15’) Kerja individual Tanya jawab

5. Penutup (10’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut, tugas.


Persiapan kegiatan belajar berikutnya.

Untuk penerapan model ini, perlu diikuti petunjuk sebagai berikut.

a. Pada kegiatan pendahuluan lebih kurang 10 menit pertama, satukan murid kelas V
dan kelas VI dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan
pengantar dan pengarahan umum seperti dilakukan pada model PKR 221. Bila tidak
mungkin bisa menyatukan murid dalam satu ruangan, gunakan halaman/teras, dan bila
tidak mungkin lagi murid tetap di ruang masing-masing tetapi guru berada di pintu
yang menghubungkan antara dua kelas.
b. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit berikutnya, terapkan aneka metode yang
sesuai untuk masing-masing kelas. Yang perlu diperhatiakn adalah jangan sampai
pada saat guru sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang lain tidak ada kegiatan
sehingga murid ribut. Atur kepindahan guru dari ruang ke ruang secara seimbang,
artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat dimana guru harus
berdiri di pintu penghubung.

c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir berdirilah di pintu


penghubung menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw umum mengenai
materi dan kegiatan belajar yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan
sesuai dengan keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing-
masing kelas, kemudian persiapan untuk jam pelajaran.

d. Sebaiknya untuk menerapkan model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid
sedemikian rupa sehingga pandangan murid mengarah kedepan dan kearah pintu
penghubung.

Anda mungkin juga menyukai