Anda di halaman 1dari 6

Nama : Isnaenti Fat Rochimi

NIM : 857822261
Masa Registrasi : 2022.1
Semester : 3 (tiga)
Program Studi : PGSD B1
Mata Kuliah : Pembelajaran Kelas Rangkap
Kode Mata Kuliah : PDGK 4302

Tugas Tutorial 1

Silahkan Kerjakan Latihan ini dengan benar!

No Soal Skor
1. Jelaskan secara singkat alasan-alasan mengapa pembelajaran kelas 27
rangkap perlu dipelajari di era digital ini? Berikan contoh kasus yang
dapat Saudara ambil di berita untuk menjelaskan salah satu alasan
tersebut!
2. Jelaskan prinsip-prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap dan 20
berikan contohnya!
3. Jelaskan model pembelajaran kelas rangkap 221 dan 222 beserta contoh 14
penerapannya disesuaikan dengan tema dalam pembelajaran kurikulum
2013!
Skor Total 61

JAWABAN

1. Pembelajaran kelas rangkap perlu dipelajari di era digital ini karena dengan kemajuan
teknologi dewasa ini dapat menguasai tantangan-tantangan yang dihadapi dalam
pembelajaran PKR, seperti keterbatasan sarpras, murid, atau guru. Namun, guru perlu
terlebih dahulu memiliki pengalaman melakukan pendekatan pembelajaran aktif,
sebelum diperkenalkan dengan model pembelajaran kelas rangkap. Sebagai contoh
Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo menerapkan kelas rangkap untuk mengatasi
kekurangan ratusan guru. Penerapan pembelajaran kelas rangkap mulai dilakukan pada
tahun 2019 melalui pendampingan dari program INOVASI (Inovasi Untuk Anak
Sekolah Indonesia) di kecamatan Sukapura. Pembelajaran kelas rangkap dilakukan
karena Lembaga kekurangan guru dan jumlah siswa yang ada di Lembaga tersebut
kurang dari 60 siswa. Penerapan system pembelajaran kelas rangkap ini merupakan
solusi untuk mengatasi kekurangan guru karena dua kelas bisa dijadikan satu kelas.
Dengan kelas rangkap juga, rasa social anak akan tinggi dan menjadi tutor sebaya.
Dimana kelas yang lebih tinggi bisa mengajari adik kelasnya.
Model seperti ini juga berguna bagi guru yang ingin melakukan pembelajaran
berdiferensiasi untuk siswa dengan kompetensi beragam. Tujuan program rintisan ini
adalah untuk memperbaharui materi pelatihan kelas rangkap, dengan berbekal
pengalaman dari program sebelumnya; untuk meningkatkan kinerja KKG dalam
memberikan pelatihan dan dukungan; untuk meningkatkan peran pengawas, guru dan
kepala sekolah dalam mendukung kegiatan kelas rangkap; untuk mempromosikan
pembelajaran yang mengadopsi pendekatan kesetaraan gender dan pendidikan inklusif;
serta untuk memulai pelaksanaan kelas rangkap di sekolah-sekolah mitra.
Pada saat ini dengan adanya pandemi penyebaran virus covid-19 yang melanda
Indonesia bahkan dunia, menyebabkan masyarakat harus tetap dirumah agar terhindar
dari virus tersebut. Oleh karena itu pemanfaatan media digital sangat efektif digunakan
untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, untuk mengefektifkan waktu
karena siswa belajar dirumah maka pembelajaran kelas rangkap bisa dilakukan oleh
guru melalui Zoom Meeting, Google meet, google Class room dan lainnya.
2. Prinsip - Prinsip PKR
a. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Kelas Rangkap
Prinsip – prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) terbagi 2,
yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.
1. Prinsip Umum
Ada 3 prinsip umum yang mendasari PKR, antara lain :
a) Perbedaan kemampuan individual murid yang harus diperhatikan guru.
Dalam hal ini guru berperan untuk mengakomodasi kebutuhan individu
murid sebagai seorang yang unik dan membutuhkan perlakuan yang
berbeda satu dengan yang lainnya untuk mampu mencapai
perkembangan yang maksimum.
Contoh: perilaku terhadap siswa kelas I tentu berbeda dengan
perlakuan terhadap siswa kelas V dikarenakan pada tingkat usia kelas
I proses berpikir konkret lebih dominan, sedangkan siswa kelas V
sudah mulai dapat berpikir abstrak. (Piaget dalam Bell-Gredler:1986).
b) Membangkitkan motivasi belajar murid. Sebagaimana kita ketahui
bahwa motivasi sangat penting dimiliki oleh setiap murid dalam
belajar. Motivasi mampu menjadi energi dan penyemangat yang dapat
menggerakkan murid untuk belajar, yakni mengalami perubahan
perilaku dari tidak tahu menjadi tahu. Oleh karana itu, guru PKR harus
senantiasa memotivasi murid – muridnya untuk mau belajar baik
dengan kehadiran gurunya maupun tanpa guru dengan belajar secara
mandiri.
Contoh: pembelajaran harus diawali dengan menumbuhkan motivasi
siswa agar merasa butuh dan mau belajar. Bila sudah tumbuh, motivasi
tersebut perlu dipelihara dan malah ditingkatkan melalui berbagai
bentuk penguatan (reinforcement). (Skinner dalam Turney: 1977).
c) Belajar hanya terjadi jika murid aktif sehingga guru harus berusaha
mengaktifkan murid. Dalam proses belajar individulah yang aktif
sehingga dalam PKR guru harus membiasakan muridnya belajar
mandiri. Guru dapat menumbuhkan proses belajar mandiri dengan cara
menciptakan iklim belajar yang baik, yaitu dengan suasana yang
hangat, menyenangkan, dan menarik.
b. Prinsip Khusus
Ada 4 prinsip khusus dalam PKR, antara lain :
1) Keserempakan kegiatan pembelajaran. Dalam PKR kegiatan belajar
mengajar terjadi secara serempak atau bersamaan. Kegiatan tersebut harus
memiliki makna, artinya kegiatan itu harus sesuai dengan kebutuhan murid dan
mempunyai tujuan yang sesuai dengan kurikulum.
Contohnya: dari pukul 07.30 – 08.10 (2 jam pelajaran) menangani
pembelajaran IPA untuk kelas V dan IPS kelas VI. Pada saat itu siswa kelas V
dan kelas VI dalam satu atau dua ruangan secara serempak belajar dibawah
bimbingan seorang guru. Dengan prinsip ini pemanfaatan sumber daya dalam
hal ini guru, dan waktu yang tersedia dapat lebih optimal.
2) Kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA). Perlu kita ketahui bahwa
kualitas dan lamanya kegiatan pembelajaran berlangsung menentukan tinggi
rendahnya kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA). PKR tidak member
toleransi pada banyaknya WKA yang hilang karena guru tidak terampil
mengelola kelas. Oleh karena itu, guru PKR harus pandai – pandai dalam
mengelola kelas karena guru mengajar lebih dari satu tingkatan kelas.
Contohnya: dalam dua jam pelajaran tersedia waktu 2 X 35’ = 70’. Selama 10’
digunakan oleh guru untuk mengabsen, mengatur kelompok, 60’ sisanya
digunakan oleh siswa untuk berbagai kegiatan belajar. Dalam 60’ itulah siswa
benar-benar melakukan kegiatan belajar atau sering juga disebut “on task”
(Flander : 1972). Bila selama 60’ itu ternyata ada sebagian waktu yang
digunakan untuk “ngobrol” selain materi pelajaran atau mungkin melamun
misalnya selama 10’ maka benar-benar dipakai belajar hanya 50’ (on-task).
Selama 10’ tersebut para siswa tidak belajar atau sering disebut “off-task”
(Flanders : 1972). Dengan menerapkan PKR seorang guru dapat mengurangi
lama waktu kosong karena dua kelas ditangani secara serempak. Atau dengan
kata lain waktu keaktifan akademik menjadi semakin tinggi.
3) Kontak psikologis guru dan murid yang berkelanjutan. Guru PKR harus
selalu berusaha dengan berbagai cara agar setiap dan semua murid merasa dan
mendapat perhatian dari guru secara terus menerus. Agar mampu melakukan hal
ini, guryu harus menguasai berbagai teknik. Menghadapi dua kelas atau lebih
pada saat yang sama, kemudian mampu meyakinkan murid bahwa guru selalu
berada bersama mereka, bukanlah pekerjaan yang mudah. Guru harus mampu
melakukan tindakan instruksional dan tindakan pengelolaan yang tepat.
Tindakan instruksional adalah tindakan yang langsung berkaitan dengan
penyampaian isi kurikulum, seperti menjelaskan, memberi tugas atau
mengajukan pertanyaan. Tindakan pengelolaan adalah tindakan yang berkaitan
dengan penciptaan dan pengembalian kondisi yang optimal.
Contohnya: Bila PKR diterapkan dalam dua atau tiga ruangan memang ada
sebagian perhatian misalnya kontak pandang guru-murid yang terputus. Kontak
psikologis guru-murid yang bervariasi ini sangat penting untuk dibangun dan
dipelihara. Bila tidak, maka pembinaan disiplin siswa akan berkurang,
menunjukkan sikap tanggap dan peka, mengatur tempat duduk sehingga semua
murid dapat memandang guru, memberi petunjuk yang jelas atau menegur
murid yang gaduh selama pelajaran berlangsung. Mengunjungi murid yang
sedang bekerja dalam kelompok atau bekerja sendiri, merupakan salah satu
contoh untuk memelihara kontak psikologis guru-murid secara berkelanjutan
4) Pemanfaatan sumber secara efisien. Guru PKR harus pandai dalam
memanfaatkan berbagai jenis sumber secara efisien. Seperti, lingkungan belajar
dan segala peralatan yang ada di sekolah. Guru juga dapat menunjuk murid yang
pandai sebagai tutor sebaya sehingga dapat menghasilkan Waktu Keaktifan
Akademik yang tinggi (WKA).
Contohnya: Di sekolah dasar terutama di pedesaan sumber belajar tertulis
dirasakan sangat kurang. Banyak sekali SD yang tidak memiliki perpustakaan
sekolah. Malah dalam beberapa kasus hanya terdapat satu eksemplar buku
pelajaran untuk satu kelas. Dengan menerapkan PKR sumber belajar tertulis
yang jumlahnya terbatas dapat digunakan secara bersama-sama.
3. Model-Model Pembelajaran Kelas Rangkap:
a. Model PKR 221 (PKR Murni)
Model PKR 221 merupakan model pembelajaran kelas rangkap yang
menggabungkan dua kelas dengan dua mata pelajaran yang berbeda dan
dilaksanakan dalam satu ruangan.
• Contoh:
Pada model PKR 221 ini, seorang guru mengajar dua kelas misalkan kelas 5
dan kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran IPA dengan topik sumber daya
alam di kelas 5, dan mata pelajaran IPS topik sumber kekayaan alam di kelas
6. Kedua topik memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung
dalam satu ruangan. Langkah-langkah pembelajaran pada model ini, dapat
diperhatikan matrik berikut ini.

Kelas VI
Kelas V
IPS
Kegiatan/waktu IPA
Sumber Kekayaan
Sumber Daya Alam
Alam
Pendahuluan (10’) Pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan;
penjelasanskenario dan hasil belajar

Kegiatan Inti 1 (15’) Kerja Kelompok Kerja Kelompok

Kegiatan Inti 2 (15’) Kerja Kelompok Kerja Kelompok

Kegiatan Inti 3 (15’) Penyajian hasil kerja Laporan hasil diskusi


kelompok kelompok
Kegiatan Inti 4 (15’) Diskusi Kelas Laporan hasil diskusi
kelompok
Penutup (10’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut.
Persiapan kegiatan jam belajar berikutnya.

Dalam menerapkan model PKR ini, ikutilah petunjuk sebagai berikut.

❖ Pada kegiatan pendahuluan, lebih kurang 10 menit pertama, guru memberikan


pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu
papan tulis dibagi dua. Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas
5 dan kelas 6. Ikuti langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akan
ditempuh selama pertemuan.
❖ Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit, terapkan aneka metode yang sesuai
dengan tujuan untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan berlangsung adakan
pemantapan, bimbingan, balikan sesuai dengan keperluan. Gunakan keterampilan
dasar mengajar yang sesuai.
❖ Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir , berdirilah di depan kelas
menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw atas materi dan kegiatan yang
baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Kemudian
berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan
berikutnya atau mungkin untuk hari berikutnya
b. Model PKR 222 (PKR Modifikasi)
Model PKR 222 merupakan model pembelajaran kelas rangkap dimana guru
mengajar dua kelas secara bersamaan dengan dua mata pelajaran yang berbeda
namun dilaksanakan dalam dua ruangan.
❖ Contoh:
Pada model pembelajaran kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas.
Misalnya kelas 5 dan kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran matematika topik
Bangun Ruang di kelas 5 dan mata pelajaran IPA topik Tumbuhan Hijau di kelas
6. Topik yang diajarkan tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran
berlangsung dalam dua ruangan berdekatan yang berhubungan dengan pintu.
Langkah-langkah pembelajaran dapat diperhatikan matrik berikut ini.

Kegiatan/ waktu Kelas V Matematika Kelas VI IPA


Bangun Ruang Tumbuhan Hijau
Pendahuluan (10’) Pengarahan umum diberikan secara bersama
dalam dua ruangan yang berhubungan, penjelasan
scenario, dan hasil belajar
Kegiatan Inti 1 (15’) Penjelasan guru Kerja individual
Kegiatan Inti 2 (15’) Tanya jawab Kerja individual
Kegiatan Inti 3 (15’) Kerja individu Tanya jawab
Kegiatan Inti 4 (15’) Kerja individual Tanya jawab
Penutup (10’) (S 80 Review umum, pergantian, penguatan, tindak
menit) lanjut, tugas, pengantar jam pelajaran berikutnya.
Untuk menerapkan model ini Anda perlu mengikuti petunjuk sebagai berikut.

❖ Pada kegiatan pendahuluan lebih kurang 10 menit pertama, satukan murid kelas 5
dan kelas 6 dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan
pengantar dan pengarahan umum seperti yang Anda lakukan pada model PKR 221.
Bila tidak mungkin bisa menyatukan murid dalam satu ruangan, gunakan
halaman/teras, dan bila tidak mungkin lagi murid tetap di ruang masing-masing
tetapi guru berada di pintu yang menghubungkan antara dua kelas.
❖ Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit berikutnya, terapkan aneka metode yang
sesuai untuk masing-masing kelas. Yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai
pada saat Anda sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang lain tidak ada
kegiatan sehingga murid ribut. Atur kepindahan Anda dari ruang ke ruang secara
seimbang, artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat
dimana Anda harus berdiri di pintu penghubung.
❖ Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir berdirilah di pintu
penghubung menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw umum mengenai
materi dan kegiatan belajar yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan
sesuai dengan keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas untuk
masing-masing kelas, kemudian persiapan untuk jam pelajaran berikutnya.
❖ Sebaiknya untuk menerapkan model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid
sedemikian rupa sehingga pandangan murid mengarah kedepan dan kearah pintu
penghubung.

Anda mungkin juga menyukai