Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1 PDGK4302

NAMA : SUSI SUSILAWATI (857351724)


KELAS : B (3)

Silahkan Kerjakan Latihan ini dengan benar!

No Soal Skor
1. Jelaskan secara singkat alasan-alasan mengapa pembelajaran kelas rangkap perlu 27
dipelajari di era digital ini? Berikan contoh kasus yang dapat Saudara ambil di berita
untuk menjelaskan salah satu alasan tersebut!
2. Jelaskan prinsip-prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap dan berikan 20
contohnya!
3. Jelaskan model pembelajaran kelas rangkap 221 dan 222 beserta contoh penerapannya 14
disesuaikan dengan tema dalam pembelajaran kurikulum 2013!
Skor Total 61

JAWABAN NO 1
Pembelajaran kelas rangkap perlu dipelajari di era digital ini karena dengan kemajuan
teknologi yang sangat pesat, ini dapat mengatasi tantangan – tantangan yang
dihadapi dalam pembelajaran PKR, seperti keterbatasan sarana, murid, atau
guru.Namun, guru perlu terlebih dulu memiliki pengalaman melakukan pendekatan
pembelajaran aktif, sebelum diperkenalkan dengan model pembelajaran kelas rangkap.
Sebagai contoh pemerintah Kabupaten Sukabumi, yang saat ini melaksanakan program
rintisan pembelajaran kelas r a n g k a p d i 8 s e ko l a h - s e k o l a h k e c i l ya n g b e r a d a d i
K e c a m a t a n S u r a d e . M o d e l pendekatan seperti ini sangat penting, terutama di
daerah-daerah terpencil dengan populasi penduduk yang sedikit, dan di sekolah-sekolah
yang kekurangan guru atau ruang kelas. Model seperti ini juga berguna bagi guru yang
ingin melakukan pembelajaran berdiferensiasi untuk siswa dengan kompetensi beragam.

JAWABAN NO 2
Prinsip umum psikologis-pedagogis antara lain:

1. Perbedaan individual anak dalam perkembangan kognitif, sikap, dan perilakunya


menuntut perlakuan pembelajaran yang cocok dengan tingkatannya. Misalnya perilaku
terhadap siswa kelas I tentu berbeda dengan perlakuan terhadap siswa kelas V
dikarenakan pada tingkat usia kelas I proses berpikir konkret lebih dominan, sedangkan
siswa kelas V sudah mulai dapat berpikir abstrak. (Piaget dalam Bell-Gredler:1986).
2. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar baik yang datang dari dalam diri siswa
(motivasi instrinsik) maupun yang datang dari luar diri siswa (motivasi instrumental).
Oleh karena itu pembelajaran harus diawali dengan menumbuhkan motivasi siswa agar
merasa butuh dan mau belajar. Bila sudah tumbuh, motivasi tersebut perlu dipelihara dan
malah ditingkatkan melalui berbagai bentuk penguatan (reinforcement). (Skinner dalam
Turney: 1977).
3. Belajar sebagai proses akademis dalam diri individu untuk membangun pengetahuan,
sikap, dan keterampilan melalui transformasi pengalaman. Proses tersebut dapat
dipandang sebagai suatu siklus proses pengalaman konkret (concrete experience),
pengamatan mendalam (reflective observation), pemikiran abstrak (abstract
conseptualization), dan percobaan atau penerapan secara aktif (active experimentation).
(Kolb: 1986).
4. Belajar dari teman seusia (peer group) terutama mengenai sikap dan keterampilan sosial
dapat berhasil dengan baik melalui interaksi sosial yang sengaja dirancang.
5. Pencapaian dampak instruksional (instuructional effects) dan dampak pengiring
(nurturant effect) menuntut lingkungan dan suasana belajar yang memungkinkan sisswa
dapat melakukan kegiatan belajar yang dirancang dengan baik oleh guru dan terciptanya
suasana belajar secara kontekstual.

Implementasi dari prinsip umum psikologis-pedagogis terhadap pembelajaran adalah munculnya


prinsip-peinsip didaktik-metodik sebagai berikut:

• Penganekaragaman pembelajaran agar dapat melayani perbedaan individual siswa.


• Pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar agar dapat membangkitkan,
memelihara, dan meningkatkan motivasi siswa.
• Penerapan aneka pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang berpotensi
mengaktifkan siswa dalam keseluruhan siklus proses belajar.
• Penekanan pada pencapaian dapak instruksional dan dampak pengiring.

a. Keserempakan kegiatan belajar-mengajar

Dalam PKR seorang guru dalam waktu yang bersamaan misalnya dari pukul 08.00-09.20 (2 jam
pelajaran) menangani pembelajaran IPA untuk kelas V dan IPS kelas VI. Pada saat itu siswa
kelas V dan kelas VI dalam satu atau dua ruangan secara serempak belajar di bawah bimbingan
seorang guru. Dengan prinsip ini pemanfaatan sumber daya dalam hal ini guru dan waktu yang
tersedia dapat lebih optimal.

b. Kadar tinggi waktu keaktifan akademik


Yang dimaksud dengan waktu keaktifan akademik (WKA) adalah waktu yang benar-benar
digunakan oleh siswa untuk belajar (membaca, menyimak, menulis, berlatih keterampilan,
berdiskusi). Misalnya dalam dua jam pelajaran tersedia 2 x 40’ = 80’. Selama 15’ digunakan oleh
guru untuk mengabsen, mengatur kelompok, 65’ sisanya digunakan oleh siswa untuk berbagai
kegiatan belajar. Dalam 65’ itulah siswa benar-benar melakukan kegaitan belajar atau sering
disebut juga “on-task” (Flander:1972). Bila selama 65’ itu ternyata ada sebagian waktu yang
digunakan untuk ‘ngobrol’ selain materi pelajaran atau mungkin melamun misalnya selama 10’
maka yang benar-benar dipakai belajar hanya 55’ on-task. Selama 10’ tersebut para siswa tidak
belajar atau sering sering disebut ‘off-task’ (Flander: 1972). Dengan menerapkan PKR seorang
guru dapat mengurangi lama waktu kosong karena dua kelas ditangani secara serempak
sehinggawaktu keaktifan akademik menjadi semakin tinggi.

c. Kontak psikologis guru-murid yang berkelanjutan

Dengan menerapkanPKR interaksi guru-murid baik yang berupa perhatian, pengarahan,


bimbingan pembelajaran, dan monitoring menjadi suatu proses akan berlangsung secara
bervariasi dan terus menerus terutama PKR dengan satu ruangan. Bila PKR diterapkan dalam
dua atau tiga ruangan memang ada sebagian perhatian misalnya kontak pandang guru-murid
yang terputus. Kontak psikologis guru-murid yang bervariasi ini sangat penting untuk dibangun
dan dipelihara, bila tidak maka pembinaan disiplin siswa akan berkurang.

d. Pemanfaatan sumber belajar yang efisien

Kita menyadari bahwa di sekolah dasar terutama di pedesaan sumber belajar tertulis dirasakan
sangat kurang. Banyak sekali SD yang tidak memiliki perpustakaan sekolah. Malah dalam
beberapa kasus hanya terdapat satu eksemplar buku pelajaran untuk satu kelas. Dengan
menerapkan PKR sumber belajar tertulis yang jumlahnya terbatas dapat digunakan secara
bersama-sama.

JAWABAN N0 3
KRONOLOGI KELAS RANGKAP

1. Seorang guru
2. Menghadapi dua kelas atau lebih, atau satu kelas dengan dua atau beberapa kelompok
murid yang berbeda kemampuan
3. Untuk membimbing belajar dalam satu mata pelajaran atau lebih, atau beberapa
topik yang berbeda dalam satu mata pelajaran
4. Dalam satu atau lebih dari satu ruangan
5. Pada jam pelajaran yang bersamaan

MODEL PKR

• Model PKR 221 : dua kelas/2 tingkatan, dua mata pelajaran, satu ruangan
• Model PKR 222 : dua kelas/dua tingkatan, dua mata pelajaran, dua ruangan

Sebagai contoh singkat dapt dikemukakan sebagai berikut:

• Model PKR 221 : kelas III belajar IPA, dan kelas IV belajar IPS dalam satu ruangan.
• Model PKR 222 : kelas III belajar IPA di ruangan I dan kelas IV belajar IPS di ruangan
2 yang terhubung dengan ruang 1.

Anda mungkin juga menyukai